Analisis Pengaruh Pertumbuhan Sektor Pertanian Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah

ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN SEKTOR
PERTANIAN TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH

DISTIA AULIANDYNI

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI ADALAH
BENAR-BENAR KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH
DIGUNAKAN SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA
PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.

Bogor, November 2013
Distia Auliandyni
NIM H14090062


ABSTRAK
DISTIA AULIANDYNI. Analisis Pengaruh Pertumbuhan Sektor Pertanian
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah. Dibimbing oleh
M. FIRDAUS.
Pembangunan perekonomian daerah tergantung pada kondisi dan potensi
sumberdaya yang dimiliki masing-masing daerah. Kabupaten Lombok Tengah
merupakan salah satu kabupaten di Nusa Tenggara Barat yang memiliki julukan
sebagai “daerah lumbung pangan nasional”. Hal ini menunjukan bahwa sektor
pertanian adalah sektor utama yang berperan penting dalam perekonomian daerah
melalui penyediaan pangan dan penciptaan kesempatan kerja. Tujuan penelitian
ini adalah untuk menganalasis sektor unggulan di Kabupaten Lombok tengah dan
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lombok
Tengah. Penelitian ini menggunakan 2 metode utama, yaitu panel data dan shift
share dan location quotient. Data diperoleh dari 12 kecamatan di Lombok Tengah
2008-2010. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sektor pertanian bukanlah
sektor basis di Kabupaten Lombok Tengah. Hasil lainnya, estimasi terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di kabupaten Lombok
Tengah menunjukkan bahwa PDRB pertanian dan Jumlah penduduk berpengaruh
signifikan, sedangkan variabel luas sawah dan jumlah tenaga kerja dengan tingkat

akhir SMA tidak berpengaruh signifikan.
Kata kunci: Kabupaten Lombok Tengah, Sektor Pertanian, Pertumbuhan
Ekonomi, Panel Data, LQ dan Shift Share
ABSTRACT
DISTIA AULIANDYNI. Influence Analysis of Agricultural Sector Growth to
Economic Growth in Central Lombok. Supervised by M. FIRDAUS

Development of regional economic depends on the condition and potential
resources of each region. Central Lombok is one of districts in West Nusa
Tenggara which popular as "national food storage area". It shows that the
agricultural sector is the main sector that plays an important role in the local
economy through the provision of food and creation of employment opportunities.
The purpose of this study are to analyze the leading sector in central Lombok and
factors that affect economic growth in Central Lombok. This study uses 2 main
methods, those are panel data and shift share analysis and location quotient. The
data comes from 12 subdistricts in Central Lombok 2008-2010. Results of this
study shows that the agricultural sector is not basis sector in Central Lombok.
Other results, estimates of factors affecting economic growth in Central Lombok
shows that the agricultural GDP and total population have significant effect, while
the rice field and amount of labor by the end at high school levels have no

significant effect.
Keywords: Central Lombok, Agricultural Sector, Economic Growth, Panel Data,
LQ and Shift Share

ANALISIS PENGARUH SEKTOR PERTANIAN TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI
DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH

DISTIA AULIANDYNI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Ilmu Ekonomi

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

2013

Judul Skripsi : Analisis Pengaruh Pertumbuhan Sektor Pertanian Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah
Nama
: Distia Auliandyni
NIM
: H14090062

Disetujui oleh

Prof. M. Firdaus, Ph.D
Pembimbing

Diketahui oleh

Dedi Budiman Hakim, Ph.D
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:


PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul skripsi
ini adalah “Analisis Pengaruh Sektor Pertanian terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
Kabupaten Lombok Tengah”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Departemen Ilmu Ekonomu,
Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Tujuan penulisan skripsi
ini yaitu menganalisis kontribusi sektor pertanian dalam pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Lombok Tengah.
Terima kasih penulis ucapkan untuk orangtua dan keluarga penulis, yaitu
Ibu Nur Wahyuni dan Bapak Yudi Syafril atas segala doa, motivasi dan
dukungan baik moril maupun materiil bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi
ini. selain itu, penulis juga mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. M. Firdaus Ph. D. Selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
sabar memberikan arahan dan bimbingan baik teknis, teoritis, maupun moril
dlam proses penyusunan skripsi ini hingga dapat diselesaikan dengan baik.
2. Ibu Dr.Ir. Sri Mulatsih, M.ScAgr sebagai penguji utama dalam sidang skripsi
yang telah memberikan kritik dan saran yang sangat berharga dalam

penyempurnaan skripsi ini.
3. Ibu Widyastutik, M.si selaku komisi pendidikan yang memberikan banyak
informasi mengenai tata cara penulisan skripsi yang baik.
4. Para dosen dan staff serta seluruh civitas akademika Departemen Ilmu
Ekonomi FEM IPB yang telah memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis
selama menjalani studi di Departemen Ilmu ekonomi.
5. Teman-teman satu bimbingan Bella, Sonya dan Tata yang telah menjadi
Partner diskusi dan teman berbagi suka maupun duka dalam penyusunan
skripsi ini.
6. Sahabat Penulis Meiyora, Bronson, Perdana, Andrian, Dwinda, Nandha, Arina,
dan Fachril yang telah memberikan semangat, masukan dan kecerian kepada
penulis.
7. Persatuan Atlet Basket Kota Bogor – JABAR - Indonesia, Tim Basket FEM
IPB 2010-2013, Tim Basket Agric IPB, dan Tim Futsal Putra/i IE46 yang
selalu memberikan kecerian pada penulis.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini
yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, November 2013

Distia Auliandyni

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup
Kerangka Pemikiran
Hipotesis
METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Metode Analisis Data
PEMBAHASAN
Kondisi Geografis Kabupaten Lombok Tengah
Kondisi Kependudukan di Kabupaten Lombok Tengah

Kondisi Tenaga Kerja dan Pendidikan di Kabupaten Lombok Tengah
Kondisi Pertanian di Kabupaten Lombok Tengah
Analisis Location Quontien (LQ)
Analisis Shift Share (SS)
Tahapan Evaluasi Model Berdasarkan Kriteria Ekonometrika
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

vi
vi
vi
1
1
4
5
5

5
6
7
8
8
8
11
11
11
12
13
14
15
18
21
21
22
22
24
40


DAFTAR TABEL
1.

Produksi Domestik Regional Bruto (PDRB) Sub-Sektor Pertanian di
Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2008-2010
2. Luas Panen, Tanaman Produksi dan Produksi Tanaman Pangan di
Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2010
3. Data, Sumber Data, dan Variabel
4. Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Lombok
Tengah Tahun 2010
5. Jumlah Pencari Kerja yang Terdaftar Menurut Jenjang Pendidikan di
Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2009
6. Angka Melek Huruf dan Angka Rata-rata Lama Sekolah di Kabupaten
Lombok Tengah Tahun 2005-2009
7. Luas Panen, Rata-Rata Produksi dan Produksi Tanaman Pangan di
Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2006
8. Sektor Unggulan dan Non Unggulan di Kabupaten Lombok Tengah
Menurut Perhitungan Location Quontien Tahun 2001-2010
9. Pertumbuhan dan Daya Saing Sektor Ekonomi di Kabupaten Lombok

Tengah Menurut Perhitungan Shift Share Tahun 2001-2010
10. Hasil Estimasi Model Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Lombok
Tengah dengan Model Data Panel Fixed Effect

2
2
8
11
12
12
13
14
15
18

DAFTAR GAMBAR
1.
2.

