commit to user 94
4. Perbandingan Biaya Rawat Inap Dengan Pendapatan Yang Diperoleh
Berdasarkan tarif yang diberlakukan RS PKU Muhammadiyah Karanganyar, dapat diketahui pendapatan yang diperoleh pada tahun 2010
berdasarkan tarif yang telah diberlakukan sejak tahun 2009 berdasarkan metode ABC dan penyesuaian dengan tarif pembanding disajikan pada
tabel II.14 berikut ini.
Tabel II.14 Pendapatan RS PKU Muhammadiyah Karanganyar Selama
Tahun 2010
Tipe Kelas Jasa Hari Inap Tarif
Pendapatan VIP
2.447 Rp 160.000,00
Rp 391.520.000,00 Kelas I
5.110 Rp 120.000,00
Rp 613.200.000,00 Kelas II
9.055 Rp 75.000,00
Rp 679.125.000,00 Kelas III
14.875 Rp 55.000,00
Rp 818.125.000,00 Jumlah
Rp 2.501.970.000,00 Sumber: data sekunder yang diolah
Pendapatan tersebut akan penulis bandingkan dengan total biaya yang dikeluarkan RS PKU Muhammadiyah Karanganyar pada tahun 2010.
Total biaya rawat inap yang dikeluarkan pada tahun 2010 disajikan pada tabel II.15 berikut ini.
Tabel II.15 Biaya Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah
Karanganyar Selama Tahun 2010
Tipe Kelas Jasa Biaya Rawat Inap
VIP Rp 264.911.978,33
Kelas I Rp 452.407.154,51
Kelas II Rp 658.317.136,94
Kelas III Rp 821.837.899,00
Rp 2.197.474.168,77 Sumber: data sekunder yang diolah
commit to user 95
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel II.14 diatas, jumlah pendapatan pada tahun 2010 sebesar Rp 2.501.970.000,00. Sedangkan
pada tabel II.15 diatas, jumlah biaya rawat inap pada tahun 2010 sebesar Rp 2.197.474.168,77. Berdasarkan hasil perbandingan pendapatan dan
biaya rawat inap, maka terjadi surplus sebesar Rp 304.495.831,23. Semua pendapatan yang diperoleh, sebagian digunakan untuk menutup biaya
yang terjadi pada jasa rawat inap Kelas III. Menurut penulis, berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa biaya yang tidak dibebankan dalam
perhitungan penentuan biaya rawat inap dengan menggunakan metode ABC. Seperti misalnya, biaya penyusutan fasilitas-fasilitas rumah sakit,
biaya penyusutan gedung, dan biaya laundry. Penulis memperkirakan berdasarkan beberapa macam biaya yang tidak dibebankan pada penentuan
tarif jasa rawat inap berdasarkan metode ABC, bahwa surplus sebesar Rp 304.495.831,23 tidak akan mampu menutup seluruh biaya yang terjadi
pada jasa rawat inap di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar pada tahun 2011.
commit to user 96
BAB III TEMUAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan penulis terhadap penerapan metode Activity-Based Costing System ABC dalam
penentuan tarif jasa rawat inap pada Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar terdapat kelebihan dan kelemahan yang penulis temukan, adapun
kelebihan dan kelemahan yang penulis temukan adalah sebagai berikut ini.
A. KELEBIHAN
1. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar telah menggunakan metode ABC dalam penentuan tarif jasa rawat inap yang kemudian
disesuaikan dengan tarif pada RSUD Karanganyar dan rumah sakit di wilayah Surakarta, sehingga memberikan kemudahan kepada manajemen
dalam melakukan keputusan. 2. Penentuan tarif jasa rawat inap berdasarkan metode ABC pada RS PKU
Muhammadiyah Karanganyar ditentukan dengan penyesuaian tarif jasa rawat inap dengan rumah sakit pembanding. Hal itu menunjukkan bahwa
RS PKU Muhammadiyah Karanganyar dapat bersaing dengan rumah sakit lain dan fleksibel dalam pencapaian tujuan ganda rumah sakit dalam
bidang sosial dan ekonomi. 3. Tarif yang ditentukan sesuai dengan penyesuaian yang dilakukan oleh RS
PKU Muhammadiyah Karanganyar masih dapat dijangkau oleh masyarakat kalangan menengah ke bawah. Hal tersebut menjadi daya tarik
96
commit to user 97
tersendiri oleh pelanggan dalam menggunakan jasa rawat inap yang memadai,
sehingga memberikan
pendapatan bagi
RS PKU
Muhammadiyah Karanganyar.
B. KELEMAHAN
1. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar tidak menetapkan persentase khusus untuk laba dalam penentuan tarif jasa rawat inapnya,
sehingga tidak ada target khusus dalam peningkatan pendapatan, kinerja,
dan pengembangan atau inovasi rumah sakit.
2. Penyesuaian tarif yang dilakukan RS PKU Muhammadiyah Karanganyar terhadap RSUD Karanganyar dan rumah sakit di wilayah Surakarta
memaksa manajemen untuk melakukan efisiensi biaya. Metode ABC telah mengalokasikan biaya aktivitas ke setiap kamar secara tepat berdasarkan
konsumsi masing-masing aktivitas, sedangkan efisiensi biaya tidak selalu dapat dilakukan.
3. Pada penentuan tarif jasa rawat inap dengan metode ABC, RS PKU Muhammadiyah Karanganyar tidak memasukkan beberapa jenis biaya
yang seharusnya perlu dimasukkan. Contohnya seperti biaya laundry, biaya penyusutan fasilitas-fasilitas rumah sakit pada rawat inap, biaya
penyusutan gedung dan bangunan rawat inap, biaya kebersihan, dan lain- lain.
