89
dikenakan kepada produsen benih atau penangkar masih dikatakan ringan. Hanya saja kualitas pelayanan ini harus dijaga, agar dikedepan harinya tidaka ada
pemungutan liar yang dilakukan pegawai sehingga produsen benih atau penangkar juga tidak kecewa dan kredibilitas dari BBP2TP pun semakin baik dalam hal
pelayanan publik.
V.2 Implementasi Prinsip-prinsip Good Governance dalam Pemberian
Pelayanan Sertifikat Benih
Di dalam suatu kebijakan, implementasi merupakan aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk melaksanakan sesuatu kebijakan secara efektif.
Implementasi ini merupakan pelaksanaan aneka ragam program yang dimaksudkan dalam sesuatu kebijakan. Ini adalah satu aspek proses kebijakan,
yang amat sulit dalam menentukan hasil dari kebijakan tertentu. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana penerapan
prinsip-prinsip good governance. Prinsip-prinsip tersebut merupakan suatu karakteristik yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan good governance yang
berkaitan dengan pengendalian, yakni pengendalian suatu pemerintahan yang baik agar mencapai hasil yang dikehendaki stakeholders. Adapun prinsip-prinsip
tersebut, yaitu partisipasi participation, akuntabilitas accountability penerapan hukum fairness, transparansi transparency, responsivitas responsiveness,
orientasi consensus orientation, berkeadilan equity, efektivitas effectiveness, dan strategi visi strategic vision. Dari prinsip-prinsip tersebut peneliti akan
melihat bagaimana implementasi prinsip-prinsip good governance dalam pemberian pelayanan publik.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
90
Sejauh ini prinsip-prinsip good governance yang diterapkan oleh BBP2TP sudah berjalan cukup baik. Hali ini dilihat dari sudah diterapkankannya
karakteristik dari prinsip-prinsip good governance tersebut. Seluruh pegawai dari BBP2TP bersama-sama bekerja untuk memberikan pelayanan publik terbaik
kepada produsen benih atau penangkar. Ini didorong juga dari produsen benih atau penangkar yang merasa sudah cukup puas karena sudah dilayanai dengan
baik dalam pengurusan sertifikat benih. Maka peneliti akan menjabarkan bagaimana karakteristik good governance diterapkan di BBP2TP.
1.Penerapan PrinsipPartisipasi Participation
Setiap warga Negara mempunyai suara dalam formulasi keputusan, baik secara langsung maupun intermediasi institusi legitimasi yang mewakili
kepentingannya. Partisipasi ini seperti ini dibangun atas dasar kebebasan berasosiasi dan berbicara secara berpartisipasi secara konstruktif. Partisipasi
adalah prinsip bahwa setiap orang memiliki hak untuk terlibat dalam pengambilan keputusan disetiap kegiatan penyelenggaraan pemerintah.
Menurut Krina 2003 : 16 Bentuk Partisipasi yaitu: 1
Keterlibatan aparat melalui terciptanya nilai dan komitmen. Cara untuk mengetahui keterlibatan aparat melalui terciptanya nilai dan
komitmen diantara aparat yaitu adanya aparat berpartisipasi dalam proses perencanaan anggaran pembuatan SPJpelaporan keuangan, adanya
keterlibatan aparat melalui terciptanya nilai dan komitmen diantara aparat. 2
Adanya forum untuk menampung partisipasi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
91
Cara untuk mengetahui forum menampung partisipasi yaitu melakukan diskusi dengan atasan yang berkaitan dengan proses perencanaan anggaran
pembuatan SPJpelaporan keuangan, adanya forum untuk menampung partisipasi masyarakat yang representatif, jelas arahnya dan dapat dikontrol
bersifat terbuka dan inklusif, harus ditempatkan sebagai mimbar masyarakat mengekspersikan keinginannya.