3.
4.
5.
6.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Lombok Tengah
atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2004-2010
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Lombok Tengah Atas Dasar Harga Konstan Menurut
Lapangan Usaha 2006-2010
Kerangka Pemikiran
Profil Pertumbuhan Sektor Perekonomian Kabupaten Lombok Tengah
Tahun 2001-2010
Hasil Uji Normalitas dalam Model Pertumbuhan Ekonomi di
Kabupaten Lombok Tengah (Fixed-Effect-EGLS)
Standardized Residual untuk Melihat Homeskedastisitas

3

4
7
17
19
20

DAFTAR LAMPIRAN
1.

2.

3.
4.

Tabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan
Usaha di Kabupaten Lombok Tengah Atas Dasar Harga Konstan 2000
tahun 2001-2010
Tabel Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan
Usaha di Provinsi Nusa Tengara Barat Atas Harga Konstan 2000 Tahun
2001-2010
PDRB Sub Sektor Pertanian 12 Kecamatan di Kabupaten Lombok
Tengah Tahun 2008-2010
Variabel Analisis Data Panel Setiap Kecamatan di Kabupaten Lombok
Tengah Periode 2008-2010

24

25
26
27

5.

Sektor Unggulan dan Non Unggulan di Kabupaten Lombok Tengah
Menurut Perhitungan Location Quontien Tahun 2001-2010
6. Pertumbuhan dan Daya Saing Sektor Ekonomi di Kabupaten Lombok
Tengah Menurut Perhitungan Shift Share Tahun 2001-2010
7. Hasil Pengujian dengan Metode PLS untuk Mengestimasi Keterkaitan
antara Pertanian dengan Pertumbuhan Ekonomi
8. Hasil Uji Chow Test untuk Mengestimasi Keterkaitan antara Pertanian
dengan Pertumbuhan Ekonomi
9. Hasil Pengujian dengan Metode Fixed Effect untuk Mengestimasi
Keterkaitan antara Pertanian dengan Pertumbuhan Ekonom
10. Uji Normalitas untuk Mengestimasi Keterkaitan antara Pertanian
dengan Pertumbuhan Ekonomi
11. Uji Standar Resid
12. Hasil Uji Kolerasi untuk Pengujian Asumsi Klasik Multikolinearitas

28
32
36
36
37
38
38
39

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya
hidup dari hasil cocok tanam dan banyak yang bermata pencaharian sebagai
petani. Indonesia juga berpeluang menjadi negara maju di bidang ekonomi,
khususnya dari sektor pertanian. Pertanian di Indonesia merupakan salah satu
sektor yang memegang peranan penting dalam kesejahteraan hidup penduduk
Indonesia karena sektor ini merupakan sektor basis perekonomian yang utama.
Pertumbuhan penduduk di Indonesia menyebabkan Indonesia menempati
peringkat ke-3 untuk negara dengan populasi terbesar didunia. Besarnya
penduduk yang menggantungkan hidup pada sektor pertanian juga mendasari
pentingnya peran pertanian di Indonesia karena sektor pertanian paling banyak
menyerap tenaga kerja. Tingginya penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian
merupakan prestasi besar, karena masuknya tenaga kerja di sektor pertanian tidak
memiliki kriteria atau standar minimum seperti sektor-sektor lainnya
Globalisasi merupakan salah satu hal yang harus dihadapi oleh berbagai
bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Sebagai anggota masyarakat dunia,
Indonesia tidak dapat dan tidak akan menutupi diri, karena antara negara satu
dengan negara lainnya saling ketergantungan. Di era globalisasi ini semakin
berkembangnya industri dan semakin modernnya pembangunan gedung-gedung
mewah, menyebabkan berkurangnya lahan pertanian di Indonesia. Kondisi ini
menyebabkan lahan pertanian beralih fungsi menjadi non pertanian.
Sektor pertanian memiliki karakteristik yang spesifik, khususnya dalam
hal ketahanan terhadap guncangan struktural dari perekonomian makro
(Simatupang dan Dermoredjo, 2003). Hal ini ditunjukan oleh fenomena dimana
sektor ini mampu tetap tumbuh positif pada saat puncak krisis ekonomi sementara
sektor ekonomi lainnya mengalami kontraksi.
Salah satu wilayah di Indonesia, yang memiliki kelimpahan lahan pertanian
dan sumber daya alam yang berlimpah adalah Kabupaten Lombok Tengah.
Keberhasilan sektor pertanian khususnya dibidang tanaman pangan mengantarkan
Kabupaten Lombok Tengah sebagai salah satu daerah lumbung pangan nasional.
Lebih dari 70 persen luas wilayah Kabupaten Lombok Tengah masih
dimanfaatkan untuk usaha pertanian, seperti sawah, tegal, kebun, ladang,
tambang, kolam, hutan dan perkebunan, dimana lahan persawahan masih tetap
menduduki posisi terluas pertama setelah hutan, ladang/kebun. Potensi luas lahan
sawah yang terluas yaitu mencapai 51.044 Ha atau 42,24 persen dari luas wilayah
sedangkan tegalan/kebun mencapai 15.478 ha atau 12,80 persen (Bapeda, 2007).
Sektor pertanian merupakan sektor ekonomi unggulan di Kabupaten
Lombok Tengah. Tabel 1 menunjukan subsektor pertanian yang berkembang di
Kabupaten Lombok Tengah. Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa subsektor
tanaman bahan makanan merupakan subsektor unggulan pada sektor pertanian.
Luah lahan pertanian yang tersebar hampir 70 persen di luas wilayah Kabupaten
Lombok Tengah salahsatu pendukung subsektor pangan menjadi subsektor
unggulan.

2
Tabel 1 Produksi Domestik Regional Bruto (PDRB) Sub-Sektor Pertanian di
Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2008-2010
Pertanian, Peternakan,
Kehutanan dan Perikanan
Tan. Bahan Makanan
Tan. Perkebunan Rakyat
Peternakan & Hasil-hasilnya
Kehutanan
Perikanan
Total
Sumber: Badan Pusat Statistik

2,008
386,036,951
71,344,645
133,340,238
326,666
32,867,217
623,915,717

2,009
396,459,949
75,054,567
140,180,592
324,249
34,287,081
646,306,438

2,010
390,116,590
77,861,608
147,512,037
325,124
35,881,430
651,696,789

Dari potensi sumber daya pertanian diatas Kabupaten Lombok Tengah
memiliki kontribusi yang relatif besar terhadap ketersediaan pangan lokal maupun
daerah lainnya di kuar kabupate. Hal ini dapat dilihat seperti yang dijelaskan pada
Tabel 2:
Tabel 2 Luas Panen, Rata-rata Produksi dan Produksi Tanaman Pangan di
Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2010
Komoditi

Luas Panen (Ha)

Padi
69.656
Padi Ladang
2.784
Jagung
2.497
Kedelai
25.999
Kacang Hijau
3.699
Kacang Tanah
5.857
Ubi Kayu
1.198
Ubi Jalar
198
Sumber: Lombok Tengah Dalam Angka 2010

