D. Pembahasan
1. Kemampuan Pemecahan Masalah pada Tes Kemampuan Awal
a. Kemampuan Pemecahan Masalah Berdasarkan Jumlah Siswa yang
Menyelesaikan Indikator Soal sesuai Langkah Pemecahan Masalah Berdasarkan Tabel 4.18, dapat dilihat bahwa hanya ada 5 siswa
yang mampu menyelesaikan permasalahan pada tes kemampuan awal sesuai langkah-langkah pemecahan masalah dan indikator soal. Ke-5
siswa tersebut adalah S.8, S.16, S.25, S.32, dan S.10. S.8 dapat menyelesaikan soal menentukan jarak tempuh sesuai dengan langkah-
langkah pemecahan masalah. S.16, S.25, S.32 dapat menyelesaikan soal menentukan luas sebuah lingkaran sesuai dengan langkah-
langkah pemecahan masalah. Sedangkan S.10 dapat menentukan keliling sebuah lingkaran sesuai langkah-langkah pemecahan
masalah. Namun tidak ada siswa yang mampu menyelesaikan soal menghitung keliling dan luas benda yang mengandung bentuk
lingkaran sesuai langkah pemecahan masalah. Hasil
yang diperoleh
menunjukkan bahwa
rendahnya kemampuan pemecahan masalah siswa karena siswa belum bisa
menyelesaikan permasalahan sesuai langkah-langkah pemecahan masalah. Berdasarkan Tabel 4.17, dapat dilihat bahwa sebenarnya
siswa sudah menguasai dan mendalami langkah memahami masalah karena banyak siswa yang mampu menyelesaikan langkah ini.
Namun, siswa
belum menguasai
dan mendalami
langkah
merencanakan penyelesaian. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya jumlah
siswa yang
menyelesaikan langkah
merencanakan penyelesaian. Kesalahan siswa terjadi ketika siswa menghitung jari-
jari atau diameter lingkaran dan siswa kurang teliti dan salah dalam melakukan perhitungan. Hal ini berdampak pada langkah selanjutnya
yaitu langkah menyelesaikan rencana penyelesaian dan langkah memeriksa kembali.
b. Kemampuan Pemecahan Masalah berdasarkan Rata-rata tiap Langkah
Pemecahan Masalah Berdasarkan Tabel 4.19, dapat dilihat rata-rata yang diperoleh
siswa dari hasil pengerjaan tes kemampuan awal. Kriteria yang digunakan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah
berdasarkan rata-rata tiap langkah pemecahan masalah adalah pedoman penilaian dibuat Morris dan Gibbon 1986: 142. Pada
langkah memahami masalah diperoleh rata-rata sebesar 64,29 dan termasuk kriteria sedang. Pada langkah merencanakan rencana
penyelesaian diperoleh rata-rata sebesar 19,99 dan termasuk kriteria sangat rendah. Pada langkah melaksanakan rencana penyelesaian
diperoleh rata-rata sebesar 5,7 dan termasuk kriteria sangat rendah. Pada langkah memeriksa kembali diperoleh rata-rata sebesar 3,57
dan termasuk kriteria sangat rendah. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kemampuan
pemecahan masalah siswa berdasarkan rata-rata tiap langkah
pemecahan masalah masih rendah. Hal ini dikarenakan hanya ada satu langkah pemecahan masalah yang termasuk kriteria sedang,
sedangkan tiga langkah pemecahan masalah yang lain termasuk kriteria sangat rendah. Hasil yang diperoleh ini serupa dengan hasil
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Shinta Sari, Sri Elniati, dan Ahmad Fauzan pada tahun 2014.
c. Kemampuan Pemecahan Masalah berdasarkan Kriteria Ketuntasan
Minimal KKM Berdasarkan Tabel 4.20, dapat dilihat pencapaian nilai siswa
pada tes kemampuan awal dibandingkan dengan KKM yang ditentukan oleh sekolah yaitu 75. Berdasarkan Tabel 4.20, tidak ada
siswa yang mendapatkan nilai memenuhi KKM atau 75. Nilai tes
kemampuan awal tertinggi diperoleh S.16 dengan nilai sebesar 65. Sedangkan nilai terendah diperoleh S.36 dengan nilai sebesar 8.
Sedangkan rata-rata yang diperoleh oleh seluruh siswa adalah 28,14. 2.
