Sistem Adat dan Budaya

daerah pesisir Pariaman. Bahasa atau aksen masyarakat Tanjung Sani cenderung berbeda dengan masyarakat bagian timur danau. Maka secara kesejarahan, adat budaya yang terdapat di lingkar Danau Maninjau saat ini adalah adat budaya bawaan yang tetap berakar pada adat budaya Minangkabau. Minangkabau memiliki hierakhi sistem adat yang terdiri dari unsur inti core element dan unsur turunan peripheral element. Masing-masing unsur ini terbagi lagi menjadi dua tingkatan. Unsur inti core element adat terbagi menjadi adat nan sabana adat adat yang benar-benar adat pada tingkat filosofis dan adat nan diadatkan adat yang diadatkan pada tingkat teoritis. Unsur inti core element dari adat ini tidak dapat diubah dalam kondisi apapun karena merupakan dasar atau acuan dari sistem adat tersebut. Tataran di bawahnya, elemen adat turunan peripheral element terbagi menjadi adat nan teradat adat yang teradat pada tingkat metodologis dan adat istiadat adat yang terlihat pada tingkat praktis. Elemen turunan ini dapat disesuaikan dengan kondisi dan perkembangan aktual masyarakat dan umumnya berfungsi praktis dalam menjaga hubungan antar masyarakat, kekeluargaan internal, momen-momen atau kejadian penting, dan kehidupan sehari-hari. 4.3. Pengaruh Eksternal 4.3.1. Kebijakan dan Peraturan Pemerintah - RTRW Kebijakan pemerintah adalah faktor eksternal yang mempengaruhi pola lanskap. Kebijakan ini terangkum dalam dokumen Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah. Dalam hal ini, Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten RTRW Agam dirancang oleh pemerintah daerah Kabupaten Agam. Tujuan RTRW Kabupaten Agam Tahun 2010-2030 adalah , „Mewujudkan AGAM sebagai Kabupaten Industri AGRO, KELAUTAN, dan PARIWISATA, berbasis Mitigasi Bencana serta Konservasi ‟. Tujuan umum ini dijabarkan lebih teknis dalam Kebijakan dan Strategi, Rencana Struktur Ruang Wilayah, Rencana Pola Ruang Wilayah, Penetapan Kawasan Strategis, Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah, Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang, Hak dan Kewajiban Serta Peran Masyarakat, Ketentuan Peralihan, dan Ketentuan Penutup. Kebijakan dan Strategi Dalam mewujudkan tujuan RTRW Kabupaten Agam, pemerintah telah menetapkan beberapa kebijakan dan strategi yang secara umum merupakan peluang atau opportunities menuju keberlanjutan. Beberapa kebijakan dan strategi tersebut antara lain: 1. Pelaksanaan pembangunan yang berbasis mitigasi bencana serta konservasi dalam rangka pengurangan resiko bencana, dengan strategi: a. membangun pemahaman masyarakat tentang kebencanaan dan konservasi; b. mewujudkan struktur dan pola ruang yang berbasis mitigasi bencana dan konservasi; c. meningkatkan kualitas bangunan publik dan hunian yang ramah bencana; d. mengembangan kegiatan-kegiatan yang mendukung konservasi yang bernilai terhadap pelestarian lingkungan dan sekaligus juga bernilai sosial-ekonomi; e. menyusun program dan pembangunan berbagai perangkat keras dan lunak dalam upaya mitigasi berbagai bencana alam, seperti tsunami, gempa, longsor, banjir, kebakaran hutan dan ancaman bencana lainnya; dan f. memantapkan tata batas kawasan lindung untuk seluruh wilayah Kabupaten Agam. 2. Pengembangan sektor ekonomi sekunder dan tersier berbasis agro, pariwisata dan kelautan sesuai keunggulan kawasan yang bernilai ekonomi tinggi yang dikelola secara berhasil guna, terpadu dan ramah lingkungan, dengan strategi: a. menetapan komoditas unggulan sesuai dengan potensi lingkungan dan kondisi sosial budaya setempat; b. mengembangkan industri pengolahan hasil produksi agro dan kelautan sesuai komoditas unggulan kawasan dan kebutuhan pasar agroindustri dan agribisnis, agro wisata, perikanan tangkap dan perikanan budidaya;