Konsep Perancangan Bangunan Konsep Modul Perancangan Konsep Bentuk, Fungsi, Ruang Interior

Akbar Raditya Permana, 2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu sistem pengawasan alami terhadap bangunan dikelilinginya. Area Parkir sendiri terletak pada area depan tapak timur yaitu pada lahan GSB dengan tujuan untuk memaksimalkan penggunaan lahan.

C. Konsep Perancangan Bangunan

Berdasarkan hasil analisis dan kaji banding, diketahui bahwa pengobatan bagi korban penyalahgunaan NARKOBA dilakukan melalui beberapa tahap. Tahapan- tahapan inilah yang dijadikan sebagai dasar perancangan bangunan. Tahapan- tahapan tersebut yaitu Pelayanan Umum, Pelayanan UGD, Pelayanan Detoksifikasi, Pelayanan Rehabilitasi Psikologis, Pelayanan Rehabilitasi Sosial dan Pelayanan Rawat Jalan. Setiap pelayanan yang diberikan memiliki karakteristik yang berbeda. Oleh karena itu untuk memaksimalkan karakteristik tersebut, bangunan pun dibedakan bedasarkan jenis tahapan pelayanan. Gambar 5. 3. Konsep Perancangan Bangunan Sumber:Analisis Penulis,2015 Akbar Raditya Permana, 2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Selain hal tersebut, dengan dibedakannya jenis bangunan ini, fungsi kegiatan didalam bangunan pun menjadi lebih maksimal dan hirarki ruang pun menjadi lebih jelas. Berdasarkan hal tersebut, terbentuklah bentuk dasar bangunan yaitu bentuk bundar yang mengalir sesuai dengan tahapan pelayanan rehabilitasi.

D. Konsep Modul Perancangan

Sesuai dengan standar ruang bangunan rumah sakit menurut Neufert, terdapat modul spesial untuk bangunan rumah sakit yaitu 120 cm. Namun, dikarenakan modul ini terlalu kecil untuk ruangan yang membutuhkan area-area besar seperti ruang operasi maka modul yang digunakan adalah kelipatan dari 120 cm yaitu 720 cm x 720 cm. Pemilihan modul 720 cm ini merupakan kelipatan dari standar ukuran minimal pada ruang tindakan dan ruang intensif yaitu 240 cm sehingga penempatan area tindakan dan area intensif menjadi lebih maksimal. Gambar 5. 4. Standar Ukuran Minimal Ruang Tindakan dan Ruang Intensif Sumber: Metric Handbook Planning 3 rd edition Neufert Data Arsitek