Keterlaksanaan Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah untuk mata pelajaran
matematika dengan materi keliling dan luas lingkaran di kelas VIIIA SMP Pangudi Luhur Moyudan tahun pelajaran 20162017 terlaksana sebanyak 4
kali pertemuan. Pembelajaran menggunakan tahap-tahap pembelajaran berbasis masalah, yaitu: mengorientasikan siswa kepada masalah,
mengorganisasikan siswa untuk belajar, membantu penyelidikan mandiri dan kelompok, mengembangkan dan mempresentasikan hasil karya serta
pameran, serta menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
Pembelajaran berbasis masalah yang pertama dilaksanakan pada pertemuan penelitian yang kedua yaitu pada hari selasa, 21 Februari 2017
dengan kegiatan pembelajaran menentukan nilai pi dan menentukan
rumus keliling lingkaran dengan alat peraga. Pertemuan pembelajaran kedua dilaksanakan pada pertemuan penelitian yang ketiga yaitu pada hari
rabu, 22 Februari 2017 dengan kegiatan pembelajaran menggunakan rumus keliling lingkaran dalam pemecahan masalah. Pertemuan
pembelajaran ketiga dilaksanakan pada pertemuan penelitian keempat yaitu pada hari kamis, 23 Februari 2017 dengan kegiatan pembelajaran
menentukan rumus luas lingkaran dengan alat peraga. Pertemuan pembelajaran keempat dilaksanakan pada pertemuan penelitan kelima
yaitu pada hari selasa, 28 Februari 2017 dengan kegiatan pembelajaran menggunakan rumus luas lingkaran dalam pemecahan masalah. Semua
pembelajaran dilaksanakan pada pukul 07.00 - 08.20 WIB. Disetiap
pertemuan pembelajaran
dilakukan observasi
keterlaksanaan pembelajaran. Data pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah terdiri dari keterlaksanaan kegiatan guru dan kegiatan siswa yang
diamati berdasarkan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup. Persentase kegiatan guru dalam pembelajaran berbasis masalah dapat dilihat melalui
Grafik 4.10 berikut ini :
97,62 2,38
Kegiatan Guru
Terlaksana Tidak terlaksana
97.62 97.62
95.24 100
92.00 93.00
94.00 95.00
96.00 97.00
98.00 99.00
100.00 101.00
Kedua Ketiga
Keempat Kelima
Per sen
tase
Pertemuan ke-
Persentase Kegiatan Guru dalam Pembelajaran
Kegiatan Guru
Grafik 4.10 Persentase Kegiatan Guru Setiap Pertemuan Pembelajaran
Berdasarkan Grafik 4.10 dapat dilihat bahwa pada pertemuan kedua, persentase kegiatan guru adalah 97,62. Pada pertemuan ketiga,
persentase kegiatan guru adalah 97,62. Pada pertemuan keempat, persentase kegiatan guru adalah 95,24 dan pada pertemuan kelima,
persentase kegiatan guru adalah 100. Sehingga rata-rata persentase keterlaksanaan kegiatan guru secara keseluruhan adalah 97,62 atau
disajikan dalam Grafik 4.11 berikut ini :
Grafik 4.11 Persentase Kegiatan Guru secara Keseluruhan
Sedangkan grafik persentase kegiatan siswa dalam pembelajaran berbasis masalah disajikan dalam Grafik 4.12 berikut ini:
79.36 95.24
90.47 89.29
0.00 20.00
40.00 60.00
80.00 100.00
120.00
Kedua Ketiga
Keempat Kelima
P er
sent a
se
Pertemuan ke-
Kegiatan Siswa
Kegiatan Siswa
88,59 11,41
Kegiatan Siswa
Terlaksana Tidak terlaksana
Grafik 4.12 Persentase Kegiatan Siswa Setiap Pertemuan Pembelajaran
Berdasarkan Grafik 4.12 dapat dilihat bahwa pada pertemuan kedua, persentase kegiatan siswa adalah 79,36. Pada pertemuan ketiga,
persentase kegiatan siswa adalah 95,24. Pada pertemuan keempat, persentase kegiatan siswa adalah 90,47 dan pada pertemuan kelima,
persentase kegiatan siswa adalah 89,29. Sehingga rata-rata dari persentase keterlaksanaan kegiatan siswa secara keseluruhan adalah
88,59 atau disajikan dalam Grafik 4.13 berikut ini :
Grafik 4.13 Persentase Kegiatan Siswa secara Keseluruhan
Berdasarkan penjelasan di atas, diperoleh hasil bahwa persentase rata-rata keterlaksanaan kegiatan guru adalah 97,62 dan persentase
keterlaksanaan kegiatan siswa adalah 88,59. Kedua hasil ini menunjukkan bahwa keterlaksanaan keseluruhan pembelajaran berbasis
masalah lebih dari 80, maka dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran berbasis masalah pada materi keliling dan luas lingkaran di
kelas VIIIA semester genap tahun ajaran 20162017 SMP Pangudi Luhur Moyudan telah terlaksana secara baik dan efektif karena terlaksananya
semua tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan adanya partisipasi aktif dari guru maupun siswa.
