FasilitasPrasarana Tabel 4.8 Struktur Pemerintahan Kesimpulan

4.5. FasilitasPrasarana Tabel 4.8

Fasilitas di Kelurahan Belawan I No FASILITAS FREKWENSI 1 2 3 Fasilitas Kesehatan a. Rumah Sakit Umum b. Puskesmas c. Puskesmas pembantu d. Posyandu e. Poliklinik f. Apotik g. Toko Obat h. Tempat Praktek Dokter Fasilitas Pendidikan a. TK b. Sekolah Dasar c. SLTP d. SLTA e. Perguruan Tinggi f. Lembaga Pendidikan Agama g. Perpustakaan Fasilitas Agama a. Mesjid b. Mushola c. Gereja d. Wihara 1 - - 13 6 2 4 - 5 12 3 1 - 2 6 8 30 4 1 Jumlah 98 Sumber: Data Kantor Kelurahan Belawan I 2010 Universitas Sumatera Utara Ka. Umum Firmansyah Ka. Kesos Ahmad.Sofyan Ka. Pembangunan Usmanuddin Kepala Kelurahan Budi Ansary

4.6 Struktur Pemerintahan

Dalam menjalankan tugasnya Kepala Kelurahan Belawan I yang di pimpin oleh bapak Budi Ansyari, dibantu oleh tiga staff kelurahan yaitu Ka. Pembangunan yang dijabat oleh Bapak Usmanuddin, Ka. Kesos oleh Bapak Ahmad Sofyan dan Ka. Umum oleh Bapak Firmansyah. Bagan 1 Kepala Lingkungan II III IV V VI VII VIII IX X I XI XII XIII XIV XVIII XVII XVI XV XXI XX XIX XXII XXIV XXIII XXVI XXV XXVII XXXI XXIX XXVIII XXIX Universitas Sumatera Utara

BAB V ANALISA DATA

Bab ini berisikan data yang diperoleh oleh peneliti yang berasal dari hasil penelitian dilapangan sesuai dengan metode yang digunkan, terutama dengan angket yang diberikan kepada responden. Selain itu peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa responden untuk melengkapi hasil yang didapat dari angket. Berikut ini adalah karakteristik umum dari responden:

5.1 Karakteristik Umum Responden

Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kelurahan Belawan I Kecamatan Medan Belawan yang berjumlah 98 orang, yang terdiri dari Kampung Nelayan yaitu sebanyak 41 orang, Lorong Dermawan yaitu sebanyak 22 orang, dan Lorong pemancar yaitu sebanyak 35 orang. Berikut ini akan dijelaskan mengenai karakteristik umum dari responden yang diklasifikasikan berdasarkan jenis kelamin, usia, agama, pendidikan, suku, jumlah anak, pekerjaan dan penghasilan responden. Universitas Sumatera Utara

5.1.1 Data Jenis Kelamin Responden Tabel 5.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin No Jenis Kelamin Frekuensi 1 2 Laki-Laki Perempuan 34 64 34,69 65,31 Jumlah 98 100 Sumber: Kuesioner 2011 Berdasarkan tabel 5.1 di atas, terdapat 34 responden laki-laki 34,69 serta 64 responden perempuan 65,31. Jumlah responden perempuan terbanyak disebabkan oleh banyaknya penduduk hanya sebagai ibu rumah tangga yang hanya bekerja untuk mengurus anak dan makanan suaminya sedang responden laki-laki mencari nafkah keluarga. Banyaknya jumlah responden perempuan dibandingkan dengan jumlah responden laki-laki hal ini disebabkan banyaknya responden yang peneliti jumpai di Kelurahan Belawan I adalah responden perempuan yang rata-rata hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga. Universitas Sumatera Utara

5.1.2 Data Usia Responden Tabel 5.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia No Kelompok Usia Frekuensi 1 2 3 4 5 6 7 8 20-25 26-31 32-37 38-43 44-49 50-55 56-61 61 6 27 28 26 3 5 2 1 6,12 27,55 28,57 26,53 3,06 5,01 2,04 1,02 Jumlah 98 100 Sumber: Kuesioner 2011 Berdasarkan data dari tabel 5.2 diketahui bahwa kelompok usia responden adalah tergolong usia produktif dam rentang usia 32-37 tahun, yaitu sebanyak 28 orang 28,57 dari total jumlah penduduk. Kemudian dalam rentang usia 26-31 tahun sebanyak 27 orang 27,55 dan selanjutnya dalam usia usia rentang 38-43 tahun sebanyak 26 orang 26,53 dari jumlah total penduduk Jumlah penduduk dalam usia produktif yang cukup banyak di Kelurahan Belawan I cukup bermanfaat dalam perkembangan kelurahan dan tingkat kehidupan keluarga, karena masyarakat pada usia tersebut dapat membantu proses pembangunan dan pelakssanaan program-program yang dibuat oleh pemerintahan atau swasta. Universitas Sumatera Utara

5.1.3 Data Agama Responden Tabel 5.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Agama No Agama Frekuensi 1 2 3 Islam Katolik Protestan 77 4 17 78,57 4,08 17,35 Jumlah 98 100 Sumber: Kuesioner 2011 Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa mayoritas agama yang dianut oleh responden adalah agama Islam yaitu sebanyak 77 orang 78,57 agama Katolik 4 orang 4,08 dan agama Kristen Protestan sebanyak 17 orang 17,35. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat penerima program Raskin tidak terdiri dari satu pemeluk agama saja melainkan tujuh pemeluk agama yang ada di Indonesia. Dapat diketahui dikelurahan Belawan I terdapat berbagai jenis agama yang bervariasi, namun variasi agama tersebut tidak menjadi pemisah diantara masyarakat melainkan alat pemersatu, hal ini terbukti dengan tidak adanya perkelahian atau pertikaian yang didasari oleh perbedaan agama. Universitas Sumatera Utara

5.1.4 Data Latar Belakang Pendidikan Responden Tabel 5.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan No Pendidikan Frekuensi 1 2 3 4 SD SLTP SLTA Sarjana Muda 38 31 26 3 38,78 31,63 26,53 3,06 Jumlah 98 100 Sumber: Kuesioner 2011 Tabel 5.4 memperlihatkan bahwa responden terbanyak berada pada tingkat Sekolah Dasar SD yaitu sebanyak 38 orang dari jumlah total responden 38,78 responden yang memiliki tingkat pendidikan SLTP sebanyak 31 orang 31,63 sedangkan responden dengan tingkat pendidikan SLTA sebanyak 26 orang 26,53 dan responden yang memiliki pendidikan sarjana muda sebanyak 3 orang 3,06. Banyaknya responden yang memiliki tingkat pendidikan SD dan SLTP itu mengakibatkan banyaknya responden buta huruf dan banyaknya terjadi pernikahan dibawah usia dini, hal ini disebabkan rasa jenuh mereka yang dipaksa bekerja oleh orang tua demi memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga mereka. Rendahnya tingkat pendidikan mayoritas responden disebabkan oleh rendahnya tingkat ekonomi keluarga sehingga responden tidak dapat melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dampak yang timbulakan yaitu mayoritas responden banyak yang bekerja sebagai buruh pabrik. Universitas Sumatera Utara

5.1.5 Data Suku Responden Tabel 5.5

Karakteristik Responden Berdasarkan Suku No Suku Frekuensi 1 2 3 4 5 6 7 Batak Toba Melayu Jawa Minang Aceh Banjar Batak Karo 23 12 41 5 2 14 1 23,47 12,24 41,84 5,10 2,04 14,29 1,02 Jumlah 98 100 Sumber: Kuesioner 2011 Berdasarkan tabel 5.5 dapat dilihat bahwa mayoritas responden adalah suku Jawa yaitu sebanyak 41 orang 41,84, sedangkan responden lainnya adalah suku Batak toba sebanyak 23 orang 23,47, suku Banjar 14 orang 14,29, suku Melayu sebanyak 12 orang 12,24, suku Minang 5 orang 5,10, suku Aceh sebanyak 2 orang 2,04, Suku yang paling sedikit yaitu suku Batak karo yaitu 1 orang 1,02. Banyaknya variasi suku yang ada di Kelurahan Belawan I ini disebabkan banyaknya responden yang datang merantau, dengan banyaknya jenis-jenis suku di daerah ini menjadikan daerah Kelurahan Belawan I menjadi kelurahan yang tetap menjaga dan menjunjung tinggi dan memiliki berbagai keanekaragaman budaya yang berbeda-beda. Universitas Sumatera Utara

