Mengapa Program Padat Karya Diperlukan?

MENCAPA PROGRAM PADAT IiARYA DIPERLUKAN
Oleh:
Dr. Ir. Sjafri Mangkuprawira
(Staf Pengajar MMA - IPB; Dekan Fakultas Pertanian IPB)
proses trade off dimana porsi
beban keluarga semakin besar. Dalam
KRlSlS MONETER DAN PERILAKU *
pengeluaran keluarga untuk pangan
situasi tersebut belum diketahui pasti
EKONOMI KELUARGA
apakah juga akan terjadi PHK terhadap
akan semakin besar dibanding untuk
Tidak ayal lagi, badai moneter
Pembantu Rumahtangga (PRT) secara
pendidikan anggota keluarga, rekreasi
telah melanda berbagai sektor
dan kesehatan. Kalau porsi tersebut
besar-besaran.
kehidupan bangsa. Tidak saja dicirikan
semakin membengkak, ciri kemakmuran
Perilaku lain pada ekonorni

oleh lemahnya nilai tukar rupiah
yang semakin rnenurun sulit dicegah.
keluarga yang signifikan akan tampak
terhadap dollar sejak Juli 1997 yang
pada sisi konsumsi.
Tidak kecil
Yang jelas standar gizi keluarga apakah
lalu, tetapi juga dampak langsung atau
tak langsung terhadap kehidupan di
banyak
kemungkinannya
bahwa
dilihat dari kandungan kalori maupun
keluarga yang akan mengubah pola
ti~gkatmakro (bangsa) dan kehidupan
protein sebagian besar masyarakat
akan mengalami penurunan.
konsumsi apakah dalam segi jumlah,
mikro (rurnahtangga). Tidak sedikit
kualitas

maupun
frekuensinya.
perusahaan-perusahaan, mulai dari
Dalam situasi ekonomi yang
Diversifikasi
menu
secara
terpaksa
akan
chaos seperti sekarang, teori hirarki
kelas atas sarnpai menengah dan kecil
I
I
mender~ta
kesul~tan
kebutuhan dar~ Abraham
berproduks~dan memasarkan
Maslow rnenjadl bermakna
Tidak kurang dari sekitar 2 juta orang pekerja sampai
hasll karf2na blaya produksl

Maslow membuat hlrarkl
akhir tahun in] diperkirakan yang terkena PHK akibat
yang melanglt satu
dan
kebutuhan rnanusia mula1 dar~
krisis moneter yang menimpa banyak perusahaan.
melernahn~a days
bell
kebutuhan
fislk
Angka ini menambah panjang jumlah penganggur yang
konsumen dl slsl lain Dalam
(makanan, pakalan, rumah)
diperkirakan akan mencapal8 juta orang. Suatu angka
s~tuas~ tersebut
tak
pengangguran yang sangat fantastis. Hampir-hampir
sampal kebutuhan aktual~sas~
dalam tiga dekade terakhir ini bangsa Indonesia tidak
terhlndarkan lag1 perusahaand ~ rDlslnl

~
Maslow berangkat
pernah mengalaminya.
perusahaan
melakukan
dar~ pandangan
bahwa
ras~onalisasi kerla secara
manusla tidak akan berdaya
total Dengan perkataan lam
h~dupnya j~ka kebutuhan
terjad~,terutama pada keluarga marjinal.
terjadl pemutusan hubungan kerla
fislknya t~dak dlpenuh~ leb~h dahulu
Substltusl beras ke bahan rnakanan
(PHK) bag1 sebaglan pekerja
T~dakmungkln kebutuhan sos~al(kas~h
sepertl umbl-umblan dan
Tldak kurang darl sek~tar2 juta
mengas~h~),

rasa aman, harga din, dan
mungkln saja akan terladl Misalnya,
orang pekega sampal akhlr tahun In1
aktual~sas~d ~ r akan
~
terujud tanpa
tempo
substltus, daglng dan lkan
d~perktrakanyang terkena PHK ak~bat
kebutuhan
fis~k
terpenuh~
secara layak
telah terladl dalam
konsumsl
krlsls moneter yang rnenlmpa banyak
Sekaligus pula, sepertlnya Maslow
tempe dan tabu Akan tetapl harga dua
Oerusahaan
*'gka