E. Konsep Bentuk, Fungsi, Ruang Interior

1. Konsep Bentuk Bentuk dasar bangunan utama Pusat Rehabilitasi ini adalah lingkaran. Bentuk lingkaran merupakan respon terhadap tahapan kegiatan rehabilitasi yang dilalui pasien. Disisi lain, bentuk lingkaran juga memiliki karakteristik Akbar Raditya Permana, 2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu terpusat dan menimbulkan pengawasan ke segala arah sehingga sesuai dengan konsep dasar kemananan dan kenyamanan. Gambar 5. 5. Konsep Bentuk Lingkaran Sumber:Analisis Penulis,2015 Gambar 5. 6. Konsep Bentuk Lingkaran Sumber:Analisis Penulis,2015 Bentuk lingkaran ini mengalami perubahan berdasarkan respon terhadap analisis tapak yang telah dilakukan dan kemudian diputuskan dan dianggap menjadi solusi terbaik. Berikut merupakan tahapan perubahan tersebut: Akbar Raditya Permana, 2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 5. 7. Konsep Transformasi 1 Sumber: Analisis Penulis,2015 Bentuk dasar lingkaran pada awalnya diberikan ketebalan kearah dalam untuk menciptakan batas antara area yang akan dijadikan massa bangunan dengan yang bukan. Gambar 5. 8. Konsep Transformasi 2 Sumber: Analisis Penulis,2015 Setelah terbentuk area massa bangunan, area tersebut kemudian diberikan ketinggian sesuai dengan tinggi bangunan yang telah diperkirakan sehingga tercipta massa bangunan yang memiliki volume. Akbar Raditya Permana, 2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 5. 9. Konsep Transformasi 3 Sumber: Analisis Penulis,2015 Massa bangunan yang telah terbentuk kemudian dibagi menjadi 6 bagian sesuai dengan tahapan pelayanan rehabilitasi yaitu Pelayanan Umum, UGD, Pelayanan Detoksifikasi, Pelayanan Rehabilitasi Psikologis, Pelayanan Rehabilitasi Sosial, dan Pelayanan Rawat Jalan. Besaran massa bangunan setiap bagian pun disesuaikan dengan besaran ruang yang telah dilakukan pada analisis besaran ruang sebelumnya. Gambar 5. 10. Konsep Transformasi 4 Sumber: Analisis Penulis,2015 Akbar Raditya Permana, 2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pembagian massa bangunan juga disesuaikan dengan pemintakan yang telah dilakukan sebelumnya yaitu area privat berada pada bagian belakang dan area semi publik berada pada bagian depan. Gambar 5. 11. Konsep Transformasi 5 Sumber:Analisis Penulis,2015 Kemudian terdapat bagian yang dihilangkan sehingga bangunan menjadi terpisah satu sama lain. Pemisahan bangunan ini dilakukan untuk memaksimalkan kegiatan didalam bangunan dan membentuk hirarki bangunan dengan jelas. Selain itu, pemisahan massa bangunan ini juga merespon terhadap kondisi tapak yaitu arah angin. Gambar 5. 12. Konsep Transformasi 6 Sumber:Analisis Penulis,2015 Akbar Raditya Permana, 2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Setelah terbentuk pemisahan bangunan, massa bangunan tersebut dibuat merespon kondisi tapak seperti arah rotasi matahari, view, dan sirkulasi di dalam tapak sehingga terdapat pergeseran letak massa bangunan dan perubahan arah bangunan. Gambar 5. 13. Konsep Transformasi Bentuk Atap Sumber:Analisis Penulis,2015 Pada bagian atap massa bangunan mengambil bentuk dasar atap sunda yaitu tagog anjing, bentuk atap ini mengalami pemisahan dan permainan ketinggian atap sehingga tercipta bentukan atap yang dinamis. Gambar 5. 14. Konsep Muka Depan Akbar Raditya Permana, 2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber : Analisis Penulis,2015 Muka depan bangunan harus diatur sedemikian rupa agar tetap menarik dan dapat menimbulkan kesan positif baik bagi pasien maupun masyarakat Permainan bentuk dan ukuran kusen jendela dapat menimbulkan kesan tidak formal dan tidak kaku sehingga dapat mengubah persepsi orang tentang penyalahgunaan NARKOBA. Permainan bata ekspos ditambah dengan permainan maju mundur kolom dan dinding dapat dilakukan agar bangunan tetap menarik. Penggunaan bata ekspos ini juga menimbulkan kesan alami antara bangunan dengan lingkungan sekitar. Akbar Raditya Permana, 2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Fungsi Gambar 5. 