5.1.6 Data Jumlah Anak Responden Tabel 5.6

Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Anak No Jumlah Anak Frekuensi 1 2 3 4 5 1-2 3-4 5-6 7-8 4 29 49 13 3 4,08 29,59 50,00 13,27 3,06 Jumlah 98 100 Sumber: Kuesioner 2011 Data tabel 5.6 dapat diketahui bahwa mayoritas responden memiliki anak sekitar 3-4 orang yaitu sebanyak 49 orang 50,00 responden yang memiliki anak 1- 2 orang sebanyak 29 orang 29,59 responden yang memiliki anak sebanyak 5-6 orang sebanyak 13 orang 13,37 yang belum mempunyai anak sebayak 4 orang 4,08 dan responden yang memiliki anak 7-8 orang yang sebanyak 3 orang 3,06. Apabila dilihat dari jumlah anak yang dimiliki responden terbanyak yaitu 3-4 anak sebanyak 49 orang 50 bila di tinjau dari tingkat ekonomi banyak anak-anak yang akan putus sekolah, tingkat konsumsi gizi untuk anak-anak tidak terpenuhi dan yang paling sering terjadi di daerah ini ialah memperkerjakan anak di usia dini, hal ini banyak terjadi di daerah Kampung Nelayan banyak anak yang bekerja di tambak- tambak ikan. Universitas Sumatera Utara

5.1.7 Data Pekerjaan Responden Tabel 5.7

Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan No Pekerjaan Frekuensi 1 2 3 4 Nelayan WirawastaBerdagang Ibu rumah tangga Buruh 25 25 28 20 25,51 25,51 28,57 20,41 Jumlah 98 100 Sumber: Kuesioner 2011 Data yang ditampilkan pada tabel 5.7 dapat diketahui bahwa mayoritas responden bekerja sebagai Ibu rumah tangga sebanyak 28 orang 28,57, banyak ibu rumah tangga hanya menunggu hasil dari pekerjaan kepala rumah tangga. Adapun pekerjaan yang responden yang lain adalah sebagai nelayan yaitu sebanyak 25 orang 25,51. Pekerjaan responden sebagai wiraswasta sebanyak 25 orang 25,51 yang terdiri dari berdasarkan bermacam jenis usahanya seperti, kedai kopi, jual gorengan, berjualan rempah-rempah dipasar dan ada sebagai buruh, yang terdiri buruh pabrik, buruh bangunan dan buruh cuci di rumah-rumah tetangganya sebanyak 20 orang 20,41. Maka dapat disimpulkan bahwa mata pencaharian responden belum cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, sehingga responden mempunyai alternatif Universitas Sumatera Utara lain dengan berternak, ataupun membantu para nelayan udang untuk memilih jenis udang atau memotong bagian udang yang sudah kering.

5.1.8 Data Penghasilan Responden Tabel 5.8

Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan No Penghasilan Frekuensi 1 2 3 4 5 Tidak berpenghasilan 250.000 260.000- 500.000 510.000- 750.000 760.000- 1.000.000 19 2 23 34 20 19,39 2,04 23,47 34,69 20,41 Jumlah 98 100 Sumber: Kuesioner 2011 Pada tabel 5.8 dapat diketahui bahwa responden memiliki penghasilan rata- rata Rp.510.000-750.000 sebanyak 34 orang 34,69. Hal ini disebabkan banyaknya responden yang bekerja sebagai buruh, wiraswasta dan nelayan dimana responden yang bekerja sebagai nelayan tidak memiliki penghasilan yang tetap seperti bila terjadi pasang mati mereka tidak pergi melaut untuk menangkap ikan. Universitas Sumatera Utara

5.2 Responden Masyarakat Terhadap Program Raskin

Persepsi masyarakat Kelurahan Belawan I Kecamatan Medan Belawan adalah suatu proses kognitif yang menghasilkan suatu pemahaman tentang program beras untuk keluarga miskin yang disajikan dalam tabel dibawah ini:

5.2.1 Pengetahuan Responden Tentang Program Raskin Tabel 5.9

Pengetahuan Responden Tentang Tingkat Sosial Ekonomi No Kategori Frekuensi 1 2 3 Mengetahui Kurang mengetahui Tidak mengetahui 54 10 34 55,10 10,20 34,69 Jumlah 98 100 Sumber: Kuesioner 2011 Berdasarkan tabel 5.9 dapat diketahui bahwa responden mayoritas mengetahui bahwa mereka tergolong keluarga miskin yaitu sebanyak 54 orang 55,10, responden yang menyatakan mereka kurang mengetahui bahwa mereka termasuk keluarga miskin yaitu sebanyak 10 orang 10,20, dan yang tidak tahu bahwa mereka tergolong keluarga miskin yaitu sebanyak 34 orang 34,69. Responden yang mengetahui mereka tergolong dari keluarga miskin yaitu dengan adanya pendataan yang dilakukan pihak kepala lingkungan terhadap masyarakatnya dan ada juga masyarakat yang memiliki kartu rumah tangga miskin. Adapun responden yang menyatakan bahwa mereka kurang mengetahui bahwa keluarganya tergolong keluarga miskin disebabkan tidak tahu bagaimana kriteria Universitas Sumatera Utara masyarakat miskin. Ketidaktahuan sebagian responden tentang identifikasi apakah mereka miskin atau tidak karena adanya pemberitahuan dari pihak kepala lingkungan atau kelurahan. Sumber Informasi Responden Tentang Keluarga Miskin Berdasarkan tabel 5.9 dapat diketahui bahwa pengetahuan respon tentang tingkat sosial ekonomi keluarga mereka miskin yaitu sebanyak 54 orang menjawab mengetahui bahwa mereka tergolong keluarga miskin. Sebanyak 50 orang mengetahui mereka tergolong keluarga miskin dari kepala lingkungan dan sebanyak 4 orang mengetahui keluarganya miskin dari pihak kelurahan, hal ini disebabkan kurang pahamnya masyarakat terhadap kriteria keluarga miskin. Tabel 5.10 Pengetahuan Responden Tentang Pelaksanaan Program Raskin No Kategori Frekuensi 1 2 Mengetahui Kurang mengetahui 95 3 96,94 3,06 Jumlah 98 100 Sumber: Kuesioner 2011 Persepsi merupakan pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan- hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan dan menafsirkan pesan Rakmat, 2005:51. Informasi yang diperoleh masyarakat Kelurahan Belawan I tentang program beras untuk keluarga miskin merupakan sumber persepsi. Data pada tabel 5.10 dapat diketahui bahwa bahwa hampir seluruh responden mengetahui adanya program beras untuk keluarga miskin di Kelurahan Belawan I Universitas Sumatera Utara Kecamatan Medan Belawan. Responden yang mengetahui adanya program beras untuk keluarga miskin yaitu sebanyak 95 orang 96,94 dan responden yang menyatakan bahwa mereka kurang mengetahui adanya program beras miskin itu sebanyak 3 orang 3,06. Hal ini sangat baik karena masyarakat tidak hanya menerima tetapi juga mengetahui program tersebut. Tabel 5.11 Sumber Informasi Tentang Program Raskin Pertama Kali No Sumber Informasi Frekuensi 1 2 3 Kepala Lingkungan Pegawai Kelurahan Tetangga 77 7 4 78,57 7,14 4,08 Jumlah 98 100 Sumber: Kuesioner 2011 Tabel 5.11 menjelaskan bahwa sumber informasi tentang program Raskin sebanyak 77 orang 78,57 menjawab kepala lingkungan sebagai sumber informasi pertama kali. Salah satu faktor yang mempengaruhi persepsi adalah perhatian, yaitu pengkonsentrasian diri pada salah satu alat indera, dan mengesampingkan masukan- masukan melalui alat indra yang lain. Rakhmat, 2005:52. Program Raskin merupakan hal ingin di ketahui oleh masyarakat sehingga menimbulkan rasa ingin tahu tentang program raskin ini sebanyak 7 orang 7,14. Salah satu responden mengetahui program beras untuk keluarga miskin dari pihak kelurahan yang bernama Yanti 33 tahun menjelaskan bahwa ia mengetahui Universitas Sumatera Utara program raskin ini dari pihak kelurahan yang menjadi tetangga ia sendiri, responden yang mengetahui program raskin dari tetangga yaitu sebanyak 4 orang 4,08. Hal ini menunjukkan bahwa kepala lingkungan sangat bertanggung jawab terhadap masyarakat miskin yang ada disetiap lingkungan mereka. Tabel 5.12 Pengetahuan Responden Tentang Tata Cara Memperoleh Raskin No Kategori Frekuensi 1 2 Langsung Mengetahui Belum mengetahui 10 88 10,2 89,8 Jumlah 98 100 Sumber: Kuesioner 2011 Data pada tabel 5.12 dapat diketahui bahwa mayoritas responden tidak mengetahui secara langsung tata cara bagaimana memperoleh beras untuk keluarga miskin. responden yang belum mengetahui bagaimana memperoleh raskin itu sebanyak 88 orang 89,8 dan yang mengetahui langsung cara pengambilan raskin sebanyak 10 orang 10,2. Hal ini disebabkan kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah maupun kelurahan terutama kepala lingkungan masing-masing. Tabel 5.13 Sumber Informasi Responden Tentang Program Raskin No Sumber Informasi Frekuensi 1 2 Kepala lingkungan Tetangga 91 7 92,86 7,14 Jumlah 98 100 Universitas Sumatera Utara Sumber: Kuesioner 2011 Data tabel 5.13 dapat diketahui bahwa sebanyak 91 orang 92,86 memperoleh informasi tentang raskin dari kepala lingkungan, sedangkan sumber informasi yang lain diketahui dari tetangga yaitu sebanyak 7 orang 7,14, hal ini menunjukan peran aktif yang dilakukan kepala lingkungan sebagai salah satu menyampaian informasi kepada masyarakat yang ia pimpin. Tabel 5.14 Pemahaman Responden Tentang Program Raskin No Kategori Frekuensi 1 2 Mengetahui Tidak mengetahui 9 89 9,18 90,82 Jumlah 98 100 Sumber: Kuesioner 2011 Berdasarkan Tabel 5.14 dapat diketahui bahwa responden tidak mengetahui bagaimana cara menjadi peserta program raskin hal ini disebabkan responden menyerahkan keikutsertaan mereka kepala lingkungan mereka yaitu sebanyak 89 orang 90,82 dan yang mengetahui cara menjadi peserta program raskin ini hanya sebanyak 9 orang 9,18. Banyaknya responden yang menyerahkan keikutsertaan mereka kepada kepala lingkungan agar dapat mempermudah dan mempercepat menjadi perserta program raskin dan disebabkan juga oleh kurang pahamnya masyarakat terhadap syarat-syarat menjadi anggota raskin karena tingkat pendidikan mereka yang rendah. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.15 Pengetahuan Responden Tentang Pendaftaran Peserta Program Raskin No Kategori Frekuensi 1 2 Mengetahui Tidak mengetahui 94 4 95,92 4,08 Jumlah 98 100 Sumber: Kuesioner 2011 Berdasarkan tabel 5.15 dapat diketahui bahwa mayoritas responden mengetahui cara mendaftarkan menjadi peserta program raskin dengan cara menyerahkan semua berkas kepada kepala lingkungan. Hal ini terlihat dari data tabel yang diperoleh yaitu sebanyak 94 orang 95,92 mendaftarkan diri kepada kepala lingkungannya masing dengan tujuan agar kepala lingkungan yang melengkapi semua syarat-syarat menjadi anggota raskin. Responden yang tidak tahu kepada siapa mereka mendaftarkan diri menjadi peserta program raskin yaitu sebanyak 4 orang 4,08. Alasan responden tidak mengetahui karena kurangnya mereka mendapatkan informasi dari pihak kelurahan, ataupun kepala lingkungan maupun tetangga mereka. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.16 Pengetahuan Responden Tentang Waktu Pelaksanaan Program Raskin No Tahun menerima Raskin Frekuensi 1 2 3 4 5 2004 2006 2007 2009 Tidak mengetahui 51 14 1 2 30 52,04 14,29 1,02 2,04 30,61 Jumlah 98 100 Sumber: Kuesioner 2011 Tabel 5.16 menunjukkan mayoritas responden pertama kali menerima program beras miskin itu pada tahun 2004 yaitu sebanyak 51 orang 52,04 tahun 2006 sebayak 14 orang 14,29 tahun 2007 sebanyak 1 orang 1,02 dan tahun 2009 sebanyak 2 orang 2,04. Adapun responden yang tidak tahu kapan mereka menerima program raskin yang pertama kali disebabkan karena sudah banyak yang lupa dan tidak mengetahui sejak kapan ada program raskin dilingkungan mereka. Tabel 5.17 Pengetahuan Responden Tentang Harga Raskin No Kategori Jumlah orang 1 2 Rp 2400Kg Rp 1600Kg 42 56 42,86 57,14 Jumlah 98 100 Sumber: Kuesioner 2011 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.17 dapat diketahui bahwa adanya perbedaan harga di lingkungan mereka masing-masing karena adanya biaya-biaya lain yang menjadi tanggungan para responden. Hal ini terjadi di Kampung Nelayan dimana beras miskin tersebut harus diangkut dengan perahu untuk dapat menyebarangi laut dengan biaya 5000karung beras dan ditambah lagi dengan ongkos pikul perkarung, oleh sebab itu raskin harganya menjadi Rp 2.400kg. Ketetapan harga yang cukup tinggi yang terjadi di Kampung Nelayan merupakan hasil dari musyawarah yang dilakukan oleh masyarakat dengan pihak kelurahan yang menangani program raskin ini, berbeda dengan Lorong Dermawan dan Lorong Pemancar harga raskin tidak mengalami kenaikan harga. Tabel 5.18 Pengetahuan Responden Tentang Kuota Raskin No Kuota Frekuensi 1 2 10 Kg 15 Kg 42 56 42,86 57,14 Jumlah 98 100 Sumber: Kuesioner 2011 Berdasarkan tabel 5.18 dapat diketahui bahwa 42 responden 42,86 mendapatkan jatah raskin yaitu 10 kgkk dan sebanyak responden 56 orang 57,14 mendapatkan jatah beras raskin yaitu 15 kgkk. Perbedaan jumlah kuota raskin disebabkan karena jumlah penerima pemilik kartu raskin tidak sesuai dengan jumlah keluarga miskin, seperti di Kampung Universitas Sumatera Utara Nelayan responden mendapatkan jatah beras raskin sebanyak 10 kgkk, mereka mendapatkan jumlah raskin lebih sedikit dari pada jumlah penerima raskin di Lorong Dermawan dan Lorong Pemancar yaitu sebanyak 15 kgkk, hal ini disebabkan karena jumlah penerima beras miskin di Kampung Nelayan semakin banyak, agar seluruh responden mendapatkan beras miskin ini maka dilakukan musyawarah untuk pengurangan jatah raskin di masing-masing lingkungan. Tabel 5.19 Pengetahuan Responden Tentang Kenaikan Harga Raskin No Kategori Frekuensi 1 2 Tahu Tidak tahu 19 79 19,39 80,61 Jumlah 98 100 Sumber: Kuesioner 2011 Berdasarkan tabel 5.19 dapat diketahui bahwa mayoritas responden tidak pernah tahu adanya kenaikan harga raskin, data yang penulis dapatkan yaitu sebanyak 79 orang 80,61 ialah responden yang tidak tahu adanya kenaikan harga raskin. Seperti wawancara dengan Ibu Fitri 24 tahun, “Adanya perbedaan harga raskin itu disebabkan kerana biaya tranportasi untuk pengangkutan bertambah. Sebanyak 19 orang 19,39 menyatakan pernah adanya kenaikan harga beras raskin yaitu pada tahun 2010 seharga Rp.2300kg menjadi Rp 2400kg pada tahun 2011. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.20 Pengetahuan Responden Tentang Tujuan Program Raskin No Kategori Frekuensi 1 2 Mengetahui Tidak mengetahui 40 58 40,82 59,18 Jumlah 98 100 Sumber: Kuesioner 2011 Berdasarkan tabel 5.20 dapat diketahui bahwa 40 responden 40,82 menyatakan mengetahui tujuan program raskin tersebut, salah seorang responden ialah Ibu Riska 23 tahun menyatakan “Program raskin ini bertujuan untuk membantu dan mengurangi pengeluaran biaya keluarga”. Sebanyak 58 responden 59,18 menyatakan tidak mengetahui tujuan program raskin. Dapat disimpulkan bahwa masyarakat hanya sekedar menikmati program beras untuk keluarga miskin saja. Namun disisi lain banyak masyarakat yang mengetahui tujuan dari program beras untuk keluarga miskin. Responden yang mengetahui tujuan dari program beras untuk keluarga miskin ini banyak didapatkan dari informasi-informasi dari kepala lingkungan dan dari tetangga-tetangga mereka dengan cara diskusi atau berkumpul di warung kopi. Tabel 5.21 Pengetahuan Responden Tentang Manfaat Program Raskin No Kategori Frekuensi 1 2 Mengetahui Tidak mengetahui 72 26 73,47 26,53 Jumlah 98 100 Sumber: Kuesioner 2011 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.21 dapat diketahui bahwa responden mengetahui manfaat dari program raskin tersebut sebanyak 72 responden 73,47. Maanfaat program raskin yang diketahui oleh responden adalah untuk mengurangi beban pengeluaran keluarga. Responden lainnya sebanyak 26 orang 26,53, tidak mengetahui manfaat dari program raskin tersebut, seperti wawancara dengan Ibu Neneng 27 tahun warga Kampung Nelayan yang menyatakan bahwa “Saya hanya disuruh ambil beras dengan harga yang murah ke balai oleh kepala lingkungan”.