3 Keterlibatan masyarakat dalam proses pembuatan keputusan.
Cara untuk mengetahui keterlibatan masyarakat dalam proses pembuatan keputusan yaitu masyarakat memberikan masukan dalam proses perencanaan
anggaran pembuatan SPJlaporan keuangan dan masukan masyarakat untuk perencanaan anggaranpembuatan SPJpelaporan keuangan diterapkan dalam
hasil akhir. 4
Fokus pemerintah adalah pada memberikan arah dan mengundang orang lain untuk berpartisipasi dan mengetahui fokus pemerintah adalah pada
memberikan arah dan mengundang orang lain untuk berpartisipasi yaitu adanya forum pertemuan dengan kelompok masyarakat musrenbang yang
berkaitan dengan proses perencanaan dan pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah, adanya fokus pemerintah dalam memberikan arahan mengundang
orang lain untuk berpartisipasi. 5
Akses bagi masyarakat untuk menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan. Cara untuk mengetahui akses bagi masyarakat untuk
menyampaikan pendapat dalam proses perencanaan anggaranpembuatan SPJpelaporan dan laporan keuangan, adanya akses bagi masyarakat untuk
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
92
meyampaikan pendapat dalam proses sistem dan mekanisme perencanaan, pengendalian, dan pembangunan daerah.
Seperti yang disebutkan diatas mengenai bentuk partisipasi, sejauh ini BBP2TP sudah menerapkannya. Dalam pelaksanaan partisipasi seluruh pegawai
BBP2TP bersama-sama membuat perencanaan anggaran, SPJ dan lain-lain. BBP2TP juga melibatkan produsen benih atau penangkar untuk ikut
berpartisipasi. Seperti yang di ungkapkan oleh kepala balai BBP2TP mengenai cara meningkatkan partisipasi masyarakat. BBp2TP selalu memebrikan sosialisasi
mengenai benih unggul dan pentingnya menggunakan sertifikat benih. Dengan seringnya BBP2TP melakukan sosialisasi kepada produsen benih atau penangkar,
kepercayaan penangkar atas pelayanan sertifikat benih yang diberikan BBP2TP juga meningkat. Ini dilihat dari suadah semakin banyak produsen benih atau
penangkar yang mengurus sertifikat benih ketika benih tersebut mau diedarkan. BBP2TP juga menyiapkan wadah untuk produsen benih atau penangkar ikut
berpartisipasi ini dilihat dari rutinnya BBP2TP melakukan pertemuan kepada produsen benih atau penangkar untuk memberikan pengetahuan yang lebih luas
kepada produsen benih atau penangkar dan juga bertukar pikiran Tujuan lain yang dilakukan BBP2TP dalam meningkatkan partispasi
produsen benih adalah untuk sama-sama mengurangi benih ilegal. Jadi, BBP2TP juga menjelaskan apa kerugian yang didapat ketika penangkar atau produsen
benih menggunakan benih ilegal. Peneliti melihat cara sosialisai ini merupakan cara yang cukup tepat untuk meningkatkan kepedulian dan kepercayaan dari
produsen benih. Salah satu produsen benih atau penangkar yang peneliti wawancra juga mengatakan dengan adanya sosialisai yang diberikan BBP2TP
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
93
kepercayaan produsen benih, atau penangkar juga meningkat. Penangkar juga mengatakan suadah ada kemajuan yang cukup baik ketika mereka menggunakan
sertifikat benih. Masayarakat luas juga sudah mulai tau mengenai keunggulan benih yang bersertifikat, jadi mereka tidak akan mau membeli benih yang tidak
menggunakan sertifikat benih.
2.Penerapan Prinsip Transparansi
Transparansi adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintahan,
yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang dicapai. Transparansi yakni adanya kebijakan terbuka bagi
pengawasan. Sedangkan yang dimaksud dengan informasi adalah informasi mengenai setiap aspek kebijakan pemerintah yang dapat dijangkau oleh publik.
Transparansi harus seimbang, juga, dengan kebutuhan akan kerahasiaan lembaga maupun informasi-informasi yang mempengaruhi hak privasi individu.
Adapun transparansi yang ingin diteliti mengenai peranan BBP2TP dalam memberikan
pelayanan sertifikat benih. Dalam mewujudkan good governance peran serta masyarakat memegang
arti penting. Begitu pula dengan prinsip transparansi yang merupakan prinsip penting dalam good governance. Apapun kegiatan dan kebijakan yang ada di
BBP2TP harus diinformasikan kepada masyarakat sehingga masyarakat mau untuk secara bersama melakukan kegiatan sosial kemasyarakatan.