In' menambah
membantah
motto masyarakat lawa
komodltl bahan rnakanan I ~ I tahu
,
dan
panlang lumlah penganggur Yang
Ya% berpandangan "makan tldak
temp,, saat In1juga lkut merangkak nalk
dlperklrakan akan mencapal 8 juta
rnakan asal kurnpul" dan mengubahnya
sebagal aklbat komponen
kedele
orang
Suatu angka pengangguran
rnenjadl "kurnpul t~dak kurnpul asal
yang tlnggl Belum dlketahul pastl
yang sangat
Hamplr-hamplr
rnakan"

Pertanyaannya spa upaya
pengganti bahan rnakanan tersebut
dalam tlga dekade terakhlr In1 bangsa
strategls yang perk dllakukan keluarga7
Khususnya
dl
keluarga
lndones~atidak pernah mengalarnlnya
Upaya strateg~syang d~kenaldl
pertanlan marjlnal, perubahan juga
Fenornena dl t~ngkat mlkro secara
t~ngkat keluarga adalah coprng
terjadl pads pols dlstrlbusl konsumsl
slgn~fikan dlclrlkan oleh
makln
mechanrsm
C I ~ Iupaya in1 adalah
pangan keluarga Dlstrlbusl pangan
melemahnya
pendapatan

rlll
bagalrnana suatu keluarga harus
dlantara keluarga, balk dalam
jurnlah
niasyarakat
Selaln ltu raslo
marnpu
mempertahankan keh~dupan
rnaupun kualltas jenls pangan
ketergantvngan anggota keluarga yang
dengan cara apa pun T~daksaja dalam
semakln seragam dengan lauk
tldak produkhf terhadap yang produktif
bentuk legal tetap~juga legal Dalam
sederhana, bahkan rnungkln tanpa
semakin t~ngg~ Dengan dem~k~an
legal' tlap ke'uarga akan
sayur sama sekal~ Akan terjad~pula

Vulttme 4


No.] F ~ b r u n r 1998
i

ISSN: 0853-8468

kelebihan suplai tenaga kerja dibanding
keluarganya yang sedang diterpa
terpaksa menjual aset produksi (seperti
permintaan. Dalam situasi seperti ini,
kesulitan hidup. Namun dalam jangka
diberitakan Kompas 6 Februari 1998,
posisi tawar pekerja melemah. Bisa jadi
panjang, efek negatifnya ada yaitu
Benih pun jadi nasi), penjualan aset
demi status sosial penganggur bersedia
kualitas
sumberdaya
manusia
keluarga atau bekeria serabutan,

bekerja apa pun dan dengan 6ngkat
(pendidikan dan keterampilan) yang
termasuk pengerahan tenaga kerja
upah berapa pun.
Yang penting
makin
kurang
handal
karena
keluarga yang sedang bersekolah.
asalkan yang bersangkutan tidak
berkurangnya peluang waktu belajar
Sedangkan cara ilegal dapat berbentuk
mereka secara intensif. Yang jelas peta
penganggur.
Tetapi
disebut
tindakan-tindakan kriminal dan atau
pertanyaannya apakah pekerjaan apa
keluarga miskin dan desa tertinggal

