Frame Republika: Untuk Menangkan Pemilu, PDI-P Perbaiki Citra

Tabel 5: Frame Kompas: Baitul Muslimin Indonesia Mendukung Kemenangan PDI dalam Pemilu. sedangkan kan unsur dukungan ditunjukan dengan kata “Menuju Kemenangan PDI-P”. Frame Kompas: Baitul Muslimin Indonesia Mendukung Kemenangan PDI- dalam Pemilu. Elemen Strategi Penulisan Skematis Memosisikan Baitul Muslimin Indonesia sebagai organisasi sayap yang siap mendukung kemenangan PDI-P. Selain itu menempatkan pendapat dari para pimpinan Baitul Muslimin Indonesia yang menyatakan bahwa Baitul Muslimin mendukung kemenangan PDI-P dalam pemilu. Skrip Penekanan hanya pada dukungan kemenangan, tetapi tidak dijelaskan secara rinci mengenai langkah-langkah apa yang digunakan untuk mencapai kemenangan tersebut. Tematik 1 sebagai persiapan untuk menangkan PDI-P, Baitul Muslimin Indonesia gelar rakernas; 2 PDI-P tidak akan sebesar pada saat ini, jika tidak didukung oleh Baitul Muslimin Indonesia, termasuk kemenangan PDI-P dan Megawati sebagai capresnya dalam pemilu mendatang; 3 Baitul Muslimin dibentuk untuk memperbaiki citra PDI-P; 4 semangat kegotongroyongan harus dipupuk terus oleh anggota Baitul Muslimin Indonesia untuk menangkan pemilu 2009. Retoris Pemberian dalil kegamaan untuk mendukung gagasan, yaitu dengan memakai kalimat “Mengukuhkan Islam Rahmah Menuju Kemenangan Pemilu 2009”.

