Hasil Ekstraksi Hasil Pengukuran Aktivitas Ekstrak N-heksan, Etil asetat dan Etanol Kelopak Bunga Rosela

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Ekstraksi

Ekstraksi kelopak bunga rosela dilakukan secara perkolasi bertingkat menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat, dan etanol, dengan maksud agar kandungan kimia yang terdapat dalam kelopak bunga rosela dapat dipisahkan berdasarkan kelarutannya dengan sempurna dalam cairan penyari. Hasil dari 1000 g serbuk simplisia diperoleh total ekstrak 74,2 g 7,42 di mana ekstrak n- heksan yang diperoleh sebanyak 28,4 g, ekstrak berwarna hijau pekat; ekstrak etil asetat 12,6 g, ekstrak berwarna hijau; dan ekstrak etanol 33,2 g, ekstrak berwarna merah kehitaman. 4.2 Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak N-heksan, Ekstrak Etil Asetat dan Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosela Kandungan kimia dari kelopak bunga rosela dipisahkan berdasarkan kelarutannya dengan menggunakan teknik perkolasi bertingkat. Tahap ekstraksi dimulai dengan menggunakan pelarut non polar yaitu n-heksan kemudian dilanjutkan dengan menggunakan pelarut semi polar yaitu etil asetat, terakhir dengan menggunakan pelarut polar yaitu etanol. Tabel 4.1 menunjukkan kandungan kimia yang terdapat pada masing-masing ekstrak kelopak bunga rosela. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.1 Data Skrining Fitokimia Ekstrak n-heksan, Ekstrak Etil Asetat dan Ekstrak Etanol kelopak bunga rosela Skrining fitokimia n-heksan Etil Asetat Etanol Alkaloid - + + Steroid + - - Saponin - - + Tanin - + + Glikosida - + + Flavonoida - + + Ekstrak n-heksan positif mengandung steroid; ekstrak etil asetat positif mengandung alkaloid, tannin, glikosida, dan flavonoid; dan ekstrak etanol positif mengandung alkaloid, saponin, tanin, glikosida dan flavonoid. Menurut Brahmachari 2011, kandungan bioflavonoida seperti epigalokatekin-3-galat yang terdapat dalam ekstrak tumbuhan memiliki efek yang menyerupai insulin. Pemberian oral secara rutin bioflavonoida terhadap hewan- hewan diabetes dapat menurunkan glukosa plasma, meningkatkan kadar insulin, merangsang sekresi insulin dan merangsang pembentukan glikogen dalam sel-sel otot.

4.3. Hasil Uji Farmakologi

Pada pengujian antidiabetes yang digunakan sebagai penginduksi adalah streptozotocin karena streptozotocin memiliki efek merusak pada sel-sel beta pankreas penghasil insulin pada mamalia. Injeksi streptozotocin mengacu pada pengrusakan sel-sel beta Langerhans. Secara klinis, gejala-gejala diabetes terlihat jelas pada mencit dalam 3 hari dengan injeksi STZ dosis 55 mgkg BB secara intraperitoneal. Setelah beradaptasi selama dua minggu, mencit diberikan pakan dengan jenis dan jumlah yang sama, mencit dipuasakan selama 18 jam, diukur KGD Universitas Sumatera Utara normalnya. Pada hari yang sama mencit diinduksi dengan STZ dosis 55 mgKg BB, hari ketiga setelah penginduksian, mencit dipuasakan selama 18 jam, diukur KGD-nya. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Data Pengukuran KGD Normal dan KGD Setelah Penginduksian STZ Dosis 55 mgKg BB Mencit Percobaan n=6 setelah dipuasakan selama 18 jam Kelompok Perlakuan Kadar Glukosa Darah mgdl rata- rata ± SD Sebelum induksi Sesudah induksi kel. CMC 0,5 78,33 ± 4,84 326,50 ± 24,44 kel. Glibenklamid 71,67 ± 3,67 314,00 ± 18,56 kel. ekstrak n-heksan 200 mgkg BB 78,50 ± 4,51 324,17 ± 20,72 kel. ekstrak n-heksan 400 mgkg BB 75,17 ± 7,00 326,50 ± 49,28 kel. ekstrak n-heksan 600 mgkg BB 75,67 ± 6,28 304,83 ± 15,82 kel. ekstrak etil asetat 200 mgkg BB 78,67 ± 5,75 320,83 ± 33,87 kel. ekstrak etil asetat 400 mgkg BB 79,83 ± 10,80 324,33 ± 20,49 kel. ekstrak etil asetat 600 mgkg BB 76,67 ± 3,72 315,67 ± 14,83 kel. ekstrak etanol 200 mgkg BB 74,33 ± 6,56 309,33 ± 19,05 kel. ekstrak etanol 400 mgkg BB 74,00 ± 8,15 303,00 ± 24,33 kel. ekstrak etanol 600 mgkg BB 76,17 ± 4,62 303,33 ± 14,14 Penelitian yang dilakukan oleh Arora, et al., 2009 dengan membandingkan dosis pemakaian STZ untuk menginduksi diabetes pada mencit menunjukkan bahwa efek pemberian injeksi tunggal streptozotocin dosis 180 mgkg BB pada mencit albino swiss setelah satu minggu pemberian telah menaikkan glukosa darah sampai 500 mgdl; sementara dengan dosis 100 mgdl, tidak ada seekor mencit pun yang mengalami diabetes; dan dengan dosis 40 mgdl telah menaikkan glukosa darah 190 mgdl. Streptozotocin merupakan penginduksi diabetes yang baik dalam penelitian diabetes. Pemberian dosis yang berbeda dari streptozotocin menghasilkan tipe diabetes yang berbeda pula. Dosis streptozotocin 70-250 mgkg BB sangat merusak pada lima sel pankreas dalam 24 jam pemberian, sehingga menghasilkan mencit DM tipe 1. Pemberian dosis Universitas Sumatera Utara rendah streptozotocin dalam beberapa hari pertama menghasilkan mencit DM tipe 2 dan dalam perkembangannya menghasilkan mencit DM tipe 1.