15. Fungsi Bangunan Sumber:Analisis Penulis,2015 a. Pemintakatan Gedung Pelayanan Umum dan Rawat Jalan Akbar Raditya Permana, 2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 5. 16. Pemintakatan Gedung Pelayanan Umum dan Rawat Jalan Sumber:Analisis Penulis,2015 b. Pemintakatan Gedung Detoksifikasi dan UGD Gambar 5. 17. Pemintakatan Gedung Detoksifikasi dan UGD Sumber:Analisis Penulis,2015 c. Pemintakatan Gedung Rehabilitasi Psikologis Akbar Raditya Permana, 2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 5. 18. Pemintakatan Gedung Rehabilitasi Psikologis Sumber:Analisis Penulis,2015 d. Pemintakatan Rehabilitasi Sosial Gambar 5. 19. Pemintakatan Gedung Rehabilitasi Sosial Sumber:Analisis Penulis,2015 Akbar Raditya Permana, 2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Ruang Interior Sesuai dengan tema yang akan diterapkan, terdapat beberapa penekanan dalam perancangan ruang interior bangunan Pusat Rehabilitasi ini. Adapun penekanan-penekanan tersebut yaitu : a. Ukuran ruang, disesuaikan dengan aktivitas yang terjadi dan kondisi psikologis pasien dalamnya. Sedangkan untuk bentuk, disesuaikan dengan perilaku yang ditimbulkan oleh pasien seperti penggunaan bentuk lengkung yang bertujuan mengurangi sudut dan akan menimbulkan kesan dinamis, riang dan gembira. b. Penerapan peralatan disesuaikan dengan kebutuhan dan aktivitas pengguna. c. Warna yang digunakan dalam ruangan harus menimbulkan nilai positif sehingga dapat mengubah dan mempengaruhi perilaku negatif. Tabel 5. 2. Persepsi Warna Bagi Manusia Warna Kesan Jarak Kesan Kehangatan Stimulasi Mental Biru Menjauh Dingin Tenang Hijau Menjauh dingin-netral sangat tenang Merah Dekat Hangat Sangat membangkitkan semangat Jingga Sangat dekat sangat hangat Membangkitkan semangat Kuning Dekat sangat hangat Coklat sangat dekat Netral Ungun sangat dekat Dingin Agresif, menekan Sumber : Kuliah Arsitektur Perilaku pertemuan ke-3 tentang Antropometri, Ergonomi, dan Perilaku Spasial oleh Tutin Aryanti, Ph.D d. Beberapa ruangan pada area detoksifikasi dibuat kedap suara sehingga pasien dapat beraktivitas dengan baik. e. Suhu, sangatlah berpengaruh terhadap kenyamanan seseorang didalam ruangan. Untuk memaksimalkan aliran udara di dalam ruangan digunakan AC central. Akbar Raditya Permana, 2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu f. Pencahayaan dapat mempengaruhi psikologis pasien. Ruang dengan pencahayaan yang minim menciptakan suasana yang malas sedangkan ruang dengan pencahayaan yang berlebihan menyebabkan silau sehingga pasien akan merasa tidak nyaman. Gambar 5. 20. Sketsa Interior Kamar Inap Detoksifikasi Sumber:Analisis Penulis,2015 Akbar Raditya Permana, 2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 5. 21. Sketsa Interior Ruang Isolasi Sumber:Analisis Penulis,2015 148 1. Karakter Ruang a. Gedung Pelayanan Umum Tabel 5. 3. Konsep Karakter Ruang Gedung Pelayanan Umum Ruang Keamanan Ruang Karakter Ruang Keterangan R. Penerimaan Sedang Terbukamenerima, Nyaman Secara garis besar, area pelayanan umum ini haruslah mencerminkan nilai positif sehingga pandangan awal pasien yang masuk menjadi lebih tenang. Sebisa mungkin area penerimaan ini terkesan seperti kondisi rumah yang hangat. Warna-warna yang digunakan pada area ini yaitu warna hangat seperti warna merah, jingga, kuning, coklat. Selain itu, pada area ini juga digunakan warna putih guna memberikan kesan bersih, terbuka dan menimbulkan persepsi ruang yang luas. R. Pendaftaran Rendah Terbuka,Informatif R. Administrasi Umum Sedang Tertutup, tidak semua orang dapat masuk R. Kepala Tinggi Tertutup R. Pemeriksaan Awal Dokter Umum Rendah Tenang R. Tunggu Rendah Terbuka, Nyaman Kantin Rendah Terbuka Wc Rendah Tertutup Janitor Rendah Tertutup Sumber: Analisis Penulis,2015 b. Gedung UGD Unit Gawat Darurat Tabel 5. 