Peningkatan Prestasi belajar Pembahasan

pada akhir siklus jika setiap kelompok mampu menjawab pertanyaan dari guru. Hal ini merupakan kompetisi antar kelompok dalam menjawab pertanyaan dari guru. Kelompok yang mendapatkan poin paling banyak akan mendapatkan reward dari guru. Hal ini sejalan dengan pendapat Huda 2014:116 yang menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model pembelajaran yang melibatkan kompetisi antar tim. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Sehingga, siswa dapat terlibat langsung dan aktif di dalam pembelajaran.

4.2.3 Peningkatan Prestasi belajar

Penelitian peningkatan prestasi belajar telah dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Sarikarya tahun pelajaran 20152016. Instrumen penelitian untuk variabel prestasi belajar yaitu soal pilihan ganda. Soal pilihan ganda dikerjakan oleh siswa pada akhir siklus I yaitu pada hari Rabu, 11 November 2015 dan siklus II pada hari Rabu, 18 November 2015. Tabel 4.9 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa No. Nama Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2 Nilai Nilai Keterangan Nilai Keterangan 1. Dn Tuntas 85 Tuntas 75 Tuntas 2. Ssa Tuntas 80 Tuntas 80 Tuntas 3. Dvn Tuntas 75 Tuntas 90 Tuntas 4. Ggh Tuntas 70 Tuntas 85 Tuntas 5. Tfk Tuntas 85 Tuntas 65 Tuntas 6. Syf Tuntas 95 Tuntas 85 Tuntas 7. Li Tuntas 60 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas 8. Hm Tidak Tuntas 85 Tuntas 90 Tuntas 9. Gtr Tuntas 75 Tuntas 65 Tuntas 10. Ade Tuntas 90 Tuntas 90 Tuntas 11. Shb Tuntas 85 Tuntas 90 Tuntas 12. Dn Tidak Tuntas 90 Tuntas 85 Tuntas 13. Irf Tidak Tuntas 30 Tidak Tuntas 55 Tidak Tuntas 14. Bgs Tuntas 55 Tidak Tuntas 75 Tuntas 15. Ev Tuntas 85 Tuntas 85 Tuntas 16. Azf Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas 75 Tuntas 17. Ald Tuntas 45 Tidak Tuntas 65 Tuntas 18. Kfk Tuntas 90 Tuntas 90 Tuntas 19. Nv Tidak Tuntas 90 Tuntas 85 Tuntas 20. Bln Tuntas 65 Tuntas 60 Tidak Tuntas 21 Tidak Tuntas 22 Tuntas 23 Tidak Tuntas 24 Tuntas 25 Tuntas 26 Tuntas 27 Tidak Tuntas Jumlah 1.826 1.500 1.550 Rata-rata 67,6 74,75 77,5 Persentase Tuntas 75 85 Persentase Tidak Tuntas 25 15 Dari Tabel 4.9 nilai yang diperoleh pada siklus I sebesar 74,75. Dari hasil yang diperoleh ada 15 siswa dengan persentase 75 sudah mencapai KKM, dan ada 5 siswa dengan persentase 25 belum mencapai KKM. Nilai KKM yang sudah ditentukan yaitu 65. Data prestasi belajar siswa pada siklus II memperoleh rata-rata sebesar 77,5 Dari hasil yang diperoleh ada 17 siswa dengan persentase 85 sudah mencapai KKM dan 3 siswa dengan persentase 15 belum mencapai KKM. Nilai KKM yang sudah di tentukan yaitu 65. Hasil prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Sarikarya pada siklus I mengalami peningkatan dari kondisi awal. Kondisi awal menunjukkan rata-rata nilai ulangan sebesar 67,6 dan jumlah siswa yang dapat memenuhi KKM adalah 70,4 . Dari data tersebut dapat dilihat pada gambar 4.2 tentang persentase siswa yang mencapai KKM pada kondisi awal sebagai berikut: Gambar 4.2 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kondisi Awal Setelah peneliti melakukan tindakan pada siklus 1 dengan menggunakan Pembelajaran Kooperatif tipe STAD. Memperoleh data rata –rata nilai soal evaluasi sebesar 74,75. Pada siklus I, jumlah siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 15 siswa dengan persentase 75, dan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 5 siswa dengan persentase 25. Dari data tersebut dapat digambarkan pada diagram berikut ini: 70,40 29,60 Kondisi Awal Siswa yang mencapai KKM Siswa yang belum mencapai KKM Gambar 4.3 Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Siklus I Peneliti melakukan tindakan pada siklus II dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Memperoleh data rata-rata nilai soal evaluasi sebesar 77,5. Pada siklus II, jumlah siswa yang sudah mencapai KKM sebanyak 17 siswa dengen persentase 85, dan siswa yang belum mencapai KKM sebanyak 3 siswa dengan persentase 15. Dari data tersebut dapat digambarkan pada diagram berikut ini: Gambar 4.4 Persentase Pencapaian KKM Siklus 2 Peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA dapat dilihat dari hasil soal evaluasi dan persentase siswa yang tuntas KKM. KKM di SD Negeri Sarikarya yaitu 65. Siswa yang dinyatakan tuntas KKM apabila nilai siswa mencapai KKM atau lebih dari KKM. Hasil rata-rata prestasi belajar siswa pada 85 15 Siklus 2 Siswa yang mencapai KKM Siswa yang belum mencapai KKM 75 25 Siklus 1 Siswa yang mencapai KKM Siswa yang belum mencapai KKM kondisi awal yaitu 67,6 dengan persentase ketuntasan sebesar 70,4. Setelah diberi tindakan pada siklus I, prestasi belajar siswa mengalami peningkatan. Hasil rata-rata prestasi belajar siswa pada siklus I yaitu 74,8 dengan persentase ketuntasan sebesar 75. Hasil pada siklus I mengalami peningkatan pada siklus II. Hasil rata-rata