menjadi pengemis di perkotaan. Dua
pun tersebut tersedia di pasar kerja?
akan semakin has. Apa implikasi dari
yang terakhir ini akan menambah
keadaan di atas bagi upaya pencarian
Karena itu. rnemang perlu diciptakan.
kerumitan sosial saja dan sekaligus
Dengan investasi ekonorni, walaupun
menambah beban sosial masyarakat
pendekatan-pendekatan pensolusian
(Social cost) yang besar.
strategis?
ideal, namun sulit berlangsung karena
mernang kemampuan para pengusaha
Distribusi kerja tradisional
sedang melemah. Begitu pula tabungan
diantara anggota keluarga semakin
MANAJEMEN
PADAT
KARYA
pemerintah tidak memadai untuk
memudar, Kegiatan mencari nafkah
EFEKTIF
padat karya I melakukan investasi di sektor publik.
Fenornena
tidak lagi semata-mata diserahkan
bukanlah sesuatu yang baru. Dalam
kepada suami atau bapak selaku kepala
Dalam situasi seperti itu program padat
lstilah ekonomi dikenal konsep labor
karya rnenjadi sebuah jalur alternatif.
keluarga. Dalam kondisi sulit seperti ini,
Padat karya yang dikenal
intensive sebagai lawan dari capital
isteri pun akan keluar dari kegiatan
intensive (padat modal). Unsur produksi
akhir-akhir ini lebih bersifat crash
rumahtangga (domestic domain) dan
masuk dalam kegialan mencari
program
atau
sangat
nakah (public domain) apakah
mendesak.
Pert~mbangan
Dari pengamatan kasat mata, ada tanda-tanda
rnenjadi
pernbantu pelaksanaan program padat karya akhir-akhir ini belum utamanya bagaimma dengan
rumahtangga atau bahkan
sepenuhnya berjalan dengan pas. Ada kesan dengan
padat karya, para tenaga kerja
33
milyar
rupiah,
pelaksanaan
kucuran
dana
sebesar
sebagai pekerja kasar (pekerja
khususnya buruh yang terkena
program padat karrya dilakukan secara sporadis,
padat karya rnerehabilitasi jalan
Pemutusan Hubungan Ker~a
serabutan
dan
kurang
dipandu
oleh
teknis
perencanaan
dan saluran air). Orangtua
(PHK) dapat tertolong sedang
yang handal.
atau mertua isteri pun akan
di SISI lam, kesempatan kerja
dibuat repot untuk mernelihara
sektor
formal
untuk
cucu-cucunya.
Sementara
menampung
mereka
sangatiah
tenaga kerja (labor) dan mesin (capital)
anak-anak usia sekolah pun, semakin
langka. Artinya, bisa saja padat karya
secara
teoritis
dapat
saling
banyak yang rnemanfaatkan waktu
terjadi di daerah padat dan jarang
bersubstitusi. Dalam kurva isoproduk
senggangnya untuk bekeria di sektor
penduduk, Tetapi yang jelas dalam
(produk sama), dijelaskan bahwa
informal.
Dapat
dibayangkan
situasi ekonomi yang chaos tidak peduli
keduanya dapat saling bersubstitusi,
pekejaan-pekerjaan
konvensional
kondisl daerahnya. Substitusi tenaga
ceteris paribus.
Misalnya, untuk
seperti pembersih sepatu dan asongan,
kerja
dan kapital hampir-hampir tidak
menghasilkan sejumlah produk yang
dan inkonvensional seperti pemberi jasa
terjadi. Yang ada ialah bagaimana
sama lebih tepat menggunakan
payung, pemain musik jaianan dan
dengan program padat karya dapat
pendekatan padat karya di daerah Jawa
pembawa barang-barang konsumen
menyerap mereka yang terkena PHK
dan Bali yang tingkat kepadatan
yang berbelanja di pasar-pasar akan
sebanyak-banyaknya.
Dengan
penduduk per satuan luas lahan
sernakin banyak dilakukan oleh anggota
perkataan
lain,
bagaimana
pemerintah
pertanian yang jauh lebih tinggi
keluarga usia sekolah, khususnya di
mampu secepatnya melaksanakan
katimbang di luar lawa. Di luar jawa
perkotaan. Tidak sedikit misalnya, yang
tersebut untuk golongan
program
yang kepadatan penduduknya relatif
penulis arnati di perkampunganmasyarakat yang rentan terhadap
masih rendah, lebih tepat digunakan
perkampungan, sernakin banyak anak , pendekatan
kondisi
ekonomi yang parah ini. Jika
padat
modal.
usia sekoiah dasar menjajakan barang
tidak segera disolusikan maka
Pertanyaannya apakah teori tersebut
dagangan berupa es mambo atau
kemungkinan
besar akan teriadi gejolaktepat diterapkan pada dunia nyata?
makanan kecil sarnbil bersekolah.
gejolak sosial politik yang parah.
Fenomena yang terjadi akhirDalam situasi seperti ini, k~tapatut
Sedang
dalam jangka panjang
akhir ini ialah makin meningkatnya
mengacungkan jempol betapa rnereka
bagaimana memperkecil kesenjangan
jumlah pengangguran.
Dengan
sangat terpanggil untuk mernbantu
perkataan lain, di pasar kerja terdapat