4. Konsep Karakter Ruang Gedung UGD Ruang Keamanan Ruang Karakter Ruang Keterangan R. Tindakan UGD Tinggi Tertutup, tenang Pada ruangan ini, kondisi ruang haruslah tenang sehingga psikologis pasien yang sedang dirawat tidak terganggu. Warna 149 yang digunakan untuk menimbulkan suasana tenang yaitu warna biru dan hijau. Namun, dengan penggunaan warna tersebut juga, ruangan akan menimbulkan suasana dingin oleh karena itu diperlukan pula pengaturan suhu pada ruangan ini. R. Perawat UGD Sedang Tertutup - R. Dokter Jaga Sedang Tertutup Ruang dokter dibuat nyaman sehingga dokter dapat beristirahat dengan benar. Selain itu, pada ruangan ini juga harus menimbulkan kesan akrab sehingga dokter dapat bersosialisasi dengan dokter lainnya dengan nyaman. Warna yang akan digunakan pada area ini yaitu warna yang dapat membangkitkan semangat namun tidak menimbulkan kesan hangat dan dingin sehingga dokter akan tetap merasa fit. Oleh karena itu dipilihlah warna coklat dengan tambahan lantai bertekstur kayu guna menimbulkan kesan hangat dan akrab. Wc Rendah Tertutup - 150 Janitor Rendah Tertutup - Sumber:Analisis Penulis,2015 c. Gedung Detoksifikasi Tabel 5. 5. Konsep Karakter Ruang Gedung Detoksifikasi Ruang Keamanan Ruang Karakter Ruang Keterangan R. Penerimaan Sedang Terbukamenerima, Informatif Pada area penerimaan ini, ruangan haruslah mencerminkan nilai positif sehingga pandangan awal pasien yang masuk menjadi lebih tenang. Sebisa mungkin area penerimaan ini terkesan seperti kondisi rumah yang hangat. Warna-warna yang digunakan pada area ini yaitu warna hangat seperti warna merah, jingga, kuning, coklat. Selain itu, pada area ini juga digunakan warna putih guna memberikan kesan bersih, terbuka dan menimbulkan persepsi ruang yang luas. R. Tunggu Rendah Terbuka, Nyaman - R. Konseling Sedang Terbuka, Rileks Pada ruangan ini, diperlukan suasana ruang yang nyaman serta menimbulkan kesan akrab, sehingga pasien yang datang tidak akan merasa takut. Warna yang dapat digunakan pada area ini yaitu warna-warna hangat seperti R. Psikiater Sedang Tertutup 151 warna merah, kuning, jingga, dan coklat. Untuk mendukung kesan tersebut juga, digunakanlah tektur kayu sehingga selain hangat, ruangan juga akan terkesan akrab. Kamar Inap Tinggi Tenang, nyaman Pada ruangan ini, pasien dipisah per ruangan. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pengawasan. Pemisahan ruangan ini juga disesuaikan dengan kondisi psikologis pasien. R. Isolasi Tinggi Hening Ruangan ini merupakan ruangan yang digunakan untuk pasien- pasien dengan tingkat kecanduan tinggi yang masih belum dapat menahan emosinya. Pada ruangan ini, hanya terdapat tempat tidur dan wc kecil pada bagian pojok ruangan. Bukaan yang digunakanpun yaitu bukaan vertikal sehingga pasien pun akan merasakan kedakatannya dengan sang pencipta. Kesan yang harus ditimbulkan pada ruangan ini yaitu kesan dingin sehingga pasien dapat merenung, merefleksikan diri, bahkan dapat mengontrol emosinya. Warna yang sesuai dengan kesan yang akan 152 ditimbulkan pada ruangan ini yaitu warna hijau karena warna ini akan menimbulkan kesan yang sangat tenang dan membuat ruangan menjadi lebih luas. R. Periksa Medis Sedang Terbuka, Tenang - Laboratorium Tinggi Tertutup Pada area ini, haruslah terhindar dari cahaya matahari langsung. Ruangan pun dibuat tertutup untuk mencegah terjadinya kontaminasi lewat udara. Warna yang digunakan pada area ini yaitu warna putih karena warna ini dapat memberikan kesan bersih dan terang sehingga dapat memaksimalkan penggunaan cahaya buatan. R. Dokter Tinggi Tertutup Ruang dokter dibuat nyaman sehingga dokter dapat beristirahat dengan benar. Selain itu, pada ruangan ini juga harus menimbulkan kesan akrab sehingga dokter dapat bersosialisasi dengan dokter lainnya dengan nyaman. Warna yang akan digunakan pada area ini yaitu warna yang dapat membangkitkan semangat namun tidak menimbulkan kesan hangat 153 dan dingin sehingga dokter akan tetap merasa fit. Oleh karena itu dipilihlah warna coklat dengan tambahan lantai bertekstur kayu guna menimbulkan