Seperti halnya informasi yang peneliti dapat dari salah satu informan yang mengatakan bahwa BBP2TP sudah terbuka dalam memberikan informasi apapun
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
94
terutama mengenai benih unggul dan proses sertifikasi benih. Hal yang sama juga disampaikan oleh kepala balai BBP2TP mengenai keterbukaan informasi yang
diberikan oleh BBP2TP, namun dalam hal keungan dan dalam pengelolaan APBN BBP2Tp tidak menjelaskan secara detail karena hal tersebut merupakan rahasia
BBP2TP. Segala informasi yang baru dapat di akses melalui website BBP2TP. Prosedur pelayanan merupakan hal yang penting dalam transparansi.
Karena prosedur pelayanan adalah rangkaian proses atau tata kerja yang berkaitan satu sama lain, sehingga menunjukkan adanya tahapan secara jelas dan pasti serta
cara-cara yang harus ditempuh dalam rangka penyelesaian sesuatu pelayanan. Prosedur pelayanan publik harus sederhana, tidak berbelit-belit, mudah dipahami,
dan mudah dilaksanakan, serta diwujudkan dalam bentuk Bagan alir Flow Chart yang dipampang dalam ruang pelayanan. BBP2TP sudah membuat prosedur
pelayanan yang sesuai dengan pernyataan di atas yaitu : sederhana dalam pelaksanaannya, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.
Hal tersebut diperkuat dengan pernyataan pak Suratman mengenai proses pengurusan sertifikat benih :
“....Sejauh ini kinerja mereka dalam memberikan pelayanan sertifikat benih sudah cukup baik. Karena dalam mengeluarkan sertifikat benih tidak memerlukan waktu
yang lama dan juga tidak berbelit-belit...”
Dalam pengelolaan biaya pengurusan sertifikat benih juga di jelaskan secara detail, sehingga produsen benih atau penangkar mengetahui dana tersebut
dikeluarkan untuk apa saja. Transparansi ini dilakukan agar good governance dapat berjalan dengan maksimal dan baik di BBP2TP. Dan tujuan transparansi ini
untuk masyarakat agar masyarakat mengetahui dan lebih jelas memahami kegunaan sertifikat benih tersebut.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
95
3.Penarapan Prinsip Akuntabilitas
Dalam KepMenPAN No. 26KEPM.PAN22004 tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik dikatakan bahwa penyelenggaraan
pelayanan publik harus dapat dipertanggungjawabkan, baik kepada publik maupun kepada atasanpimpinan unit pelayanan instansi pemerintah sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Adapun akuntabilitas yang ingin diteliti mengenai pelayanan BBP2TP di dalam pembuatan Sertifikat Benih.
Untuk mengetahui akuntablitas tersebut, maka peneliti menganalisis hal ini melalui:
1. Akuntabilitas Kinerja Pelayanan Publik
Akuntabilitas kinerja pelayanan publik ini dapat dilihat berdasarkan proses yang meliputi; tingkat ketelitian akurasi, profesionalitas petugas, kelengkapan
sarana dan prasarana, kejelasan aturan termasuk kejelasan kebijakan atau peraturan perundang-undangan, dan kedisiplinan. Dalam hal profesionalitas
kinerja BBP2TP dalam memberikan pelayanan kepada produsen benih atau penangkar sudah dapat dikatakan dengan baik. Kemudian dalam fasilitas sarana
prasarana dalam mendukung proses pelayanan sertifikat benih juga sudah baik. Selain itu mengenai kedisiplinan pegawai BBp2TP menurut produsen benih dan
penangkar juga sudah baik dalam memberikan pelayanan. Dari uraian di atas maka dapat dilihat bahwa profesionalitas pegawai dan
kelengkapan sarana dan prasarana sangat mendukung proses penyelenggaraan pelayanan publik di BBP2TP. Pegawai di BBP2TP juga sudah disiplin dalam
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
96
memberikan pelayanan. Selain itu hal ini memberi kepuasan kepada produsen benih atau penangkar yang ingin berurusan di BBP2TP tersebut.