5.2.2 Sikap Responden Tentang Program Raskin

Pengukuran berikut yang berkenaan dengan respon masyarakat terhadap program beras untuk keluarga miskin adalah melalui sikap masyarakat. Pengukuran suatu program melalui sikap masyarakat dapat melalui beberapa bagian, seperti yang diuraikan pada hasil penelitian sebagai berikut: Sikap Responden Tentang Program Raskin Berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan menunjukkan bahwa seluruh responden memberikan respon yang positif tentang program raskin tersebut, berdasarkan data dan hasil pengamatan peneliti seluruh responden menjelaskan bahwa mereka tertarik dan setuju dengan adanya program raskin tersebut. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.22 Penilaian Responden Tentang Cara Penyampaian Informasi Program Raskin No Kategori Frekuensi 1 2 3 Menarik Kurang menarik Tidak menarik 80 16 2 81,63 16,33 2,04 Jumlah 98 100 Sumber: Kuesioner 2011 Faktor-faktor yang terdapat diluar diri individu yang mempengaruhi sikap adalah sifat obyek sasaran sikap, kewibawaan orang yang mengemukakan sesuatu sikap, sifat orang-orang yang mendukung sikap tersebut, situasi pada saat sikap itu dibentuk, dan media komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan sikap Adi, 1999:183. Berdasarkan tabel 5.22 penilaian responden terhadap tata cara penyampaian informasi program raskin ini mayoritas menarik yaitu sebanyak 80 orang 81,63. Hal ini dapat diketahui bahwa responden menyatakan cara penyampain informasi itu menarik karena pihak kepala lingkungan selalu menginformasikan soal raskin dengan mengumumkan di mesjid dan di kantor kepala lingkungan. Sebanyak 16 responden 16,33 menyatakan cara menginformasikan program raskin tersebut kurang menarik karena penyampaian informasi dilakukan tidak secara menyeluruh sehingga masyarakat banyak tidak mengetahui informasi tentang program raskin tersebut, hal ini dibenarkan seperti wawancara kepada Ibu Yulia 33 tahun menyatakan “Cara kepala lingkungan untuk memberitahu bahwa Universitas Sumatera Utara raskin sudah bisa diambil hanya dengan pengumuman yang dilakukan di mesjid, jadi bagi kami yang kerja diluar tidak mengetahui informasi tersebut itu”. Sebanyak 2 responden 2,04 menyatakan tidak menarik karena cara penyampaian informasi tentang program raskin yang tidak terus menerus diumumkan dan tidak adanya dibuat semacam papan informasi dimana masyarakat dapat sewaktu-waktu bisa melihat pengumuman itu. Tabel 5.23 Penilaian Responden Tentang Informasi Program Raskin No Kategori Frekuensi 1 2 3 Jelas Kurang Jelas Tidak Jelas 76 19 3 77,55 19,39 3,06 Jumlah 98 100 Sumber: Kuesioner 2011 Berdasarkan tabel 5.23 dapat diketahui bahwa mayoritas responden mengatakan informasi yang mereka dapatkan tentang program beras untuk keluarga miskin tersebut sangat sederhana dan jelas. Hal ini dapat dilihat dari 76 orang 77,55 menyatakan cara penyampaian tentang informasi program raskin sangat jelas karena masyarakat hanya disuruh mengambil raskin dengan biaya yang sudah ditentukan dalam musyawarah. Responden yang merasa informasi tentang program raskin yang diberikan itu kurang sederhana dan kurang jelas, sebanyak 19 orang 19,39. Hal ini disebabkan masyarakat yang tidak mengetahui apa maksud, tujuan dan manfaat dari program Universitas Sumatera Utara raskin yang dilakukan di lingkungan mereka, dan sebanyak 3 responden 3,06 menyatakan cara menginformasikan program raskin itu tidak menarik karena tidak adanya kelanjutan dari informasi ini. Tanggapan Responden Tentang Kesesuaian Program Raskin Dengan Kebutuhan Keluarga Berdasarkan kuesioner yang dibagi seluruh responden menyatakan bahwa program raskin itu sesuai dengan kebutuhan keluarga. Hal ini disebabkan bahwa program raskin sangat membantu mengurangi kebutuhan pangan, sehingga keluarga miskin dapat menggunakan menyimpan uang untuk biaya beli beras., seperti wawancara dengan Ibu Ira Wati 30 tahun menyatakan bahwa “Program raskin ini sangat sesuai dengan keluarga miskin seperti saya ini, biasanya kami makan 2x1 hari setelah menjadi anggota raskin kami dapat makan 3x1 hari dengan lauk pauk seadanya”. Tabel 5.24 Penilaian Responden Tentang Tata Cara Menjadi Peserta Program Raskin No Kategori Frekuensi 1 2 3 Mudah Agak sulit Sulit 85 10 3 86,73 10,21 3,06 Jumlah 98 100 Sumber: Kuesioner 2011 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan keterangan yang ditampilkan pada tabel 5.24 dapat diketahui bahwa sebanyak 85 orang 86,73 menyatakan tata cara pendaftaran menjadi peserta program raskin adalah mudah, karena mendaftarkan sebagai peserta program raskin mereka serahkan seutuhnya kepada kepala lingkungan, kepala lingkungan akan mendata dan melaporkan ke kantor kelurahan. Sebanyak 10 orang 10,21 menyatakan tata cara menjadi peserta program raskin itu agak sulit, seperti didalam mengurus kartu keluarga sebagai salah satu syarat untuk menjadi peserta dalam program raskin ini. Sebanyak 3 orang 3,06 menyatakan sulit hal itu dapat diketahui dari wawancara dengan Ibu Ngatini 40 tahun yang mengatakan “Untuk menjadi peserta program raskin saja harus punya kartu keluarga sedangkan untuk mengurus kartu keluarga saja membutuhkan biaya yang cukup mahal”. Tabel 5.25 Penilaian Responden Tentang Cara Memperoleh Raskin No Kategori Frekuensi 1 2 3 Mudah Agak berbelit-belit Sulit 89 7 2 90,82 7,14 2,04 Jumlah 98 100 Sumber: Kuesioner 2011 Berdasarkan tabel 2.25 dapat diketahui bahwa sebanyak 89 orang 90,82 menjawab cukup mudah untuk mendapatkan raskin. Untuk memperoleh raskin, responden hanya datang dengan menunjukkan kartu raskin kepada pihak yang membagi pihak kepala lingkungannya. Universitas Sumatera Utara Sebanyak 7 orang 7,14 menyatakan cara memperoleh raskin agak sulit karena belum terdaftar sebagai warga miskin. Responden lainnya sebanyak 2 orang 2,04 menyatakan sulit karena adanya ketentuan yang dilakukan pihak lingkungan seperti yang terjadi di Kampung Nelayan seandainya raskin itu tidak diambil selama 2 hari dari pembagian raskin maka raskin tidak bisa diambil. Tabel 5.26 Penilaian Responden Tentang Harga Raskin No Kategori Frekuensi 1 2 3 Murah Agak mahal Mahal 87 6 5 88,78 6,12 5,10 Jumlah 98 100 Sumber: Kuesioner 2011 Berdasarkan tabel 5.26 dapat diketahui mayoritas responden menyatakan bahwa harga raskin relatif murah seperti diungkapkan sebanyak 87 orang 88,78. Ketentuan harga raskin yang telah ditetapkan oleh pemerintah menurut responden sangat membantu dan mengurangi biaya untuk kebutuhan pangan keluarga miskin. Harga yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu sekitar Rp.1600 kg dan dapat dijangkau dengan penghasilan responden. Sebanyak 6 responden 6,12 menyatakan harga raskin tersebut agak mahal karena pendapatan mereka sangat rendah dan kebutuhan hidup cukup banyak. Respondan lainnya sebanyak 5 orang 5,10 menyatakan raskin itu terlalu mahal Universitas Sumatera Utara seperti salah seorang responden yang diwawancarai yaitu Ibu Sarinah menyatakan “Seharusnya pemerintah tidak membebani keluarga miskin dengan harga raskin yang masih relatif mahal seharusnya raskin itu gratis”. Tabel 5.27 Penilaian Responden Tentang Keterjangkauan Harga Raskin No Kategori Frekuensi 1 2 3 Terjangkau Kurang terjangkau Tidak terjangkau 89 7 2 90,82 7,14 2,04 Jumlah 98 100 Sumber: Kuesioner 2011 Berdasarkan tabel 5.27 dapat diketahui mayoritas responden menyatakan harga raskin masih terjangkau oleh keluarga miskin, yaitu sebanyak 89 orang 90,82. Hal ini disebabkan harga beras raskin Rp 1.600 kgkk masih bisa dijangkau dengan pendapatan yang mereka peroleh. Responden lainnya sebanyak 7 orang 7,14 menyatakan harga raskin tersebut kurang terjangkau, hal ini disebabkan tingkat ekonomi dan tingkat pendapatan