Struktur Komunitas Mangrove dan Analisis Finansial Usaha pada Lahan Konversi Hutan Mangrove di Pesisir Teluk Kendari

STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DAN ANALISIS
FINANSIAL USAHA PADA LAHAN KONVERSI HUTAN
MANGROVE DI PESISIR TELUK KENDARI

OLEH :
JULIAN WITJAKSONO

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

ABSTRAK
JULIAN WITJAKSONO. Struktur Komunitas Mangrove dan Analisis Finansial
Usaha Pada Lahan Konversi Hutan Mangrove di Pesisir Teluk Kendari.
Dibimbing Oleh KOOSWARDHONO MUDIKDJO dan ANDRY
INDRAWAN.

Teluk Kendari merupakan bentuk perairan estuari dan diturnbuhi tanaman spesifik
pantai yakni mangrove di sepanjang pantainya. Komunitas tumbuhan mangrove di
Teluk Kendari yang tersisa sekarang 183 ha dengan ketebalan rata-rata 80
meter. Sebaran mangrove yang tersisa sekarang di kawasan Teluk Kendari berada

pada kawasan sebelah barat dan selatan kolam teluk. Kegiatan perambahan
kawasan jalur hijau sampai saat ini telah mencapai If: 953 ha atau sekitar 83% dari
luasan sekitar 1137 ha. Kegiatan konversi hutan mangrove untuk pertambakan
udang dan kegiatan pertanian lainnya telah dan &an berlangsung terns, hal ini
tentunya akan memberikan dampak yang luas terhadap kehidupan sosial ekonomi
masyarakat sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk : ( 2 ) Mengidentifikasi
penggunaan dan pemanfaatan kawasan jalur hijau hutan mangrove oleh
masyarakat pesisir di sekitar Teluk Kendari. (2) Mengetahui nilai ekonomi
konversi hutan mangrove untuk berbagai alternatif penggunaan bagi kegiatan
pertanian. (3) Mengetahui nilai ekonomi manfaat ekosistem hutan mangrove yang
masih tersisa yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir di sekitar Teluk
Kendari . (4) Mengetahui struktur komunitas hutan mangrove yang masih tersisa
di sekitar Teluk Kendari. Hasil penelitian menunjukan bahwa Nilai ekonomi
manfaat ekosistem hutan mangrove di pesisir Teluk Kendari yang berdasarkan
kuantifikasi seluruh nilai manfaat ekosistem hutan mangrove terdiri dari nilai
manfaat langsung (Rp. 364.205.955,- per tahun), nilai manfaat tak langsung
(Rp. 85.990,- per ha per tahun) dan nilai manfaat pilihan (Rp. 142.500,- per ha per
tahun). Perhitungan nil& NPV pada discount factror 18% dengan jangka waktu 20
tahun konversi hutan mangrove ke berbagai aktivitas pertanian diperoleh nilai
sebesar Rp. 25.801.088,- per ha yang terdiri dari konversi hutan mangrove untuk

tambak udang clan bandeng dengan nilai Rp. 19.056.066,- per ha, konversi hutan
mangrove untuk perkebunan kelapa sebesar Rp. 1.359.293,- per ha, konversi
untuk perkebunan kakao dengan nilai sebesar Rp. 3.606.773,- per ha dan konversi
hutan mangrove untuk perkebunan jarnbu mente sebesar Rp. 1.778.956,- per ha.
Berdasarkan hasil inventarisasi tingkat pohon, tingkat pancang dan tingkat semai
di bagian pesisir pantai hutan mngrove Teluk Kendari ditemukan 5 jenis pohon
mangrove, yaitu jenis Avecenia, sp, Rhizopora sp, Sonneratia, sp, Bruguiera, sp
dan Xylocarpus, sp. Dari 5 jenis pohon mangrove yang ditemukan pada kawasan
pesisir sekitar Teluk Kendari jenis Avicenia, sp merupakan vegetasi yang dominan
dengan nilai penting 134, 882 % untuk tingkat pohon, 73, 3702% untuk tingkat
pancang, dan 80,7427 % untuk tingkat semai.