Hanya saja kekurangan dari BBp2TP ini karena sumber daya manusianya cukup terbatas dalam menggunakan teknologi. Pada saat ini, BBP2TP ingin
memberikan pelayanan sertifikat benih melalui internet agar tidak membutuhkan waktu yang lama dalam mengajukan surat permohonan sertifikat. Namun, masih
belum dapat direalisasikan karena sumber daya manusianya yang belum mampu menggunakan internet sepenuhnya, dan juga produsen benih atau penangkar yang
belum sepenuhnya mengetahui cara menggunakan internet. 2.
Akuntabilitas Biaya Pelayanan Publik Dalam hal pengeluaran biaya untuk pengurusan sertifikat benih terdapat
kesesuaian antara biaya yang harus dikeluarkan dengan biaya yang sudah ditetapkan. Hal ini didorong oleh pernyataan produsen benih atau penangkar yang
mengatakan biaya sudah sesuai dan tidak terlalu besar. Dari uraian di atas maka dapat dilihat bahwa biaya yang harus dikeluarkan
sudah sesuai dengan yang ditetapkan. Maka dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas biaya pelayanan publik sudah terealisasi di BBP2TP. Hal ini juga
didukung oleh pernyataan yang dikeluarkan oleh Kepala Balai yang mengatakan bahwa dalam pengurusan sertifikat benih tidak membutuhkan biaya yang besar
dan itu sudah ditetapkan oleh dirjenbun. 3.
Akuntabilitas Produk Pelayanan Publik Hal ini mencakup persyaratan teknis dan administratif yang harus jelas dan
dapat dipertanggungjawabkan dari segi kualitas dan keabsahan produk pelayanan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
97
Selain itu produk pelayanan diterima dengan benar, tepat, dan sah. Dalam hal pelayanan sertifikat benih maka dapat dikatakan sudah baik.
Dalam pengurusan sertifikat benih sudah memiliki persyaratan teknis dan administratif yang jelas serta sesuai dengan yang telah ditetapkan. Karena dalam
pembuatan sertifikat benih syarat-syarat yang harus diajukan sudah baku dan tidak dapat diubah.
4.Penerapan Prinsip Efektivitas
Setiap proses kegiatan dan kelembagaan diarahkan untuk menghasilkan sesuatu yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan melalui pemanfaatan yang
sebaik-baiknya dari berbagai sumber yang tersedia. Dalam kondisi Good governance efektivitas berarti bahwa output dari seluruh proses dan institusi tepat
sasaran atau sesuai dengan kebutuhan masyarakat. BBP2TP di dalam melakukan pelayanan publik kepada produsen benih
atau penangkar dituntut untuk secara efektif dalam menjalankan fungsinya. Sehingga produsen benih atau penangkar yang membutuhkan pelayanan merasa
puas akan pelayanan yang diberikan oleh pegawai BBP2TP. Bedasarkan hasil penelitian pegawai BBP2TP telah efektif dalam
menyelenggaraka pelayanan publik. Hal ini dapat dilihat dari jawaban salah satu informan mengenai sudah ada kesesuaian informasi yang diberikan dengan
pelayanan yang diberikan, hal tersebut juga dipertegas oleh pihak dari BBP2TP yang mengatakan harus sesuainya antara informasi yang diberikan dengan
pelayanan yang diberikan. Sejauh ini BBP2TP juga berusaha memberikan pelayanan yang maksimal kepada produsen benih atau penangkar. Karena,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
98
kepuasan pelanggan merupakan hal yang penting agar BBP2TP dapat meningkatkan predikat atau kualitas dalam pemberian pelayananan. Produsen
benih atau penagkar juga merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh BBP2TP. Secara tidak langsung, produsen benih mengatakan dengan adanya
sertifikat benih ini masyarakat luas lebih mempercayai mereka, karena telah menjual benih yang bermutu.
Prosedur pelayanan yang diberiakn BBP2TP juga efesien, yang berarti memberikan kemudahan bagi para produsen benih atau penangkar dalam
mengurus sertifikat benih. Dengan prosedur pelayanan yang tidak berbelit-belit, produsen tidak membutuhkan waktu lama dalam pengurusan sertifikat benih, dan
lebih mudah dalam mengurus surat-surat yang dibutuhkan dalam mengurus sertifikat benih. Hal tersebut ditegaskan oleh salah satu informan utama yaang
mengatakan bahwa untuk mengurus sertifikat benih tidak membutuhkan waktu yang lama, karena prosedur yang digunakan merupakan pelayanan satu pintu.