4.3.1 Hasil uji toleransi glukosa oral

Tabel 4.3 dan Gambar 4.1 menunjukkan potensi CMC 0,5, glibenklamid, ekstrak etanol kelopak bunga rosela 200, 400, 600 mgkg BB, dan ekstrak etil asetat 200, 400, 600 mgkg BB dalam menurunkan kadar glukosa darah mencit dengan menggunakan metode Toleransi Glukosa Oral TGO. Tabel 4.3 Data hasil uji toleransi glukosa oral Kelompok perlakuan KGD mgdl 30 60 90 120 CMC 0,5 77.00 176.00 164.33 159.33 153.00 Glibenklamid 61.00 156.00 125.00 109.67 61.33 etanol D1 200 mgkg BB 105.00 161.67 135.67 117.00 95.00 etanol D2 200 mgkg BB 82.33 166.67 131.33 111.00 87.00 etanol D3 200 mgkg BB 79.33 188.00 157.33 118.67 97.00 etil asetat D1 200 mgkg BB 61.33 148.00 144.67 134.00 122.00 etil asetat D2 200 mgkg BB 71.67 117.33 97.67 89.00 71.33 etil asetat D3 200 mgkg BB 70.00 144.00 137.67 128.00 111.00 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.1 Grafik potensi hasil uji toleransi glukosa total Berdasarkan Tabel 4.3 dan Gambar 4.1 tampak bahwa perlakuan dengan pemberian glibenklamid, ekstrak etanol kelopak bunga rosela 200, 400, 600 mgkg BB mempunyai potensi untuk menurunkan KGD kadar glukosa darah, hal ini tampak dari besarnya area di bawah kurva dengan pemberian ekstrak etanol 200, 400, 600 mgkg BB dibandingkan dengan pemberian CMC 0,5 sebagai kontrol negatif, dan ekstrak etil asetat 200, 400, 600 mgkg BB. 4.3.2 Hasil Pengukuran KGD Mencit Setelah Perlakuan dengan Pemberian Ekstrak n-heksan Kelopak Bunga Rosela Masing-masing kelompok mencit diabetes diberi perlakuan yaitu kelompok dengan pemberian suspensi CMC 0,5 sebagai kontrol negatif, kelompok dengan pemberian glibenklamid sebagai kontrol positif, kelompok dengan pemberian ekstrak n-heksan 200 mgkg BB, kelompok dengan pemberian 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 30 60 90 120 KGD m g d l CMC 0,5 Glibenklamid etanol D1 etanol D2 etanol D3 etil asetat D1 etil asetat D2 etil asetat D3 Universitas Sumatera Utara ekstrak n-heksan 400 mgkg BB, kelompok dengan pemberian ekstrak n-heksan 600 mgkg BB. Hasil pengukuran KGD mencit ditunjukkan pada Tabel 4.4, Gambar 4.2, dan Gambar 4.3. Tabel 4.4 Data pengukuran KGD setelah pemberian ekstrak n-heksan Kelompok Perlakuan Kadar Glukosa Darah KGD mgdl Normal Diabetes minggu I minggu II minggu III minggu IV minggu V kel. CMC 0,5 78,33 326,50 326,83 329,17 332,33 334,17 336,33 kel. Glibenklamid 71,67 314,00 267,50 213,17 137,50 110,00 76,17 kel. ekstrak n- heksan D1 78,50 324,17 325,50 324,67 318,83 312,33 306,17 kel. ekstrak n-heksan D2 75,17 326,50 343,83 342,33 340,00 336,67 316,17 kel. ekstrak n- heksan D3 75,67 304,83 303,83 297,17 294,33 287,83 282,17 Ket: D1 = dosis 200 mgkg BB D2 = dosis 400 mgkg BB D3 = dosis 600 mgkg BB Berdasarkan Tabel 4.4 tampak bahwa pemberian ekstrak n-heksan kelopak bunga rosela dalam berbagai dosis menunjukkan efek yang sangat rendah dibandingkan dengan kelompok yang diberi glibenklamid, di mana kelompok dengan pemberian glibenklamid memberikan efek penurunan KGD yang sangat baik. Ini berarti bahwa ekstrak n-heksan 200 mg, 400 mg, dan 600 mg tidak mempunyai aktivitas antidiabetes. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2. Grafik yang menunjukkan KGD setelah pemberian ekstrak n-heksan Ket: D1 = dosis 200 mgkg BB D2 = dosis 400 mgkg BB D3 = dosis 600 mgkg BB 50 100 150 200 250 300 350 400 450 normal diabetes M I M II M III M IV M V KGD m g d l CMC Glibenklamid nheksan D1 nheksan D2 nheksan D3 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.3. Diagram batang yang menunjukkan KGD setelah pemberian ekstrak n-heksan Ket: D1 = dosis 200 mgkg BB D2 = dosis 400 mgkg BB D3 = dosis 600 mgkg BB Tabel 4.5 Hasil uji beda rata-rata Duncan terhadap KGD mencit pada minggu I hingga minggu V setelah pemberian sediaan uji ekstrak n-heksan Minggu KGD Duncan I Kelompok N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 Glibenklamid 6 2.6750 N-heksan 600 mgkg BB 6 3.0383 N-heksan 200 mgkg BB 6 3.2550 3.2550 CMC 0,5 6 3.2683 3.2683 N-heksan 400 mgkg BB 6 3.4383 Sig. 1.000 .194 .299 50 100 150 200 250 300 350 400 normal diabetes M I M II M III M IV M V KGD m g d l CMC Glibenklamid nheksan D1 nheksan D2 nheksan D3 Universitas Sumatera Utara II Kelompok N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 Glibenklamid 6 2.1317 N-heksan 600 mgkg BB 6 2.9717 N-heksan 200 mgkg BB 6 3.2467 3.2467 CMC 0,5 6 3.2917 3.2917 N-heksan 400 mgkg BB 6 3.4233 Sig. 1.000 .067 .305 III Kelompok N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 Glibenklamid 6 1.3750 N-heksan 600 mgkg BB 6 2.9433 N-heksan 200 mgkg BB 6 3.1883 3.1883 CMC 0,5 6 3.3233 N-heksan 400 mgkg BB 6 3.4000 Sig. 1.000 .144 .229 IV Kelompok N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 Glibenklamid 6 1.1000 N-heksan 600 mgkg BB 6 2.8783 N-heksan 200 mgkg BB 6 3.1233 3.1233 CMC 0,5 6 3.3417 N-heksan 400 mgkg BB 6 3.3667 Sig. 1.000 .124 .147 V Kelompok N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 Glibenklamid 6 76.1667 N-heksan 600 mgkg BB 6 2.8217 N-heksan 200 mgkg BB 6 3.0617 3.0617 N-heksan 400 mgkg BB 6 3.1617 CMC 0,5 6 3.3633 Sig. 1.000 .124 .069 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan hasil uji beda Duncan yang mengelompokkan kelompok yang tidak memiliki signifikansi secara statistik ke dalam subset yang sama, tampak bahwa kelompok glibenklamid tidak pernah berada dalam subset yang sama sejak minggu I. Dari gambar 4.3 tampak bahwa glibenklamid telah menunjukkan efek penurunan yang signifikan dibandingkan dengan kelompok yang diberikan ekstrak n-heksan dan CMC 0,5, yang semakin dipertegas