2. Frame Republika: Untuk Menangkan Pemilu, PDI-P Perbaiki Citra

Lewat Baitul Muslimin Indonesia. Dua hari setelah pertemuan salah seorang Pengurus Pusat Baitul Muslimin Indonesia dengan Pengurus Daerah Baitul Muslimin Indonesia Sumatra Utara di Medan, Republika menurunkan berita tanggal 5 November 2007 dengan judul, “PDIP Ingin Ubah Citra”. Menurut Pandangan Republika, peran Baitul Muslimin Indonesia sangat membantu dalam memperbaiki citra dan mendukung kemenangan PDI-P. Kita akan melihat gagasan tersebut dari bagaimana Republika membuat strategi wacana dalam berita. Dari struktur sintaksis, judul tersebut merupakan pandangan dari Republika, yang mengandung makna bahwa PDI-P akan memperbaiki citranya yang negatif. Hal ini, juga dapat dilihat dari cara Republika membuat lead. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDIP saat ini terus berusaha memperbaiki berbagai citra negatif, yang dinilai memberi sumbangan besar terhadap merosotnya perolehan suara dalam pemilihan umum. Salah satu caranya adalah melalui sayap partai Baitul Muslimin Indonesia. Lead diatas menunjukan bahwa Baitul Muslimin Indonesia mempunyai pengaruh besar bagi PDI-P. Sebab dengan lahirnya Baitul Muslimin Indonesia, citra PDI-P yang selama ini negatif bisa diperbaiki lewat organisasi sayap partainya tersebut. Dengan terbentuknya citra yang baru, maka akan memberi manfaat bagi PDI-P dalam menghadapi Pemilu. Dari segi latar pun terlihat, bila maksud berita tersebut ingin menunjukan kepada khalayak bahwa PDI-P ingin mengubah citranya yang sebelumnya buruk menjadi baik melalui organisasi sayap yang dibentuknya, yakni Baitul Muslimin Indonesia. Tujuannya tidak lain adalah untuk mendukung kemenangan PDI-P dalam Pemilu. Dalam berita tersebut Republika mewawancarai dua sumber. Yang pertama Irmadi Lubis, salah seorang pengurus pusat Baitul Muslimin Indonesia. Yang kedua adalah Alamsyah Hamdani, sekretaris PDI-P daerah Sumatera Utara. Kedua sumber tersebut mempunyai pandangan sama mengenai Baitul Muslimin Indonesia. Keduanya berpandangan bahwa citra negatif PDI-P dapat diubah melalui Baitul Muslimin Indonesia, sehingga dengan demikian akan berpengaruh pada perolehan suara PDI-P di Pemilu. Berikut kutipan dari kedua sumber tersebut: “Antara lain ingin mengubah imej, bahwa PDI-P bukan tempatnya preman, eks PKI, non-Muslim dan Islam abangan,” kata Irmadi Lubis...... Menurut Irmadi, keempat faktor yang dituding sebagai penyebab merosotnya suara PDI-P itu, kini hendak dikikis secara perlahan. Antara lain dengan pembentukan sayap partai, yang diberi nama Baitul Muslimin . “Ini menegaskan bahwa partai ini sesungguhnya adalah rumahnya kaum muslim, yang menjadi mayoritas pemberi suara kepada PDI-P dalam pemilu selama ini ,” katanya. ------------------------------- Hal senada juga dinyatakan Sekretaris PDI-P Sumut, Alamsyah Hamdani. “Saya semula sempat malu menempatkan huruf H di depan nama saya, karena berada di antara mayoritas yang non- Muslim ,” tandasnya Namun setelah adanya komitmen dari pengurus pusat PDI-P, dibuktikan dengan dilahirkan Baitul Muslimin Indonesia, dia pun bertekad bahwa Islam harus mewarnai gerakan partai ini ke depan . Sementara dari struktur skrip, teks berita Republika mengenai dukungan Baitul Muslimin Indonesia, sudah cukup jelas. Argumen sumber yang dipaparkan juga telah memenuhi unsur 5W+1H. Ini bisa dilihat dari pendapatnya what, siapa yang berpendapat mengenai hal itu who, mengapa mereka seperti itu why, kapan dan di mana persitiwa tersebut berlangsung when-where, serta bagaimana detail pendapat mereka how. Dalam struktur tematik, secara garis besar, terdapat empat tema. Pertama, PDI-P ingin mengubah citranya yang sebelumnya negatif melalui organisasi sayap yang dibentuknya, yakni Baitul Muslimin Indonesia. Pandangan tersebut di jelaskan Republika untuk menjelaskan maksud dari pandangannya. Kedua, faktor penyebab merosotnya suara PDI-P itu, kini hendak dikikis melalui Baitul Muslimin Indonesia. Sebutan sebagai partainya preman, eks PKI, non-Muslim dan Islam abangan yang dulu melekat pada PDI-P, akan dihilangkan dengan cara mendirikan Baitul Muslimin. Pandangan itu dijelaskan dengan detail oleh Republika di dalam teks. Ketiga, dari 19 juta lebih pemilih PDI-P dalam pemilu lalu, mayoritas adalah muslim. Namun yang 50 persen yang menjadi anggota legislatif adalah non-Muslim. Pandangan tersebut ingin menekankan bila ada sesuatu ironi di dalam partai. Ini bisa dilihat dari pemakaian kata “namun’ di dalam teks tersebut. Keempat, kegiatan di tubuh PDI-P tidak bisa dipisahkan dengan kegiatan Baitul Muslimin Indonesia sebagai sayap partainya. Ini berarti eksistensi Baitul Muslimin Indonesia terkait dengan PDI. Pandangan ini ingin menegaskan bahwa keduanya tidak bisa berdiri satu sama lainnya. Aspek retoris dalam wacana berita dapat dilihat dari adanya unsur leksikon. Yakni bisa dilihat dari pemakaian kata seperti, “merosot”, Non- muslim, Islam abangan serta eks PKI. Penggunaan label seperti itu bisa mendukung pandangan sumber dan mempengaruhi khalayak. Tabel 6: Frame Republika: Untuk Menangkan Pemilu, PDI-P Perbaiki Citra Lewat Baitul Muslimin Indonesia Frame Republika: Untuk Menangkan Pemilu, PDI-P Perbaiki Citra Lewat Baitul Muslimin Indonesia. Elemen Strategi Penulisan Skematis Memaparkan tentang citra PDI-P sebelum dan sesudah Baitul Muslimin Indonesia muncul, serta mengaitkannya dengan pemilu. Pandangan tersebut didukung oleh dua orang tokoh dari PDI-P yang menyatakan bila PDI-P ingin memenangkan Pemilu, maka PDI-P harus bisa memperbaiki citra lewat Baitul Muslimin Indonesia. Skrip Pandangan mengenai perbaikan citra dan dukungan yang diberikan Baitul Muslimin Indonesia kepada PDI-P ditempatkan saling setara. Tematik 1 PDI-P ingin mengubah citranya yang sebelumnya negatif melalui organisasi sayap yang dibentuknya, yakni Baitul Muslimin Indonesia; 2 faktor penyebab merosotnya suara PDI-P itu, kini hendak dikikis melalui Baitul Muslimin Indonesia; 3 dari 19 juta lebih pemilih PDI- P dalam pemilu lalu, mayoritas adalah muslim. Namun yang 50 persen yang menjadi anggota legislatif adalah non-Muslim; 4 Kegiatan di tubuh PDI-P tidak bisa dipisahkan dengan kegiatan Baitul Muslimin Indonesia sebagai sayap partainya. Retoris Pemakaian unsur leksikon untuk mendukung gagasan. Ini bisa dilihat dari penggunaan kata-kata seperti, “merosot”, Non-muslim, Islam abangan serta eks PKI.

3. Perbandingan Frame