57
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Perhitungan Untuk Pengujian Variasi Temperatur
1. untuk variasi temperatur 150 C,175
C,200 C,225
C, dan 250 C dengan
komposisi : Polypropylene PP = 70
Polyetylen PE = 20
Fiber glass FG =10
Bentuk sampel setelah di injeksi hidrolic hot press yang akan di uji tarik dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut dan bentuk spesimen setelah dilakukan
pengujian tarik,lihat gambar 4.2 berikut.
Gambar 4.1 spesimen sebelum di uji tarik
Gambar 4.2 Spesimen setelah dilakukan uji tarik
Universitas Sumatera Utara
58
Untuk melihat hasil pengujian tarik untuk variasi temperatur dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 hasil pengujian tarik variasi temperatur
dari tabel 4.1 diatas cara menentukan tegangan tarik dan reganganya maka kita dapat menggukan rumus persamaan.
σ
max
=
�
���
�
………………………
4.1
Universitas Sumatera Utara
59
ε =
∆� �
� 100 ………………
4.2
Untuk mencari pertambahan panjang dan luas maka gunakan persamaan ΔL = L
I
– L
……………………………4.3
A = lebar x tebal ……………………..4.4
Dari persaman diatas maka dapat dihitung tegangan tarik dan regangan untuk temperature 150
C sampel a. Maka :
A = 8,30 X 5,98 = 49,63 mm
ΔL = 51,96 – 50 = 1,96 mm
Maka kekuatan tarik δ
maks
stress spesimen adalah :
σ
max
=
�
���
�
=
1050 �
49,63 ��
= 21,15 ���
2 \
ε =
∆� �
=
1,96 ��
50 ��
� 100 = 3,92
maka didapat nilai tegangan untuk temperatur 150 C pada sampel a adalah
sebesar = 21,15 ���
2
dan regangannya adalah sebesar = 3,92
Universitas Sumatera Utara
60
untuk mendapatkan nilai tegangan tarik dan regangan dari setiap variasi temperatur 150
C,175 C,200
C,225 C, dan 250
C dapat menggunakan metode perhitungan yang sama.
Dari hasil perhitungan tabel diatas untuk variasi temperatur 150
C,175 C,200
C,225 C, dan 250
C maka di dapatlah nilai tegangan tarik dan regangan tarik rata - rata yang paling optimum terdapat pada temperatur 150
C yaitu sebesar = 17,58 Nmm
2
dan regangannya sebesar = 4,59 .
4.2. Hasil Perhitungan Untuk Variasi Putaran
Untuk variasi putaran yaitu N
1
= 52 Rpm, N
2
=100 Rpm dan N
3
= 144 Rpm dengan dengan komposisi bahan polypropylene = 70 , pelyetylen = 20 dan
fiber glass = 10 .untuk variasi putaran ini temperature yang digunakan adalah konstan yaitu 150
C karena pada temperature itu memiliki nilai yang paling optimum,lihat pada tabel 4.2 berikut
Tabel 4.2 Hasil pengujian tarik untuk variasi putaran
Universitas Sumatera Utara
61
Untuk menghitung nilai tegangan tarik dan regangannya dari tabel 4.2 diatas dapat menggunakan rumus persamaan 4.1 dan persamaan 4.2.dilihat dari tabel
pengujian tarik untuk variasi putaran diatas maka didapatkan nilai putaran yang paling optimum adalah terdapat pada putaran N
1
= 52 Rpm yaitu mempunyai tegangan tarik rata - rata = 19,70 Nmm
2
dan nilai regangan rata – ratanya sebesar = 23,61 .
Dan berikut ini adalah tabel 4.3 nilai tegangan tarik untuk hasil pengujian polypropylen murni.
Tabel 4.3 data hasil pengujian tarik untuk polypropylen murni.
Dari tabel 4.3 diatas dapat kita lihat nilai tegangan tarik rata-rata untuk polypropylen murni yaitu sebesar 17,87 Nmm
2
, dan untuk nilai regangan tariknya yaitu sebesar 89,81 .
4.3.
Grafik
Hasil Pengujian Tarik untuk Sampel Variasi Temperatur
Pengujian tarik dilakukan untuk mendapatkan kekuatan material yang telah mengalami proses percampuran menggunakan mixer buatan sendiri, hasil pengujian
tarik seperti diperlihatkan pada gambar 4.3 berikut,
Universitas Sumatera Utara
62
Gambar 4.3 grafik tegangan tarik variasi temperatur Gambar 4.3 memperlihatkan rata-rata kekuatan tarik campuran PP, PE dan FG
cenderung mengalami penurunan seiring dengan kenaikan temperatur percampuran. Kekuatan tarik maksimum dicapai pada temperature 150
C sebesar, temperatur ini PP umumnya. telah mengalami rekristalisasi dan mulai mengalami pelelehan
sedangkan pada temperatur 250 C material sebagian besar mengalami pelelehan,
hal ini tentunya akan mempengaruhi distribusi dari tiap elemen pada campuran, disamping juga temperature yang tinggi akan menyebabkan sebagian elemen mulai
terbakar sehingga menurunkan kekuatan campuran. Pengujian tarik yang telah dilakukan juga diperoleh elongation campuran, hasilnya seperti diperlihatkan pada
gambar 4.4 berikut ini:
Gambar 4.4 grafik Pengaruh temperatur percampuran terhadap elongation paduan PP,PE dan FG
Universitas Sumatera Utara
63
Gambar 4.4 memperlihatkan kenaikan temperatur percampuran akan menurunkan elongation campuran. Elongation paling tinggi diperoleh pada temperatur proses
150
o
C. Temperatur, keseragaman, bahan penambah dan adanya cacat pada material merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi elongation.
4.4. Hasil photo makro untuk sampel variasi temperatur