3. Perkembangan Kemampuan Pemecahan Masalah
Perkembangan kemampuan pemecahan masalah dapat dilihat berdasarkan jumlah siswa yang melaksanakan langkah pemecahan
masalah, rata-rata tiap langkah pemecahan masalah, dan berdasarkan KKM serta rata-rata hasil tes seluruh siswa.
a. Perkembangan Kemampuan Pemecahan Masalah Berdasarkan Jumlah Siswa yang Menyelesaikan Indikator Soal sesuai Langkah Pemecahan
Masalah Jika dilihat berdasarkan banyaknya siswa yang menyelesaikan
permasalahan yang diberikan sesuai dengan langkah pemecahan masalah yaitu: memahami masalah, merencanakan penyelesaian,
menyelesaikan rencana penyelesaian, dan memeriksa kembali, maka
dapat dilihat telah terjadi perkembangan seperti disajikan pada Tabel 4.25 berikut ini :
Tabel 4.25 Perbandingan Jumlah Siswa yang Menyelesaikan Indikator Soal
sesuai Langkah Pemecahan Masalah
Indikator Soal Tes Kemampuan
Awal Tes Hasil Belajar
Siswa Jumlah
Siswa Jumlah
Menentukan Jarak tempuh S.8 1
S.10, S.21, S.27 3
Menentukan Luas sebuah Lingkaran
S.16, S.25, S.32
3 S.6, S.7, S.16, S.22,
S.26, S.28, S.35, S.36
8
Menentukan Keliling sebuah Lingkaran
S.10 1
S.6, S.8, S.9, S.15, S.16, S.22, S.27,
S.28, S.31, S.36 10
Menghitung Keliling dan Luas Benda yang
mengandung bentuk lingkaran
- S.25, S.27
2
Berdasarkan Tabel 4.25 dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan jumlah siswa yang berhasil menyelesaikan permasalahan
sesuai indikator soal dan langkah pemecahan masalah. Pada indikator soal tentang menggunakan konsep jarak, jumlah siswa pada tes
kemampuan awal yang berhasil menyelesaikan permasalahan sebanyak 1 siswa sedangkan pada tes hasil belajar sebanyak 3 siswa.
Namun dari 1 siswa yaitu berhasil pada tes kemampuan awal yaitu S.8 tidak
mampu mempertahankan
keberhasilan menyelesaikan
permasalahan pada tes hasil belajar dikarenakan siswa S.8 mengalami pengurangan nilai karena tidak menuliskan rumus. Pada indikator soal
tentang menentukan luas sebuah lingkaran jumlah siswa pada tes kemampuan awal yang berhasil menyelesaikan permasalahan
sebanyak 3 siswa sedangkan pada tes hasil belajar sebanyak 8 siswa. Namun dari 3 siswa yang berhasil pada tes kemampuan awal hanya 1
siswa yaitu S.16 yang mampu mempertahankan keberhasilan menyelesaikan permasalahan pada tes hasil belajar sedangkan S.25
dan S.32 tidak mampu mempertahankan keberhasilan menyelesaikan permasalahan pada tes hasil belajar dikarenakan siswa S.25 kurang
teliti dan salah dalam perhitungan dan S.32 salah dalam menentukan jar-jari. Pada indikator soal menentukan keliling sebuah lingkaran
jumlah siswa pada tes kemampuan awal yang berhasil menyelesaikan permasalahan sebanyak 1 siswa sedangkan pada tes hasil belajar
sebanyak 10 siswa. Namun dari 1 siswa yaitu berhasil pada tes kemampuan awal yaitu S.10 tidak mampu mempertahankan
keberhasilan menyelesaikan permasalahan pada tes hasil belajar dikarenakan siswa S.10 kurang teliti dan salah dalam menghitung jari-
jari lingkaran. Pada indikator soal menghitung keliling dan luas benda yang mengandung bentuk lingkaran mengalami peningkatan, karena
pada tes kemampuan awal tidak ada siswa yang berhasil menyelesaikan permasalahan sedangkan pada tes hasil belajar
sebanyak 2 siswa telah berhasil menyelesaikan permasalahan. b.