Untuk mengeluarkan sertifikat benih dibutuhkan waktu kurang dari sebulan. Waktu tersebut bukan lama dalam pengurusan surat-surat tetapi karena dilakukan
pengecekan lapangan dan uji laboratorium dahulu. Dengan demikian, berarti BBP2TP telah menerapkan prinsip-prinsip good governance dalam hal efektivitas.
5.Penerapan Prinsip Responsivitas.
Responsivitas berkaitan mengenai kemampuan dan ketanggapan BBP2TP dalam menanggapi setiap aspirasi maupun kebutuhan masyarakat dan kemudian
menjadikan aspirasi masyarakat tersebut sebaga dasar acuan untuk mengambil keputusan maupun membuat kebijakan BBP2TP.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
99
BBP2TP harus mampu mendefenisikan apa yang menjadi kebutuhan dan kemauan produsen benih atau penangkar. Dan untuk mengetahui apa yang
dibutuhkan produsen benih atau penangkar, BBP2TP harus mampu menyerap aspirasi produsen benih atau penangkar yang berada di wilayah kerjanya. Dengan
demikian, BBP2TP yang responsif harus mampu menciptakan ruang bagi publik untuk menyalurkan aspirasinya.
Bedasrkan hasil penelitian, peneliti mangatakan bahwa responsivitas dalam prinsip good governance sudah diterapkan di BBP2TP. Ini dikarenakan
BBP2TP sudah mampu menanggapi aspirasi dan memenuhi kebutuhan produsen benih atau penangkar. Ini dilihat dari tidak adanya keluhan yang diberikan oleh
produsen benih atau penangkar dalam masalah pelayanan. BBP2TP sudah memberikan kualitas yang baik dalam pemberian pelayanan dengan cara
memberikan pelayanan yang adil tidak membeda-bedakan antar produsen benih, semua akan dilayani dengan baik selagi surat-surat yang dibutuhkan dalam
pengurusan sertifikat benih terpenuhi semua. BBP2TP juga tidak menerima biaya tambahan yang dibrikan produsen benih atau penangkar. Dan prosedur pelayanan
juga sudah diberitahu kepada penangkar atau produsen benih. Responsivitas
juga dilihat
dari BBP2TP dalam memenuhi aspirasi
produsen benih atau penangkar. Selama ini BBP2TP selalu mengadakan pertemuan kepada penangkar atau produsen benih setiap tahunnya. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui keluhan-keluhan apa yang dihadapi produsen benih atau penangkar dalam proses pengurusan sertifikat benih atau dalam pembibitan
tanaman. Dengan adanya pertemuan yang dilakukan setiap tahun ini BBP2TP juga dapat mengetahui pendapat-pendapat dari produsen benih atau penangkar
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
100
dalam hal meningkatkan kualitas pelayanan yang diberikan BBP2TP. Hal ini semacam tukar pikiran antara BBP2TP dengan produsen benih atau penangkar.
Yang diharapkan kedepannya agar pelayanan yang di berikan BBP2TP semakin meningkat, dan semakin berkurangnya benih yang berkualitas buruk atau ilegal.