kesan hangat dan akrab. Stasiun Perawat Tinggi Tertutup Stasiun perawat diletakkan berdekatan dengan kamar inap pasien untuk memudahkan akses. Tekstur kayu digunakan pada ruangan ini guna menimbulkan suasana akrab antara pasien dan perawat. R. Perawat Tinggi Tertutup Ruang perawat dibuat nyaman sehingga perawat dapat beristirahat dengan benar. Selain itu, pada ruangan ini juga harus menimbulkan kesan akrab sehingga perawat dapat bersosialisasi dengan perawat lainnya dengan nyaman. Warna yang akan digunakan pada area ini yaitu warna yang dapat membangkitkan semangat Oleh karena itu dipilihlah warna-warna hangat seperti merah, kuning, jingga, dan coklat. R.Staf Tinggi Tertutup Ruangan ini harus dapat menimbulkan suasana tenang R. Kepala Bagian Tinggi Tertutup 154 R. Rapat Tinggi Tertutup sehingga staf dapat bekerja dengan fokus. Warna yang dapat digunakan pada area ini yaitu warna putih karena warna ini memberikan kesan tenang dan menimbulkan kesan ruangan yang luas sehingga staf pun dapat beraktivitas dengan nyaman. Untuk menimbulkan kesan akrab antar sesama staf, pada lantai ruangan ini digunakan lantai bertekstur kayu. Pantri Rendah Terbuka - R. Linen Rendah Tertutup - Wc Tinggi Tertutup Wc pada area detoksifikasi ini perlu mendapatkan pengawasan yang sangat ketat dengan resiko sisi kemanusiaan pasien dikurangi, karena pada tahap ini pasien masih belum dapat mengontrol dirinya. Janitor Tinggi Tertutup - Sumber:Analisis Penulis,2015 Pada bagian pelayanan detoksifikasi ini juga, kamar inap pasien terbagi menjadi 3 kelompok Kamar Inap A, Kamar Inap B, Kamar Inap C yang di dasarkan terhadap penggolongan efek jenis zat yang digunakan oleh pasien. Berikut merupakan pengelompokan kamar inap tersebut. 155 Tabel 5. 6. Pengelompokan Kamar Inap Gedung Detoksifikasi Efek Amfetamin Alkohol Kokain Benzodiazepi n Kanabis Opioda Volatile Substance Susah tidur x x x x X x x Berbicara berlebihan x x x Cemas x x Berperilaku kasar x x x X x x Paranoid x x x X x Psikosis halusinasi x x X x Sulit berkonsentrasi x x x X x x Rasa senang tinggi x x x x Depresi x x x X x Pandangan Kabur x x Fotophobia takut cahaya x Hiperakuisis sensitif suara x Kamar Inap A Kamar Inap B Kamar Inap C Nyaman untuk tidur Nyaman untuk tidur Nyaman untuk tidur Kedap suara Penggunaan warna cerah pada dinding Ruangan cukup besar Ruang tidak terlalu besar Ruangan tertutup minim cahaya Pencahayaan yang baik Pencahayaan yang baik Kedap suara Materialfurniture yang tidak membahayakan Materialfurniture yang tidak Pasien pada ruangan ini mebutuhkan Pasien pada ruangan ini membutuhkan 156 membahayakan ketenangan yang sangat tinggi karena pasien sangat sensitif terhadap suara yang ada disekitarnya. Oleh karena itu, warna yang dapat digunakan pada area ini yaitu warna jingga karena warna ini dapat menimbulkan kesan ruangan yang sangat tenang. suasana ruangan yang tenang ditambah dengan luas ruangan yang cukup besar karena pasien pada ruangan ini cenderung memiliki rasa senang yang tinggi sehingga mereka cenderung beraktivitas berlebihan. Warna yang digunakan pada area ini yaitu warna hijau karena warna ini menimbulkan kesan jarak yang jauh sehingga ruangan terasa lebih besar namun tetap menimbulkan susana tenang. Pasien pada ruangan ini membutuhkan suasana yang tenang dengan ruangan yang tidak terlalu besar karena pasien cenderung berbicara berlebihan. Warna yang pada area ini yaitu warna kuning karena warna ini dapat menimbulkan kesan ruangan menjadi lebih dekat, suasana tenang, dan membuat ruangan menjadi lebih terang. Sumber:Analisis Penulis,2015 d. Gedung Rawat Jalan Tabel 5. 