+

+

Kata Kunci :Mangrove, Konversi, Ekonomi, Nilai, Manfaat, Pertanian, Kendari

PERNYATAAN


Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis yang berjudul "Struktur

Komunitas Mangrove dan Analisis Finansial Usaha Pada Lahan Konversi Hutan
Mangrove di Pesisir Teluk Kendari" sebagai karya tulis ilmiah yang tidak
diterbitkan adalah merupakan hasil penelitian penulis dan tidak terdapat karya
yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan
Tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat
yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis
diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bogor, 4 Maret 2002
Penulis

Julian Witjaksono

STRUKTUR KOMUNITAS MANGROVE DAN ANALISIS
FINANSIAL USAHA PADA LAHAN KONVERSI HUTAN
MANGROVE DI PESISIR TELUK KENDARI

OLEH :

SULIAN WITJAKSONO

Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Magister Sains Pada
Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANLAN BOGOR
2002

Judul

: Struhlur Komunitas Mangrove dan Analisis Finansial

Nama \4ali:lslswu
Norno1 Pokolx

lisaha Pada Lahan Konversi I-lutan Mangrove di Pesisir
I' clul, Iccndari

. .lullan Miit.ial\so!io
: 1'. 105. 00016

Menyetujui,

Prof.
DR.
-

Ir. Kooswarclhono Mudikciio, M.Sc
Ketua

2. Ketua Program Studi

---=+
Prof. DR. Is. M. Saeni, MS

Tanggal Lulus : 4 Maret 2002

Anggota


RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 30 juli 1971 dari pasangan J.
Wibowo Hamiseno (Alm) dan Sri Hastati. Penulis merupakan putra sulung dari
*

dua bersaudara. Pendidikan SD dan SMP di selesaikan di Jakarta, pendidikan di
SLTA di Jakarta sarnpai kelas IT kemudian pindah ke Kendari SulawesiTenggara
karena mengikuti kepindahan orang tua, tamat SLTA pada tahun 1990 di Kendari.
Pada Tahun 1990 penulis diterima di Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian
Universitas Haluoleo Kendari Sulawesi Tenggara, lulus pada tahun 1995. Pada
tahun 2000, penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi Ilmu Pengelolaan
Surnberdaya Alam dan Lingkungan pada Program Pasca Sarjana IPB (S2) atas
biaya sendiri. Penulis bekerja sebagai calon peneliti

di Balai Pengkajian

Teknologi Pertanian (BPTP) Kendari Propinsi Sulawesi Tenggara Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian sejak tahun 1999.

Penulis menikah pada tahun 1997, bersama seorang istri Juliana H&d, S.Pd dan
telah dikarunia seorang putra yang bernama Muhammad Ahdillah Bayhaqqi.

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala petunjUya, karuniaNya
dan RidhoNya sehingga penulis dapat melanjutkan studi dan menyelesaikan tesis
ini tepat waktu.

Pada kesempatan ini penulis juga menyarnpaikan rasa terima kasih
kepada :
J

Bapak Prof. D R Ir. Kooswardhono Mudikdjo, M.Sc dan Bapak

D R Ir. Andry Indrawan selaku pembimbing yang telah berkenan
meluangkan waktunya untuk berdiskusi dan memberikan bantuan ,pengarahan
dan dorongan secara moril mulai dari pembuatan proposal hingga

penyelesaian tesis ini.

J

Bapak Prof. DR Ir. Kooswardhono Mudikdjo, M.Sc dan Bapak
D R Ir. Andry Indrawan selaku penguji yang telah berkenan meluangkan
waktunya dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan
ujian tertutup tesis S2

J

Bapak D R Ir. Gatot Kartono, MS selaku manta. Kepala Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP) Kendari yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk bekerja di BPTP Kendari
Bapak D R Ir. Subandi yang telah memberikan motivasi kepada penulis

untuk belajar lebih baik

J

Bapak D R Ir. Sahardi yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
selarna melanjutkan studi S2


J

Bapak Ir. H. Syafaruddin, MS yang telah memberikan motivasi kepada
penulis

d'