Rata-rata
Produksi (ton)
Produksi
(kw/Ha)
48,99
341.256
27,62
7.690
26,75
6.680
12,70
33.011
6,44
2.362
14,62
8.579
137,55
16.479
114,34
2.264

Krisis ketersediaan bahan pangan menjadi masalah sensitif dalam
dinamika kehidupan sosial, ekonomi dan politik. Hal ini disebabkan kebutuhan
konsumsi masyarakat dan permintaan pasar terhadap bahan pangan meningkat.
Oleh karena itu pengembangan sektor pertanian khususnya di bidang pangan
mempunyai peran dalam pembangunan ekonomi.
Berdasarkan Tabel 2, tanaman padi di Kabupaten Lombok Tengah paling
tinggi nilai produksinya sebesar 341.256 ton dengan luas panen yang tertinggi
pula sebesar 69.656 Ha. Disusul dengan komoditi kedelai yang produksinya
sebesar 33.011 ton, terbesar kedua setelah padi. Hal ini salah satu faktor daerah
tersebut dijuluki sebagai daerah lumbung pangan nasional.
Indikator keberhasilan pembangunan suatu wilayah dapat dilihat dengan
mengukur tingkat perubahan sektor-sektor ekonomi wilayah tersebut melalui
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) masing-masing wilayah. PDRB adalah

3
total nilai barang dan jasa yang diproduksi dalam waktu tertentu (satu tahun) di
wilayah regional tertentu.
Berdasarkan Gambar 1 terlihat bahwa nilai PDRB Kabupaten Lombok
Tengah selama 2001-2010 mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sektor
pertanian memiliki nilai kontribusi tertinggi terhadap nilai PDRB pada tahun 2006
sebesar Rp. 1.751.243 juta meningkat menjadi Rp. 2.223.479 juta pada tahun
2010, atau rata-rata peningkatan pertahunnya sebesar 0,01 persen. Sedangkan
PDRB perkapita ADHK di Kabupaten Lombok Tengah meningkat dari 2.038.930
Rp pada tahun 2005 menjadi 2.455.826 Rp pada tahun 2009, dengan rata-rata
peningkatan sebesar 3,90 persen per tahun.

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Tengah

Gambar 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Lombok Tengah
atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2004-2010
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2007
semakin baik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya meskipun sempat
mengalami fluktuasi. Berdasarkan perhitungan PDRB atas dasar besaran harga
konstan tahun 2000 laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lombok Tengah tahun
2007 mencapai 4,30 persen. Keseluruhan sektor termasuk sektor pertanian
pertumbuhannya mendekati 5 persen, angka pertumbuhan ini memiliki peranan
yang besar terhadap nilai PDRB. Hal ini terlihat kontribusi sektor pertanian
mencapai angka di atas 30 persen terhadap total PDRB Kabupaten Lombok
Tengah yang jika dibandingkan sektor jasa yang kontribusinya hanya mencapai 15
persen.
Gambar 2, menunjukan bahwa laju pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Lombok Tengah mengalami fluktuasi dalam lima tahun terakhir. Pada tahun
2006-2009 cenderung naik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, namun
menurun pada tahun 2010 yang disebabkan rendahnya laju pertumbuhan sektor
pertanian. Pertumbuan sektor pertanian hanya sebesar 0,83 persen pada tahun
2010. Potensi pertanian Kabupaten Lombok Tengah tahun 2008 sebesar 623.916
juta Rp dengan pertumbuhan laju pertumbuhan sebesar 4,84 persen belum
dimanfaatkan secara optimal, maka pengembangan ekonomi lokal berbasis

4
pertanian diharapkan dapat menjadi konsep yang dapat dikembangankan dalam
pembangunan di Kabupaten Lombok Tengah.

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Tengah

Gambar 2 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten
Lombok Tengah
Pengaruh sektor ekonomi secara nasional, belum tentu mempengaruhi
kinerja sektor ekonomi yang sama di daerah lain. Oleh karena itu diperlukan
kajian mengenai sektor-sektor ekonomi yang menjadi unggulan di suatu daerah
(dalam kasus ini adalah Kabupaten Lombok Tengah) sehingga adanya sektorsektor ekonomi unggulan dapat membangkitkan kinerja sektor riil yang nantinya
akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi daerah tersebut. Pemerintah juga
dapat lebih fokus dalam memperbaiki kebijakan yang tepat terkait dengan adanya
sektor-sektor unggulan.

Perumusan Masalah
Pertumbuhan salah satu sektor ekonomi akan mendorong sektor lain turut
berkembang sehingga perekonomian daerah secara keseluruhan akan berkembang.
Sebagai sumberdaya yang sangat berpengaruh dalam pembangunan ekonomi baik
nasional maupun daerah, proses pembangunan pertanian harus lebih mampu
berperan. Dengan potensi pertanian yang berlimpah, daerah ini memiliki peluang
yang sangat besar untuk mengembangakan perekonomian dengan pengolahan
yang tepat dan secara optimal.
Alih fungsi lahan pertanian ke lahan non pertanian yang semakin marak di
Kabupaten Lombok Tengah merupakan salah satu permasalahan sektor pertanian.
Pertumbuhan sektor pertanian dengan tingkat penyerapan tenaga kerja yang
tinggi, tidak diikuti oleh peningkatan nilai tambah produksi pertanian. Oleh
karena itu betapa pentingnya menspesifikasikan dan mempioritaskan sektor
unggulan di Kabupaten Lombok Tengah sehingga pertumbuhan ekonomi daerah
tercapai.

5
Sejalan dengan latar belakang dan uraian sebelumnya, maka permasalahan
yang dianalisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah sektor pertanian mampu menjadi sektor unggulan di Kabupaten
Lombok Tengah ?
2. Bagaimana pertumbuhan dan dayasaing sektor unggulan di Kabupaten Lombok
Tengah ?
3. Bagaimana pengaruh pertumbuhan sektor pertanian terhadap pertumbuhan
ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah ?

Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, tujuan dari kajian ini
adalah :
1. Mengidentifikasi sektor pertanian sebagai sektor ekonomi basis di Kabupaten
Lombok Tengah.
2. Menganalisis pertumbuhan dan dayasaing sektor unggulan di Kabupaten
Lombok Tengah.
3. Menganalisis pengaruh pertumbuhan sektor pertanian terhadap pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Lombok tengah.

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan banyak manfaat pada semua pihak.
Baik bagi pemerintah daerah Kabupaten Lombok Tengah, dalam memberikan
informasi bagi pemerintah daerah Kabupaten Lombok Tengah agar dapat
dijadikan pertimbangan dan bahan evaluasi dalam meningkatkan sektor-sektor
unggulan perekonomian Kabupaten Lombok Tengah. Bagi pihak swasta
diharapkan penelitian ini mampu menjadi pertimbangan untuk berinvestasi di
sektor pertanian dan mengembangkan setiap potensi subsektor pertanian di
Kabupaten Lombok Tengah. Memalalui penelitian ini diharapkan juga dapat
menarik minat untuk dilakukan kajian lebih lanjut.

Ruang Lingkup Penelitian
1.
2.
3.
4.

