Pihak Bank Rakyat Indonesia

8 Tidak dapat dipungkiri bahwa dengan adanya peraturan internal perbankan yang berlaku dalam PT. Bank Rakyat Indonesia maka otomatis BRI Cabang Sukoharjo pun memiliki aturan tersendiri perihal penerbitan sertifikat deposito. Dalam perkembangan di masyarakat, banyak teori yang berkembang salah satunya adalah Malayu S.P. Hasibuan yang mengatakan bahwa: “Sertifikat deposito adalah deposito berjangka atas unjuk dan dapat diperjualbelikan oleh pemiliknya sebelum jatuh tempo, dan bunganya dapat dibayar di muka. Sertifikat deposito hanya dapat diterbitkan dan diedarkan oleh suatu bank yang telah mendapat izin khusus dari Bank Indonesia. Izin ini meliputi total keseluruhan sertifikat deposito, nilai nominal per lembar dan jangka waktu sertifikat deposito tersebut. Jenis deposito terdapat dalam rupiah valuta sendiri dan valuta asing valas”. Deposito berjangka itu sendiri adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan. Dalam hal ini penulis dapat mengungkap adanya persamaan antara deposito berjangka dan sertifikat deposito yaitu adanya jangka waktu yang tertentu yaitu jatuh tempo sebagai waktu untuk melakukan pencairan dana. D. Upaya yang dilakukan dalam menyelesaikan sengketa bilamana pemegang sertifikat deposito tidak dapat mencairkan dana di Bank Beberapa upaya yang ditempuh dalam dalam menyelesaikan sengketa bilamana pemegang tidak dapat mencairkan dana di Bank. Adapun upaya penyelesaian sengketa tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pihak Bank Rakyat Indonesia

Dalam upaya menyelesaikan sengketa dimana terjadi penolakan pembayaran kepada pemegang sertifikat deposito karena yang mencairkan bukan pemilik pertama, BRI Cabang Sukoharjo menolak untuk mengganti kerugian untuk pemegang tersebut, BRI Cabang Sukoharjo hanya menjalankan kewajiban sesuai dengan peraturan yang berlaku khususnya peraturan internal bank sambil menunggu konfirmasi dari pihak polisi yang mengadakan penyelidikan. Guna mengantisipasi adanya pencairan deposito yang dilakukan bukan pemilik pertama deposito, maka sejak awal tahun 2008 BRI Cabang Sukoharjo sudah mulai mensosialisasikan produk sertifikat 9 deposito yang telah dimodifikasi oleh Bank Rakyat Indonesia. Produk tersebut termasuk sebagai salah satu produk jasa layanan kepada nasabah yang berupa simpanan yang berupa sertifikat deposito. Produk tersebut diberi nama SERTIBRI. SERTIBRI adalah Sertifikat Deposito Bank Rakyat Indonesia dengan jangka waktu tetap fixed time, dapat diperjualbelikan atau dipindah tangankan pada pihak ketiga. Sasaran SERTIBRI adalah: a. SERTIBRI dapat dipasarkan kepada seluruh lapisan masyarakat baik perorangan maupun institusional kecuali bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank LKBB. b. SERTIBRI dapat dilayani di kantor cabang BRI atau di BRI Unit. c. SERTIBRI yang dipasarkan di Kantor Cabang BRI maksimum Rp. 1 Milyar per nasabah. Sedangkan apabila nasabah menghendaki pembelian SERTIBRI di atas Rp. 1 Milyar, agar menghubungi Kantor Pusat Divisi Treasury. Ketentuan dan syarat SERTIBRI adalah: a. Jangka waktu SERTIBRI adalah: 1 bulan; 2 bulan; 3 bulan; 6 bulan; 12 bulan; dan 24 bulan. b. SERTIBRI tidak dapat dicairkan sebelum jatuh tempo fixed time. c. Nominal SERTIBRI maksimum Rp. 5.000.000. d. SERTIBRI di kantor cabang BRI dijual dengan 4 empat macam nilai nominal, yaitu: 1 SERTIBRI A nominal Rp. 1.000.000,- 2 SERTIBRI B nominal Rp. 5.000.000,- 3 SERTIBRI C nominal Rp. 10.000.000,- 4 SERTIBRI D nominal Rp. 