Kepada D R Ir. Suryono H. Sutjahyo yang telah melwngkan waktunya

untuk berdiskusi
Kepada para Dosen yang telah memberikan ilmunya selama penulis belajar di
Program Pasca Sarjana di Institut Pertanian Bogor. Semoga bermanfaat
4 Kepada rekan-rekan di Program Pasca Sarjana IPB khususnya rekan-rekan

penulis di PSL yang telah memberikan dorongan secara moril. Semoga amal
ibadahnya diterima oleh Allah SWT. Arnin
J

Kepada rekan-rekan kerja di BPTP Kendari. Semoga yang telah penulis

lakulcan memberikan hikmah di dalarn hidup ini

J

Kepada Ayahanda (alm) J. Wibowo Hamiseno semoga Allah SWT
memberiian tempat yang layak bagimu. Akan kuteruskan perjuangan hidupku
walaupun tanpa kehadiranmu.

J

Kepada Ibunda Ny. Sri Hastati Wibowo sujud ananda di telapak kakimu
yang telah memberikan bimbingan hidup, bantuan materil dan doa kepadaku.
Tak akan kulupakan perjuangan hidupmu untukku, Semoga Allah SWT
menerirna segala arnal ibadahmu. amin

J

Kepada mutiara hidupku Istriku yang tercinta Juliana Hafid, S.Pd yang
dengan sabar menunggu, mendoakan dan memberikan motivasi kepadaku
selarna engkau menemaniku hingga seiesainya studi ini dan permata hatiku

Muhammad Ahdillah Bayhaqqi yang telah menemaniku. Maa£kan atas
segala ketidaksabaran dan kekhilafanku. Semoga Allah SWT memberikan

hikrnah, karunia dan ridhonya bagi kehidupan kita serta rizki bagimu
J

Serta kepada mereka yang telah membantuku hingga selesainya studi ini.

Bogor, 4 Maret 2002
Penulis

Julian Witjaksono

iii

DAFTAR IS1

Halaman

lx4KATA ...............................................................
DAFTAR IS1 ...............................................................

...

DAFTAR TABEL .........................................................

Vlll

DAFTAR GAMBAR ......................................................

X

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................

xii

I.

PENDAWLUAN

................................................

1.1. Latar Belakang ...................................,
.
.
.
.........
1.2 .Perurnusan Masalah ..........................................
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian ......................................
1.3.2. Kegunaan Penelitian ..................................

I1.

TINJAUAN PUSTAKA ..........................................

6

2.1. Konsep Ekosistem .............................................

6

2.2. Ekosistem Hutan Mangrove ...................................

7

2.3. Keadaan Hutan Mangrove di Teluk Kendari ................

14

2.4. Valuasi Ekonomi Penggunaan

Sumberdaya

Alam

Terpulihkan ......................................................

14
iv

2.5. Konsep Pengukuran Nilai Ekonomi Surnberdaya Hutan

Mangrove .........................................................

I11.

16

2.6. Analisis Finansial Manfaat Ekonomi Hutan mangrove ....

19

METODE PENELITIAN ..........................................

21

3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian .................................

21

3.2. Teknik Pengambilan Sampel .................................

21

3.2.1. Sampel Responden ....................................

21

3.2.2. Sampel Vegetasi Mangrove ...........................

22

3.3. Pengumpulan Data .............................................

24

3.4. Analisis Data ...................................................

25

3.4.1. Pengukuran Luas Areal Hutan mangrovedi

Teluk Kendari ..........................................

25

........................................

26

3.4.3. Nilai Ekonomi Manfaat Hutan Mangrove ............

28

.................

32

3.4.2. Analisa Vegetasi

3.4.4. Pengetahuan Dan Sikap Responden

3.4.5. Analisis Finansial Usaha Pada Lahan Konversi

IV .

Hutan Mangrove ..........................................

32

DESKRIPSI UMUM KAWASAN TELUK KENDARI .........

34

4.1. Batas Administratif ...............................................

34

.......................................

35

4.2.1. Letak Geografis ............................................

35

4.2.2. Topografi dan Oceanografi ..............................

35

4.2. Kondisi Lingkungan Fisik

v

4.2.3. Hidrologi ...................................................
4.2.4. Kiimatologi

................................................