oleh data statistik yang selalu menunjukkan signifikansi data pada kelompok glibenklamid dibanding dengan kelompok ekstrak n-heksan dan kelompok CMC 0,5. Berdasarkan perhitungan statistik pada minggu V diperoleh F hitung 99,72 F tabel 2,78, berarti terdapat perbedaan yang signifikan antar perlakuan dan untuk mengetahui perbedaan yang bermakna antar perlakuan dilakukan uji beda rata-rata Duncan. Berdasarkan Tabel 4.5 tampak bahwa pemberian glibenklamid menunjukkan penurunan KGD yang memiliki perbedaan yang nyata dibanding pemberian ekstrak n-heksan dan CMC 0,5, sedangkan kelompok ekstrak n-heksan dosis 600 mgkg BB tidak menunjukkan signifikansi secara statistik dengan kelompok ekstrak n-heksan dosis 200 mgkg BB yang berarti memiliki aktivitas yang sama secara statistik; namun memiliki perbedaan nyata terhadap pemberian ekstrak n-heksan dosis 400 mgkg BB dan CMC 0,5. Kelompok ekstrak n-heksan dosis 200 mgkg BB, dosis 400 mgkg BB, dan CMC 0,5 tidak menunjukkan signifikansi secara statistik karena berada dalam subset yang sama. Universitas Sumatera Utara 4.3.3 Hasil Pengukuran KGD Mencit Setelah Perlakuan dengan Pemberian Ekstrak Etil Asetat Kelopak Bunga Rosela Masing-masing kelompok mencit diabetes diberi perlakuan yaitu kelompok dengan pemberian suspensi CMC 0,5 sebagai kontrol negatif, kelompok dengan pemberian glibenklamid sebagai kontrol positif, kelompok dengan pemberian ekstrak etil asetat 200 mgkg BB, kelompok dengan pemberian ekstrak etil asetat 400 mgkg BB, kelompok dengan pemberian ekstrak etil asetat 600 mgkg BB, Hasil pengukuran KGD mencit ditunjukkan pada Tabel 4.6, Gambar 4.4, dan Gambar 4.5. Tabel 4.6 Data pengukuran KGD setelah pemberian ekstrak etil asetat Kelompok Perlakuan Kadar Glukosa Darah KGD mgdl normal diabetes minggu I minggu II minggu III minggu IV minggu V kel. CMC 0,5 78,33 326,50 326,83 329,17 332,33 334,17 336,33 kel. Glibenklamide 71,67 314,00 267,50 213,17 137,50 110,00 76,17 kel. ekstrak etil asetat D1 78,67 320,83 322,67 324,33 325,67 327,67 329,00 kel. ekstrak etil asetat D2 79,83 324,33 326,17 327,33 329,50 331,67 333,67 kel. ekstrak etil asetat D3 76,67 315,67 317,50 320,00 321,67 324,17 326,33 Berdasarkan Tabel 4.6 tampak bahwa pemberian ekstrak etil asetat kelopak bunga rosela dalam berbagai dosis tidak menunjukkan penurunan KGD, di mana tidak terdapat signikansi data penurunan KGD ekstrak etil asetat dengan kelompok kontrol dengan pemberian CMC 0,5. Ini berarti bahwa ekstrak etil asetat 200 mg, 400 mg, dan 600 mg tidak mempunyai aktivitas antidiabetes sama sekali. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.4. Grafik yang menunjukkan KGD setelah pemberian ekstrak etil asetat Ket: D1= dosis 200 mgkg BB D2= dosis 400 mgkg BB D3= dosis 600 mgkg BB 50 100 150 200 250 300 350 400 normal diabetes M I M II M III M IV M V KGD m g d l CMC Glibenklamid etil asetat D1 etil asetat D2 etil asetat D3 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.5. Diagram batang yang menunjukkan KGD setelah pemberian ekstrak etil asetat Ket: D1= dosis 200 mgkg BB D2= dosis 400 mgkg BB D3= dosis 600 mgkg BB Tabel 4.7 Hasil uji beda rata-rata Duncan terhadap KGD mencit pada minggu I hingga minggu V setelah pemberian sediaan uji ekstrak etil asetat Minggu KGD Duncan I Kelompok N Subset for alpha = 0.05 1 2 Glibenklamid 6 267.5000 Etil asetat 600 mgkg BB 6 317.5000 Etil asetat 200 mgkg BB 6 322.6667 Etil asetat 400 mgkg BB 6 326.1667 CMC 0,5 6 326.8333 Sig. 1.000 .525 50 100 150 200 250 300 350 400 normal diabetes M I M II M III M IV M V KGD m g d l CMC Glibenklamid etil asetat D1 etil asetat D2 etil asetat D3 Universitas Sumatera Utara II Kelompok N Subset for alpha = 0.05 1 2 Glibenklamid 6 213.1667 Etil asetat 600 mgkg BB 6 320.0000 Etil asetat 200 mgkg BB 6 324.3333 Etil asetat 400 mgkg BB 6 327.3333 CMC 0,5 6 329.1667 Sig. 1.000 .526 III Kelompok N Subset for alpha = 0.05 1 2 Glibenklamid 6 137.5000 Etil asetat 600 mgkg BB 6 321.6667 Etil asetat 200 mgkg BB 6 325.6667 Etil asetat 400 mgkg BB 6 329.5000 CMC 0,5 6 332.3333 Sig. 1.000 .474 IV Kelompok N Subset for alpha = 0.05 1 2 Glibenklamid 6 110.0000 Etil asetat 600 mgkg BB 6 324.1667 Etil asetat 200 mgkg BB 6 327.6667 Etil asetat 400 mgkg BB 6 331.6667 CMC 0,5 6 334.1667 Sig. 1.000 .477 V Kelompok N Subset for alpha = 0.05 1 2 Glibenklamid 6 76.1667 Etil asetat 600 mgkg BB 6 326.3333 Etil asetat 200 mgkg BB 6 329.0000 Etil asetat 400 mgkg BB 6 333.6667 CMC 0,5 6 336.3333 Sig. 1.000 .475 Universitas Sumatera Utara Pada kelompok ekstrak etil asetat dari minggu I hingga V juga menunjukkan performa yang memiliki signifikansi secara statistik dengan kelompok glibenklamid, yang berarti bahwa aktivitas kelompok etil asetat tidak tampak sama sekali apabila dibandingkan dengan aktivitas penurunan kadar glukosa darah yang terdapat pada kelompok dengan pemberian glibenklamid. Berdasarkan perhitungan statistik pada minggu V diperoleh F hitung 165,184 F tabel 2,78, berarti terdapat perbedaan yang signifikan antar perlakuan dan untuk mengetahui perbedaan yang bermakna antar perlakuan dilakukan uji beda rata-rata Duncan. Berdasarkan Tabel 4.7 tampak bahwa pemberian glibenklamid menunjukkan penurunan KGD yang memiliki perbedaan yang nyata dibanding pemberian ekstrak etil asetat berbagai dosis dan CMC 0,5, di mana kelompok ekstrak etil asetat berada dalam subset yang sama dengan CMC 0,5. 