Ruang lingkup dalam penelitian ini terbatas pada :
Analisis Location Quontien (LQ) dan Shift Share (SS) Kabupaten Lombok
tengah periode tahun 2001-2010
Analisis data panel periode tahun 2008-2010
Sektor-sektor unggulan Kabupaten Lombok Tengah
Pertumbuhan dan dayasaing sektor-sektor unggulan perekonomian Kabupaten
Lombok Tengah periode 2004-2010

6

KERANGKA PEMIKIRAN
Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang muncul secara alami yang
dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia. Indonesia merupakan
negara yang memiliki keanekaragaman sumber daya alam yang tersebar diseluruh
daerah di kawasan Indonesia mampu menjadi tulang punggung perkembangan
ekonomi yang berkelanjutan. Salah satu daerah di Indonesia yaitu Kabupaten
Lombok Tengah yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Barat adalah salah satu
daerah lumbung pangan nasional. Ketersediaan lahan pertanian seperti sawah,
ladang&kebun, tegal, tambak, kolam dan hutan merupakan sumber daya yang
dimiliki Kabupaten Lombok Tengah yang dimanfaatkan untuk usaha pertanian
yang dimana lahan persawahan masih menduduki posisi terluas pertama setelah
hutan, ladan&kebun. Keberhasilan sektor pertanian khususnya dibidang tanaman
pangan mengantarkan Kabupaten Lombok Tengah sebagai salah satu lumbung
pangan nasional.
PDRB merupakan jumlah dari nilai tambah yang diciptakan seluruh
aktivitas ekonomi di suatu daerah dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu
tahun). Unit-unit produksi dalam penyajian ini dikelompokan alam 9 sektor
lapangan usaha, yaitu: pertanian; pertambangan dan penggalian; industri
pengolahan; listrik, gas dan air bersih; kontruksi; perdagangan, hotel dan restoran;
pengangkutan dan komunikasi; keuangan dan jasa perusahaan; dan jasa-jasa. Data
PDRB dapat digunakan dalam pengolahan data dengan menggunakan analisis
Location Quention (LQ) dan Shift Share (SS) untuk mengidentifikasi sektor
unggulan di Kabupaten Lombok Tengah dan bagaimana pertumbuhan sektor
ekonomi dan daya saing terhadap sektor ekonomi lain di Kabupaten Lombok
Tengah. Analisis LQ dan SS akan mengidentifiksi apakah sektor pertanian
mampu bersaing dengan sektor ekonomi lain untung menjadi sektor unggulan di
Kabupaten Lombok Tengah.
Analisis data panel digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang
berhubungan positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lombok
Tengah. Dengan 4 variabel yaitu, PDRB pertanian, jumlah penduduk, jumlah
tenaga kerja menurut jenjang pendidikan akhir SMA, dan luas sawah. Asumsinya
semua variabel tersebut memiliki pengaruh yang signigfikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah. Hasil data panel
menganalisis setiap variabel yang signifikan dan mampu meningkatkan
pertumbuhan ekonomi secara positif.
Hasil data yang diperoleh diharapkan bermanfaat sebagai informasi
kepada pemerintah Kabupaten Lombok Tengah untuk proses pertumbuhan
ekonomi daerah yang berkelanjutan.

7

Pembangunan Kabupaten
Lombok Tengah

Produk Domestik
Regional Bruto

Sembilan Sektor Ekonomi

Sektor
Unggulan/basis

Sektor Pertanian

Sektor non
Unggulan/ non
Basis

Analisis LQ dan SS

Non Pertanian

Produk Domestik
Regional Bruto
Sektor Pertanian terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten
Lombok Tengah

Analisis Panel
Pertumbuhan
Ekonomi
Berkelanjutan

Gambar 3 Alur Kerangka Pemikiran Penelitian

HIPOTESIS
Hipotesis yang ditarik untuk faktor-faktor yang mempengaruhi peranan
sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah
adalah sebagai berikut:
1. Sektor pertanian adalah sektor ekonomi unggulan di Kabupaten Lombok
Tengah.

8
2. Pertumbuhan sektor pertanian positif dan daya saing sektor pertanian mampu
bersaing dengan sektor ekonomi lain di Kabupaten Lombok Tengah
3. Seluruh variabel bebas (PDRB sektor pertanian, luas sawah, jumlah penduduk,
jumlah tenaga kerja berdasarkan tingkat akhir pendidikan SMA) berpengaruh
positif terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah.

METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder 12
kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah yang dianalisis dalam bentuk analisis
Location Contien dan analisis Shift Share serta dalam bentuk data panel, yaitu
gabungan data cross section yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan
data time series waktu periode 2008 sampai dengan 2010 untuk data panel dan
waktu periode 2001 sampai dengan 2010 untuk analisis Location Quntien dan
Shift Share. Studi pustaka dilakukan terhadap jurnal, artikel internet serta literaturliteratur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data sekunder yang
digunakan diuraikan dalam Tabel 2:
Tabel 3 Data, Sumber Data, dan Variabel
No
1
2

Data yang Digunakan

Sumber

PDRB 12 kecamatan di Kabupaten
BPS
Lombok Tengah
PDRB pertanian 12 kecamatan di
BPS
Kabupaten Lombok Tengah
BPS

Variabel
LNPDRBit
LNPPERit

3

Luas sawah

LNLSit

4

Jumlah Penduduk di setiap kecamatan
BPS
di kabupaten Lombok Tengah

LNPDDit

5

Jumlah Tenaga Kerja Menurut
BPS
Tingkat akhir Pendidikan (SMA)

persenSMAit

Metode Analisi Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis deksriptif dan metode kuantitaf.
Metode deskriptif digunakan untuk memberikan suatu gambaran secara umum
mengenai pertanian di Kabupaten Lombok Tengah, serta variabel-variabel yang
terkait dalam penelitian. Metode kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis LQ dan SS serta metode data panel. Metode analisis LQ dan SS
digunakan untuk menganalisis sektor ekonomi yang termasuk dalam sektor
unggulan dan menganalisis daya saing sektor-sektor unggulan di Kabupaten
Lombok Tengah. Metode analisis data panel digunakan untuk menganalisis

9
pengaruh pertumbuhan sektor pertanian terhadap pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Lombok Tengah diolah menggunakan program komputer Microsoft
Excel dan Eviews6. Variabel yang digunakan adalah PDRB pertanian, jumlah
penduduk, luas lahan pertanian, dan jumlah tenaga kerja menurut pendidikan
terakhir SMA.