4.2.5. Geologi dan Struktur Tanah .............................
4.3. Keadaan Penduduk ................................................
4.3. Keadaan Perekonomian ..........................................
4.5. Lingktmgan Hidup ................................................
4.5.1. Kondisi Topografi .........................................
4.5.2. Tanah, Hidrologi dan Perairan Teluk ...................
4.5.3. Flora dan Fauna ............................................
4.6. Rencana Tata Guna Lahan Wilayah Kota Kendari ...........

V.

HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................

53

5.1. Luas Areal Hutan Mangrove di Sekitar Teluk Kendari ......

53

5.2. Konversi Kawasan Jalur Hijau Hutan Mangrove dan
Pemanfaatannya ...................................................

55

5.2.1. Luas Areal Konversi Hutan Mangrove ..................

55

52 . 2 Pemanfaatan Lahan Konversi Hutan Mangrove .........

57

5.3. Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Tentang Keberadaan

dan Alih Hutan Mangrove .........................................

59

5.4. Struktur Komunitas Hutan Mangrove ............................
5.4.1. Komposisi dan Potensi Tegakan Hutan Mangrove .....

62

5.4.2. Indeks Nilai Penting .......................................

64

5.4.3. Indeks Keanekaragaman dan Dorninansi Jenis

.........

67

5.5. Nilai Ekonomi Manfaat Ekosistem Hutan Mangrove ..........
5.5.1. Manfaat Langsung (Direct Use Value)

69

................... 69

5.5.2. Manfaat Tak Langsung (Indirect Use Value) ............

71

5.5.3. Manfaat Pilihan (Option Value) ........................... 72

5.6. Analisis Finansial Usaha Pada Lahan Konversi Hutan
Mangrove .............................................................. 72
5.7. Profitabilitas Usaha di Lahan Konversi ........................... 79
5.8. Alternatif Pola Pengelolaan Tambak - Mangrove Terpadu
(Sylvofishery) ........................................................

81

5.9. Strategi Pengelolaan Hutan Mangrove di Teluk Kendari ....... 87

VI .

KESIMPULAN DAN SARAN .......................................... 93
6.1. Kesimpulan ............................................................ 93
6.2.Saran

....................................................................

IIAFTAR PUSTAKA ..............................................................

95

96

vii

..

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.

Luas Hutan Mangrove di Indonesia (Ha) Tahun 1993 ......

8

Tabel 2.

Komponen Iklim Kota Kendari Tahun 1998 ..................

38

Tabel 3.

Kepadatan Penduduk Kota Kendari Berdasarkan luas
Kecamatan Tahun 2000 ..........................................

42

Tabel 4.

Kondisi Fisik dan kimia Air Teluk Tahun 1999 ...............

46

Tabel 5.

Beberapa Jenis Ikan Yang sering Tertangkap di Perairan
Teluk Kendari 1994 ...............................................
Penggunaan Lahan Kota Kendari

47

Diperinci Menurut

Kecamatan Tahun 1999 ............................................

50

Tabel 7.

Tata Guna Lahan Kota Kendari Tahun 2000 ...................

51

Tabel 8.

Penggunaan

Lahan

Kawasan Jalur Hijau Tahun

1999 .......................................... . ............... . ....
Tabe! 9.

56

Persentase Tingkat Pengetahuan dan Sikap Responden
Mengenai Keberadaan dan Alih Hutan Mangrove di
Wilayah Penelitian Tahun 2001 .................................

61

Indeks Nilai Penting Tingkat Pohon, Pancang dan Semai di
Kawasan Hutan Mangrove di Teluk Kendari Tahun 2001 ...

63

viii

Tabel 1 1. Nilai Indeks Keanekaragaman (H') dan Indeks Dominansi

(C) Vegetasi Mangrove di Kawasan Pesisir Teluk Kendari
Tahun 2001 .........................................................

68

Tabel 12. Manfaat langsung yang Diperoleh dari Hutan Mangrove

di Kawasan Teluk Kendari Per Tahun 2001 ....................

71

Tabel 13. Perhitungan Nilai NPV Konversi Hutan Mangrove Untuk
Masing-Masing Aktivitas Pertanian Tahun 200 1 ............

78

Tabel 14. Profitabilitas Usaha Pada lahan Konversi Hutan mangrove
Untuk Masing-masing Aktivitas Pertanian ..................

81

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.

