Pengukuran dan Penggunaan GT Kapal Ikan di Indonesia

c ar.
PENGUKURAN DAN PENGGUNAAN GT KAPAL IKAN
DI INDONESIA

ANDESNA NANDA

SKRIPSI

PROGRAM STUD1 PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004

1. %rpak dsn ibuku tercbts, terimakasih abs btmbmgan dsn domys untuk snsnda

sehingga snsnda bigs jsdi "sarjsns" seperff ysng ksliw harspksn.
2. kedus arsng sdiikku, sgung dm wawsn, mskssih ys dek bust dosnys semoga k k 9 i
jugs biss mempersembshkm ysng terbstk bust bapsk dm ibu

3. Untuk emts - ku thanks ys bust dos dm dukungmnys Serb kebersmrawn~ss e h s


WL..
4. reksn-r&an ssisten dpdp di [sb. Piost eko, sbul wsris, dmu, sri, srdiiw. nont novie.
mss srume, ysn3, odi sussn, and "the Junior' epen, r t ifn, psk eko, k9R rita dm
semus kebusrga bessr Lb 'Mast

5. %uyopi pembmbb&ku, makssih bu &s semus pelsjzsn hidup ysng bb9h ibu bertkm
untuk sea dm jugs kesempatan uwtuk belsjsr di bawsh bimbbgm fbu
6. temsn-teman seperjuan@nku pspt7, thmks b u s kensngm bdsh s e h s fni dm
.

semog kksliin selslu dslam liidungan-NYd
7. team operstor

"M)"

.

Computer (mas Roes, mbs demt mss. tfa, 2nd "jqsy.1& d s b u s


bsntusnnys selams penyusunsn &@xi

bf

8. Semus msntsw prsMsnku thanks bust kerjgsmsnys s e h s bt..sku bawysk behjsr
.N

dari kaliin

.

.

9. keluarga besar Depsrtemen PS9 FPIK I B , mskssih untuk kesempsm belsjsr bmysk

ha1 dabam hidup b i
10.2nd the isst..... bust

semua pihak yang serrn langsung dan tidak !ansung


kudeabn semega blian selalu benda dalam kndungrn-Nya.

tclah memhntuku,

RINGKASAN
Andesna Nanda (C05400023). Pengukuran dan Penggunaan GT Kapal Ikan di
Indonesia. Dibimbing oleh YOPI NOVITA.

Kapal ikan yang berfungsi sebagai kapal penangkap ikan telah sejak dahulu
digunakan di Indonesia untuk melakukan aktifitas penangkapan ikan di laut. Kapal
ikan tersebut merupakan salah satu aspek penting dalam operasi penangkapan ikan
karena merupakan salah satu faktor teknis yang menentukan keberhasilan operasi
penangkapan ikan. Keberhasilan tersebut dilihat dari seberapa banyak hasil tangkapan
yang dibawa oleh kapal ikan saat kembali ke pelabuhan perikanan dan bagaimana
mutu atau kualitas dari hasil tangkapan tersebut. Oleh karena itu kemampuan kapal
ikan untuk menampung hasil tangkapan menunjukkan besar kecilnya kapasitas usaha
penangkapan ikan dari kapal ikan tersebut.
Hingga saat ini, perhitungan kapasitas usaha penangkapan ikan dalam kaitannya
dengan pengelolaan perikanan tangkap di Indonesia selalu ditinjau berdasarkan
ukuran Gross Tonage (GT). Mengingat sangat pentingnya informasi tentang GT