keluarga miskin tidak merata. Beberapa keluarga responden memiliki jumlah anak yang banyak, dengan pendapatan yang rendah. Sebanyak 2 orang 2,04 menyatakan harga raskin itu tidak terjangkau, hal ini di sebabkan tingkat pendapatan masyarakat miskin disini tidak menentu, seperti Universitas Sumatera Utara yang terjadi di masyarakat kampung nelayan pada saat pasang mati para nelayan tidak ada yang melaut. Tabel 5.28 Penilaian Responden Tentang Kuota Raskin No Kategori Frekuensi 1 2 3 Mencukupi Kurang mencukupi Jauh dari mencukupi 26 57 15 26,53 58,16 15,31 Jumlah 98 100 Sumber: Kuesioner 2011 Berdasarkan tabel 5.28 dapat diketahui bahwa sebanyak 57 orang 58,16 responden menganggap kuota raskin yang dibagikan masih kurang mencukupi karena jumlah raskin yang dibagi hanya dapat di konsumsi untuk beberapa minggu dan tidak cukup untuk menutupi kebutuhan pangan keluarga miskin. Sebanyak 26 orang 26,53, menyatakan kuota raskin itu mencukupi kebutuhan pangan keluarga, karena raskin hanya digunakan sebagai tambahan untuk beras yang mereka miliki. Ibu Sumarni 34 tahun mengungkapkan, “Keluarga kami mengkonsumsi raskin dengan dicampur dengan beras biasa”. Sebanyak 15 orang 15,31 menyatakan jauh dari cukup karena jumlah raskin yang diberikan pemerintah tidak mencukupi beras keluarga mereka selama satu bulan hal ini disebabkan karena terdapat keluarga memiliki jumlah keluarga yang Universitas Sumatera Utara banyak, seperti yang dialami Bapak Ahmad Yani 40 tahun yang mempunyai anak 8 orang menyatakan “Jumlah beras itu tidak cukup untuk makan anak-anak saya”. Tabel 5.29 Penilaian Responden Tentang Mutu Raskin No Kategori Frekuensi 1 2 3 Layak Kurang layak Tidak layak 79 17 2 80,61 17,35 2,04 Jumlah 98 100 Sumber: Kuesioner 2011 Berdasarkan tabel 5.29 dapat diketahui bahwa kualitas beras untuk keluarga miskin cukup layak di konsumsi oleh masyarakat, hal itu terlihat sebanyak 79 orang atau sebesar 80,61 menyatakan layak di konsumsi, 17 orang atau sebesar 17,35 menyatakan beras tersebut tidak layak di konsumsi, dan 2 orang atau sebesar 2,04 menyatakan tidak layak di konsumsi. Responden tidak mengeluh tentang kualitas raskin yang mereka konsumsi dari warna dan aromanya. Menurut observasi peneliti, beras tersebut sudah layak untuk di konsumsi pada umumnya keluarga miskin tidak terlalu memperhatikan tentang kualitas beras yang akan mereka konsumsi, hal ini mungkin karena tuntutan biaya hidup yang sangat banyak sedangkan penghasilan rendah. Universitas Sumatera Utara Tanggapan Responden Tentang Program Raskin Dalam Memenuhi Kebutuhan Keluarga Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan seluruh responden menyatakan program raskin sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan keluarga terutama bagi masyarakat miskin yang dapat mengurangi beban biaya kebutuhan hidup yang cukup tinggi. Responden menyatakan dengan adanya program raskin mereka bisa memakai biaya membeli beras untuk biaya sekolah anak-anaknya dan keperluan yang lain. Seperti wawancara dengan Ibu Riska 23 tahun menyatakan “Semenjak adanya program raskin ini kami kadang tidak beli beras selama 1 minggu dan kami dapat membeli daging”. Tabel 5.30 Tanggapan Responden Tentang Program Raskin Dalam Memenuhi Kebutuhan Pangan No Kategori Frekuensi 1 2 3 Terpenuhi Kurang terpenuhi Tidak terpenuhi 77 13 8 78,57 13,27 8,16 Jumlah 98 100 Sumber: Kuesioner 2011 Dari tabel 5.30 dapat diketahui bahwa program raskin ini sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terutama kebutuhan pangan. Hal itu dapat dilihat dari 77 orang 78,57 menyatakan kebutuhan pangan mereka terpenuhi, karena program raskin itu sangat bermanfaat dalam mengurangi pengeluaran untuk kebutuhan pangan keluarga mereka. Sebanyak 13 orang 13,27, menyatakan Universitas Sumatera Utara kurang terpenuhinya kebutuhan pangan mereka dan 8 orang 8,16, menyatakan kebutuhan pangannya tidak terpenuhi. Responden yang memiliki jumlah anggota keluarga yang banyak, masih merasa kurang terpenuhi kebutuhan pangan melalui program raskin ini. Tabel 5.31 Penilaian Responden Tentang Program Raskin No Kategori Frekuensi 1 2 3 Baik Kurang baik Tidak baik 88 9 1 89,80 9,18 1,02 Jumlah 98 100 Sumber: Kuesioner 2011 Dari keterangan tabel 5.31 dapat diketahui sebanyak 88 orang 89,90 menyatakan program raskin sudah baik, disebabkan program raskin memang bertujuan untuk membantu kehidupan keluarga miskin yang ada di daerah ini. Responden lain sebanyak 9 orang 9,18 menyatakan kurang baik, dan 1 orang 1.02 menyatakan tidak baik. Adapun yang menjadi masalah dari program raskin adalah terjadinya monopoli, dimana keluarga miskin yang sepantasnya mendapatkan raskin menjadi tidak mendapatkannya. Orang yang mendapatkan raskin ini adalah masyarakat yang dekat dengan kepala lingkungan atau keluarga dekat mereka. Salah satu responden, Ibu Nurhayati 57 tahun menyatakan “Ada salah satu tetangga yang tidak pernah Universitas Sumatera Utara mendapat program raskin, jika dilihat dari kondisi keluarganya ia tidak memiliki penghasilan tetap, dan untuk makan pun ia terkadang menunggu belas kasihan dari orang lain”. Tabel 5.32 Penilaian Responden Tentang Pelaksanaan Program Raskin No Kategori Frekuensi 1 2 3 Lancar Kurang lancar Tidak lancar 77 15 6 78,57 15,31 6,12 Jumlah 98 100 Sumber: Kuesioner 2011 Tabel 5.32 dapat diketahui sebanyak 77 orang 78,57, menjawab program raskin sudah berjalan lancar, sebanyak 15 orang responden 15,31, menjawab kurang lancar, dengan alasan adanya masalah dalam distribusi raskin pada masyarakat, saperti misalnya ada warga miskin yang tidak memperoleh raskin. Sebanyak 6 orang 6,12, menjawab program raskin tidak berjalan lancar, karena merasa kesulitan dalam memperoleh raskin. Salah satu responden Ibu Surhayani 48 tahun menyatakan “Sebelumnya saya mendapatkan raskin, akan tetapi pada tahun kedua program ini berjalan, saya tidak lagi menerima raskin, dengan alasan kartu rumah tangga miskin saya sudah diberikan pada orang lain”. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.33 Penilaian Responden Tentang Kesesuaian Program Raskin Dengan Aturan Yang Berlaku No Kategori Frekuensi 1 2 Sesuai Kurang Sesuai 85 13 86,73 13,27 Jumlah 98 100 Sumber: Kuesioner 2011 Dari Tabel 5.33 dapat diketahui bahwa sebanyak 85 orang responden 86,73, menjawab program raskin sudah berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku. Responden lainnya sebanyak 13 orang 13,27, menjawab program raskin kurang sesuai dengan aturan yang berlaku. Responden yang menjawab program raskin kurang sesuai dengan aturan yang berlaku karena responden hanya mengetahui program raskin ini adalah program untuk membagi beras dan tidak mengetahui aturan-aturan yang ada di dalam program raskin, serta tidak adanya sosialisasi yang berkelanjutan dengan tujuan untuk memberikan pemahaman bagi masyarakat tentang program raskin ini. Responden yang menjawab program raskin tidak sesuai dengan aturan karena mereka melihat banyaknya keluarga penerima raskin itu tidak terdaftar atau tidak memiliki kartu RTM seperti yang terjadi di daerah Kampung Nelayan. Tanggapan Responden Kelanjutan Program Raskin Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan dapat diketahui bahwa seluruh responden menjawab bahwa program raskin perlu dilanjutkan. Ibu Ngatisa 43 tahun Universitas Sumatera Utara menyatakan bahwa “Program raskin ini sangat membantu keluarga kami, khususnya pada saat harga beras sangat mahal sekarang ini. Harapan saya mudah-mudahan akan terus berjalan”. Responden lainnya berharap demikian, “Kalau bisa harga raskin ini lebih murah lagi, dan jatahnya diperbanyak untuk membantu keluarga saya. Saya ingin raskin ini tetap berjalan” seperti diutarakan Bapak Irwansyah 38 tahun.