4.3.4 Hasil Pengukuran KGD Mencit Setelah Perlakuan dengan Pemberian Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosela Masing-masing kelompok mencit diabetes diberi perlakuan yaitu kelompok dengan pemberian suspensi CMC 0,5 sebagai kontrol negatif, kelompok dengan pemberian glibenklamid sebagai kontrol positif, kelompok dengan pemberian ekstrak etanol 200 mgkg BB, kelompok dengan pemberian ekstrak etanol 400 mgkg BB, kelompok dengan pemberian ekstrak etanol 600 mgkg BB, Hasil pengukuran KGD mencit ditunjukkan pada Tabel 4.8, Gambar 4.6, dan Gambar 4.7. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.8 Data pengukuran KGD setelah pemberian ekstrak etanol Kelompok Perlakuan Kadar Glukosa Darah KGD normal Diabetes minggu I minggu II minggu III minggu IV minggu V kel. CMC 0,5 78,33 326,50 326,83 329,17 332,33 334,17 336,33 kel. ekstrak etanol D1 74,33 309,33 292,00 244,83 199,33 150,50 114,67 kel. ekstrak etanol D2 74,00 303,00 276,67 222,83 180,83 127,83 87,67 kel. ekstrak etanol D3 76,17 303,33 248,00 197,00 143,83 91,67 67,67 kel. Glibenklamid 71,67 314,00 267,50 213,17 137,50 110,00 76,17 Ket: D1= dosis 200 mgkg BB D2= dosis 400 mgkg BB D3= dosis 600 mgkg BB Berdasarkan Tabel 4.6 tampak bahwa pemberian ekstrak etanol kelopak bunga rosela dalam berbagai dosis menunjukkan penurunan KGD yang signifikan seperti pada pemberian dengan glibenklamid sebagai kontrol positif. Ini berarti bahwa ekstrak etanol 200 mg, 400 mg, dan 600 mg mempunyai aktivitas antidiabetes. Semakin besar dosis ekstrak etanol yang diberikan, semakin besar kemampuannya dalam menurunkan kadar glukosa darah. Ekstrak etanol kelopak bunga rosela positif mengandung bioflavonoid yang telah terbukti menurunkan kadar glukosa darah pada hewan percobaan diabetes. Dalam survei kritis yang dilakukan oleh Brahmachari 2011, tertera beragam kandungan bioflavonoida yang telah berhasil diisolasi dan diuji bioaktivitasnya dalam hal menurunkan kadar glukosa darah pada hewan percobaan diabetes, yaitu prunin naringenin-7-O- β-D-glukosida, myrciacitrin dari Myrcia mutiflora, 6-hidroksi-flavonoida yang memiliki aktivitas penghambat enzim α-glukosidase, 6-hidroksiluteolin, apigenin, luteolin, turunan C-glukosidik Universitas Sumatera Utara flavon yang dinamakan isoaffineyin, turunan genistein yang diisolasi dari Tetracera scandens, dan banyak senyawa lainnya. Gambar 4.6. Grafik yang menunjukkan KGD setelah pemberian ekstrak etanol Ket: D1= dosis 200 mgkg BB D2= dosis 400 mgkg BB D3= dosis 600 mgkg BB 50 100 150 200 250 300 350 400 normal diabetes M I M II M III M IV M V KGD m g d l CMC Glibenklamid etanol D1 etanol D2 etanol D3 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.7. Diagram batang yang menunjukkan KGD setelah pemberian ekstrak etanol Ket: D1= dosis 200 mgkg BB D2= dosis 400 mgkg BB D3= dosis 600 mgkg BB Tabel 4.9 Hasil uji beda rata-rata Duncan terhadap KGD mencit pada minggu I hingga minggu V setelah pemberian sediaan uji ekstrak etanol Minggu KGD Duncan I Kelompok N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 4 Etanol 600 mgkg BB 6 2.4800 Glibenklamid 6 2.6750 2.6750 Etanol 400 mgkg BB 6 2.7667 2.7667 Etanol 200 mgkg BB 6 2.9200 CMC 0,5 6 3.2683 Sig. .097 .425 .187 1.000 50 100 150 200 250 300 350 400 normal diabetes M I M II M III M IV M V KGD m g d l CMC Glibenklamid etanol D1 etanol D2 etanol D3 Universitas Sumatera Utara II Kelompok N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 4 Etanol 600 mgkg BB 6 1.9700 Glibenklamid 6 2.1317 2.1317 Etanol 400 mgkg BB 6 2.2283 2.2283 Etanol 200 mgkg BB 6 2.4483 CMC 0,5 6 3.2917 Sig. .170 .406 .066 1.000 III Kelompok N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 Glibenklamid 6 1.3750 Etanol 600 mgkg BB 6 1.4383 Etanol 400 mgkg BB 6 1.8083 Etanol 200 mgkg BB 6 1.9933 CMC 0,5 6 3.3233 Sig. .592 .125 1.000 IV Kelompok N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 4 Etanol 600 mgkg BB 6 89.8333 Glibenklamid 6 1.1000 Etanol 400 mgkg BB 6 1.2783 Etanol 200 mgkg BB 6 1.5050 CMC 0,5 6 3.3417 Sig. 1.000 .056 1.000 1.000 V Kelompok N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 4 Etanol 600 mgkg BB 6 67.6667 Glibenklamid 6 76.1667 76.1667 Etanol 400 mgkg BB 6 87.6667 Etanol 200 mgkg BB 6 1.1467 CMC 0,5 6 3.3633 Sig. .298 .163 1.000 1.000 Universitas Sumatera Utara Dari data statistik di atas tampak bahwa ekstrak etanol dosis 600 mgKgBB menunjukkan potensi yang cukup besar dalam hal aktivitas penurunan kadar glukosa darah. Pada minggu I tidak terdapat signifikansi yang berarti di antara ekstrak etanol dosis 600 mgKg BB dengan glibenklamid. Pada minggu ke- 4 dan ke-5 tampak bahwa potensi penurunan kadar glukosa darah dengan pemberian dosis 400 mgKgBB ekstrak etanol tidak memiliki signifikansi secara statistik sehingga hal ini menjadi indikasi bahwa kemampuan dosis 400 mgKg BB dalam menurunkan kadar glukosa darah tidak berbeda secara nyata atau menyerupai aktivitas glibenklamid. Berdasarkan perhitungan statistik pada minggu V diperoleh F hitung 400,442 F tabel 2,78, berarti terdapat perbedaan yang signifikan antar perlakuan dan untuk mengetahui perbedaan yang bermakna antar perlakuan dilakukan uji beda rata-rata Duncan. Berdasarkan Tabel 4.9 tampak bahwa pemberian glibenklamid tidak menunjukkan signifikansi statistik terhadap kelompok dengan pemberian ekstrak etanol 600 mgkg BB dan ekstrak etanol 400 mgkg BB. Hal ini berarti kemampuan ekstrak etanol 400 mgkg BB dan 600 mgkg BB dalam menurunkan KGD sangat mendekati atau menyerupai efek penurunan KGD yang ditunjukkan oleh glibenklamid. Sedangkan ekstrak etanol 200 mgkg BB tidak mampu memberikan efek penurunan KGD yang menyerupai glibenklamid, namun dosis 200 mgkg BB memiliki signifikansi data secara statistik dengan kelompok kontrol yang diberikan CMC 0,5.