Hubungan Saling Ketergantungan Antara Berbagai
Komponen (Rantai Makanan) Ekosistem Hutan
Mangrove ..................................................

Gambar 2.

Fungsi Ekosistem Hutan Mangrove Sebagai Daerah
Asuhan, Daerah Mencari Makanan dan Daerah
Pemijahan Berbagai Biota Laut ........................

Gambar 3.

Skema

Penghitungan

Total

Nilai

Ekonomi

Sumberdaya Alan1 Mangrove ...........................
Gambar 4.

Metode Transek Jalur Untuk Inventarisasi Hutan
mangrove ....................:..............................

Gambar 5.

Rencana Tata Guna Lahan Kota Kendari Tahun

Gambar 6.

Peta Kerja Lokasi Inventarisasi Mangrove di Teluk
Kendari ......................................................

Gainbar 7.

Indeks Nilai Penting (INP) Tingkat Pohon di Hutan
Mangrove Teluk Kendari ................................

Gambar 8.

Indeks Nilai Penting (INP) Tingkat Pohon di Hutan
Mangrove Teluk Kendari................................

Gdmbar 9.

Indeks Nilai Penting (INP) Tingkat Pohon di Hutan
Mangrove Teluk Kendari ................................

66

Gambar 10. Pola Penanaman Bakau Pada Daerah di Sekitar
Pertarnbakan/Kawasan Lindung .........................

84

Gambar 1 1 . Model Empang Parit Tradisional .......................

85

Gambar 12. Model Komplangan .......................................

85

Gambar 13. Model Empang Terbuka .................................

86

Gambar 14. Model Kao-kao ...........................................

86

Gambar 15. Model Tasik Rejo .........................................

87

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Tabulasi Analisa Vegetasi Dengan Cara Jalur
(Lebar Jalur 20 m) Dengan Luas Plot Pohon
(10mx lorn), Plot Pancang ( 5 m x 5 m ) Dan
Plot Semai ( 2 m x 2 m) di Hutan mangrove Teluk
Kendari ...................................................
Lampiran 2.

Hasil

Analisa

Vegetasi

Tingkat

Pohon

(Luas Plot 0,01 ha) di Hutan Mangrove Teluk

Lampiran 3.

Kendari

...................................................

Hasil

Analisa

Vegetasi

Tingkat Pancang

(Luas Plot 0,025 ha) di Hutan mangrove Teluk
Kendari ...................................................

Lampiran 4.

Hasil Analisa Vegetasi Tingkat Semai (Luas Plot
0,0004 ha) di Hutan mangrove Teluk Kendari .......

Lampiran 5.

Analisa NPV Usahatani Konvensional Tambak
Udang Dan Bandeng (Polikultur) di Kawasan
Jalur Hijau Hutan mangrove di Pesisir Teluk
Kendari Per Hektar selama 20 Tahun .................

Lampiran 6.

Struktur Biaya Usahatani Konvensional Kelapa
Rakyat di Kawasan Jalur Hijau Hutan mangrove
di Pesisir Teluk Kendari Per Hektar Per Tahun

selama 20 Tahun .........................................
Lampiran 7.

Analisa NPV Usahatani Konvensional Kelapa
Rakyat di Kawasan Jalur Hijau Hutan mangrove
di Pesisir Teluk Kendari selama 20 Tahun

Lampiran 8.

.........

Struktur Biaya Usahatani Konvensional Jambu
Mete Rakyat di Kawasan Jalur Hijau Hutan
mangrove di Pesisir Teluk Kendari Per Hektar
Per Tahun selama 20 Tahun .........................

Lampiran 9.

Analisa NPV Usahatani Konvensional Jambu
Mete Rakyat di Kawasan Jalur Hijau Hutan
mangrove di Pesisir Teluk Kendari Per Hektar
selama 20 Tahun .......................................

Lampiran 10. Struktur Biaya Usahatani Konvensional Kakao
Rakyat di Kawasan Jalur Hijau Hutan mangrove
di Pesisir Teluk Kendari Per Hektar Per Tahun
selama 20 Tahun ........................................
Lampiran 1 1. Analisa NPV Usahatani Konvensional Kakao Rakyat
di Kawasan Jalur Hijau Hutan mangrove di Pesisir
Teluk Kendari Per Hektar selarna 20 Tahun ...........

