Guar Gum Tepung Iles-iles

21 cair. Fungsi hidrokoloid ini sangat erat berhubungan dengan karakteristik organoleptik, tekstur dan pelepasan flavor pada produk. Dalam produk pangan berbahan dasar pati seperti bihun, penambahan hidrokoloid diperlukan untuk mengontrol karakteristik reologi dan memodifikasi tekstur. Telah banyak penelitian yang dilakukan dengan menggunakan sistem pati aqueous sebagai model percobaan untuk menggali fungsi dan manfaat potensial dari hidrokoloid. Glicksman 1982 menyatakan bahwa hidrokoloid dapat mengontrol karakteristik reologi dan tekstural dari bahan pangan, meningkatkan penyerapan air dan menjaga kualitas produk secara keseluruhan selama penyimpanan. Studi lain melaporkan bahwa penambahan hidrokoloid dapat memperbaiki atau memodifikasi karakteristik gelatinisasi dan retrogradasi pati Funami et al. 2005b, Yoshimura et al. 1996, meningkatkan kapasitas pengikatan air Yoshimura et al. 1998, dan stabilitas terhadap freeze-thaw dari sistem pati aqueous Lee et al. 2002. Funami et al. 2005a menyatakan bahwa galaktomanan guar gum, tara gum, locus bean gum memiliki pengaruh besar terhadap karakteristik gelatinisasi dan retrogradasi dari pati gandum. Hidrokoloid tersebut mampu menghambat retrogradasi pati dan meningkatkan kapasitas pengikatan air. Dua jenis hidrokoloid yang akan digunakan dan dilihat pengaruhnya terhadap karakteristik bihun yang dihasilkan adalah guar gum dan tepung iles-iles sebagai preparat glukomanan.

a. Guar Gum

Guar gum adalah polisakarida non-ionik dengan rantai utama manosa Man dengan ikatan -1-4 yang disubstitusi oleh satu rantai samping galaktosa Gal melalui ikatan α-1-6 dengan rata-rata rasio molekul Man:Gal = 2:1 Gambar 6 Funami et al. 2005b. Guar gum diperoleh dari endosperma biji tanaman legume Cyamopsis tetragonalobus dan psoraloides melalui serangkaian proses penghancuran dan pengecilan ukuran untuk memisahkan gum dari biji Panda 2005. 22 Gambar 6 Struktur guar gum Panda 2005 Guar gum merupakan polimer yang dapat larut dalam air dingin membentuk larutan kental yang bersifat non-Newtonian pseudoplastis. Guar gum umumnya digunakan pada konsentrasi di bawah 1. Dalam industri pangan, guar gum digunakan karena kemampuannya untuk mengikat dan mengimobilisasi air dalam jumlah besar, sehingga mempengaruhi kekentalan, menghambat pembentukan kristal es dalam produk beku, memodifikasi tekstur produk, dan menstabilkan konsistensi produk terhadap perubahan suhu penyimpanan Panda 2005. Pada produk pangan berpati, interaksi guar gum dengan amilosa akan meningkatkan viskositas dari sistem pati-guar gum selama proses pemanasan, sementara interaksi guar gum dengan amilopektin akan meningkatkan viskositas puncak. Selain itu, kemampuan guar gum untuk mengentalkan dan meningkatkan konsentrasi efektif dari komponen-komponen pati juga menjadi faktor penting yang mengendalikan karakteristik gelatinisasi pati. Fenomena ini menjadi dasar bagi penggunaan guar gum sebagai pengatur tekstur texture modifier pada produk pangan berbasis pati Funami et al., 2005a.

b. Tepung Iles-iles

Tepung iles-iles Amorphopallus oncophyllus diperoleh dari irisan umbi tanaman iles-iles yang dikeringkan dan digiling menjadi tepung. Tepung iles-iles memiliki kandungan glukomanan yang tinggi 64.98, Tabel 8, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambahan pangan karena karakterisik gelatinisasi dan kemampuannya sebagai pengemulsi. Tepung iles-iles konjac flour telah 23 dimanfaatkan sejak lebih dari seribu tahun lalu di Asia Timur untuk membuat produk gel yang disebut konyaku Simon 2008. Tabel 8 Komposisi kimia tepung iles-iles Komponen Jumlah bb Air Pati Protein Serat Glukomanan 6.80 10.24 3.42 5.90 64.98 Sumber: Direktorat Gizi, Depkes RI 2010 di dalam www.indoagri.com Jacon et al. 1993 menyatakan bahwa glukomanan yang terkandung dalam iles-iles merupakan polimer dari D-glukosa dan D-manosa dengan perbandingan 2:3 dan ikatan -1,4 yang disbustitusi secara acak oleh gugus asetil, umumnya pada residu gula ke-19 Gambar 7. Glukomanan memiliki berat molekul sekitar 1000 – 2000 kilo Dalton. Gambar 7 Struktur glukomanan Jacon et al. 1993 Menurut Jacon et al. 1993, larutan glukomanan dalam air pada suhu ruang akan memberikan viskositas yang tinggi dan membentuk gel dengan penambahan air kapur. Dijelaskan lebih lanjut, viskositas glukomanan yang tinggi tersebut diakibatkan oleh interaksi antara komponen molekul terlarut yang lebih dominan dibandingkan oleh proses hidrasi. Penelitian mengenai interaksi glukomanan dengan pati telah banyak dilakukan. Yoshimura et al. 1998 mempelajari interaksi antara glukomanan dengan pati jagung dan menemukan bahwa penambahan glukomanan dapat meningkatkan kapasitas pengikatan air dari pati jagung. Sementara Khanna dan Tester 2006 menyatakan bahwa glukomanan meningkatkan suhu gelatinisasi 24 pati jagung dan pati kentang serta menghambat retrogradasi kedua jenis pati tersebut.

c. Pengaruh Penambahan Garam