BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN
Pada bab ini peneliti akan menguraikan simpulan dari hasil penelitian mengenai hubungan antara self-regulatied learning dengan prestasi belajar, yang
dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama SMP Bina Amal Bekasi. Bahasan akan disambung dengan diskusi tentang hasil penelitian, dan ditutup dengan saran-saran
yang berkaitan dengan penelitian ini.
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dibahas pada Bab IV diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara self-regulated learning dan prestasi belajar. Arah
hubungan yang dihasilkan dari kedua variabel tersebut menunjukkan arah positif, yang bermakna semakin baik penerapan strategi self-regulated learning yang
dilakukan responden, maka semakin tinggi pula prestasi belajar yang akan mereka dapatkan.
5.2. Diskusi
Self-regulated learning secara teoretis mencakup beberapa fungsi yang kerap disebut sebagai faktor pemicu prestasi belajar seperti fungsi-fungsi kognitif, motivasi
56
dan lainnya. Hal ini ditambah dengan kemampuan kontrol fungsi metakognisinya demi mengondisikan diri dalam proses belajar. Di luar itu, segala proses aplikasi
strategi ini direferensikan kepada individu seorang siswa sendiri, dan bukan mengandalkan faktor-faktor eksternal seperti guru, lingkungan, dan lain sebagainya.
Hipotesis penelitian ini, sebagaimana disebut pada Bab II sebelumnya, adalah strategi belajar yang baik seorang siswa dalam hal ini self-regulation learning
mampu memberi pengaruh yang positif dan signifikan bagi prestasi belajarnya. Hasil penelitian ini menguatkan penelitian-penelitian sebelumnya, sebagaimana dilakukan
oleh Pintrich 1991 dan Zimmerman dalam Montalvo dan Torres, 2004.
Hasil penelitian yang dilakukan ternyata kembali membuktikan hipotesis di atas. Secara teoretis kita sudah melihat bahwa penerapan strategi self-regulated
learning pada kegiatan belajar seorang siswa sama dengan mengaktifkan seluruh potensi dari seorang siswa untuk mendukung proses belajar.
Aspek lain dari self-regulated learning adalah abilitasnya untuk diterapkan pada berbagai kelompok usia pelajar. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis
tambahan yang menyebutkan tidak ada perbedaan self-regulated learning jika dilihat berdasar tingkatan kelas. Hasil ini menguatkan penelitian Kosnin 2007, yang
mengambil responden mahasiswa di Malaysia, yang menunjukkan bahwa self-
regulated learning dapat diterapkan pada pelajar yang berada dalam kisaran usia dewasa awal. Sementara penelitian Karadeniz, et. al 2008 menunjukkan bahwa
strategi ini juga berdampak positif sebagai pemicu prestasi bagi pelajar usia yang lebih dini, yakni 12-18 tahun.
Beberapa hal yang menjadi catatan dalam pelaksanaan penelitian ini di antaranya, faktor keterbatasan waktu yang membuat proses penelitian dilakukan
dengan tergesa-gesa. Hal ini mengakibatkan peneliti tidak dapat menimbang penggunaan pendekatan lain yang mungkin akan menunjukkan kesimpulan yang
lebih baik.
Hal lain yang menjadi catatan adalah minimnya jumlah murid yang menjadi populasi penelitian ini, yakni 125 orang. Sebagaimana diketahui, dalam penelitian
diyakini bahwa semakin besar responden yang dilibatkan, semakin representatif pula hasil penelitian yang didapatkan. Dengan keterbatasan ini peneliti memiliki opsi yang
sangat terbatas untuk memilih sampel.
5.3. Saran