6.Penerapan Prinsip Berkeadilan
Keadilan berkaitan dengan sikap dari atasan yang mampu untuk bersikap adil terhadap pegawainya, terutama dalam penempatan posisi jabatan, tidak ada
perbedaan antara pria dan wanita untuk menempati posisi tersebut. Bedasarkan penelitan yang peneliti lakukan di BBP2TP, untuk penerapan
prinsip kedailan dalam good governance BBP2TP sudah menerapkannya dengan baik. Hal ini dilihat dari jawaban dari inrorman utama yang mengatakan bahwa
selama ini BBP2TP selalu memberikan pelayanan yang maksimal kepada produsen benih atau penangkar. BBP2TP tidak membeda-bedakan produsen benih
dalam pengurusan sertifikat benih, semua produsen benih dilayanani dengan baik tidak melihat dari apakah produsen benih tersebut merupakan perusahaan yang
besar atau kecil. Kepala Balai dan Kepala Bidang BBP2TP juga mengatakan bahwa pelayanan yang maksimal akan meningkatkan predikat atau kualitas
BBP2TP maka dari itu BBP2Tp selalu berusaha memberikan pelayanan yag maksimal termasuk memberikan peayanan yang berkeadilan. Karena, dengan
memberrikan pelayanan yang adil maka produsen benih atau penangkar akan merasa nyaman memanfaatkan fasilitas dari BBP2TP. Pelayanan adil yang
dimaksudkan disini adalah pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan produsen benih atau penangkar.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
101
Prinsip berkeadilan bukan hanya dalam hal pelayanan yang BBP2TP berikan kepada produsen benih atau penangkar, tetapi juga berkaitan dengan sikap
adil yang diberikan oleh Kepala Balai BBP2TP kepada pegawainya. Yang peniliti lihat disini adalah Kepala Balai BBP2TP juga sudah menerapkan prinsip keadilan
untuk pegawainya. Hal ini diperjelas dengan pernyataan Kepala Balai dan Kepala Bidang yang mengatakan bahwa selama ini mereka objektif dalam
memperlakukan pegawainya. Tidak membedakan apakah pegawai tersebut perempuan atau laki-laki. Misalnya dalam hal pemberian promosi jabatan, yang
menjadi faktor utamanya adalah kinerja pegawai dan apakah pegawai tersebut berprestasi bukan dilihat dari jenis kelaminnya. Atas dasar tersebutlah peneliti
mengatakan bahwa BBP2TP sudah mampu mengimplementasikan salah satu prinsip good governance yaitu keadilan.
7.Penerapan Prinsip Penerapan Hukum
Penerapan hukum yang dimaksudkan disini adalah kerangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu, terutama hukum untuk hak asasi
manusia. Tujuan penegakan hukum antara lain adalah untuk menjamin adanya kepastian hukum yang juga merupakan salah satu asas umum penyelenggaraan
negara. Setiap tindakan aparat hukum baik pada tingkat penyelidikan, penyidikan, penuntutan, maupun upaya hukum, eksekusi dan eksaminasi harus selalu
berpegang kepada aturan hukum rule of law yang juga merupakan ciri dari good governance. Penegakan hukum tidak hanya dimaksudkan untuk menjatuhkan
hukuman kepada setiap pelanggar hukum; penegakan hukum juga dimaksudkan agar pelaksanaannya harus selalu berpedoman kepada tata cara atau prosedur yang
telah digariskan oleh undang-undang dengan memperhatikan budaya hukum yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
102
hidup di masyarakat terutama harus mampu menangkap rasa keadilan yang hidup di masyarakat.
BBP2TP sudah mampu mengimplementasikan prinsip good governance yaitu penerapan hukum dengan baik. Ini dilihat dari dalam setiap pelaksanaan
tugas fungsi BBP2TP semua sudah berlandaskan hukum yang ditulis dalam undang-undang, peraturan pemerintah, keputusan menteri pertanian dan lain-lain.
Hukum merupakan landasan BBP2TP dalam melaksanakan tugas dan fungsinya tidak terkecuali dalam pemberian pelayanan. Dalam memberikan pelayanan
sertifikat benih BBP2TP mempunyai landasan hukum yaitu Permentan No. 39 thn 2006 entang produksi, sertifikasi dan peredaran benih bina, yang mengatur sistem
perbenihan mulai dari benih penjenis benih dasar benih pokok dan benih sebar. Landasan hukum itu sangat penting bagi produsen benih atau penangkar karena
hal tesebut merupakan legalitas dalam menjual benih bina. Legalias tersebut juga berguna untuk menandakan kualitas benih tersebut bahwa benih tersebut
merupakan benih unggul. Kegunaan sertifikat benih yang lain adalalah apabila benih bina tersebut tidak menggunakan sertifikat benih maka benih tersebut
merupakan benih berkualitas buruk dan ilegal sehinggar penangkar atau produsen benih yang menjual benih tersebut akan dikenakan sanksi yaitu penarikan benih
tersebut dari produsen benih. Dengan adanya sertifikat benih yang mempunyai landasan hukum adalah
untuk mengurangi benih ilegal yang beredar di pasaran. Sejauh ini implemenasi penarapan prinsip good governance sudah berjalan cukup baik dari tahun-tahun
sebelumnya. Ini dilihat dari semakin banyak nya produsen benih atau penangkar
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
103
yang mulai memakai sertifikat benih sebagai landasan hukum untuk menjual benih bina yang berkualitas.