7. Konsep Karakter Ruang Gedung Rawat Jalan Ruang Keamanan Ruang Karakter Ruang Keterangan R. Penerimaan Sedang Terbukamenerima, Informatif Pada area penerimaan ini, ruangan haruslah mencerminkan nilai positif sehingga pandangan awal pasien yang masuk menjadi lebih tenang. Sebisa mungkin area penerimaan ini terkesan seperti kondisi rumah yang hangat. Warna-warna yang digunakan pada area ini yaitu warna hangat seperti warna merah, jingga, kuning, coklat. Selain itu, pada area ini juga digunakan warna putih guna memberikan kesan 157 bersih, terbuka dan menimbulkan persepsi ruang yang luas. R. Pendaftaran Rendah Terbuka,Informatif Ruangan ini harus menimbulkan kesan akrab sehingga pasien merasa terperhatikan saat melakukan pendaftaran. Warna coklat dengan tektur kayu dapat menimbulkan kesan sangat dengan dan akrab. R.Administrasi Umum Sedang Tertutup, tidak semua orang dapat masuk Ruangan ini harus dapat menimbulkan suasana tenang sehingga staf dapat bekerja dengan fokus. Warna yang dapat digunakan pada area ini yaitu warna putih karena warna ini memberikan kesan tenang dan menimbulkan kesan ruangan yang luas sehingga staf pun dapat beraktivitas dengan nyaman. Untuk menimbulkan kesan akrab antar sesama staf, pada lantai ruangan ini digunakan lantai bertekstur kayu. R. Kepala Bagian Tinggi Tertutup R. Staff Tinggi Tertutup R. File Tinggi Tertutup Pantri Rendah Terbuka - R. Psikososial Sedang Terbuka, nyaman Pada ruangan ini, diperlukan suasana ruang yang nyaman serta menimbulkan kesan akrab, sehingga pasien yang datang tidak akan merasa takut. Warna yang R. Ketergantungan NARKOBA Sedang Terbuka, nyaman R. Spesialis penyakit dalam Sedang Terbuka, nyaman R. Penyakit syaraf Sedang Terbuka, nyaman R. Penyakit jiwa Sedang Terbuka, nyaman 158 R. Terapi rumatan metadon Sedang Terbuka, nyaman dapat digunakan pada area ini yaitu warna-warna hangat seperti warna merah, kuning, jingga, dan coklat. Untuk mendukung kesan tersebut juga, digunakanlah tektur kayu sehingga selain hangat, ruangan juga akan terkesan akrab. R. konseling Sedang Terbuka, nyaman R. radiologi Sedang Terbuka, nyaman Pada area medis ini, digunakan warna yang menimbulkan kesan bersih dan terang sehingga nilai positif timbul dalam diri pasien. Warna yang digunakan yaitu warna putih. Selain itu, pada ruangan ini tetap harus menimbulkan kesan akrab agar pasien tidak merasa ketakutan oleh karena itu digunakan pula tektur kayu baik pada lantai maupun pada langit-langit. R. farmasi Sedang Terbuka, nyaman R. Fisioterapi Sedang Terbuka, nyaman R. Gigi Sedang Terbuka, nyaman R. Radiologi Sedang Terbuka, nyaman R. Perawat Tinggi Tertutup Ruang perawat dibuat nyaman sehingga perawat dapat beristirahat dengan benar. Selain itu, pada ruangan ini juga harus menimbulkan kesan akrab sehingga perawat dapat bersosialisasi dengan perawat lainnya dengan nyaman. Warna yang akan digunakan pada area ini yaitu warna yang dapat 159 membangkitkan semangat Oleh karena itu dipilihlah warna-warna hangat seperti merah, kuning, jingga, dan coklat. R. Linen Rendah Tertutup - R. Dokter Tinggi Tertutup Ruang dokter dibuat nyaman sehingga dokter dapat beristirahat dengan benar. Selain itu, pada ruangan ini juga harus menimbulkan kesan akrab sehingga dokter dapat bersosialisasi dengan dokter lainnya dengan nyaman. Warna yang akan digunakan pada area ini yaitu warna yang dapat membangkitkan semangat namun tidak menimbulkan kesan hangat dan dingin sehingga dokter akan tetap merasa fit. Oleh karena itu dipilihlah warna coklat dengan tambahan lantai bertekstur kayu guna menimbulkan kesan hangat dan akrab. R. Konseling Sedang Terbuka, Rileks Pada ruangan ini, diperlukan suasana ruang yang nyaman sehingga dapat mempengaruhi kondisi psikologis pasien. R. Psikiater Tinggi Tertutup Wc Sedang Tertutup - 160 Janitor Rendah Tertutup - Sumber:Analisis Penulis,2015 e. Gedung Rehabilitasi Psikologis Tabel 5. 