25.000.000,- e. Pemberian kode dilakukan di Kantor Cabang BRI Induknya. f. Penandatanganansigner dilakukan oleh pimpinan cabang atau pejabat kantor cabang yang ditunjuk. Sedangkan maker dan checker dilakukan di BRI Unit. Suku bunga sertifikat deposito BRI Cabang Sukoharjo SERTIBRI adalah: a. Besar suku bunga sama dengan suku bunga Deposito BRI. 10 b. Pemberian suku bunga negosiasi untuk SERTIBRI tidak diperkenankan, dengan kata lain suku bunga SERTIBRI maksimum sebesar counter rate. c. Bunga SERTIBRI diperhitungkan dan dibayar di muka diskonto discounted. Ketentuan mengenai kehilangan bilyet SERTIBRI bila terjadi hal sebagai berikut: Apabila kantor cabang BRI menerima laporan dari nasabah yang bersangkutan yang dikeluarkan oleh pihak yang berwajib kepolisian, permintaan pihak lain yang telah menyerahkan SERTIBRI harus ditangguhkan sampai dengan permasalahannya jelas dan selesai terlebih dahulu. Oleh karena itu kantor cabang BRI, dalam hal ini adalah BRI Cabang Sukoharjo, harus menahan bilyet SERTIBRI tersebut untuk kemudian melaporkan pada pihak yang berwajib dan nasabah yang kehilangan SERTIBRI tersebut. Apabila bukti penyelesaian sudah diterima dari yang berwajib, barulah pembayaran dilaksanakan kepada yang berhak. Guna mengantisipasi apabila dikemudian hari sertifikat deposito milik nasabah hilang dan dicuri oleh orang lain, maka BRI Cabang Sukoharjo melakukan Modifikasi Sertifikat Deposito. Sertifikat deposito yang diterbitkan oleh BRI Cabang Sukoharjo yang diberi nama SERTIBRI seperti SERTIBRI yang terbit baik di kantor pusat, kantor cabang, maupun kantor unit, juga memiliki perbedaan dengan sertifikat deposito pada umumnya, yaitu: a. SERTIBRI tidak menggunakan klausula atas tunjukkepada pembawa sehingga tidak dengan mudah bisa dipindahtangankan atau diperjual belikan. Maka hanya pemegang pertama sebagai pemegang asli yang paling berhak dan memiliki legitimasi untuk mencairkan dana. b. Pemindahtanganan sertifikat deposito atau SERTIBRI haruslah dengan surat kuasa dimana pemegang yang baru ketika akan mencairkan dana, harus membawa dokumen serta bukti-bukti yang menyatakan bahwa dialah orang yang berhak atas SERTIBRI tersebut. c. Di dalam SERTIBRI selain nomor kodeseri, juga tercantum Bank Rakyat Indonesia sebagai pihak yang wajib melakukan pembayaranpencairan dana, alamat dari kantor cabang tempat pencairan dana tersebut, serta yang paling menonjol adalah di dalam SERTIBRI tersebut tercantum identitas pemegang. 11 Dengan adanya modifikasi tersebut, maka hak dan kewajiban para pihak pun menjadi berbeda karena ada perbedaan mendasar dengan sertifikat deposito yang diatur dalam undang-undang. Adapun hak dan kewajiban BRI dan NasabahPemegang Sertifikat Deposito adalah sebagai berikut: a. Hak Dan Kewajiban Bank Rakyat Indonesia Hak Bank: 1 Menilai keaslian identitas pemegang ketika hendak mencairkan danasejumlah uang yang tercantum dalam SERTIBRI. 2 Menolak pembayaranpencairan dana jika setelah diteliti pemegang bukanlah pemegang asli SERTIBRI. Kewajiban Bank: 1 Mengeluarkanmenerbitkan sertifikat deposito yang juga dikenal sebagai Sertifikat Deposito Bank Rakyat Indonesia SERTIBRI. 2 Menandatangani SERTIBRI. 3 Mengecek keaslian identitas pemegang ketika pemegang hendak mencairkan dana. 4 Membayar sejumlah uang yang tercantum dalam sertifikat deposito ketika telah jatuh tempo. 5 Membayar bunga dari sertifikat deposito tersebut. b. Hak Dan Kewajiban NasabahPemegang Sertifikat Deposito Hak Nasabah pemegang sertifikat deposito: 1 Menerima pembayaran atau pencairan dana sesuai dengan yang tercantum dalam SERTIBRI. 