Analisis Location Quontien (LQ)
Metode ini digunakan untuk melihat sektor-sektor yang termasuk ke dalam
kategori sektor unggulan. Selain itu, analisis ini merupakan salahsatu indikator
yang mampu menunjukan besar kecilnya peranann suatu sektor dalam suatu
daerah dibandingkan dengan daerah atasnya. Metode LQ dapat dirumuskan
sebagai:
LQ =
Keterangan :
Sib
= Pendapatan sektor i pada Kabupaten Lombok Tengah
Sb
= Pendapatan total semua sektor ekonomi Kabupaten Lombok
Tengah
Sia
= Pendapatan sektor i pada Provinsi Nusa Tenggara Barat
Sa
= Pendapatan total semua sektor ekonmi Provinsi Nusa Tenggara
Barat
Jika nilai LQ > 1 maka sektor i dikategorikan sebagai sektor unggulan.
Sebaliknya, jika nilai LQ < 1 maka sektor i dikategorikan sebagai sektor
nonunggulan.
Analisis Shift-Share (SS)
Secara umum, terdapat tiga komponen utama dalam analisis shift share
(Budiharsono, 2001). Ketiga komponen pertumbuhan wilayah tersebut adalah
komponen Pertumbuhan Nasional (PN), komponen Pertumbuhan Proposional
(PP), dan komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (PPW).
Komponen PN adalah perubahan produksi/kesempatan kerja suatu wilayah
yang disebabkan oleh pertumbuhan produksi/kesempatan kerja nasional,
perubahan kebijakan ekonomi nasional atau perubahan dalam hal-hal kebijakan
ekonomi nasioanal atau perubahan dalam hal-hal yang mempengaruhi
perekonomian sektoral dan wilayah. Komponen PP timbul karena perbedaan
sektor dalam hal permintaan produk akhir, ketersediaan bahan mentah, kebijakan
industri dan struktur serta keragaman pasar. Komponen PPW adalah perubahan
PDRB atau kesempatan kerja dalam suatu wilayah terhadap wilayah lainnya.
Analisis shift share memiliki empat kuadran yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi kinerja sektor-sektor ekonomi yang terdapat dalam suatu wilayah,
yaitu (1) kuadran I, sektor yang berada di daerah ini memiliki pertumbuhan yang
cepat dan daya saing yang baik, (2) kuadran II, sektor di daerah ini memiliki
pertumbuhan yang cepat tetapi relatif tidak memiliki daya saing yang baik (PP
positif tetapi PPW negatif), (3) kuadran III, pertumbuhan sektor yang berada di
daerah ini cenderung lambat dan daya saingnya kurang baik ( PP dan PPW samasama negatif), (4) kuadran IV, sektor di daerah ini memiliki pertumbuhan yang

10
lambat tetapi daya saing relatif baik (PP bernilai negatif tetapi PPW bernilai
positif)
Pada kuadran Shift Share terdapat garis yang memotong kuadran II dan
kuadran IV yang membentuk sudut 45 derajat. Garis tersebut merupakan garis
yang menunjukan nilai pegeseran bersih. Disepanjang garis tersebut pergeseran
bersih bernilai nol (PBij = 0). Bagian atas garis tersebut menunjukan PBij > 0
yang mengindikasi bahwa sektor-sektor tersebut pertumbuhannya progresif
(maju). Sebaliknya, di bawah garis 45 derajat berarti PBij < 0 yang menunjukan
sektor-sektor tersebut memiliki pertumbuhan lambat.
Model Data Panel Statis
Analisis model data panel dilakukan dengan 3 macam metode yaitu metode
kuadrat terkecil (pooled least square), metode efek tetap (fixed effect), dan motode
efek acak (random effect). Pemilihan model serta model mana yang paling tepat
dalam pengolahan data panel harus dilakukan beberapa pengujian, anatara lain:
Chow Test, The Breush-pagan LM Test dan Hausman.
Dalam menduga suatu model ekonometrika, diperlukan data contoh untuk
melihat adanya hubungan antara vabel riabel bebas dangan variabel tak bebas.
Data panel merupakan bagian dari pengumpulan gabungan dua jenis bentuk data
yaitu data runtut waktu (time series) dan data silang (cross section). Penggunaaan
data panel dilakukan bila dalam suatu penelitian ditemukan keterbatasan data baik
dalam bentuk pengamatan waktu maupun dalam bentuk pengamatan objek.
Langkah pertama dalam penelitian ini adalah menentukan model umum
yang digunakan dengan menggunakan analisis fungsi regresi untuk seluruh
kecamatan. Pengunaan fungsi regresi ditujukan untuk menangkap berbagai
kemungkinan perilaku dari variable-variabel yang di estimasi. Model umum
dalam penilitian ini yang akan diestimasi dapat dirumuskan sebagai berikut :
LNPDRBit=α1+β1LNPPerit + β2LNLSit + β3LNPDDit + β4LNTKSMAit + єit
Dimana,
LNPDRBit
LNPPerit
LNLSit
LNPDDit
LNTKSMAit
α1
i,t
є
β

: Produk domestik regional bruto per kecamatan (persen)
: Produk domestik regional bruto sektor pertanian per kecamatan
(persen)
: Luas lahan sawah per kecamatan (persen)
: Logaritma natural dari jumlah penduduk per kecamatan
: Persentase jumlah tenaga kerja menurut tingkat pendidikan
terakhir SMA (persen)
: Koefisien Regresi yang menunjukan slope
: kecamatan ke i, pada tahun ke-t
: Error/Simpangan
: Koefesien Variabel

11

PEMBAHASAN
Kondisi Geografis Kabupaten Lombok Tengah
Dari segi letak geografis, Kabupaten Lombok Tengah diapit oleh dua
kabupaten lain yaitu Kabupaten Lombok Barat di sebelah barat dan utara serta
Kabupaten Lombok Timur di sebelah timur dan utara, sedangkan di bagian selatan
berbatasan dengan Samudra Indonesia. Posisinya terletak antara 116°05’116°24’BT dan 8°24’-8°57’ LS dengan luas wilayah mencapai 1.208,39 km2 atau
120.839 Ha. Dari aspek iklim Kabupaten Lombok Tengah memiliki iklim tropis
dengan musim kemarau yang kering. Musim hujan mulai bulan Oktober sampai
dengan bulan April dengan curah hujan perbulan rata-rata diatas 100 mm, dengan
curah hujan tertinggi pada bulan Desember yang mencapai 382 mm, dengan hari
hujan selama 21,3 hari dan hari hujan terkecil pada bulan Mei selama 0,2 hari.

Kondisi Kependudukan di Kabupaten Lombok Tengah
Luas wilayah Kabupaten Lombok Tengah adalah 1.208,39 km² dengan
penduduk berjumlah 860.209 jiwa terdiri dari penduduk laki-laki berjumlah
407.079 jiwa, penduduk perempuan 453.130 jiwa dan rumah tangga berjumlah
256.670 RT. Kepadatan penduduk 712 jiwa/km², Kecamatan yang terpadat adalah
Kecamatan Praya dengan kepadatan penduduk 1.688 jiwa/km² dan Kecamatan
yang paling rendah tingkat kepadatannya adalah Kecamatan Batukliang Utara
dengan kepadatan penduduk 260 jiwa/km². Rata-rata laju pertumbuhan penduduk
Kabupaten Lombok Tengah pertahun periode 2000-2010 sebesar 1,45 persen,
dimana angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata laju
pertumbuhan penduduk pertahun periode 1990-2000 yaitu sebesar 0,98 persen
(Badan Pusat Statistik).
Tabel 4 Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah
Tahun 2010
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Kecamatan

Luas Wilayah (km²)

Praya Barat
152,75
Praya Barat Daya
124,97
Pujut
233,55
Praya Timur
82,57
Janapria
69,05
Kopang
61,66
Praya
61,26
Praya Tengah
65,92
Jonggat
71,55
Pringgarata
52,78
Batukliang
50,37
Batukliang Utara
181,96
Jumlah
1.208,39
Sumber: Lombok Tengah Dalam Angka 2011

Penduduk
69.106
51.280
96.913
62.736
70.176
75.719
103.405
59.891
89.362
62.841
71.512
47.268
860.209

Kepadatan
(Jiwa/ km²)
452
410
415
760
1.016
1.228
1.688
909
1.249
1.191
1.420
260
712

12
Perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk
perempuan akan menghasilkan indikator angka sex ratio. Tahun 2010 angka sex
ratio Kabupaten Lombok Tengah terhitung sebesar 89. Angka ini menunjukkan
bahwa setiap 100 orang penduduk perempuan terdapat 89 orang penduduk lakilaki, dengan kata lain penduduk perempuan masih mendominasi. Jika dilihat
menurut kecamatan, angka sex ratio tertinggi terdapat di Kecamatan Jonggat
yakni sebesar 93 dan yang terendah di Kecamatan Kopang sebesar 85.