8. Konsep Karakter Ruang Gedung Rehabilitasi Psikologis Ruang Keamanan Ruang Karakter Ruang Keterangan R. Penerimaan Sedang Terbukamenerima, Informatif Pada area penerimaan ini, ruangan haruslah mencerminkan nilai positif sehingga pandangan awal pasien yang masuk menjadi lebih tenang. Sebisa mungkin area penerimaan ini terkesan seperti kondisi rumah yang hangat. Warna-warna yang digunakan pada area ini yaitu warna hangat seperti warna merah, jingga, kuning, coklat. Selain itu, pada area ini juga digunakan warna putih guna memberikan kesan bersih, terbuka dan menimbulkan persepsi ruang yang luas. R. Resepsionis Tinggi Informatif, terbuka - R. Pengelola TInggi Tertutup - R. Periksa Sedang Terbuka, Tenang Ruang dokter dibuat nyaman sehingga dokter dapat beristirahat dengan benar. Selain itu, pada ruangan ini juga harus menimbulkan kesan akrab sehingga dokter dapat R. Dokter Tinggi Tertutup 161 bersosialisasi dengan dokter lainnya dengan nyaman. Warna yang akan digunakan pada area ini yaitu warna yang dapat membangkitkan semangat namun tidak menimbulkan kesan hangat dan dingin sehingga dokter akan tetap merasa fit. Oleh karena itu dipilihlah warna coklat dengan tambahan lantai bertekstur kayu guna menimbulkan kesan hangat dan akrab. R. Rapat Tinggi Tertutup - R. Konseling Sedang Terbuka, Rileks Pada ruangan ini, diperlukan suasana ruang yang nyaman serta menimbulkan kesan akrab, sehingga pasien yang datang tidak akan merasa takut. Warna yang dapat digunakan pada area ini yaitu warna-warna hangat seperti warna merah, kuning, jingga, dan coklat. Untuk mendukung kesan tersebut juga, digunakanlah tektur kayu sehingga selain hangat, ruangan juga akan terkesan akrab. R. Psikiater Tinggi Tertutup R. Bersama Sedang Nyaman Pada area ini, ruangan dibuat luas sehingga pasien dapat beristirahat setelah melakukan kegiatan kesehariannya. Warna yang 162 digunakan pada area ini yaitu warna biru, karena warna ini dapat menimbulkan suasana ruang yang tenang sehingga dapat mengembalikan kondisi pasien setelah beraktifitas seharian. R. Konsultasi Kelompok Sedang Terbuka, Rileks Pada ruangan ini, diperlukan suasana ruang yang nyaman serta menimbulkan kesan akrab, sehingga pasien yang datang tidak akan merasa takut. Warna yang dapat digunakan pada area ini yaitu warna-warna hangat seperti warna merah, kuning, jingga, dan coklat. Untuk mendukung kesan tersebut juga, digunakanlah tektur kayu sehingga selain hangat, ruangan juga akan terkesan akrab. R. Makan Sedang Terbuka, Rileks Pada ruang makan diletakan pada bagian luar bangunan sehingga tercipta suasana yang natural. Pantri Sedang Terbuka - Laundri Sedang Terbuka - T. Jemur Tinggi Terbuka - Wc Sedang Tertutup Wc pada area Rehabilitasi Psikologis ini perlu mendapatkan pengawasan yang cukup ketat namun tetap memperhatikan sisi kemanusiaan pasien, karena pada 163 tahap ini pasien sudah mulai bisa mengontrol dirinya. Janitor Rendah Tertutup - Sumber:Analisis Penulis,2015 f. Gedung Rehabilitasi Sosial Tabel 5. 9. Konsep Karakter Ruang Gedung Rehabilitasi Sosial Ruang Keamanan Ruang Karakter Ruang Keterangan R. Penerimaan Sedang Terbukamenerima, Informatif Pada ruangan ini, diperlukan suasana ruang yang nyaman serta menimbulkan kesan akrab, sehingga pasien yang datang tidak akan merasa takut. Warna yang dapat digunakan pada area ini yaitu warna-warna hangat seperti warna merah, kuning, jingga, dan coklat. Untuk mendukung kesan tersebut juga, digunakanlah tektur kayu sehingga selain hangat, ruangan juga akan terkesan akrab. R. Resepsionis Tinggi Informatif, terbuka - R. Pengelolaan Tinggi Tertutup - R. Rapat Tinggi Tertutup - R. Konseling Sedang Terbuka, Rileks Pada ruangan ini, diperlukan suasana ruang yang nyaman serta menimbulkan kesan akrab, sehingga pasien yang datang tidak akan merasa takut. Warna yang dapat digunakan pada area ini R. Pertemuan Keluarga Tinggi Tertutup, tenang R. Serbaguna Tinggi Tertutup, tenang 164 yaitu warna-warna hangat seperti warna merah, kuning, jingga, dan coklat. Untuk mendukung kesan tersebut juga, digunakanlah tektur kayu sehingga selain hangat, ruangan juga akan terkesan akrab. R. Pelatihan Tinggi Terbuka, nyaman - Wc Tinggi Tertutup Wc pada area rehabilitasi sosial ini pengawasan dilakukan hanya antara pasien dengan pasien karena pada tahap ini pasien dirasa sudah dapat mengontrol dirinya. Janitor Rendah Tertutup - Sumber:Analisis Penulis,2015