5.2.3 Partisipasi Responden Tentang Program Raskin

Partisipasi masyarakat terhadap program beras untuk keluarga miskin dapat dilihat dari keterlibatan responden dalam sosialisasi, intensitas menghadiri rapat, keterlibatan dalam mengumpulkan dana, dan keterlibatan dalam pelaksanaan program. Hasil penelitian dari partisipasi responden terhadap program beras utnuk keluarga miskin diuraikan pada tabel dibawah ini. Tabel 5.34 Sikap Responden Setelah Mendengar Program Raskin No Sikap Responden Frekuensi 1 2 3 Bertanya kepada kepala lingkungan Bertanya kepada pegawai kelurahan Bertanya kepada tetangga 60 20 18 61,22 20,41 18,37 Jumlah 98 100 Sumber: Kuesioner 2011 Tabel 5.34 dapat diketahui respon masyarakat setelah mendengar program raskin untuk pertama kalinya. Sebanyak 60 orang 61,22, bertanya kepada kepala Universitas Sumatera Utara lingkungan kemudian 20 orang 20,41, bertanya kepada pegawai kelurahan dan 18 orang bertanya kepada tetangga 18,37. Responden yang ingin mengetahui tentang program raskin biasanya bertanya kepada kepala lingkungan karena kepala lingkungan adalah sumber informasi yang letaknya paling dekat dengan tempat tinggal mereka. Adapun responden yang bertanya kepada pegawai Kelurahan untuk mengetahui tentang program raskin lebih lanjut, dan responden lainnya bertanya kepada tetangga karena mereka tidak punya waktu untuk bertanya kepada pihak kepala lingkungan atau pihak kelurahan disebabkan sibuk bekerja. Tabel 5.35 Pernah Tidaknya Diadakan Musyawarah Tentang Program Raskin No Kategori Frekuensi 1 2 3 Pernah Tidak Pernah Tidak Tahu 78 6 14 79,59 6,12 14,29 Jumlah 98 100 Sumber: Kuesioner 2011 Berdasarkan Tabel 5.35 dapat diketahui bahwa 78 orang responden 79,59, menjawab pernah diadakan musyawarah program raskin di lingkungan mereka. Musyawarah dilakukan untuk membahas tentang kuota raskin tiap keluarga dan harga raskin yang ditambah dengan biaya angkut dan biaya pikul beras. Universitas Sumatera Utara Sebanyak 6 orang 6,12 mengatakan tidak pernah diadakan musyawarah, disebabkan responden tidak pernah mendapatkan informasi atau undangan untuk mengikuti musyawarah program raskin tersebut. Responden lainnya sebanyak 14 orang 14,29 menyatakan tidak tahu karena responden sibuk mencari nafkah untuk kebutuhan keluarga mereka. Pernah Tidaknya Responden Diundang Untuk Menghadiri Musyawarah Tentang Program Raskin Berdasarkan dari tabel 5.35 dapat diketahui responden yang menjawab pernah mengikuti musyawarah sebanyak 78 orang dan dapat diketahui responden yang menghadiri musyawarah tentang program raskin karena diundang sebanyak 68 orang dan sebanyak 10 orang menyatakan tidak pernah diundang untuk mengikuti musyawah tentang program raskin disebabkan mereka sibuk bekerja. Keterlibatan Responden Dalam Menghadiri Musyawarah Program Raskin Berdasarkan dari pertanyaan pernah tidaknya responden diundang untuk menghadiri musyawarah tentang raskin responden yang menjawab menghadiri musyawarah karena diundang yaitu sebanyak 68 orang. Sebanyak 42 orang hadir didalam musyawarah program raskin dan sebanyak 26 orang tidak menghadiri musyawarah program raskin karena sibuk dalam pekerjaan mereka. Pengetahuan Responden Tentang Kesimpulan Musyawarah Program Raskin Berdasarkan pertanyaan dari keterlibatan responden dalam menghadiri musyawarah program raskin yang menjawab sebanyak 42 orang, dapat diketahui sebanyak 34 orang mengetahui hasil kesimpulan dari musyawarah tentang program Universitas Sumatera Utara ini dan sebanyak 8 orang tidak mengetahui dari hasil kesimpulan program raskin ini karena tingkat pendidikan atau penalaran responden yang cukup rendah Sikap Responden Apabila Tidak Menghadiri Musyawarah Program Raskin Berdasarkan pertanyaan dari keterlibatan responden dalam menghadiri musyawarah program raskin dapat diketahui responden yang tidak menghadiri musyawarah sebanyak 26 orang. Sebanyak 7 orang berusaha mengetahui untuk mengetahui dari hasil musyawarah dengan cara bertanya kepada tetangga dan sebanyak 19 orang tidak berusaha untuk mengetahui hasil dari musyawarah karena adanya tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Tabel 5.36 Pernah Tidaknya Diadakan Sosialisasi Tentang Program Raskin No Kategori Frekuensi 1 2 3 Pernah Tidak tahu Tidak pernah 67 16 15 68,37 16,33 15,31 Jumlah 98 100 Sumber: Kuesioner 2011 Berdasarkan tabel 5.36 dapat diketahui sebanyak 67 orang 68,37, menjawab pernah diadakan sosialisasi. Hal ini dapat diketahui dari adanya tim sosialisasi program raskin yang dibentuk oleh pihak-pihak kelurahan sehingga mereka juga dilibatkan dalam memberikan pemahaman dan pengetahuan tentang program raskin ini kepada masyarakat. Universitas Sumatera Utara Sebanyak 15 orang responden 15,31 menjawab tidak pernah diadakan sosialisasi di lingkungan mereka. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya masyarakat yang tidak mengetahui dari tujuan, manfaat dan sasaran dari program raskin ini. Responden lainnya sebanyak 16 orang 16,33 menjawab tidak tahu apakah pernah diadakan sosialisasi program raskin, karena banyak masyarakat yang bekerja pada pagi hari sampai sore hari untuk memenuhi tanggung jawab sebagai kepala rumah tangga. Kehadiran Responden Dalam Menghadiri Sosialisasi Program Raskin Berdasarkan tabel 5.36 dapat dilihat partisipasi responden melalui kehadirannya dalam sosialisasi program raskin. Responden yang menghadiri sosialisasi program raskin adalah sebanyak 50 orang 74,62. Tingkat partisipasi masyarakat untuk mengikuti sosialisasi cukup tinggi, dengan adanya rasa ingin tahu masyarakat tentang arti, tujuan dan manfaat program raskin ini. Responden lainnya sebanyak 17 orang 25,38, tidak menghadiri sosialisasi karena mereka memiliki kesibukan dan mencari nafkah. Pengetahuan Responden Tentang Kesimpulan Sosialisasi Program Raskin Berdasarkan pertanyan kehadiran responden dalam menghadiri sosialisasi responden yang menjawab menghadiri sosialisasi sebanyak 50 orang. Dapat diketahui sebnyak 37 orang mengetahui hasil sosialisasi program raskin tersebut dan sebanyak 13 orang tidak mengetahui dari hasil sosialisasi yang dibuat oleh pihak kepala lingkungan kerena tingkat pendidikan para responden yang cukup rendah dan adanya responden yang mengikuti sosialisasi buta huruf. Universitas Sumatera Utara Sikap Responden Apabila Tidak Menghadiri Sosialisasi Program Raskin Berdasarkan pertanyan kehadiran responden dalam menghadiri sosialisasi responden yang tidak menghadiri sosialisasi sebanyak 17 orang. Dapat diketahui sebanyak 2 orang berusaha untuk mengetahui hasil sosialisasi dengan bertanya kepada tetangga atau kepada kepala lingkungan dan sebanyak 15 orang tidak berusaha untuk mengetahui hasil sosialisasi yang dilakukan didaerah mereka. Tabel 5.37 Keikutsertaan Responden Sejak Adanya Program Raskin No Keikutsertaan responden Frekuensi 1 2 Langsung menjadi peserta Sejak tahun 2004 Sejak tahun 2006 Sejak tahun 2008 Tidak langsung menjadi peserta 65 15 4 14 66,33 15,30 4,08 14,29 Jumlah 98 100 Sumber: Kuesioner 2011 Tabel 5.37 menjelaskan apakah responden langsung menjadi peserta program raskin semenjak program tersebut dilaksanakan ditempat tinggal mereka. Sebanyak 84 responden langsung menjadi peserta program raskin, yaitu sebanyak 65 responden 66,33 menjadi peserta raskin semenjak tahun 2004, sebanyak 15 responden 15,30 menjadi peserta raskin sejak tahun 2006, dan 4 responden 4,08 menjadi peserta program raskin sejak tahun 2008. Responden lainnya sebanyak 14 orang Universitas Sumatera Utara 14,29 tidak langsung menjadi peserta program raskin, hal ini disebabkan mereka tidak mempunyai kartu keluarga dari kelurahan. Tabel 5.38 Frekuensi Mendapatkan Raskin No Kategori Frekuensi 1 2 Selalu mendapatkanmemperoleh Tidak memperoleh 76 22 77,55 22,45 Jumlah 98 100 Sumber: Kuesioner 2011 Berdasarkan tabel 5.38 dapat dilihat apakah setiap dilakukan pembagian raskin, keluarga responden selalu mendapatkannya. Responden yang selalu memperoleh raskin adalah sebanyak 76 orang 77,55 dan responden lainnya yang tidak memperoleh raskin adalah sebanyak 22 orang 22,45. Ibu Ida 35 tahun mengungkapkan, “Terkadang saya belum punya uang untuk membeli beras, jadi tidak bisa membelinya. Padahal kalau tidak diambil beras dalam waktu dua hari, beras tidak dapat diambil lagi”. Tabel 5.39 Sikap Responden Dalam Mencari Tahu Informasi Tentang Program Raskin No Sikap Responden Frekuensi 1 2 Selalu aktif Tidak aktif 88 10 89,80 10,20 Jumlah 98 100 Sumber: Kuesioner 2011 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.39 memperlihatkan keaktifan responden dalam mencari tahu mengenai program raskin. Responden yang selalu aktif mencari tahu tentang program raskin adalah sebanyak 88 responden89,80 sedangkan responden yang tidak aktif mencari tahu adalah sebanyak 10 responden 10,20. Responden yang aktif mencari tahu mengenai program raskin biasanya bertanya kepada tetangga, kepala lingkungan, maupun pegawai kelurahan. Tabel 5.40 Pernah Tidaknya Terjadi Penyimpangan Dalam Pelaksanaan Program Raskin No Kategori Frekuensi 1 2 Pernah Tidak pernah 21 77 21,43 78,57 Jumlah 98 100 Sumber: Kuesioner 2011 Tabel 5.40 memperlihatkan sebanyak 21 orang 21,43 menjawab pernah mengetahui adanya penyimpangan dalam pelaksanaan raskin. Sebanyak 78 orang responden 78,57 menjawab tidak pernah mengetahui adanya penyimpangan dalam pelaksanaan raskin. Penyimpangan yang terjadi seperti diungkapkan oleh responden antara lain adanya penerima raskin yang tidak memiliki kartu RTM, adanya raskin yang dijual di toko, dan beberapa penerima raskin adalah orang yang yang memiliki kondisi ekonomi baik berkecukupan. Universitas Sumatera Utara i = interval kelas H = nilai tertinggi L = nilai terendah dndah K = banyak kelas

5. 3 Responden Masyarakat Terhadap Program Beras Untuk Keluarga

Miskin Dengan Menggunakan Skala Likert Setelah dianalisis secara kualitatif tentang respon masyarakat terhadap program beras untuk keluarga miskin, pada bagian ini variabel yang sama akan dianalisis secara kuantitatif melalui pemberian skor dengan menggunakan skala Likert. Pemberian skor data dilakukan mulai respon yang negatif menuju respon yang positif, yakni: a. Skor tidak setuju negatif adalah -1 b. Skor kurang setuju netral adalah 0 c. Skor setuju positif adalah 1 Untuk mendapatkan hasil respon masyarakat terhadap program beras untuk keluarga miskin dilakukan melalui pemberian skor berdasarkan tiga variabel, yaitu pengetahuan, sikap dan partisipasi. Dari jawaban responden yang telah dianalisis, kemudian dapat diklasifikasikan apakah pengetahuan, sikap, dan partisipasinya positif atau negatif dengan menentukan interval kelas seperti terlihat pada uraian di bawah ini: K L H i − = 3 1 1 − − = 3 2 = = 0,66 Universitas Sumatera Utara Maka dapat ditentukan kategori pengetahuan, sikap, dan partisipasi adalah positif atau negatif dengan adanya batasan nilai yang telah diperoleh sebagai berikut: -1 sampai dengan -0,33 = Negatif -0,33 sampai dengan 0,33 = Netral 0,33 sampai dengan 1 = Positif