Kondisi Tenaga Kerja dan Pendidikan di Kabupaten Lombok Tengah
Penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Lombok Tengah masih didominasi
sektor pertanian dibandingkan dengan sektor lainnya, walaupun setiap tahunnya
jumlahnya mengalami pergeseran seiring dengan perkembangan ekonomi di
Kabupaten Lombok Tengah. Kondisi ini terlihat dari capaian PDRB sektor
Pertanian (harga konstan) tahun 2008 pada Tabel 4, mencapai 31,78 persen. Pada
tahun 2006 persentase penduduk 15 keatas yang bekerja disektor pertanian
sebanyak 49,24 persen sedangkan tahun 2008 meningkat menjadi 53,08 persen.
Tabel 5 Jumlah Pencari Kerja yang Terdaftar Menurut Jenjang Pendidikan di
Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2009
Tingkat Pendidikan (jiwa)
SD
SLTP
SLTA
Diploma
2005
5.914
206
4.900
797
2006
7.152
806
1.531
949
2007
7.987
1.723
1.743
1.068
2008
11.571
1.033
652
343
2009
10.716
431
959
525
Sumber: Lombok Tengah Dalam Angka (BPS, 2010)
Tahun

Sarjana
824
737
1.287
532
2.941

Jumlah
12.659
11.175
13.808
14.131
15.572

Ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan adalah kemampuan
baca tulis penduduk (15 tahun keatas), Tabel 6 menunjukan pada tahun 2009
mencapai 71,20 persen. Dengan demikian pada tahun 2009 penduduk Kabupaten
Lombok Tengah sebanyak 28,80 persen tergolong buta huruf.
Tabel 6 Angka Melek Huruf dan Angka Rata-rata Lama Sekolah di Kabupaten
Lombok Tengah Tahun 2005-2009
Indikator
Angka Melek Huruf
(persen)
Rata-rata Lama Sekolah
(persen)

2005

2006

Tahun
2007

2008

2009

71,10

71,10

71,12

71,16

71,20

5,30

5,30

5,35

5,35

5,64

Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kab Lombok Tengah, 2010

Selain angka melek huruf, tingkat pendidikan penduduk dapat dilihat dari
capaian rata-rata lama sekolah. Menurut Tabel 6, rata-rata lama sekolah penduduk

13
Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2005 baru mencapai 5,30 tahun, ini
menunjukkan bahwa pada tahun tersebut penduduk Kabupaten Lombok Tengah
rata-rata pendidikannya belum tamat SD. Kondisi ini terus mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun, hingga pada tahun 2009 telah mengalami
peningkatan sebesar 0,34 tahun menjadi 5,64 tahun. Walaupun selalu mengalami
peningkatan rata-rata lama sekolah, namun jika dilihat dari tingkat pendidikan
yang ditamatkan, dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan penduduk masih
rendah.

Kondisi Pertanian di Kabupaten Lombok Tengah
Besarnya potensi sektor pertanian setidaknya terlihat dari penggunaan lahan
yang lebih dari separuh luas wilayah Kabupaten Lombok Tengah dimanfaatkan
untuk usaha pertanian, seperti sawah, tegal, kebun, ladang, tambak, kolam, hutan,
dan perkebunan dimana lahan persawahan masih tetap menduduki posisi terluas
pertama setelah hutan, ladang/kebun, kemudian diikuti oleh kolam/empang dan
yang terakhir adalah tambak.
Sektor pertanian di Kabupaten Lombok Tengah merupakan sektor yang
dijadikan tumpuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup dan mendukung
perekonomian daerah. Keberhasilan sektor pertanian khususnya dibidang tanaman
pangan mengantarkan Kabupaten Lombok Tengah sebagai salah satu daerah
lumbung pangan nasional.
Lebih dari 70 persen luas wilayah Kabupaten Lombok Tengah masih
dimanfaatkan untuk usaha pertanian, seperti sawah, tegal, kebun, ladang, tambak,
kolam, hutan dan perkebunan. Dengan potensi sumberdaya pertanian Kabupaten
Lombok Tengah memiliki kontribusi yang cukup signifikan terhadap ketersediaan
pangan. Hal ini dapat dilihat dari luas areal tanam dan luas panen serta tingkat
produksi komoditas pangan yang ditujukan pada Tabel 6 berikut:
Tabel 7 Luas Panen, Rata-Rata Produksi dan Produksi Tanaman Pangan di
Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2006
No.

Komoditi

1
2
3
4
5
6
7
8

Padi
Padi Ladang
Jagung
Kedelai
Kacang Hijau
Kacang Tanah
Ubi Kayu
Ubi Jalar

Luas Panen (Ha)
69.656
2.784
2.479
25.999
3.699
5.857
1.198
198

Rata-rata Produksi
(kw/Ha)
48,99
27,62
26,75
12,70
6,44
14,62
137,55
114,34

Produksi
(ton)
341.256
7.690
6.680
33.011
2.362
8.579
16.479
2.264

Sumber: BPS Lombok Tengah

Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa tanaman pangan di Kabupaten Lombok
Tengah memiliki produksi yang paling besar dengan luas panen 69.656 Ha
dengan jumlah produksi sebesar 341.256 ton. Tabel 6 menunjukan bahwa

14
Kabupaten Lombok Tengah memiliki potensi yang besar untuk menjadi daerah
lumbung pangan nasional dalam membantu pertumbuhan ekonomi daerah.

Analisis Location Quontient (LQ)
Nilai LQ merupakan indikator untuk menyatakan suatu sektor ekonomi
termasuk dalam sektor unggulan atau sektor non unggulan. Ketika sektor ekonomi
memiliki nilai LQ lebih besar dari satu maka sektor tersebut termasuk dalam ke
dalam sektor unggulan. Sektor unggulan adalah sektor ekonomi di Kabupaten
Lombok Tengah memiliki peran lebih besar dari sektor ekonomi di Provinsi Nusa
Tenggara Barat. Hasil perhitungan LQ menurut pendekatan pendapatan untuk
seluruh sektor ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah, yang ditunjukan pada
Tabel 7.
Tabel 7 Sektor Unggulan dan Non Unggulan di Kabupaten Lombok Tengah
Menurut Perhitungan Location Quontien Tahun 2001-2010
Lapangan
Usaha