142

Larnpiran 12. Volume Kayu Bakar per Ikat Yang Dikonsumsi
Responden di 4 Desa Wilayah Penelitian ..............

145

I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada tahun 1987 Pemerintah Daerah Tingkat I Propinsi Sulawesi Tenggara
mengeluarkan Perda No. 1 tahun 1987 tentang pengaturan pemakaian tata ruang
pada wilayah kota Kendari. Kawasan dataran rendah pada pesisir teluk terutama
pada areal tapal kuda yang masih terpengaruh oleh pasang surut air laut ditetapkan
sebagai kawasan jalur hijau. Kawasan tersebut merupakan habitat dari ekosistem
hutan mangrove yang ditumbuhi oleh berbagai jenis bakau dan nipa, serta fauna
spesifik hutan mangrove. Sebagai kawasan yang ditetapkan sebagai jalur hijau
dari kegiatan pembangunan fisik, kawasan ini sangat berperan dalam memberikan
manfaat lingkungan. Kawasan ini merupakan tempat peresapan air yang datang
dari daerah hulu. Pada tahun 1980-an pesisir utara teluk Kendari yang sekarang
merupakan pemukiman padat masih ditumbuhi mangrove yang cukup iebat
(Suhaeb, 2000).
Teluk Kendari merupakan bentuk perairan estuari dan ditumbuhi tanarnan
spesifik pantai yakni mangrove di sepanjang pantainya. Komunitas tumbuhan
mangrove di Teluk Kendari yang tersisa sekarang f 184 ha dengan ketebalan ratarata 80 meter (Bappeda, 1999). Sebaran mangrove yang tersisa sekarang di
kawasan Teluk Kendari berada pada kawasan sebelah barat dan selatan kolam
teluk.
Berkurangnya kawasan jalur hijau ini banyak disebabkan oleh kegiatan
perambahan kawasan jalur hijau seperti pembukaan tambak, pembangunan
kawasan perurnahan ataupun perkebunan yang merupakan pelanggaran terhadap

peraturan. Kegiatan perambahan kawasan jalur hijau sampai saat ini telah
mencapai

+_

953 ha atau sekitar 83% dari luasan sekitar

+ 1137 ha (Dinas Tata

Kota Kendari, 1999).
Kegiatan pembangunan di daerah estuari ini menimbulkan berbagai
persoalan atau dampak lingkungan. Pemanfaatan sumberdaya alam yang
dilakukan secara tidak terencana akan mengakibatkan berbagai dampak yang
dapat berlangsung dalam waktu singkat maupun dalam jangka waktu lama, seperti
degradasi lingkungan yang mengalubatkan kerugian ekonomi.
Mengingat pentingnya manfaat hutan mangrove tersebut, maka setiap
konversi hutan mangrove untuk kegiatan pertanian atau berbagai penggunaan
lainnya hendaknya terlebih dahulu menghitung manfaat dan kerugiannya secara
keseluruhan bagi masyarakat. Untuk itu penelitian ini bermaksud menganalisis
secara ekonomi pemenfaatan hutan mangrove untuk berbagai alternatif
penggunaan khususnya di bidang pertanian.
Kegiatan konvmi hutan mangrove untuk pertambakan udang dan kegiatan
pertanian lainnya telah dan akan berlangsung terus, hal ini tentunya akan
memberikan dampak yang luas terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat
sekitar. Setiap pihak tentunya menginginkan dampak positif yang seluas-luasnya,
dan menekan dampak negatif sekecil-kecilnya. Untuk mendukung ha1 ini tentunya
diperlukan suatu masukan bagi pihak yang berkepentingan, seperti bagaimana
pola pemanfaatan sumberdaya alam yang ada di wilayah penelitian, berapa nilai
ekonomi dari konversi hutan mangrove tersebut dan lain sebagainya, menjadi
penting dalam mencapai tujuan tersebut.