Perkembangan Kemampuan Pemecahan Masalah Berdasarkan Rata- rata Tiap Langkah Pemecahan Masalah
Jika perkembangan kemampuan pemecahan masalah dilihat berdasarkan rata-rata tiap langkah pemecahan masalah dan melihat
64.29
19.99 5.71
3.57 83.33
34.03 16.67
27.88
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00 90.00
Memahami Merencanakan Menyelesaikan
Memeriksa
P er
se n
tase
Langkah Pemecahan Masalah Rata-Rata Langkah Pemecahan Masalah
Tes Awal Tes Hasil Belajar
Tabel 4.19 dan Tabel 4.23 maka diperoleh hasil bahwa pada langkah memahami masalah memiliki rata-rata sebesar 64,29 pada tes
kemampuan awal sedangkan pada tes hasil belajar sebesar 83,33 dan termasuk kriteria tinggi. Pada langkah merencanakan
penyelesaian diperoleh hasil rata-rata tes kemampuan awal sebesar 19,99 sedangkan pada tes hasil belajar sebesar 34,03 dan termasuk
kriteria rendah. Pada langkah menyelesaikan rencana penyelesaian diperoleh hasil rata-rata tes kemampuan awal sebesar 5,71
sedangkan pada tes hasil belajar sebesar 16,67 dan termasuk kriteria sangat rendah. Dan pada langkah memeriksa kembali diperoleh hasil
rata-rata tes kemampuan awal sebesar 3,57 sedangkan pada tes hasil belajar sebesar 27,88 dan termasuk kriteria rendah. Perbandingan
rata-rata tiap indikator kemampuan pemecahan masalah ini dapat dilihat pada Grafik 4.14 di bawah ini :
Grafik 4.14 Persentase Perbandingan Rata-Rata Setiap Langkah
Pemecahan Masalah
Berdasarkan Grafik 4.14, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan rata-rata setiap langkah pemecahan masalah yang dilihat
dari tes kemampuan awal dan tes hasil belajar. Dari keempat langkah pemecahan masalah, dapat dilihat bahwa langkah ke-3 atau atau
langkah menyelesaikan rencana penyelesaian lebih rendah dibandingkan dengan ketiga langkah yang lain.
c. Perkembangan Kemampuan Pemecahan Masalah Berdasarkan
Kriteria Ketuntasan Minimal KKM dan Rata-Rata Nilai Seluruh Siswa
Selain dilihat berdasarkan jumlah siswa yang mencapai indikator kemampuan pemecahan masalah dan rata-rata tiap
indikator kemampuan pemecahan masalah, kemampuan pemecahan masalah dapat dilihat berdasarkan KKM dan rata-rata nilai seluruh
siswa. Berdasarkan Tabel 4.20 dan 4.24, dapat dilihat bahwa tidak
ada siswa pada tes kemampuan awal yang memperoleh nilai yang memenuhi KKM. Sedangkan pada tes hasil belajar, terdapat 11 siswa
yang memperoleh nilai yang memenuhi KKM. Hal ini menunjukkan telah terjadi peningkatan jumlah siswa yang memperoleh nilai
berdasarkan KKM yaitu sebanyak 11 siswa. Jika dilihat berdasarkan nilai rata-rata seluruh siswa, rata-rata
nilai seluruh siswa pada tes kemampuan awal adalah 28,14 sedangkan rata-rata nilai seluruh siswa pada tes hasil belajar adalah
56,24. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan rata- rata nilai tes kemampuan awal sebesar 28,1. Meskipun begitu, secara
keseluruhan hasil belajar siswa masih kurang maksimal karena rata- rata nilai seluruh siswa adalah 56,24 yang berarti bahwa belum
memenuhi KKM.
E. Kelemahan dalam Penelitian