1

Volume 4 No.] Februnri 1 9 9 8

I

ISSN: 0853-8468

perkebunan (PTP) dapat berupa
upah Rp 7.500 rnaka jurnlah total HOK
kemakrnuran antara si kaya dan si
perneliharaan lahan, pembuatan teras,
diperkirakan mencapai 1 33 juta lebih.
miskin.
penanaman ulang, perluasan tanaman,
Jika tiap pekerja diberi kesernpatan
Dari pengamatan kasat mata,
pemadaman
kebakaran,
dan
bekerja selama 30 HOK maka total
ada tanda-tanda pelaksanaan program
pekerja yang dapat dilibatkan dalarn
sebagainya. Pada pekerjaan umum,
padat karya akhir-akhir ini belum
program padat karya diperkirakan
jenis kegiatan padat karya dapat berupa
sepenuhnya berjalan dengan pas. Ada
mencapai 4.4 juta orang lebih. Suatu
perbaikan dan pemeliharaan jalan,
kesan dengan kucuran dana sebesar 33
angka
yang
cukup
fantastis.
membuka jalan baru dan perbaikan
milyar rupiah, pelaksanaan program
Persoalannya bagaimana upaya yang
saluran irigasi teknis, perluasan dan
padat karrya dilakukan secara sporadis,
harus
dilakukan
agar
program
perneliharaan
padat
lapangan terbang dan
serabutan dan kurang dipandu oleh
karya berlangsung optimal. Artinya,
sebagainya. Di sub sektor kehutanan
teknis perencanaan yang handal.
pelaksanaan
program
tidak
sekedar
dapat dilakukan kegiatan reboisasi,
Beberapa indikasi yang tarnpak antara
penghijauan,
perhutanan
sosial,
berorientasi proses, yang penting dana
lain, pertama, bentuk dan jenis kegiatan
masih cukup banyak yang tidak
pemadarnan kebakaran hutan, dan
terserap habis. Narnun lebih dari itu,
sebagainya. Sernentara dalam upaya
apa saja efek yang diperoleh tidak saja
berorientasi ekonorni seperti hanya
membersihkan selokan-selokan kecil
pemeliharaan
lingkungan
dapat
terhadap pekerja tetapi pada aspek
dan rumput di sekitar area permukiman,
dilakukan
kegiatan
pernuilhan
luaran, lingkungan dan kelembagaan?
hutanlperkebunan yang diakibatkan
dan terkesan sporadis.
Padahal
Efek terhadap luaran hendaknya berupa
oleh lahan longsor, banjir dan
pengubahan kondisi langsung dan tak
kegiatan tersebut biasanya dilakukan
langsung dalam aktivitas ekonomi
secara gotong royong (kegiatan sosial).
kebakaran
peserta prngram
produksi dan distribusi. Sedang pada
kegiatan program lebih
lebih diprioritaskan pada lapisan pekerja
berorientasi pada proses
yang terkena PHK dan
katimbang
pada
luaran
pengangguran dari keluarga
Persoalannya bagaimana upaya yang harus dilakukan
rentan
terhadap
(output) dan efek, Y ang
yang
agar program padat karya berlangsungoptimal. Artinya,
penting bagaimana dana
fenomena sosial ekonomi atau
pelaksanaan program tidak sekedar bemrientasi proses,
program terserap habis.
yang penting dana terserap habis. Namun lebih dari itu, mereka yang sangat terkena
Ketiqa, belurn jelas berapa
apa saja efek yang diperoteh tidak saja terhadap pekerja hirnpitan ekonomi akibat krisis
lama minimal tiap pelaku
Ketiqa, asas
tetapi pada aspek luaran, lingkungan dan kelembagaan? moneter.
program padat karya bekeria
pernerataan
bendaknya
dan rnasih tampak tidak
dipertimbangkan agar tidak
aspek lingkungan, hendaknya program
seragamnya alokasi waktu yang
menimbuikan kecernburuan sosial dan
padat karya marnpu menciptakan dan
terserap per pekerja. Keern~at,, pola
konflik sosial;
melestarikan
lingkungan fisik dan non
perencanaan dan pengawasan relatif
Nepotisrne hendaknya dicegah. Karena
fisik.
Sementara efek terhadap
rnasih lemah, tanpa dukungan data
itu, agaknya demi pemerataan, peserta
kelembagaan,
harus diupayakan agar
akurat tentang ketepatanl kelayakan
program dibatasi untuk kepala keluarga
program padat karya tidak merusak
jenis kegiatan dan siapa saja yang
(KK), baik KK yang lelaki atau yang
tatanan sosial yang ada, seperti
pantas diikutsertakan dalarn program.
perernpuan.
Keempat, diperlukan
menimbuikan kecemburuan sosial dan
Karena itu, bisa saja proses rekruitrnen
proses perencanaan, pe;lgendalian dan
konflik sosial serta rnengubah kegiatan
pekerja dilakukan secara sernbarangan,
pengawasan yang terprograrn dengan
sosial seperti gotong royong menjadi
yang penting target terpenuhi. Bahkan
dukungan data dan informasi yang
kegiatan ekonomi murni.
dapat terjadi peserta padat karya
akurat. Kiranya diperlukan suatu Pusat
Untuk
sarnpai
pada
bukanlah pengangguran, tetapi yang
lnforrnasi Ketenagakerjaan di tingkat
pencapaian-efek di atas maka program
sudah punya pekerjaan.
DATl II yang bertugas mengarnati,
padat karya perlu rnemperhatikan
Kelemahan-kelemahan di atas
mencatat dan menginformasikan kondisi
beberapa ha1 pokok berikut ini.
hendaknya tidak terjadi lagi di masa
ketenagakerjaan yang ada di daerah
Pertama, jenis kegiatan program harus
datang. Pemerintah sudah begitu serius
sampai tingkat kecamatan. lenis data
sedemikian
selektifnya,
tergantung
pada
memperhatikan masaiah pengangguran
dan informasi meliputi antara lain jenis
kebutuhan dan kondisi daerah
dan PHK. Karena itu, pemerintah telah
lapangan kerja, jumlah angkatan kerja,
(perkotaan
dan
perdesaan),
kondisi
rnenyediakan dana sebanyak 1.8 triliun
pekeria dan pencari kerja, tingkat
lingkungan, kepentingan ekonomi dan
rupiah untuk program padat karya.
pengangguran, tingkat upah, dan
tatanan sosial yang ada. Beberapa
Kalau per hari orang kerja (HOK), tiap
pernerintah (pusat
sebagainya.
contoh
jenis kegiatan di sektor pertanian
pekerja bekerja selarna lirna jam dengan
dan daerah) hendaknya proaktif,

