Pola Pemijahan Pembahasan .1 Hubungan Panjang Berat

Allen, 1995 dalam Hurwood dan Hughes, 2001; Beumer, 1979; Ivantsoff et al., 1988 dalam Humphrey et al., 2003.

4.2.6 Pola Pemijahan

Sebaran ukuran diameter telur yang didapati mulai dari yang terkecil hingga yang terbesar 0,624-7,624 µm pada tingkat kematangan gonad ikan pelangi merah yang tertinggi tidak merata. Hal ini menunjukkan bahwa kematangan gonad ikan ini terjadi tidak serentak atau pemijah bertahap partial spawner. Pola serupa juga ditemukan pada ikan M. splendida fluviatilis Milton dan Arthington, 1984, ikan Cairnsichthys rhombosomoides, Melanotaenia eachamensis dan M. splendida splendida Pusey et al., 2001, ikan beseng-beseng T. ladigesi Andriani, 2000, opudi T. antoniae Sumassetiyadi, 2003 dan ikan rainbow selebensis T. celebensis Nasution, 2005. Fekunditas ikan pelangi merah berkisar dari 910 – 3122 butir. Ikan rainbow selebensis T. celebensis di Danau Towuti memiliki fekunditas dengan jumlah berkisar dari 185 – 1448 butir Nasution, 2005, Ikan Atherina boyeri di rawa Gomishan berkisar dari 874 - 2976 butir Patimar et al., 2009, ikan Melanotaenia eachemensis berkisar antara 206-2126 butir, M. splendida splendida 370 - 1655 telur Pusey et al., 2001. Bila dibandingkan dengan ikan pelangi lainnya fekunditas ikan pelangi merah tergolong tinggi, diduga ini berkaitan dengan strategi reproduksinya dengan meningkatkan fekunditas namun menurunkan ukuran diameter telur Allen dan Cross, 1982; Milton dan Arthington, 1984; Merick dan Schmida, 1984 dalam Coates, 1990. Fekunditas yang berbeda-beda diantara spesies merefleksikan strategi reproduksinya. Bahkan dalam spesies, fekunditas bervariasi sebagai hasil dari perbedaan adaptasi terhadap lingkungannya. Ikan yang berukuran besar menghasilkan fekunditas yang besar. Pada ukuran yang sama, ikan betina dalam kondisi yang baik menghasilkan fekunditas yang lebih tinggi. Fekunditas ikan yang baru pertama kali memijah berkecenderungan kualitas dan kuantitas telurnya masih rendah yang berpengaruh terhadap rekrutmennya bila dibandingkan dengan induk ikan yang telah berkali-kali memijah dengan fekunditas yang meningkat serta ukuran telur dan larva yang lebih besar. Kondisi ini akan menurun sejalan dengan mulai menurunnya kondisi ikan yang memengaruhi kualitas dan kuantitas telur yang dihasilkan ikan yang tua Bagenal, 1957; Wootton, 1984; Sabarido-Rey, 2003 dalam Murua et al., 2003; Froese dan Luna, 2004. Fekunditas ikan pelangi merah memperlihatkan korelasi yang lemah dengan panjang total dan berat tubuh, sehingga panjang total dan berat tubuh ikan pelangi merah betina tidak dapat dijadikan penduga nilai fekunditas ikan pelangi merah. Korelasi yang lemah antara fekunditas dengan panjang total dan berat tubuh juga ditemukan pada pada ikan Atherina presbyter Ordo Atheriniformes di Pulau Canary Moreno et al., 2005 dan ikan rainbow selebensis T. celenbensis di Danau Towuti Nasution, 2005. 