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

Pertanian

1,35

1,34

1,31

1,33

1,32

1,30

1,28

1,25

1,30

1,30

Pertambangan
dan penggalian

1,10

1,11

1,11

1,10

1,11

1,12

1,12

1,16

1,15

1,16

1,64

1,60

1,59

1,69

1,81

1,78

1,76

1,66

1,66

1,66

1,49

1,45

1,43

1,50

1,63

1,35

1,33

1,31

1,37

1,40

1,78

1,80

1,75

1,78

1,77

1,10

1,15

1,01

1,05

1,07

1,54

1,58

1,41

1,39

1,33

Industri
1,53 1,57
1,59
1,64
1,60
pengolahan
Listrik dan air
1,81 1,82
1,84
1,85
1,82
minum
Bangunan
1,58 1,58
1,56
1,56
1,53
Perdagangan,
hotel, dan
1,35 1,36
1,37
1,42
1,39
restoran
Angkutan dan
1,80 1,81
1,81
1,82
1,80
komunikasi
Keuangan,
persewaan, dan 1,21 1,25
1,24
1,16
1,14
jasa perusahaan
Jasa-jasa
1,67 1,67
1,66
1,66
1,59
Sumber : BPS Kabupaten Lombok Tengah, 2012 (diolah)

Tabel 7 menjelaskan sektor-sektor ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah
memiliki nilai LQ lebih dari satu, namun ada yang mengalami penurunan dan ada
yang mengalami peningkatan. Semua sektor ekonomi yang ada di Kabupaten
Lombok Tengah berpotensi sebagai sektor unggulan, termasuk sektor pertanian
yang memiliki nilai rata-rata LQ sebesar 1,30 dalam kurun waktu 10 tahun dari
tahun 2001 sampai dengan tahun 2010. Sektor pertanian mengalami perubahan
yang cukup stabil, ini adalah indikator dari sektor pertanian merupakan sektor
ekonomi yang dapat konstan dalam kondisi perekonomian apapun. Terjadi
penurunan pada tahun 2007 – 2008 disebabkan oleh rendahnya laju pertumbuhan
sektor pertanian pada tahun 2007 – 2008.

15
Analisis Shift Share (SS)
Analisis Perubahan PDRB Kabupaten Lombok Tengah dan PDRB Provinsi
Nusa Tenggara Barat Tahun 2001-2010
Tabel 8 menjelaskan bahwa sektor ekonomi yang nilai PN terbesar adalah
sektor pertanian. Hal ini menunjukan bahwa kontribusi serta pertumbuhan sektor
pertanian sangat mempengaruhi perubahan kebijakan nasional, yang berarti
apabila terjadi perubahan kebijakan nasional maka kontribusi sektor pertanian
beserta subsektornya akan mengalami perubahan. Sektor ekonomi yang
kontribusinya kecil adalah sektor listrik dan air, yang artinya sektor listrik, gas
dan air bersih.
Tabel 8 Pertumbuhan dan Daya Saing Sektor Ekonomi di Kabupaten Lombok
Menurut Perhitungan Shift Share Tengah Tahun 2001-2010
Sektor
Perekonomian

Pnij

Perse
n

PPij

Persen

PPWij

Persen

PBij

Persen

276549.37

52.58

-139331.45

-26.49

-11503.29

-2.19

-150834.75

-28.68

22812.29

52.58

-3991.48

-9.20

32314.49

74.48

28323.01

65.28

46316.69

52.58

22787.83

25.87

31947.75

36.27

54735.58

62.13

1686.42

52.58

1631.62

50.87

-1071.51

-33.41

560.11

17.46

73823.44

52.58

41416.09

29.50

12050.43

8.58

53466.52

38.08

126429.97

52.58

62002.47

25.78

24376.86

10.14

86379.33

35.92

39363.34

52.58

17521.41

23.40

-3051.62

-4.08

14469.79

19.33

Keuangan,
persewaan, dan
jasa perusahaan

34648.86

52.58

34127.57

51.79

-13222.62

-20.06

20904.96

31.72

Jasa-jasa

131297.97

52.58

3139.65

1.26

-72625.98

-29.08

-69486.33

-27.83

TOTAL
752928.34 52.58
39303.71
Sumber: Badan pusat statistik (diolah)

2.74

-785.49

-0.05

38518.22

2.69

Pertanian
Pertambangan
dan penggalian
Industri
pengolahan
Listrik, gas dan
air bersih
Bangunan
Perdagangan,
hotel, dan
restoran
Angkutan dan
komunikasi

Tabel 8 menunjukan bahwa sektor pertanian adalah sektor ekonomi yang
memiliki nilai PP negatif (PPij < 0). Nilai PP sektor pertanian sebesar -139331.45
dan termasuk sektor yang pertumbuhannya lambat. Laju pertumbuhan
proporsional tertinggi terjadi pada sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar
25,78 persen. Sedangkan laju pertumbuhan proporsional terendah terjadi pada
sektor pertanian sebesar -26.49 persen. Hal ini dapat disebabkan karenan rasio
indikator kegiatan ekonomi sektor pertanian di Kabupaten Lombok Tengah
rendah. Rasio indikator kegiatan ekonomi sektor ekonomi dapat dihitung melalui
pengurangan antara jumlah nilai PDRB tahun akhir (2001) dengan jumlah nilai
PDRB tahun awal (2001) dibagi jumlah nilai PDRB tahun awal (2001).

16
Komponen pertumbuhan pangsa wilayah yang positif merupakan indikasi
dari sektor ekonomi yang memiliki daya saing yang baik. Sektor pertanian di
Kabupaten Lombok Tengah memiliki PPWij < 0 yaitu sebesar -11503.29 atau 2.19 persen, yang berarti daya saing sektor pertanian di Kabupaten Lombok
Tengah memiliki daya saing yang lemah bahkan buruk. Berbeda dengan sektor
ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah yang memiliki nilai PPWij > 0 dan
nilainya tinggi yang berarti memiliki daya saing yang baik adalah sektor
pertambangan dan penggalian serta disusul sektor industri pengolah sebesar 74.48
persen dan 36.27 persen.
Komponen PBij menjelaskan nilai pergeseran bersih, dengan nilai PBij = 0
menjelaskan pergeseran bersih bernilai nol, PBij > 0 menunjukan bahwa
pertumbuhan sektor i pada wilayah j termasuk dalam kelompok maju. Sebaliknya,
nilai PBij < 0 menunjukan bahwa pertumbuhan sektor i pada wilayah j termasuk
pada kelompok yang lambat. Tabel 8 menunjukan sektor pertanian memiliki nilai
pergeseran bersih lebih kecil daripada nol (PBij = 0). Hal tersebut menunjukan
bahwa, pertumbuhan sektor pertanian pada wilayah kabupaten lombok tengah
termasuk dalam kelompok lambat. Selain sektor pertanian yang memiliki nilai
PBij < 0, sektor jasa pun mengalami pertumbuhan yang lambat di Kabupaten
Lombok Tengah.
Berdasarkan nilai persentase pertumbuhan proposional dan pertumbuhan
pangsa wilayah, dapat diwujudkan dalam bentuk profil pertumbuhan sektor
perekonomian Kabupaten Lombok Tengah. Gambar 4 menjelaskan mengenai
pertumbuhan setiap sektor ekonomi di Kabupaten Lombok Tengah, dan
digunakan untuk mengevaluasi pertumbahan sektor ekonomi di Kabupaten
Lombok tengah. Pada sumbu horizontal terdapat PP sebagai basis dan sumbu
vertikal terdapat PPW sebagai ordinat kuadran.
Pada kuadran I menunjukan PP dan PPW bernilai positif. Hal ini
menunjukan bahwa sektor ekonomi yang berada pada kuadran I memiliki
pertumbuhan yang cepat (PP > 0) dan memiliki dayasaing yang lebih baik
dibandingkan dengan wilayah lainnya (PPW > 0). Berdasarkan Gambar 4 di
Kabupaten Lombok Tengah yang berada pada kuadran I adalah sektor industri
pengolahan, sektor pedagangan, hotel dan restoran, dan sektor bangunan.
Kuadran II menunjukan bahwa sektor ekonomi yang berada pada wilayah
ini memiliki pertumbuhan yang cepat (PP > 0) tetapi memiliki dayasaing yang
kurang baik dibandingkan dengan wilayah lainnya (PPW < 0). Berdasarkan
Gambar 4 di Kabupaten Lombok Tengah yang berada pada kuadran II adalah
sektor angkutan dan komunikasi, sektor listrik dan air minum, sektor keuangan,
persewaan dan jasa persewaan, dan sektor jasa-jasa.
Kuadran III menunjukan bahwa sektor ekonomi yang berada pada wilayah
ini memiliki pertumbuhan yang lambat (PP < 0) dan memiliki dayasaing yang
kurang baik dibandingkan dengan wilayah lainnya (PPW < 0). Di Kabupaten
Lombok Tengah yang berada pada kuadran III adalah sektor pertanian.
Kuadran IV menunjukan bahwa sektor ekonomi yang berada pada
wolayah ini memiliki pertumbuhan yang lambat (PP < 0) tetapi memiliki
dayasaing yang lebih baik dibandingkan dengan wilayah lainnya (PPW > 0).
Berdasarkan Gambar 4 di Kabupaten Lombok Tengah yang berada pada kuadran
IV adalah sektor pertambangan dan penggalian.