1.2. Perurnusan masalah
Mangrove yang masih tersisa di pesisir teluk Kendari, pada saat ini
berbatasan langsung dengan tarnbak dan pemukiman penduduk kota serta
aktivitas kegiatan pembangunan lainnya. Tingginya tingkat perturnbuhan
penduduk di Kota Kendari seiring dengan meningkatnya perekonomian secara

urnurn, membuat ancaman terhadap kawasan jalur hijau tetap ada.
Mangrove sebagai komponen penting dalam membentuk keseimbangan
lingkungan di sekitar teluk kendari sudah sangat sempit sehingga fhgsi-fungsi
lingkungan yang dapat diperoleh dari keberadaan mangrove tersebut makin
kurang pula.
Menurut Suhaeb (2000) ada beberapa ha1 yang telah terjadi akibat
berkurangnya luas kawasan jalur hijau di pesisir teluk Kendari seperti berikut :

1. Seringnya terjadi banjir pada kawasan pemukiman di dataran rendah yang
penuh dengan perumahan akibat terhambatnya pengaliran air ke laut.
Pengairan terhambat karena kawasan tersebut telah dipenuhi dengan
bangunan.

2. Proses pendangkalan kolam teluk berlangsung cepat sebab sedimen yang
tersangkut oleh aliran sungai - sungai yang bermuara di teluk kurang
tertangkap oleh zona perakaran mangrove.

Dalarn pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya pesisir dan lautan, akan
timbul permasalahan jika komponen-komponen yang ada tidak saling berintegrasi
secara sinergis dalarn melaksanakan aktivitasnya. Tujuan pengelolaan wilayah
pesisir yang diharapkan adalah agar sumberdaya yang ada dapat dimanfaatkan

secara optimal dan berkelanjutan, khususnya dalarn upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat tanpa menimbulkan kerusakan lingkungan yang
merugikan kelangsungan dan kepentingan generasi yang akan datang.

Dari uraian di atas maka dapat dirumuskan permasalahan pokok sebagai
berikut :
1. Berapa besar nil& ekonomi dari konversi hutan mangrove untuk berbagai
alternatif penggunaan kegiatan pertanian di wilayah pesisir tersebut ?
2. Berapa besar nilai ekonomi manfaat ekosistem hutan mangrove yang masih
tersisa yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir di sekitar Teluk
Kendari.

1.3. Tujuan dan Kegunaan
1.3.1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
a. Mengidentifikasi penggunaan dan pemanfaatan kawasan jalur hijau hutan
mangrove oleh masyarakat pesisir di sekitar Teluk Kendari
b. Mengetahui nilai ekonomi konversi hutan mangrove untuk berbagai alternatif
penggunaan bagi kegiatan pertanian.
c. Mengetahui nilai ekonomi manfaat ekosistem hutan mangrove yang masih
tersisa yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir di sekitar Teluk
Kendari .
d. Mengetahui struktur komunitas hutan mangrove yang masih tersisa di sekitar
Teluk Kendari

1.3.;! Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau inforrnasi
kepada pemerintah daerah khususnya para pengambil kebijakan mengenai
pemidaatan kawasan pesisir Teluk Kendari yang memperhatikan fungsi-fungsi
ekologis keberadaan ekosistem hutan mangrove.

I1 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Ekosistem

Ekosistem merupakan suatu konsep sentral dalam ekologi, yaitu suatu
si:;tem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara mahluk hidup
dengan lingkungannya (Soemarwoto, 1991). Ekosistem adalah satuan fungsional
d2sar dalam ekologi, karena memasukan kedua komponen utama penyusun
ek.osistem yaitu faktor biotik dan lingkungan abiotik, masing-masing
mempengaruhi sifat-sifat yang lainnya dan keduanya perlu untuk pemeliharaan
ke:hidupan (Odum, 1971). Menurut pengertian, suatu sistem terdiri dari
kc~mponen-komponen yang bekerja secara tertatur sebagai suatu kesatuan.
Elcosistem terbentuk oleh komponen hidup dan tak hidup di suatu tempat yang
berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang teratur.
Keteraturan ekosistem menunjukan bahwa ekosistem tersebut berada
dalam suatu keseimbangan tertentu. Keseimbangan itu tidaklah bersifat statis,
melainkan dinamis. Ia selalu berubah-ubah. Kadang-kadang perubahan itu besar,
ka.dang-kadang kecil. Perdbahan itu dapat terjadi secara alamiah, maupun sebagai
al.ibat perbuatan manusia (Soemanvoto, 1991).
Konsep ekosisitem merupakan konsep yang luas, fungsi utarnanya di