4.4 Hasil Pengukuran Aktivitas Ekstrak N-heksan, Etil asetat dan Etanol Kelopak Bunga Rosela

Mencit diabetes diberi perlakuan yaitu kelompok dengan pemberian suspensi CMC 0,5 sebagai kontrol negatif, kelompok dengan pemberian Universitas Sumatera Utara glibenklamid, kelompok dengan pemberian ekstrak n-heksan dosis 200 mgkg BB, 400 mgkg BB, 600 mgkg BB, kelompok dengan pemberian ekstrak etil asetat 200 mgkg BB, 400 mgkg BB, 600 mgkg BB, dan kelompok dengan pemberian ekstrak etanol 200 mgkg BB, 400 mgkg BB, 600 mgkg BB. Hasil pengukuran KGD mencit ditunjukkan pada Tabel 4.10, Gambar 4.8, dan Gambar 4.9. Tabel 4.10 Data pengukuran KGD setelah pemberian ekstrak n-heksan, etil asetat dan etanol Kelompok Perlakuan Kadar Glukosa Darah KGD normal diabetes minggu I minggu II minggu III minggu IV minggu V kel. cmc 0,5 78,33 326,50 326,83 329,17 332,33 334,17 336,33 kel. Glibenklamid 71,67 314,00 267,50 213,17 137,50 110,00 76,17 kel. ekstrak n-heksan D1 78,50 324,17 325,50 324,67 318,83 312,33 306,17 kel. ekstrak n- heksan D2 75,17 326,50 343,83 342,33 340,00 336,67 316,17 kel. ekstrak n- heksan D3 75,67 304,83 303,83 297,17 294,33 287,83 282,17 kel. ekstrak etil asetat D1 78,67 320,83 322,67 324,33 325,67 327,67 329,00 kel. ekstrak etil asetat D2 79,83 324,33 326,17 327,33 329,50 331,67 333,67 kel. ekstrak etil asetat D3 76,67 315,67 317,50 320,00 321,67 324,17 326,33 kel. ekstrak etanol D1 74,33 309,33 292,00 244,83 199,33 150,50 114,67 kel. ekstrak etanol D2 74,00 303,00 276,67 222,83 180,83 127,83 87,67 kel. ekstrak etanol D3 76,17 303,33 248,00 197,00 143,83 91,67 67,67 Ket: D1= dosis 200 mgkg BB D2= dosis 400 mgkg BB D3= dosis 600 mgkg BB Universitas Sumatera Utara Gambar 4.8. Grafik yang menunjukkan KGD setelah pemberian ekstrak n- heksan, ekstrak etil asetat dan ekstrak etanol Ket: D1= dosis 200 mgkg BB D2= dosis 400 mgkg BB D3= dosis 600 mgkg BB 50 100 150 200 250 300 350 400 450 normal diabetes M I M II M III M IV M V KGD m g d l CMC Glibenklamid nheksan D1 nheksan D2 nheksan D3 etil asetat D1 etil asetat D2 etil asetat D3 etanol D1 etanol D2 etanol D3 Universitas Sumatera Utara Gambar 4.9. Diagram batang yang menunjukkan KGD setelah pemberian ekstrak n-heksan, ekstrak etil asetat dan ekstrak etanol Ket: D1= dosis 200 mgkg BB D2= dosis 400 mgkg BB D3= dosis 600 mgkg BB 50 100 150 200 250 300 350 400 normal diabetes M I M II M III M IV M V KGD 9 m g d l CMC Glibenklamid n-heksan D1 n-heksan D2 n-heksan D3 etil asetat D1 etil asetat D2 etil asetat D3 etanol D1 etanol D2 etanol D3 Universitas Sumatera Utara Penurunan KGD mencit mulai terlihat pada minggu I. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.11. Tabel 4.11 Hasil rata-rata KGD mencit minggu I setelah pemberian sediaan uji Perlakuan Rata-rata Kadar Glukosa Darah mgdl Diabetes Minggu I kel. cmc 0,5 326,50 326,83 kel. Glibenklamid 314,00 267,50 kel. ekstrak n-heksan 200 mgkg BB 324,17 325,50 kel. ekstrak n- heksan 400 mgkg BB 326,50 343,83 kel. ekstrak n- heksan 600 mgkg BB 304,83 303,83 kel. ekstrak etil asetat 200 mgkg BB 320,83 322,67 kel. ekstrak etil asetat 400 mgkg BB 324,33 326,17 kel. ekstrak etil asetat 600 mgkg BB 315,67 317,50 kel. ekstrak etanol 200 mgkg BB 309,33 292,00 kel. ekstrak etanol 400 mgkg BB 303,00 276,67 kel. ekstrak etanol 600 mgkg BB 303,33 248,00 Tabel 4.12 Hasil uji beda rata-rata Duncan terhadap KGD mencit pada minggu I setelah pemberian sediaan uji KGD Duncan Kelompok perlakuan N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 4 5 kel. eks. etanol 600 mgkg BB 6 2.4800 kel. glibenklamid 6 2.6750 2.6750 kel. eks. etanol 400 mgkg BB 6 2.7667 2.7667 2.7667 kel. eks. etanol 200 mgkg BB 6 2.9200 2.9200 2.9200 kel. eks. n-heksan 600 mgkg BB 6 3.0383 3.0383 kel. eks. etil asetat 200 mgkg BB 6 3.1750 3.1750 kel. eks. etil asetat 400 mgkg BB 6 3.2267 3.2267 kel. eks. n-heksan 200 mgkg BB 6 3.2550 3.2550 kel. eks. etil asetat 600 mgkg BB 6 3.2617 3.2617 kel. CMC 0,5 6 3.2683 3.2683 kel. eks. n-heksan 400 mgkg BB 6 3.4717 Sig. .079 .134 .096 .050 .092 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan perhitungan statistik pada minggu I diperoleh F hitung 7,982 F tabel 2,05, berarti terdapat perbedaan yang signifikan antar perlakuan dan untuk mengetahui perbedaan yang bermakna antar perlakuan dilakukan uji beda rata-rata Duncan. Berdasarkan Tabel 4.12 tampak bahwa pemberian glibenklamid, ekstrak etanol 600 mgkg BB, dan ekstrak etanol 400 mgkg BB tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dalam penurunan KGD mencit diabetes. Pemberian glibenklamid, ekstrak etanol 400 mgkg BB, dan ekstrak etanol 200 mgkg BB tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, tetapi ekstrak etanol 200 mgkg BB berbeda nyata dengan ekstrak etanol 600 mgkg BB. Pemberian ekstrak n-heksan 600 mgkg BB, ekstrak