yaitu adanya tanggung jawab dalam tata susunan masyarakat. Menikah adalah memasuki jenjang rumah tangga atas dasar membangun dan membina bersama.
2. Pendapat subjek mengenai pernikahan yang dilakukan wanita di usia remaja
Subjek berpendapat bahwa menikah diusianya yang masih muda merupakan pengalaman yang sangat seru dan menyenangkan bagi kehidupan
subjek. Menikah muda buka merupakan suatu masalah bagi subjek karena tergantung dari sisi mana kita melihatnya. Subjek berpendapat bahwa menikah
lebih baik daripada melakukan seks pra nikah.
3. Permasalahan dalam Penyesuaian Pernikahan
a. Penyesuaian dengan pasangan Subjek tidak memiliki permasalahan ketika melakukan penyesuaian
dengan pasangan walaupun pernikahan mereka dikarenakan perjodohan. Subjek telah lama mengenal calon suaminya sebelum menikah. Hubungan subjek dan
calon suami saat itu hanya sebatas hubungan saudara dan pertemanan. Walaupun hubungan interpersonal belum pernah dijalani subjek dan suami, akan tetapi
permasalahan dengan pasangan tidak pernah dikeluhkan subjek. Keinginan subjek mengani pasangan ideal sudah ada sejak subjek masih
SMU. Subjek yang menginginkan menikah di usia muda ternyata terkabul. Subjek menginginkan memiliki seorang suami yang pintar , bertanggung jawab dan
romantis. Hal ini didapat subjek pada suaminya setelah menikah walaupun kriteria romantis belum terpenuhi oleh suami subjek.
Universitas Sumatera Utara
Permasalahan maupun pertengkaran jarang terjadi antara subjek dengan pasangannya. Walaupun subjek dan pasangan tinggal di tempat yang terpisah
karena subjek harus menyelesaikan pendidikannya tidak membuat subjek dan suami memiliki masalah yang berarti. Proses perkenalan mereka jalani setelah
menikah sampai sekarang. Subjek dan pasangan juga saling berusaha memenuhi kebutuhan masing-masing pasangan. Kebutuhan finansial telah cukup terpenuhi
oleh suami subjek begitu juga dengan kebutuhan komunikasi dan emosional mereka. suami subjek setiap hari menghubungi subjek walaupun mereka tidak
tinggal bersama. Hal ini membuat subjek tetap merasakan kehadiran suami walaupun mereka tidak tinggal bersama.
Subjek dan suami berasal dari suku yang berbeda. Subjek yang merupakan campuran suku Aceh dan Cina ternyata tidak mengalami kesulitan menyesuaikan
diri dengan suami yang merupakan keturunan Padang. Latar belakang keluarga yang sama ternyata memudahkan subjek dan suami dalam menyesuaikan diri.
Sama-sama berasal dari keluarga yang cukup berada serta berpendidikan membuat subjek dan suami tidak mengalami kesulitan dalam hal penyesuaian dengan
pasangan. Permasalahan kepentingan dan minat serta nilai tidak terjadi dalam
kehidupan pernikahan subjek. Subjek dan suami memiliki pandangan dan kepentingan yang sama terhadap pernikahan mereka. Setiap lawan pasangan
mempunya konsep yang pasti mengenai bagaimana seharusnya peranan seorang suami dan istri, atau setiap individu mengharapkan pasangannya memainkan
perannya Hurlock, 1999. Peran seorang suami yang baik menurut subjek adalah
Universitas Sumatera Utara
mamu untuk bertanggung jawab terhadap istri dan anak. Suami yang baik harus dapat memberikan nafkah lahir dan batin pada istri dan memberikan segalanya
yang terbaik untuk anak. Peran istri yang baik menurut subjek harus dapat mengelola urusan rumah tangga seperti mengurus suami, anak dan urusan rumah
tangga lainnya. subjek saat ini merasa belum dapat menjalankan perannya sebagai istri yang baik karena kondisi yang mengharuskan subjek tinggal terpisah dari
suami. Subjek hanya dapat menjalankan perannya saat Ia dan suami bersama. Hal ini tidak menjadi suatu permasalahan berarti bagi subjek. Subjek mengatasinya
dengan memberikan kasih sayang dan perhatian pada anaknya. b. Penyesuaian Seksual
Permasalahan dalam hal penyesuaian seksual belum pernah dialami subjek selama subjek menikah. Subjek belum pernah memiliki pengalaman mengenai
perilaku seksual sebelum menikah. Hal itu semua subjek dapatkan setelah subjek menikah. Pengalaman malam pertama bagi subjek ternyata sampai membuat
subjek menangis dan terkejut. Hal ini disebabkan subjek sama sekali tidak pernah mengetahui bagaimana berhubungan seksual dan perasaaan yang dirasakan
setelah berhubungan. Jarak yang memisahkan tidak menghalangi subjek dan suami dalam hal
menjalankan kewajiban sebagai suami maupun istri. Suami subjek mengunjungi subjek setiap 2 atau 3 kali dalam sebulan. Selama kunjungan yang biasanya
selama 3 hari merupakan jalan bagi subjek dan suami untuk berhubungan. Efektifitas kebersamaan yang diupayakan subjek dan suami jia mereka bersama
Universitas Sumatera Utara
membuat kehidupan pernikahan subjek tetap terhindar dari masalah, termasauk masalah seksual.
c. Penyesuaian Keuangan Kebutuhan finansial yang tercukupi membuat subjek belum mengalami
kesulitan hal keuangan. Pengaturan keuangan yang dipegang oleh suami subjek membuat subjek tidak merasakan kesulitan dalam hal pengaturan keuangan.
Subjek hanya mengatur keuangan jika subjek dan suami bersama seperti saat subjek liburan atau suami berkunjung. Subjek tidak mempermasalahkan suaminya
yang mengatur keuangan mereka. hal ini disyukuri subjek karena ia tidak terbebani dan dapat lebih berkonsentrasi pada pendidikannya dan mengurus anak.
d. Penyesuaian dengan keluarga pasangan. Permasalahan belum pernah terjadi selama subjek menikah dengan
keluarga suami subjek. Hubungan yang terjalin baik dengan keluarga suami membuat subjek merasa bersyukur dan bahagia. Mertua subjek menganggap
subjek seperti anak sendiri karena usia subjek yang masih sangat muda. Ibu mertua yang menetap di luar kota sering mengirimkan subjek makanan dan
barang-barang lain yang diperlukan subjek seperti pada saat lebaran maupun puasa. Pendapat subjek mengenai stereotip ibu mertua yang terlalu ikut campur
dalam rumah tangga bukanlah menjadi hal yang mengganggu subjek. Subjek yakin bahwa tidak ada mertua yang tidak menyukai menantunya karena mertua
bagi subjek sama seperti orangtuanya sendiri. Subjek dan suami memiliki prinsip bahwa pernikahan bagi mereka tidak
hanya menjalin hubungan antara suami dan istri saja tetapi juga menjalin
Universitas Sumatera Utara
hubungan yang serupa dengan keluarga kedua belah pihak sehingga hubungan suami dan subjek dengan keluarga terjalin dengan baik.
Hubungan subjek dengan saudara-saudara iparnya juga terjalin dengan baik. saudara-saudara ipar subjek sering menghubungi subjek dan menanyakan
kabar subjek dan keponakan mereka. subjek berpendapat bahwa jika kita mampu menyesuaikan diri maka secara tidak langsung mereka juga akan seperti itu pada
kita.
4. Pola Penyesuaian Pernikahan