4. Berdasarkan perhitungan biaya rawat inap menggunakan metode ABC yang didasarkan biaya pada tahun 2010, tarif yang berlaku dari tahun 2009
commit to user 98
sudah tidak relevan diberlakukan pada tahun 2011. Surplus yang diperoleh rumah sakit kurang mencukupi dalam menutup biaya rawat inap yang
terjadi, termasuk biaya yang tidak dibebankan dalam penentuan tarif jasa rawat inap No. 3 yang dimungkinkan jumlahnya cukup besar. Terlebih
lagi perkembangan teknologi dalam bidang kesehatan berkembang pesat
memaksa rumah sakit untuk melakukan inovasi secara berkelanjutan.
commit to user
30
BAB IV PENUTUP
Berdasarkan analisis dan pembahasan terhadap penerapan metode Activity- Based Costing System ABC dalam penentuan tarif jasa rawat inap Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Karanganyar, maka penulis akan memberikan kesimpulan dan rekomendasi yang berkaitan dengan hasil pembahasan yang telah dilakukan
oleh penulis.
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa RS PKU Muhammadiyah Karanganyar telah
menerapkan metode ABC dalam penentuan tarif jasa rawat inapnya. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar menghitung biaya rawat inap
berdasarkan metode ABC dengan menggunakan biaya-biaya yang terjadi pada bangsal-bangsal rumah sakit seperti jasa visite, jasa konsul, imunisasi dan
vaksinasi, biaya gaji pegawai perawatan, biaya gaji pegawai administrasi, biaya listrik, biaya air, biaya alat tulis kantor, biaya rumah tangga, biaya
telepon, gizi shift malam pegawai, lembur pegawai, biaya bahan habis pakai, biaya konsumsi, biaya pemeliharaan sarana medik dan non medik, biaya
pemeliharaan gedung dan bangunan, tunjangan pegawai, dan lain-lain pegawai. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar telah menerapkan
metode ABC dalam perhitungan biaya rawat inap. Tarif ditentukan dengan membandingkan biaya rawat inap berdasarkan metode ABC dengan tarif jasa
99
commit to user 100
rawat inap RSUD Karanganyar dan rumah sakit di wilayah Surakarta tanpa menetapkan target laba. Setiap kekurangan biaya yang disebabkan oleh
penyesuaian tarif tersebut, RS PKU Muhammadiyah Karanganyar melakukan efisiensi biaya dan pelaksanaan subsidi silang.
Biaya rawat inap berdasarkan metode ABC yang diperlukan cenderung lebih kecil bila dibanding dengan tarif yang diberlakukan rumah sakit, kecuali
pada kelas III yaitu biaya sebesar Rp 55.249,61, sedangkan tarif yang berlaku sebesar Rp 249,61. Hal tersebut dikarenakan biaya yang dikeluarkan
dialokasikan berdasarkan konsumsi masing-masing aktivitas. Jasa rawat inap kelas III merupakan kelas jasa yang paling banyak dimanfaatkan oleh
pelanggan. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar melakukan efisiensi biaya untuk menutup kekurangan biaya rawat inap tersebut. Tarif
yang berlaku saat ini sudah tidak relevan digunakan karena surplus sebesar Rp 370.073.798,33 dimungkinkan tidak dapat menutup semua biaya pada jasa
rawat inap, mengingat tidak semua biaya dibebankan dalam penentuan tarif jasa rawat inap.
B. REKOMENDASI
1. Sebaiknya RS PKU Muhammadiyah Karanganyar menetapkan kebijakan persentase laba dalam menentukan tarif jasa rawat inapnya. Tarif yang
dibebankan sebesar biaya rawat inap berdasarkan metode ABC ditambah dengan persentase laba agar RS PKU Muhammadiyah Karanganyar dapat
menutup semua biaya yang diperlukan dalam pelayanan jasa rawat inap
commit to user 101
dan tidak mengalami kerugian, sehingga dapat meningkatkan kinerja dan pengembangan atau inovasi rumah sakit.
2. Dalam menentukan tarif jasa rawat inap, sebaiknya tidak terlalu banyak melakukan penyesuaian agar tidak terlalu banyak menurunkan tarif pada
kelas jasa tertentu. Hal tersebut akan membuat RS PKU Muhammadiyah Karanganyar banyak melakukan efisiensi biaya sedangkan efisiensi biaya
tidak selalu dapat dilakukan, mengingat penggunaan metode ABC sudah mengalokasikan konsumsi biaya berdasarkan aktivitas jasa rawat inap.
3. Dalam penentuan biaya rawat inap berdasarkan metode ABC, seharusnya rumah sakit memperhatikan dan membebankan semua biaya yang
berhubungan dengan rawat inap, baik biaya untuk operasional maupun semua biaya yang terjadi pada pemanfaatan jasa rawat inap. Misalnya:
biaya laundry, biaya penyusutan fasilitas-fasilitas rumah sakit pada rawat inap, biaya penyusutan gedung dan bangunan rawat inap, dan biaya
kebersihan. 4. Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Karanganyar sebaiknya menaikkan
tarif jasa rawat inapnya untuk menutup biaya rawat inap pada kelas III dan kekurangan biaya-biaya yang belum dibebankan pada penentuan tarif jasa
rawat inap, agar dapat berkembang dan melakukan inovasi berkelanjutan seiring dengan persaingan bisnis dalam kemajuan teknologi yang semakin
pesat, dikarenakan banyak biaya yang tidak dibebankan dalam perhitungan tarif jasa rawat inap.