2 Menerima pembayaran bunga. 3 Bisa menjaminkan SERTIBRI tersebut sebagai pinjaman. 4 Bisa mewariskan SERTIBRI kepada ahli waris. Kewajiban Nasabah pemegang sertifikat deposito: 1 Menjaga bilyet SERTIBRI agar tidak hilang. 2 Melaporkan pada pihak yang berwajib jika SERTIBRI hilang, serta melaporkan pada pihak bank agar SERTIBRI milik nasabah tersebut diblokir. Dengan kata lain bila Sertifikat Deposito hilang, pemegang harus membuat berita kehilangan dari polsek kelurahan setempat 12 wilayah tempat tinggal pemegang, setelah itu melapor ke BRI agar nomor Rekening nasabah untuk Sertifikat Deposito tersebut dapat diblokir. 3 Menyatakan dalam surat peralihan hak yang ditandatangani olehnya, yang memberikan kuasa kepada pihak lain untuk menerima pencairan dana, bila SERTIBRI tersebut dipindahtangankan. Dengan uraian mengenai SERTIBRI tersebut, dapat dikatakan bahwa substansi dari SERTIBRI berbeda dengan sertifikat deposito yang diatur dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan. Perbedaan tersebut terutama perihal klausula ”kepada pembawa” yang tidak tercantum dalam SERTIBRI. Hal ini justru bertolak belakang dengan sertifikat deposito yang diatur dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan dimana sertifikat deposito mempunyai klausula kepada pembawa sehingga dapat dipindahtangankandiperjualbelikan hanya dengan cara hand by hand. Modifikasi sertifikat deposito oleh BRI ini dikarenakan seiring dengan kasus hilangnya sertifikat deposito dari pemegang aslinya atau jatuhnya sertifikat deposito ke tangan pihak yang tidak bertanggung jawab bukan pemegang yang berhak secara material. 2. Pihak Pemegang Terakhir Pemegang terakhir dalam penelitian ini katakan sebagai pihak yang bertanggung jawab secara luas karena selain ia harus menunjukkan legitimasi formal bahwa ia adalah pemegang yang sah, dia juga harus meyakinkan pada pihak BRI Cabang Sukoharjo mengenai legitimasi material dia sebagai pemegang yang jujur dan beritikad baik. Maka seperti yang telah diuraikan mengenai tanggung jawab para pihak, pemegang sertifikat deposito harus membuktikan bahwa dirinya adalah pemegang yang berhak tak hanya formal dengan penunjukkan sertifikat deposito tetapi juga dengan menghadirkan pemegang sebelumnya atau pernyataan dari pemegang sebelumnya bahwa dia memperoleh sertifikat deposito dengan itikad baik sehingga dia akan mendapat pembayaran. Tetapi sebaliknya jika ia tidak dapat membuktikan pada pihak BRI Cabang Sukoharjo dialah pemegang yang berhak maka ia tidak mendapat pembayaran. Sebaliknya apabila 13 pemegang terakhir juga bisa mendapatkan haknya apabila ia bisa membuktikan pada pihak bank bahwa dialah pemegang yang berhak, dan BRI Cabang Sukoharjo telah menilai dan memastikan pembuktiannya adalah benar, maka BRI Cabang Sukoharjo akan melakukan pembayaran. Mengkaji tentang perubahan substansi dari sertifikat deposito yang terjadi menurut hasil penelitian, dapat saya kemukakan bahwa modifikasi tersebut tak hanya berlaku di Bank Rakyat Indonesia tetapi juga di beberapa bank umum yang ada di Indonesia. Modifikasi tersebut berupa nama sertifikat deposito yang digunakan sesuai dengan imeg dari bank tersebut, misalnya SERTIBRI. Hal ini berarti bahwa ketentuan mengenai sertifikat deposito saat ini kurang memadai sehingga beberapa bank umum membuat ketentuan mengenai sertifikat deposito untuk kebutuhan kalangan internal bank tersebut.

E. PENUTUP 1. Kesimpulan