8.Penerapan Prinsip Orientasi
Good governance merupakan perantara kepentingan yang berbeda untuk memperoleh pilihan terbaik bagi kepentingan yang lebih luas, baik dalam hal
kebijakan-kebijakan maupun prosedur. Isu mengenai kualitas layanan cenderung menjadi semakin penting dalam menjelaskan kinerja organisasi pelayanan publik.
Banyak pandangan negatif yang terbentuk mengenai organisasi muncul karena ketidakpuasan masyarakat terhadap kualitas layanan yang diterima dari organisasi
publik. Dengan demikian, kepuasan masyarakat terhadap layanan dapat dijadikan indikator kinerja organisasi publik. Dwiyanto dkk ,2002:48
Peneliti melihat BBP2TP sudah menerapkan prinsip orientasi dalam meberikan pelayanan publik. Ini dilihat dari hasil wawancara peneliti dengan
produsen benih atau penangkar mengenai kepuasan mereka terhadap pelayanan yang diberikan BBP2TP dan produsen benih atau penangkar mengatakan
bahwasannya mereka sudah cukup puas dengan pelayanan yang diberikan BBP2TP kepada mereka. Orientasi bukan hanya dalam meberikan pelayanan yang
maksimal tetapi juga melihat bagaimana BBP2TP dalam melaksanakan kebijakan pemerintah. Dalam hal ini BBP2TP sudah melaksanakan kebijakan pemerintah
dengan baik, Dan dalam melaksanakan kebijakan pemerintah adanya perkembangan melayani masyrakat dengan baik, handal, dan profesional.
Memberikan pelayanan yang prima kepada seluruh steikholder. Kesesuain prosedur pelayanan dengan kebijakan juga peneliti lihat di BBP2TP mereka
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
104
memberikan prosedur pelayanan yang prima sesuai dengan kebijakan yang mereka jalankan. Yang salah satu kebijakan tersebut adalah harus meningkatkan
kesadaran produsen benih atau penangkar terhadap benih yang bermutu. Dan sampai saat ini kesadaran produsen benih atau penangkar sudah jauh meningkat,
salah satu penyebabnya karena pelayanan yang diberikan BBP2TP sangat memuaskan, dan mereka tida kecewa denagan pelayanan tersebut.
9.Penerapan Prinsip Strategi Visi
Para pemimpin dan publik harus mempunyai perspektif good governance dan pengembangan manusia yang luas dan jauh kedepan sejalan dengan apa yang
diperlukan untuk pembangunan semacam ini. Dalam penerapan strategi visi yang peneliti lihat di BBP2TP lebih kepada
meningkatkan sumber daya manusianya, dan meningkatkan kinerja organisasi. Dalam kedua hal tersebut BBP2TP sudah menjalankan nya. Dalam meningkatkan
sumber daya manusianya BBP2TP selalu rutin untuk mengikuti seminar melalui jabatan fungsional yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, memberikan
training, sering mengikuti pertemuan teknis yang dilakukan oleh perguruan tinggi. Sehingga dengan begitu kemampuan setiap SDM nya akan semakin meningkat.
Karena, kemampuan SDM merupakan hal yang penting untuk meningkatkan kinerja organisasi tersebut,terutama dalam memberikan pelayanan publik ynag
maksimal. Untuk meningkatkan kinerja organisasinya BBP2TP, kepala balai selalu
memberikan reward dan punishment untuk meningkatkan kinerja oragnisasinya, pertemuan berkala yang sering dilakukan anatara kepala balai dengan pejabata
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
105
yang ada merupakan hal yang penting bagi BBP2TP dalam meningkatkan kinerja organisasi. Karena, dengan melakukan pertemuan tersebut kepala balai
mengetahui kekurangan dari setiap bagian BBP2TP dan dapat diperbaiki dengan segera sehingga tidak mengganggu kinerja bidang yang lain.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
106
BAB VI PENUTUP