m,

w,

m,

Volume 4 No.1 Februnri 1998

ISSN: 0853-8468

khususnya pemerintah daerah di tingkat
DATl II sampai kecamatan. Sifat
menunggu petunjuk sangat teknis dari
atasan sebaiknya dihindari. Respon,
inisiatif dan kreativitas pemerintah
daerah sangat dituntut, terutama dalam
menangkap ,isyarat dini tentang
perrnasalahan PHK dan pengangguran
yang ada di daerahnya masing-masing.
Keenam, peranserta pihak perusahaan
diperlukan
antara
lain
dalam
menginformasikan pekerja yang terkena
PHK untuk memudahkan . pihdk
pemerintah menyiapkan langkahlangkah pensolusiannya di tingkat lokal.
Semaksimal mungkin perusahaanperusahaan yang kondisinya masih
sehat dapat segera menampung
mereka yang terkena PHK untuk
dipekerjakan
di
perusahaannya.
dimensi ruang dan waktu harus

m,

Volttme 4 No./ Februnri 1998

meniadi pertirnbangan pula dalam
menetapkan jenis kegiatan padat karya.
Bisa jadi bentuknya berbeda antara
daerah perdesaan dan perkotaan.
Belum lagi dikaitkan dengan tingkat
kepadatan penduduknya fsangat jarang,
jarang, medium, padat, sangat padat).
Sedang dari dimensi waktu, perlu
dipertimbangkan kaitannya dengan
penentuan jenis kegiatan dan berapa
HOK per orang diberi kesempatan
bekerja.
Hal ini penting untuk
menghindari terjadinya fenomena under
utilization dan bentuk baru dari
pengangguran tersembunyi. Memang
dalam praktek di lapangan tidaklah
mudah untuk mencegah terjadinya
fenomena tersebut. Tetapi yang jelas
h a r k dapat diperhitungkan berdasarkan
pengalaman. Misalnya, suatu pekerjaan
tertentu layaknya rnampu diselesaikan

dalam
waktu
tertentu
dengan
menggunakan 50 orang tapi dalam
kenyataannya menggunakan 80 -100
orang. Dari sudut proses dan luaran
mernang tercapai, tetapi dari sisi
produktivitas tidak, karena nilainya
sangat rendah.
DAFTAR PUSTAKA

Chacko, TI J.G Asar,MM. 1997.
Technological and Human Resource
Management
John Wiley Son Inc. N Y. Bohlander,G.W;
Cruden. H.J. Sherman. A.W.. 1998.
Managing Human Resources. South
Western Publishing Co USA
~om~as,bFebruari
1998, Benihpun rnenjadl
nasi

ISSN: 0853-8468