&.lam pemikiran atau pandangan ekologi merupakan penekanan hubungan wajib,
ketergantungan, dan hubungan sebab musabab, yakni serangkaian komponenkc~mponen untuk membentuk satuan-satuan fungsional. Adapun komonenkc~mponendari ekosistem itu adalah : (1) senyawa-senyawa anorganik (C, N, C02,
H:!O dan lain-lain); (2) senyawa-senyawa organik (protein, karbohidrat, lemak dan
6

lain-lain) yang mengubungkan abiotik dan biotik; (3) rezim iklim (temperatur dan
fak~or-faktor fisik lainnya); (4) produsen-produsen, merupakan organisme
autrotofik, yang sebagian besar adalah tumbuhan hijau yang mampu membuat
md.anan dari senyawa-senyawa anorganik; ( 5 ) makro konsumen atau fagottroffagotrof

organisme

heterotrofik,

terutarna

binatang-binatang

yang

mertgkonsumsikan organisme-organisme lain atau butiran-butiran bahan organik;
(6) mikro konsumen, merupakan organisme heterotrofik yang merombak
senyawa-senyawa kompleks dari protoplasma mati, menghisap beberapa hasil
perclinbakan, dan melepaskan senyawa-senyawa anorganik yang dapat digunakan
oleh produsen. Satuan - satuan fungsional dalam ekosistem meliputi : (1) sirkuitsirkilit energi, (2) rantai-rantai makanan, (3) pola-pola keanekaragarnan dalam
ruang dan waktu, (4) daur-daur unsur hara (biogeokimia), (5) perkembangan dan
evolusi, dan (6) pengendalian (cybernerics)

2.2. Ekosistem Hutan Mangrove
Hutan mangrove seringkali juga disebut sebagai hutan bakau, hutan
pasang surut, atau hutan payau. Pengertian mangrove adalah sebutan umum yang
digunakan untuk menggambarkm suatu komunitas tumbuhan atau semaksem:ik/rumput-rumputan yang mempunyai kemampuan untuk turnbuh di
laut-sedangkan hutan bakau ditujukan untuk semua individu tumbuhan yang
menyusun hutan mangrove seperti jenis : Rhizophora spp dan mangal untuk
komunitas atau asosiasi yang didominasi oleh tumbuhan jenis Rhizophora
(Nyl-kakken, 1982). Hutan mengrove merupakan hutan tropis yang umumnya

tercLapatdi sepanjang wilayah pesisir yang terlindung dari gempuran ombak,
pantai yang datarllandai dan disekitar muara sungai yang besar.
Kedangkalan pantai sangat mempengaruhi penyebaran dan luas hutan
mangrove. Makin dangkal dan makin landai suatui pantai, akan semakin luas dan
makin baik pula penyebaran hutan mangrove dibandingkan dengan garis pantai
yanz terjal dan cuam. Daya adaptasi yang khas dimiliki mangrove dapat terus
hidlip di perairan laut dangkal.
Hutan mangrove merupakan surnberdaya alarn daerah tropika yang
mernpunyai manfaat ganda baik aspek ekologi maupun aspek sosial ekonomi.
Besmya peranan hutan mangrove atau ekosistem mangrove bagi kehidupan
dapat diketahui dari banyaknya jenis hewan, baik yang hidup di perairan, di atas

lahan maupun ditajuk-ditajuk pohon mangrove serta ketergantungan manusia
terhadap hutan mangrove tersebut.

Tab el 1. Luas Hutan mangrove di Indonesia (Ha), 1993.
Daerah

-

(A)

1. Sumatera
2. Jawa
3. Bali, Nusa Tenggara

Timur
4. Kalimantan
5. Sulawesi
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
6. ldaluku

dan Timor

Tahun 1982
(B)
718.135
55.058
29.450

Tahun 1993
(C )
485.025

Persentase
(CIB)x 100%
67,54

l3engen (1999) menyataltan bahwa hutan mangrove men~ilil