etanol 400 mgkg BB, dan ekstrak etanol 200 mgkg BB tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, tetapi ekstrak n-heksan 600 mgkg BB berbeda nyata dengan pemberian glibenklamid dan pemberian ekstrak etanol 600 mgkg BB. Pemberian ekstrak etanol 200 mgkg BB, ekstrak n-heksan 200 mgkg BB, ekstrak n-heksan 600 mgkg BB, ekstrak etil asetat 200 mgkg BB, ekstrak etil asetat 400 mgkg BB, ekstrak etil asetat 600 mgkg BB, dan juga pemberian CMC tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Pemberian ekstrak n-heksan 200 mgkg BB, ekstrak n-heksan 400 mgkg BB, ekstrak etil asetat 200 mgkg BB, ekstrak etil asetat 400 mgkg BB, ekstrak etil asetat 600 mgkg BB, dan juga pemberian CMC tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Universitas Sumatera Utara Penurunan KGD mencit juga terlihat pada minggu II. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.13. Tabel 4.13 Hasil rata-rata KGD mencit minggu II setelah pemberian sediaan uji Perlakuan Rata-rata Kadar Glukosa Darah mgdl Diabetes Minggu II kel. CMC 0,5 326,50 329,17 kel. Glibenklamid 314,00 213,17 kel. ekstrak n-heksan 200 mgkg BB 324,17 324,67 kel. ekstrak n- heksan 400 mgkg BB 326,50 342,33 kel. ekstrak n- heksan 600 mgkg BB 304,83 297,17 kel. ekstrak etil asetat 200 mgkg BB 320,83 324,33 kel. ekstrak etil asetat 400 mgkg BB 324,33 327,33 kel. ekstrak etil asetat 600 mgkg BB 315,67 320,00 kel. ekstrak etanol 200 mgkg BB 309,33 244,83 kel. ekstrak etanol 400 mgkg BB 303,00 222,83 kel. ekstrak etanol 600 mgkg BB 303,33 197,00 Tabel 4.14 Hasil uji beda rata-rata Duncan terhadap KGD mencit pada minggu II setelah pemberian sediaan uji KGD Duncan Kelompok N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 4 kel. eks. etanol 600 mgkg BB 6 1.9700 kel. glibenklamid 6 2.1317 kel. eks. etanol 400 mgkg BB 6 2.2283 2.2283 kel. eks. etanol 200 mgkg BB 6 2.4483 kel. eks. n-heksan 600 mgkg BB 6 2.9500 kel. eks. etil asetat 600 mgkg BB 6 3.2000 3.2000 kel. eks. etil asetat 200 mgkg BB 6 3.2233 3.2233 kel. eks. n-heksan 200 mgkg BB 6 3.2500 3.2500 kel. eks. etil asetat 400 mgkg BB 6 3.2733 kel. CMC 0,5 6 3.2917 kel. eks. n-heksan 400 mgkg BB 6 3.4233 Sig. .093 .130 .059 .179 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan perhitungan statistik pada minggu II diperoleh F hitung 29,085 F tabel 2,05, berarti terdapat perbedaan yang signifikan antar perlakuan dan untuk mengetahui perbedaan yang bermakna antar perlakuan dilakukan uji beda rata-rata Duncan. Berdasarkan Tabel 4.14 tampak bahwa pemberian glibenklamid, ekstrak etanol 600 mgkg BB, dan ekstrak etanol 400 mgkg BB tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dalam penurunan KGD mencit diabetes. Pemberian ekstrak etanol 400 mgkg BB dan ekstrak etanol 200 mgkg BB tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, tetapi ekstrak etanol 200 mgkg BB berbeda nyata dengan ekstrak etanol 600 mgkg BB dan pemberian dengan glibenklamid. Pemberian ekstrak n-heksan 600 mgkg BB, ekstrak etil asetat 600mgkg BB, ekstrak etil asetat 200 mgkg BB dan ekstrak n-heksan 200 mgkg BB tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Pemberian ekstrak n-heksan 200 mgkg BB, ekstrak n-heksan 400 mgkg BB, ekstrak etil asetat 200 mgkg BB, ekstrak etil asetat 400 mgkg BB, ekstrak etil asetat 600 mgkg BB, dan juga pemberian CMC tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Universitas Sumatera Utara Penurunan KGD mencit juga terlihat pada minggu III. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.15. Tabel 4.15 Hasil rata-rata KGD mencit minggu III setelah pemberian sediaan uji Perlakuan Rata-rata Kadar Glukosa Darah mgdl Diabetes Minggu III kel. CMC 0,5 326,50 332,33 kel. Glibenklamid 314,00 137,50 kel. ekstrak n-heksan 200 mgkg BB 324,17 318,83 kel. ekstrak n-heksan 400 mgkg BB 326,50 340,00 kel. ekstrak n-heksan 600 mgkg BB 304,83 294,33 kel. ekstrak etil asetat 200 mgkg BB 320,83 325,67 kel. ekstrak etil asetat 400 mgkg BB 324,33 329,50 kel. ekstrak etil asetat 600 mgkg BB 315,67 321,67 kel. ekstrak etanol 200 mgkg BB 309,33 199,33 kel. ekstrak etanol 400 mgkg BB 303,00 180,83 kel. ekstrak etanol 600 mgkg BB 303,33 143,83 Tabel 4.16 Hasil uji beda rata-rata Duncan terhadap KGD mencit pada minggu III setelah pemberian sediaan uji KGD Duncan Kelompok N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 4 kel. glibenklamid 6 1.3750 kel. ekstrak etanol 600 mgkg BB 6 1.4383 kel. ekstrak etanol 400 mgkg BB 6 1.8083 kel. ekstrak etanol 200 mgkg BB 6 1.9933 kel. ekstrak n-heksan 600 mgkg BB 6 2.9433 kel. ekstrak n-heksan 200 mgkg BB 6 3.1883 3.1883 kel. ekstrak etil asetat 600 mgkg BB 6 3.2167 3.2167 kel. ekstrak etil asetat 200 mgkg BB 6 3.2567 kel. CMC 0,5 6 3.2733 kel. ekstrak etil asetat 400 mgkg BB 6 3.2950 kel. ekstrak n-heksan 400 mgkg BB 6 3.4000 Sig. .653 .192 .070 .194 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan perhitungan statistik pada minggu III diperoleh F hitung 67,925 F tabel 2,05, berarti terdapat perbedaan yang signifikan antar perlakuan dan untuk mengetahui perbedaan yang bermakna antar perlakuan dilakukan uji beda rata-rata Duncan. Berdasarkan Tabel 4.16 tampak bahwa pemberian glibenklamid dan ekstrak etanol 600 mgkg BB tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dalam penurunan KGD mencit diabetes. Pemberian ekstrak etanol 400 mgkg BB dan ekstrak etanol 200 mgkg BB tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, tetapi berbeda nyata dengan ekstrak etanol 600 mgkg BB dan pemberian dengan glibenklamid. Pemberian ekstrak n-heksan 600 mgkg BB, ekstrak etil asetat 600 mgkg BB, dan ekstrak n-heksan 200 mgkg BB tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Pemberian ekstrak n-heksan 200 mgkg BB, ekstrak n-heksan 400 mgkg BB, ekstrak etil asetat 200 mgkg BB, ekstrak etil asetat 400 mgkg BB, ekstrak etil asetat 600 mgkg BB, dan juga pemberian CMC tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Universitas Sumatera Utara Penurunan KGD mencit juga terlihat pada minggu IV. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.17. Tabel 4.17 Hasil rata-rata KGD mencit minggu IV setelah pemberian sediaan uji Perlakuan Rata-rata Kadar Glukosa Darah mgdl Diabetes Minggu IV kel. CMC 0,5 326,50 334,17 kel. Glibenklamid 314,00 110,00 kel. ekstrak n-heksan 200 mgkg BB 324,17 312,33 kel. ekstrak n-heksan 400 mgkg BB 326,50 336,67 kel. ekstrak n-heksan 600 mgkg BB 304,83 287,83 kel. ekstrak etil asetat 200 mgkg BB 320,83 327,67 kel. ekstrak etil asetat 400 mgkg BB 324,33 331,67 kel. ekstrak etil asetat 600 mgkg BB 315,67 324,17 kel. ekstrak etanol 200 mgkg BB 309,33 150,5 kel. ekstrak etanol 400 mgkg BB 303,00 127,83 kel. ekstrak etanol 600 mgkg BB 303,33 91,67 Tabel 4.18 Hasil uji beda rata-rata Duncan terhadap KGD mencit pada minggu IV setelah pemberian sediaan uji KGD Duncan Kelompok N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 4 5 kel. ekstrak etanol 600 mgkg BB 6 78.1667 kel. glibenklamid 6 1.1000 kel. ekstrak etanol 400 mgkg BB 6 1.2783 1.2783 kel. ekstrak etanol 200 mgkg BB 6 1.5050 kel. ekstrak n-heksan 600 mgkg BB 6 2.8783 kel. ekstrak n-heksan 200 mgkg BB 6 3.1233 3.1233 kel. ekstrak etil asetat 600 mgkg BB 6 3.2417 kel. ekstrak etil asetat 200 mgkg BB 6 3.2767 kel. ekstrak etil asetat 400 mgkg BB 6 3.3167 kel. CMC 0,5 6 3.3417 kel. ekstrak n-heksan 400 mgkg BB 6 3.3667 Sig. 1.000 .224 .124 .097 .148 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan perhitungan statistik pada minggu IV diperoleh F hitung 106,567 F tabel 2,05, berarti terdapat perbedaan yang signifikan antar perlakuan dan untuk mengetahui perbedaan yang bermakna antar perlakuan dilakukan uji beda rata-rata Duncan. Berdasarkan Tabel 4.18 tampak bahwa pemberian ekstrak etanol 600 mgkg BB menunjukkan perbedaan yang nyata dalam penurunan KGD mencit diabetes dibanding dengan semua perlakuan. Pemberian glibenklamid dan ekstrak etanol 400 mgkg BB tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dalam penurunan KGD mencit diabetes. Pemberian ekstrak etanol 400 mgkg BB dan ekstrak etanol 200 mgkg BB tidak menunjukkan perbedaan yang nyata, tetapi ekstrak etanol 200 mgkg BB berbeda nyata dengan pemberian dengan glibenklamid. Pemberian ekstrak n-heksan 600 mgkg BB dan ekstrak n-heksan 200 mgkg BB tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Pemberian ekstrak n-heksan 200 mgkg BB, ekstrak n-heksan 400 mgkg BB, ekstrak etil asetat 200 mgkg BB, ekstrak etil asetat 400 mgkg BB, ekstrak etil asetat 600 mgkg BB, dan juga pemberian CMC tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Perlakuan pada penelitian ini dihentikan pada minggu ke-5 karena 4 dari 11 perlakuan yakni pada pemberian glibenklamid dan ekstrak etanol 200 mg, 400 mg, dan 600 mg, KGD mencit sudah berada pada range normal. Hasil rata-rata KGD mencit dapat dilihat pada Tabel 4.19. Universitas Sumatera Utara Tabel 4.19 Hasil rata-rata KGD mencit minggu V setelah pemberian sediaan uji Perlakuan Rata-rata Kadar Glukosa Darah mgdl Diabetes Minggu V kel. CMC 0,5 326,50 336,33 kel. Glibenklamid 314,00 76,17 kel. ekstrak n-heksan 200 mgkg BB 324,17 306,17 kel. ekstrak n-heksan 400 mgkg BB 326,5 316,17 kel. ekstrak n-heksan 600 mgkg BB 304,83 282,17 kel. ekstrak etil asetat 200 mgkg BB 320,83 329,00 kel. ekstrak etil asetat 400 mgkg BB 324,33 333,67 kel. ekstrak etil asetat 600 mgkg BB 315,67 326,33 kel. ekstrak etanol 200 mgkg BB 309,33 114,67 kel. ekstrak etanol 400 mgkg BB 303,00 87,67 kel. ekstrak etanol 600 mgkg BB 303,33 67,67 Tabel 4.20 Hasil uji beda rata-rata Duncan terhadap KGD mencit pada minggu V setelah pemberian sediaan uji KGD Duncan Kelompok N Subset