F. Konsep Struktur dan Konstruksi

Dokumen yang terkait

Analisis Pola Asuh Orangtua Remaja Korban Penyalahgunaan Narkoba Binaan Al-Kamal Sibolangit Centre

3 75 91

Evaluasi Program Pelayanan Sosial Terhadap Korban Penyalahgunaan Narkoba di LKS Yayasan Nazar Medan Pusat Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba/Napza

1 27 186

PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA - repositoryUPI S TB 1104333 Title

0 0 8

Evaluasi Program Pelayanan Sosial Terhadap Korban Penyalahgunaan Narkoba di LKS Yayasan Nazar Medan Pusat Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba Napza

0 0 17

Evaluasi Program Pelayanan Sosial Terhadap Korban Penyalahgunaan Narkoba di LKS Yayasan Nazar Medan Pusat Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba Napza

0 0 2

Evaluasi Program Pelayanan Sosial Terhadap Korban Penyalahgunaan Narkoba di LKS Yayasan Nazar Medan Pusat Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba Napza

0 0 11

Evaluasi Program Pelayanan Sosial Terhadap Korban Penyalahgunaan Narkoba di LKS Yayasan Nazar Medan Pusat Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba Napza

0 0 42

Evaluasi Program Pelayanan Sosial Terhadap Korban Penyalahgunaan Narkoba di LKS Yayasan Nazar Medan Pusat Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba Napza

0 0 5

Evaluasi Program Pelayanan Sosial Terhadap Korban Penyalahgunaan Narkoba di LKS Yayasan Nazar Medan Pusat Rehabilitasi Korban Penyalahgunaan Narkoba Napza

0 0 16

PUSAT TERAPI DAN REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PROVINSI JAWA TENGAH DI SEMARANG Dengan Penekanan Desain Arsitektur Perilaku -

0 0 66