143
Sejarah Indonesia
Dalam sumber sejarah Cina yang lain, yaitu kitab T’ai-p’ing- huang-yu-chi yang ditulis pada tahun 976–983 M, disebutkan
sebuah kerajaan bernama T’o-lang-p’p-huang yang oleh G. Ferrand disarankan untuk diidentifikasikan dengan Tulang Bawang yang
terletak di daerah pantai tenggara Pulau Sumatera, di selatan sungai Palembang Sungai Musi. L.C. Damais menambahkan bahwa
lokasi T’o-lang P’o-huang tersebut terletak di tepi pantai seperti dikemukakan di dalam Wu-pei-chih, “Petunjuk Pelayaran”. Namun,
di samping itu Damais kemudian memberikan pula kemungkinan lain mengenai lokasi dan identifikasi P’o-huang atau “Bawang” itu
dengan sebuah nama tempat bernama Bawang Umbul Bawang yang sekarang terletak di daerah Kabupaten Lampung Barat, yaitu
di daerah Kecamatan Balik Bukit di sebelah utara Liwah. Tidak jauh dari desa Bawang ini, yaitu di desa Hanakau, sejak tahun 1912 telah
ditemukan sebuah inskripsi yang dipahatkan pada sebuah batu tegak, dan tidak jauh dari tempat tersebut dalam waktu beberapa
tahun terakhir ini masih ditemukan pula tiga buah inskripsi batu yang lainnya.
11. Kerajaan Kota Kapur
Dari hasil penelitian arkeologi yang dilakukan di Kota Kapur, Pulau Bangka, pada tahun 1994, diperoleh suatu petunjuk tentang
kemungkinan adanya sebuah pusat kekuasaan di daerah itu sejak masa sebelum munculnya Kerajaan Sriwijaya. Pusat kekuasaan ini
meninggalkan temuan-temuan arkeologi berupa sisa-sisa sebuah bangunan candi Hindu Waisnawa terbuat dari batu bersama
dengan arca-arca batu, di antaranya dua buah arca Wisnu dengan gaya seperti arca-arca Wisnu yang ditemukan di Lembah Mekhing,
Semenanjung Malaka, dan Cibuaya, Jawa Barat, yang berasal dari masa sekitar abad ke-5 dan ke-7 masehi. Sebelumnya di situs Kota
Kapur selain telah ditemukan sebuah inskripsi batu dari Kerajaan Sriwijaya yang berangka tahun 608 Saka =686 Masehi, telah
144
Kelas X SMAMASMKMAK Edisi Revisi Semester 1
ditemukan pula peninggalan-peninggalan yang lain di antaranya sebuah arca Wisnu dan sebuah arca Durga Mahisasuramardhini. Dari
peninggalan-peninggalan arkeologi tersebut nampaknya kekuasaan di Pulau Bangka pada waktu itu bercorak Hindu-Waisnawa, seperti
halnya di Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat.
Temuan lain yang penting dari situs Kota Kapur ini adalah peninggalan berupa benteng pertahanan yang kokoh berbentuk
dua buah tanggul sejajar terbuat dari timbunan tanah, masing- masing panjangnya sekitar 350 meter dan 1200 meter dengan
ketinggian sekitar 2–3 meter. Penanggalan dari tanggul benteng ini menunjukkan masa antara tahun 530 M sampai 870 M. Benteng
pertahanan tersebut yang telah dibangun sekitar pertengahan abad ke-6 tersebut agaknya telah berperan pula dalam menghadapi
ekspansi Sriwijaya ke Pulau Bangka menjelang akhir abad ke- 7. Penguasaan Pulau Bangka oleh Sriwijaya ini ditandai dengan
Gambar 2.46 Reruntuhan Kota Kapur
Sumber : Bambang Budi Utomo. 2010. Atlas Sejarah Indonesia Masa Klasik Hindu-Buddha. Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.