kapal ikan dalam strategi pengelolaan perikanan tangkap di Indonesia dan mengingat
bahwa banyzk instansi yang memiliki kepentingan dengan informasi GT kapal ikan,
maka perlu dilakukan kajian tentang pengukuran dan penggunaan GT kapal dalam
pengelolaan perikanan tangkap di Indonesia.
Tujuan penelitian ini adalah untuk (1). mengidentifikasi pengukuran GT kapal
ikan di Indonesia, dan (2). mengidentifikasi perbedaan dan persamaan antar berbagai
cara pengukuran GT kapal ikan di Indonesia. Ad3pun manfaat penelitian ini adalah
sebagai bahan informasi bagi instansi atau perorangan yang memiliki kepentingan
dengan informasi GT kapal ikan dalam lingkup pekerjaannya.
Penelitian dilaksanakan Laboratorium Kapal Perikanan dan Navigasi, Departemen
Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB,
Bogor. Penelitian dilakukan selama 5 bulan dari bulan Januari hingga Mei 2004.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
pendekatan studi kepustakaan.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang bempa
studi pustaka. Data primer berupa rumus-rumus pengukuran GT kapal di Indonesia,
Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, dan Keputusan Menteri yang mengandung
unsur GT kapal serta h a i l kunjungan ke situs-situs internet yang terkait dengan
materi penelitian. Data dikumpulkan di Direktorat Jenderal Perhubungan Laut,
Departemen Perhubungan Republik Indonesia dan Departemen Kelautan dan

Perikanan Republik Indonesia.
Hasil yang didapat untuk tujuan pertama, mengidentifikasi pengukuran GT kapal
ikan di Indonesia adalah bahwa tidak terdapat kekhususan dalam mengukur GT kapal
ikan di Indonesia. Pengukuan kapal di Indonesia ada 3 cara yaitu (1). cara
pengukuran berdasarkan TMS 1969 untuk mengukur kapal bemkuran panjang 24
(dua puluh empat) meter atau lebih dengan rumus GT = Klx V; (2). cara pengukuran
berdasarkan TMS 1969 untuk mengukur kapal dengan panjang kurang dari 24 meter

dengan rumus GT= 0,25 x V;dan (3). cara pengukuran dalam negeri untuk mengukur
kapal berukuran panjang kurang dari 24 (dua puluh empat) meter dengan rumus
GT = 0,25 x V.
Cara pengukuran intemasional adalah berdasarkan ketetapan yang ada dalam
International Convention on Tonnage Measurement of Ships 1969, dimana GT kapal
ditentukan sesuai dengan rumus GT = Klx V , KI yang merupakan hasil logaritma
0,2 + 0,002 logloV, sedangkan V adalah jumlah isi semua ruang-ruang tertutup yang
dinyatakan dalam meter kubik. Cara pengukuran intemasional ini menggunakan
metode MOORSOM atau dalam bidang Naval architecture dikenal dengan Si~npson's
rule untuk mengukur m g a n tertutup dengan bentuk beraturan. Untuk ruangan
tertutup berbentuk beraturan dengan mengalikan panjang, lebar, dan tinggi ruangan
tersebut. Jika kapal berukuran panjang kurang dari 24 meter namun menginginkan

untuk diukur dengan cara intemasional maka rumus yang digunakan adalah
GT = 0,25 x V, nilai 0,25 merupakan koefisien K1 yang ditetapkan nilainya sebesar
0,25 berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor PY.671111390 pasal24 ayat (2), sedangkan V adalah jumlah isi semua ruang-ruang tertutup yang
dinyatakan dalam meter kubik.
Penentuan GT kapal menurut cara pengukuran dalam negeri, diukur dan dihitung
sesuai dengan ketentuan dalam Keputusan Dirjen Perhubungan Laut
Nomor PY.6711116-02. Berdasarkan cara pengukuran dalam negeri, GT kapal
diperoleh dan ditentukan sesuai dengan rumus GT = 0,25 x V, V adalah jumlah isi
dari ruangan di bawah geladak utama ditambah dengan ruangan-ruangan di atas
geladak utarna yang tertutup sempuma dan berukuran tidak kurang dari 1 m3.
Berdasarkan h a i l kajian, Cara pertama dan kedua memiliki kelebihan dalam hal
ketelitian dan keakuratan hasil pengukuran dan kelemahan dalam lamanya waktu
pengukuran yang diperlukan. Cara ketiga memiliki kelebihan dalam waktu
pengukuran yang lebih singkat dan kelemahan dalam tingkat ketelitian dan
keakuratan hasil pengukuran.