17

Gambar 4 Profil Pertumbuhan Sektor Perekonomian Kabupaten Lombok Tengah
Tahun 2001-2010
Pada Gambar 4 terdapat garis yang memotong kuadran II dan kuadran IV
yangmembentuk sudut 45 derajat yang menunjukan nilai pegeseran bersih.
Disepanjang garis tersebut pergeseran bersih bernilai nol (PBij = 0). Sektor
industri pengolahan; sektor bangunan; sektor perdagangan, hotel dan jasa; sektor
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan; sektor listrik dan air minum; dan
sektor pertambangan dan penggalian merupakan sektor yang berada di atas garis
PB. Hal ini menunjukan PBij > 0 yang mengindikasi bahwa sektor-sektor tersebut
pertumbuhannya progresif (maju). Sebaliknya, sektor pertanian dan sektor jasajasa berada di bawah garis 45 derajat, berarti PBij < 0 yang menunjukan sektorsektor tersebut memiliki pertumbuhan lambat.
Berdasarkan hasil analisis Shift Share, sektor pertanian memiliki
pertumbuhan yang lambat dan memiliki daya saing yang kurang baik dibanding
sektor ekonomi lainnya, artinya sektor pertanian tidak termasuk dalam sektor
basis di Kabupaten Lombok Tengah.
Tahapan Evaluasi Model Berdasarkan Kriteria Ekonometrika
Pada bahasan analisis Location Quontien dan Shift Share menghasilkan
bahwa sektor pertanian tidak termasuk sektor unggulan/basis di Kabupaten
Lombok Tengah. Analisis data panel sektor pertanian dilakukan untuk
mengidentifikasi hubungan antara semua variabel bebas dan variabel tidak bebas
di Kabupaten Lombok Tengah. Variabel PDRB pertanian, luas sawah, jumlah
penduduk, dan jumlah tenaga kerja dengan tingkat akhir SMA merupakan variabel
dalam penelitian ini untuk analisis data panel.

18
Langkah pertama, estimasi terhadap fungsi pertumbuhan ekonomi yang
dilakukan dengan menggunakan software Eviews 6.0 dan model berdasarkan
Chow Test, tahanapan pemilihan pendekatan model terbaik adalah Model Efek
Tetap (Fixed Effect Model). Namun, pengujian asumsi klasik harus tetap
dilakukan terhadap model estimasi data panel Fixed Effect Model agar dapat
menghasilkan estimator yang memenuhi kriteria Best Liniear Unbiased Estimator
(BLUE). Penduga yang baik harus bersifat BLUE sehingga penduga harus
terbebas dari asumsi klasik. pengujian asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji
multikolinearitas, uji heteroskedasitas dan uji autokolerasi.
Analisis dengan menggunakan panel data juga dilakukan dengan model
Pooled Least Square (PLS) dan Random EffectModel (REM). Ketika
menggunakan kedua model tersebut, hasil estimasi yang dihasilkan tidak sesuai
dengan yang diharapkan. Hasil menunjukan semua variabel signifikan tetapi
coefficient variabel PDRB Pertanian negatif. Dari semua uji data panel yang
dilakukan, hasil terbaik menggunakan model Fixed Effect.
Tabel 9 Hasil Estimasi Model Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Lombok
Tengah dengan Model Fixed Effect Model (FEM)
Variabel
Konstanta
LNPPER
LNPDD
LNLS
PERSENSMA

Koefisien
-30.87880
0.782044
3.242150
-0.019348
0.000404

R-square
Prob.(F-stat)

0.996121
0.000000

R-square
Durbin Watson
(stat)

0.654660
4.297980

Std.Error
3.510119
0.061663
0.230805
0.071765
0.001170
Weighted Statistics
Residual Sum Squared
Durbin Watson (stat)
Unweighted Statistics
Residual Sum Squared

t-statistik
12.68263
12.68263
14.04713
-0.269597
0.345077

Prob.
0.0000
0.0000
0.0000
0.7902
0.7336
1.075133
2.941123

3.433806

Sumber: Lampiran 8
Tabel 9 menunjukan nilai probabilitas sama dengan 0.000000 yang artinya
uji-F yang signifikan pada taraf nyata 5 persen (0,05). Hal ini berarti minimal ada
satu peubah bebas yang berpengaruh nyata dalam model. Nilai koefisien
determinasi (R-squared) yang diperoleh sebesar 99.6121 persen yang menunjukan
bahwa model regresi diterima. Intepretasi nilai R-squared adalah sebesar 99.6121
persen pertumbuhan ekonomi dapat dijelaskan oleh variabel dalam persamaan,
sedangkan sisanya sebesar 0.3879 persen dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar
persamaan.

19
7

Series: Standardized Residuals
Sample 2008 2010
Observations 36

6
5
4
3
2
1

Mean
Median
Maximum
Minimum
Std. Dev.
Skewness
Kurtosis

-3.77e-17
-0.027292
0.441085
-0.235239
0.175266
0.902378
3.231536

Jarque-Bera
Probability

4.966129
0.083487

0
-0.2

-0.1

-0.0

0.1

0.2

0.3

0.4

Sumber: Lampiran 9
Gambar 5 Hasil Uji Normalitas dalam Model Pertumbuhan Ekonomi di
Kabupaten Lombok Tengah (Fixed Effect-EGLS)
Uji normalitas pada Gambar 5 dilakukan menggunakan Eviews 6.0
menghasilkan output dari hasil tersebut diperoleh nilai P-value sebesar 0.083487.
Hal terseb