4.2.7 Upaya Pelestarian dan Pengembangan Ikan Pelangi Merah Berdasarkan kajian aspek reproduksi ikan pelangi merah di Danau Sentani, maka perlu dilakukan upaya-upaya dalam pelestarian dan pengembangan sumberdaya ikan ini. Konsep pengelolaan sumberdaya perikanan ikan pelangi merah di Danau Sentani antara lain : penentuan ukuran ikan yang dapat ditangkap, pengaturan ukuran mata jaring yang dapat dioperasikan, pengaturan musim penangkapan sedangkan upaya pengembangannya dilakukan dengan cara penangkaran dan pembenihan serta mengembangkan upaya domestikasi sebagai dasar budidaya ikan pelangi merah. Penentuan ukuran ikan yang boleh ditangkap berdasarkan pada pertimbangan ikan telah mampu bereproduksi. Ukuran ikan yang tertangkap pada L 50 adalah 99,5 mm untuk ikan jantan dan 99,2 mm pada ikan betina, sedangkan ukuran ikan terkecil yang tertangkap 88 mm. Berdasarkan ukuran tersebut, maka ukuran ikan yang tertangkap jauh lebih kecil dari ukuran ikan pertama kali matang gonad pada L 50 . Kondisi ini dapat mengganggu rekrutmen ikan pelangi merah di Danau Sentani karena ikan ini belum diberi kesempatan sekali dalam hidupnya untuk menjamin kelangsungan spesiesnya melalui proses reproduksi. Berdasarkan hal tersebut, maka ukuran ikan pelangi merah yang ditangkap sebaiknya berukuran 99 mm. Penentuan ukuran ikan pelangi merah yang dapat ditangkap membawa akibat pada ukuran mata jaring yang digunakan. Ikan pelangi merah yang berukuran 99 mm umumnya memiliki tinggi tubuh 25 mm. Hal ini mengakibatkan ikan pelangi merah banyak tertangkap dengan alat tangkap jaring insang yang berukuran mata jaring 1 inci 2,5 cm, sehingga untuk menjaga kelestarian ikan ini, maka ukuran mata jaring yang dioperasikan sebaiknya berukuran 1 inci. Pengaturan musim penangkapan didasarkan pada musim pemijahan dari ikan pelangi merah di Danau Sentani. Berdasarkan hasil penelitian ini, musim pemijahan ikan pelangi merah terjadi saat musim penghujan, sehingga pada musim tersebut wilayah danau yang merupakan area pemijahan dari ikan pelangi merah tidak diperkenankan melakukan kegiatan penangkapan. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka wilayah danau yang diusulkan adalah di bagian barat Danau Sentani Yakonde dengan pertimbangan bahwa terdapat ikan pelangi merah matang gonad yang tinggi di wilayah ini, kondisi kualitas air yang masih baik dan keragaman tumbuhan air yang tinggi. Upaya-upaya pengembangan ikan pelangi merah di Danau Sentani yang dapat dilakukan untuk menjamin ketersediaannya di habitat meliputi : kegiatan penangkaran dan pembenihannya, pengembangan budidaya ikan ini dilakukan untuk menjamin ketersediaan ikan pelangi merah yang kontinyu untuk memenuhi kebutuhan komersil sebagai ikan hias. Selain upaya penangkaran tersebut, juga dikembangkan upaya domestikasi ikan pelangi merah sebagai dasar pengembangan budidaya ikan ini yang dimulai dari pembenihan hingga pembesarannya sehingga kepunahan ikan pelangi merah dapat dicegah. 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Simpulan yang dapat dikemukakan dari hasil penelitian mengenai biologi reproduksi ikan pelangi merah di Danau Sentani adalah : 1. Nisbah kelamin ikan pelangi merah yang matang gonad di Danau Sentani menunjukkan kecenderungan jumlah ikan betina lebih banyak pada bulan Januari- Februari 1 : 2,5; 1 : 3. 2. Ukuran pertama kali matang gonad L 50 ikan pelangi merah jantan 99,5 mm dan betina 99,2 mm. 3. Fekunditas berkisar 910-3122 butir; memiliki korelasi yang lemah dengan panjang total dan berat tubuh ikan. 4. Pemijahan ikan pelangi merah terjadi pada musim hujan, ikan ini tergolong pemijah bertahap partial spawner dan iteroparous.

5.2 Saran