Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Biaya Operasional dibanding Pendapatan Operasional BOPO X3 Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya operasional terhadap pendapatan operasional. Rasio Dendawijaya 2005:119- 120 Sumber: Pandia, dkk 2005 dan Dendawijaya 2005

3.4. Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi.. Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang berupa perhitungan rasio keuangan ROA, CAR, LDR dan BOPO. Dalam penelitian ini dokumentasinya berupa laporan keuangan bulanan pada PD. BPR BKK Taman Kabupaten Pemalang periode tahun 2010 sampai dengan 2013.

3.5. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan untuk menganalisis variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :

3.5.1. Analisis Statistik Deskriptif

Ghozali 2011:19 menyatakan bahwa analisis statistik deskripitif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness kemencengan distribusi. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu variabel dependen yaitu profitabilitas ROA dan variabel independen yaitu Capital Adequacy Ratio CAR, Loan to Deposit Ratio LDR dan Biaya Operasional dibanding Pendapatan Operasional BOPO. Alat analisis yang digunakan adalah rata-rata mean, maksimal, dan minimal.

3.5.2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini meliputi uji normalitas, uji multikolonieritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas yang secara rinci dapat dijelaskan sebagau berikut:

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal Ghozali, 2011:160. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu Ghozali, 2011:160-164 : 1. Analisis Grafik Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan ditribusi yang mendekati distribusi normal. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan: a Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b Jika data menyebar jauh dari diagonal danatau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 2. Analisis Statistik Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov K-S. Uji K_S dilakukan dengan membuat hipotesis : Ho : Data residual berdistribusi normal Ha : Data residual tidak berdistribusi normal Nilai K-S dengan probabilitas signifikansi lebih rendah dari α = 0.05 berarti Ho ditolak yang berarti bahwa data tidak berdistribusi secara normal. Sebaliknya, jika probabilitas signifikansi lebih tinggi dari α = 0.05 berarti Ho diterima yang berarti bahwa data berdistribusi secara normal.

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas didalam model regresi adalah sebagai berikut Ghozali, 2011:105-106 : a. Nilai R 2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. b. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0,90, maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas. Tidak adanya korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari multikolonieritas. Multikolonieritas dapat disebabkan karena adanya efek kombinasi dua atau lebih variabel independen. c. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan lawannya Variance Inflation Factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh vaiabel independen lainnya. Dalam penegertian sederhana setiap variabel independen menjadi variabel dependen terikat dan diregres terhadap variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF timggi karena VIF =1Tolerance. Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤0,10 atau sama dengan ni lai VIF ≥10.

3. Uji Autokorelasi

Ghozali 2011:110, uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu t-1 sebelumnya. Dalam penelitian ini unutk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dilakukan uji Durbin-Watson DW test. Ghozali 2011:111, uji Durbin –Watson hanya digunakan autokorelasi tingkat satu first order autocorrelation dan mensyaratkan adanya intercept konstanta dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel independen. Dengan pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi sebagai berikut: Tabel 3.2 Kriteria Autokorelasi Durbin-Watson Hipotesis nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 d dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4-dl d 4 Tidak ada korelasi negatif No decision 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl Tidak ada autokorelasi, positif atau negatif Tidak ditolak du d 4 – du Sumber: Ghozali, 2011

Dokumen yang terkait

Pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio), FDR (Financing To Deposit Ratio), Dan NPF (Non Performing Financing) Terhadap Return Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Perbankan Syariah Periode 2010-2014

1 98 90

Analisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO), dan Financing To Deposit Ratio (FDR) terhadap Return on Equity (ROE)

1 12 89

Analisis pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Nin performing loan (NPL), loan to deposit ratio (LDR) terhadap return on assets (ROA) dan dampaknya pada penawaran kredit investasi pada Bank Persero

0 6 145

PENGARUH JUMLAH KREDIT YANG DISALURKAN, NON PERFORMING LOAN, CAPITAL ADEQUACY RATIO, DAN LOAN TO DEPOSIT RATIO TERHADAP RETURN ON ASSETS PADA PD. BPR BKK UNGARAN TAHUN 2010 2012

3 17 103

Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Net Interest Margin, Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional dan Loan to Deposit Ratio yang Berimplikasi pada Profitabilitas Bank Mutiara

1 5 140

Pengaruh CAR, NPF, FDR dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah (Periode 2011-2015)

1 9 152

Pengaruh Rentabilitas Dan Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio (Car) Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012 - 2015

0 3 96

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), LOAN TO DEPOSIT Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan To Deposit Ratio (LDR), Dan Perbandingan Biaya Operasional Dengan Pendapatan Operasional (BOPO) Terhadap Return On Assets (ROA) (Studi Empiris pada 3 Bank

0 8 20

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR), LOAN TO DEPOSIT Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan To Deposit Ratio (LDR), Dan Perbandingan Biaya Operasional Dengan Pendapatan Operasional (BOPO) Terhadap Return On Assets (ROA) (Studi Empiris pada 3 Bank

0 4 19

Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan To Deposit Ratio (LDR), Biaya Operasional Dan Pendapatan Operasional (BOPO) Terhadap Profitabilitas BPR

0 1 31