for alpha = 0.05 1 2 3 4 5 kel. ekstrak etanol 600 mgkg BB 6 67.6667 kel. glibenklamid 6 76.1667 kel. ekstrak etanol 400 mgkg BB 6 87.6667 kel. ekstrak etanol 200 mgkg BB 6 1.1467 kel. ekstrak n-heksan 600 mgkg BB 6 2.8217 kel. ekstrak n-heksan 200 mgkg BB 6 3.0617 3.0617 kel. ekstrak n-heksan 400 mgkg BB 6 3.1617 3.1617 kel. ekstrak etil asetat 600 mgkg BB 6 3.2633 3.2633 kel. ekstrak etil asetat 200 mgkg BB 6 3.2900 3.2900 kel. ekstrak etil asetat 400 mgkg BB 6 3.3367 3.3367 kel. CMC 0,5 6 3.3633 Sig. .146 1.000 .066 .059 .168 Berdasarkan perhitungan statistik pada minggu V diperoleh F hitung 170,990 F tabel 2,05, berarti terdapat perbedaan yang signifikan antar perlakuan dan untuk mengetahui perbedaan yang bermakna antar perlakuan Universitas Sumatera Utara dilakukan uji beda rata-rata Duncan. Berdasarkan Tabel 4.20 tampak bahwa pemberian glibenklamid, ekstrak etanol 600 mgkg BB, dan ekstrak etanol 400 mgkg BB tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dalam penurunan KGD mencit diabetes. Pemberian ekstrak etanol 200 mgkg BB menunjukkan perbedaan yang nyata dengan semua perlakuan. Pemberian ekstrak n-heksan 600 mgkg BB dan ekstrak n-heksan 200 mgkg BB tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Pemberian ekstrak n-heksan 200 mgkg BB, ekstrak n-heksan 400 mgkg BB, ekstrak etil asetat 200 mgkg BB, ekstrak etil asetat 400 mgkg BB, ekstrak etil asetat 600 mgkg BB, dan juga pemberian CMC tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Menurut Wang, et al., 2011, Hibiscus sabdariffa mengandung berbagai macam senyawa-senyawa yang bersifat bioaktif dengan disertai sifat yang antioksidatif, seperti asam protokatekuat, katekin, dan –-epigalokatekin galat. Mekanisme dalam menurunkan kadar glukosa darah dimungkinkan oleh ada potensiasi efek insulin pada plasma baik dengan meningkatkan sekresi pankreas dari sel- sel β Langerhans atau dengan melepaskannya dari bentuk terikatnya. Humadi dan Istudor 2008, menganalisa kuantitas flavonoid yang dikalkulasikan setara dengan quersetin dalam berbagai ekstrak rosela Hibiscus sabdariffa yang dianalisa menggunakan metode spektrofotometrik yang berbeda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengukuran dengan metode Chang, et al., dalam larutan etanol Hibiscus diperoleh flavonoid 0,0586 g g quersetin100 g dari material tanaman kering; sedangkan dengan metode Christ-Mullers, dalam larutan etil asetat Hibiscus diperoleh flavonoid 0,0243 g g quersetin 100 g dari material tanaman kering. Narenjkar, et al., 2011 meneliti efek quersetin dalam Universitas Sumatera Utara sensasi sakit yang dialami oleh tikus diabetes di mana quersetin secara signifikan mengurangi rasa sakit dalam fase kronis. Kandungan flavonoid yang tinggi dari suatu tanaman memberikan efek antidiabetes yang lebih potensial. Kandungan flavonoid dari ekstrak etanol lebih besar dari ekstrak etil asetat, sehingga ekstrak etanol memberikan efek antidiabetes yang lebih besar pula. Brahmachari 2011, mengulas mengenai mekanisme bioflavonoida yang terdapat dalam tumbuhan sehingga dihasilkan efek penurunan kadar glukosa darah. Beberapa mekanisme dari bioflavonoida dalam menurunkan kadar glukosa darah ialah pencegahan absorpsi glukosa dan perbaikan toleransi glukosa, penghambatan terhadap aktivitas α-glukosidase pada usus. Flavonoida juga bertindak sebagai sekretagoga insulin atau insulin mimetik, merangsang pemakaian gula pada jaringan perifer dan mengatur aktivitas enzim-enzim yag terlibat dalam jalur metabolisme karbohidrat. Mekanisme flavonoida tersebut merangsang sintesis glikogen pada otot tikus. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

- Ekstrak etanol kelopak bunga rosela terbukti dapat menurunkan KGD mencit diabetes sedangkan ekstrak etil asetat dan ekstrak n-heksan tidak terbukti dapat menurunkan KGD mencit diabetes. Kandungan kimia ekstrak etanol kelopak bunga rosela yang kemungkinan berkhasiat untuk menurunkan kadar glukosa darah mencit diabetes adalah kandungan kimia yang berbentuk asam. - Pemberian ekstrak etanol 600 mgkg BB, ekstrak etanol 400 mgkg BB dan pemberian glibenklamid tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dalam penurunan KGD mencit diabetes. Hal ini berarti efek penurunan glukosa darah dari ekstrak etanol dosis 400 mgkg BB dan 600 mgkg BB adalah sama dengan efek penurunan glukosa darah dengan pemberian glibenklamid.

5.2 Saran

- Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan isolasi terhadap kandungan aktif ekstrak etanol kelopak bunga rosela yang positif dapat menurunkan KGD mencit diabetes. - Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti pengaruh pemberian ekstrak etanol kelopak bunga rosela terhadap sel β-Langerhans yang telah dirusak dengan pemberian injeksi streptozotocin. Universitas Sumatera Utara