5. 3. 1 Pengetahuan Masyarakat Terhadap Program Beras Untuk Keluarga Miskin

Persepsi merupakan suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya baik lewat penglihatan, pendengaran, perasaaan, dan penciuman. Kunci dalam memahamipersepsi adalah terlerak pada pengenalan bahwa persepsi itu merupakan suatu penafsiran yang unil terhadap situasi dan bukannya suatu pencatatan yang benar terhadap situasi. Thoha, 1992: 138. Pengetahuan Masyarakat Terhadap Program Beras Miskin Untuk Keluarga Miskin Sebanyak 60 orang 61,22 memiliki pengetahuan positif terhadap program raskin. Hal ini menunjukka n bahwa responden mengerti arti program raskin, tata cara 0,33 1 -1 -0,33 -0,66 0,66 negatif netral positif Universitas Sumatera Utara mendaftarkan menjadi peserta, harga dan kuota raskin, serta tujuan dan manfaatnya bagi kehidupan mereka. Responden yang memiliki pengetahuan netral sebanyak 1 orang 1,03. Hal ini terlihat dari responden yang tidak mengetahui tata cara menjadi peserta program raskin dan menyerahkan keikutsertaan keluarga kepada kepala lingkungan. Kesibukan dan pekerjaan responden merupakan alasan mengapa mereka kurang memahami program ini. Sedangkan responden yang mempunyai pengetahuan negatif terhadap program raskin sebanyak 37 orang 37,75. Hal ini diakibatkan kurangnya informasi tentang program raskin sehingga responden kurang memahami arti, tujuan dan manfaat dari program tersebut. Untuk mengetahui apakah pengetahuan masyarakat tersebut termasuk respon positif atau negatif, maka dilakukan analisis dengan memberikan nilai 1 pada respon positif, nilai 0 untuk respon netral, dan nilai -1 untuk respon negatif, lalu dibagi dengan jumlah total responden. Dari hasil akhir dapat dilihat apakah partisipasi positif atau negatif dengan adanya batasan nilai pada skala likert. Pengetahuan positif: 60 x 1 = 60 Pengetahuan netral : 1x 0 = 0 Pengetahuan negatif : 37 x -1 = -37 = 2398 = 0,39 pengetahuan positif karena berada diantara 0 sampai dengan 0,33 Universitas Sumatera Utara

5.3.2 Sikap Masyarakat Terhadap Program Beras Miskin Untuk Keluarga Miskin

Sikap merupakan sikap yang muncul dapat berupa positif yakni cenderung menyenangi, mendekati, mengharapkan suatu objek atau sifat negatif yakni menghindari, membenci suatu objek Adi, 2000:178. Sikap Masyarakat Terhadap Program Beras Miskin Untuk Keluarga Miskin Sebanyak 83 orang responden 84,69 memiliki sikap positif terhadap program beras untuk keluarga miskin. Beberapa aspek yang mempengaruhi munculnya sikap positif masyarakat karena responden merasa program raskin merupakan kepedulian pemerintah terhadap masyarakat miskin. Ditengah tingginya biaya hidup, kehadiran raskin ini sangat membantu masyarakat miskin sehingga menciptakan sikap positif bagi masyarakat Kelurahan Belawan I. Responden yang memiliki sikap netral sebanyak 12 orang 12,24. Hal ini karena responden menganggap pelaksanaan program raskin belum baik, tetapi juga tidak buruk. Hal ini disebabkan oleh pihak program raskin yang tidak melakukan kelanjutan dari sosialisasi raskin karena banyaknya masyarakat yang kurang memahami tentang program ini. Responden yang memiliki sikap negatif terhadap program beras untuk keluarga miskin sebanyak 3 orang 3,07. Responden melihat perlu peningkatan jumlah beras karena banyak masyarakat yang merasa jatah maksimum 15 kgbulankk masih kurang. Kebutuhan akan beras kurang terpenuhi dengan adanya program raskin karena kebutuhan pangan yang tinggi, hal ini disebabkan jumlah anggota keluarga responden yang banyak, serta kondisi ekonomi keluarga yang miskin. Universitas Sumatera Utara Sikap masyarakat tersebut termasuk respon positif atau negatif dapat dianalisis dengan memberikan nilai 1 pada respon positif, nilai 0 untuk respon netral, dan nilai -1 untuk respon negatif, lalu dibagi dengan jumlah total responden. Hasil akhir kemudian dikelompokkan apakah termasuk sikap positif atau negatif dengan adanya batasan nilai pada skala likert. Sikap positif: 83 x 1 = 83 Sikap netral : 12 x 0 = 0 Sikap negatif : 3 x -1 = -3 = 8098 = 0,80 sikap positif karena berada diantara 0,33 sampai dengan 1.

5.3.3 Partisipasi Masyarakat Terhadap Program Beras Miskin Untuk Keluarga Miskin

Partisipasi adalah suatu proses sikap mental dimana orang-orang atau anggota masyarakat aktif menyumbang kreatifitas dan inisiatifnya dalam usaha meningkatkan kualitas hidupnya. Partisipasi Masyarakat Terhadap Program Beras Miskin Untuk Keluarga Miskin Sebanyak 69 responden 70,41 memiliki partisipasi yang positif terhadap program beras untuk keluarga miskin. Responden merasa program raskin ini sangat Universitas Sumatera Utara membantu kehidupan ekonomi mereka, maka responden selalu berpartisipasi aktif di dalam musyawarah ataupun sosialisasi program raskin. Responden yang berpartisipasi dengan netral sebanyak 5 orang 5,11. Responden dalam kategori ini menerima baik program beras untuk keluarga miskin akan tetapi mempunyai kesibukan atau pekerjaan yang sulit ditinggalkan, yang menyebabkan mereka jarang berpartisipasi. Responden yang mempunyai partisipasi negatif sebanyak 24 orang 24,48. Hal ini diakibatkan oleh tingkat ekonomi masyarakat yang cukup rendah sehingga mengharuskan mereka untuk bekerja sepanjang hari sehingga tidak begitu memiliki waktu untuk mengikuti musyawarah atau sosialisasi program raskin seperti ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan program. Kemudian dapat dianalisis apakah partisipasi masyarakat tersebut termasuk respon positif atau negatif, dengan memberikan nilai 1 pada respon positif, nilai 0 untuk respon netral, dan nilai -1 untuk respon negatif, lalu dibagi dengan jumlah total responden. Dari hasil akhir dapat dilihat apakah partisipasi positif atau negatif dengan adanya batasan nilai pada skala likert. Partisipasi positif: 69 x 1 = 69 Partisipasi netral : 5 x 0 = 0 Partisipasi negatif : 24 x -1 = -24 = 4598 = 0,34 partisipasi positif karena berada diantara 0,33 sampai dengan 1. Universitas Sumatera Utara

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dari hasil analisa data, maka dapat disimpulkan bahwa respon masyarakat terhadap program beras untuk keluarga miskin dapat dilihat dari tiga variabel, yaitu : 1. Pengetahuan Berdasarkan hasil analisa dapat diketahui bahwa responden memiliki pengetahuan adalah positif terhadap program raskin dengan nilai 0,39 2. Sikap Sikap masyarakat terhadap program raskin adalah positif dengan nilai 0,80 3. Partisipasi Hasil analisa data menunjukkan responden memiliki parsipatisi positif terhadap program raskin dengan nilai 0,34 4. Secara Keseluruhan Maka dapat dilihat secara rata-rata respon masyarakat adalah positif dengan nilai 0,39 + 0,80 + 0,343 = 0,51. Universitas Sumatera Utara

6.2 Saran