prestasi belajar siswa pada siklus II yaitu 77,5 dengan persentase ketuntasan sebesar 85. Hasil peningkatan prestasi belajar siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Table 4.10 Data Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Secara Keseluruhan Variabel Indikator Penelitian Kondisi Awal Siklus I Siklus II Target Capaian Target Capaian Prestasi Belajar Nilai rata-rata siswa 67,6 70 74,75 75 77,5 Persentase ketuntasan KKM = 65 70,4 72 75 80 85 Berdasarkan tabel 4.10 tentang peningkatan prestasi belajar siswa, dapat dilihat peningkatan prestasi belajar dari kondisi awal ke siklus I dan siklus II. Nilai rata-rata siswa selalu mengalami peningkatan dari kondisi awal sampai siklus II. Hasil rata-rata prestasi belajar siswa pada kondisi awal yaitu 67,6. Setelah diberi tindakan pada siklus I, prestasi belajar siswa mengalami peningkatan. Hasil rata-rata prestasi belajar siswa pada siklus I yaitu 74,75. Hasil pada siklus I mengalami peningkatan pada siklus II. Hasil rata-rata prestasi belajar siswa pada siklus II yaitu 77,5. Dari data yang diperoleh peneliti, guru harus mampu mengelola kelas dengan baik sehingga antar anggota kelompok dapat bekerjasama agar hasil belajar di dalam kelompok dapat maksimal. Hal ini sejalan dengan pendapat Isjoni 2013:74 yang menyatakan bahwa model PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pembelajaran kooperatif tipe STAD menekankan pada aktivitas siswa dan interaksi siswa dalam kelompok untuk saling memotivasi dan membantu dalam penguasaan materi untuk mencapai prestasi belajar yang maksimal. Dari data tersebut dapat digambarkan peningkatan nilai rata-rata prestasi belajar siswa dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II pada diagram berikut: Gambar 4.5 Peningkatan Rata-rata Nilai Prestasi Belajar Siswa Pada gambar 4.5 tentang peningkatan prestasi belajar, dapat disimpulkan pelaksanaan siklus I dan siklus II sudah mencapai target yang sudah ditentukan oleh peneliti. Hasil persentase ketuntasan prestasi belajar siswa pada kondisi awal sebesar 70,4. Setelah diberi tindakan pada siklus I, prestasi belajar siswa mengalami peningkatan. Hasil persentase ketuntasan prestasi belajar siswa pada sebesar 75. Hasil pada siklus I mengalami peningkatan pada siklus II. Hasil persentase ketuntasan prestasi belajar siswa sebesar 85. Maka dapat disimpulkan bahwa, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas IV SD Negeri Sarikarya mengalami peningkatan persentase ketuntasan prestasi belajar siswa dari 70,4 tinggi menjadi 85 tinggi. Peningkatan prestasi belajar pada setiap siklus disebabkan oleh beberapa hal seperti: bekerjasama menyelesaikan tugas di dalam kelompok dan mengerjakan 60 65 70 75 80 kondisi awal siklus 1 siklus 2 67,6 74,8 77,5 kondisi awal siklus 1 siklus 2 soal secara individu untuk meningkatkan pemahaman siswa. Maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas IV SD Negeri Sarikarya mengalami peningkatan persentase ketuntasan prestasi belajar siswa dari 70,4 menjadi 85. Gambar 4.6 Peningkatan Persentase Ketuntasan Prestasi Belajar Berdasarkan pembahasan tentang keaktifan dan prestasi belajar siswa setiap siklus dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 4.11 Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Variabel Indikator Penelitian Kondisi Awal Siklus I Siklus II Target Capaian Target Capaian Keaktifan Belajar Skor keaktifan belajar 0-100 53,67 Rendah 65 Sedang 66,45 Tinggi 70 Tinggi 76,38 Tinggi Prestasi Belajar Nilai rata-rata siswa 67,6 70 74,75 75 77,5 Persentase ketuntasan KKM = 65 70,4 72 75 80 85 Berdasarkan tabel di atas, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa. 0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2 70,40 75 85 Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2 Peningkatan prestasi belajar terjadi karena, belajar dalam kelompok membuat siswa memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Selain itu guru memberikan penghargaan kelompok yang membuat kelompok termotivasi dalam memperoleh nilai yang maksimal. Hal ini sesuai dengan pendapat Taniredja 2014:64 yang menyatakan bahwa, STAD menekankan pada aktifitas dan interaksi antara siswa untuk saling memotivasi dan membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai prestasi yang maksimal. Prestasi belajar dapat dilihat dengan perolehan nilai kuis yang dilakukan. Perolehan nilai kuis setiap anggota menentukan skor yang didapatkan oleh kelompok. Berdasarkan uraian dan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk kelas IV SD Negeri Sarikarya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Sarikarya pada mata pelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Upaya peningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: penyampaian tujuan, pembagian kelompok, penyampaian materi, belajar di dalam kelompok, pemberian kuis, dan pemberian penghargaan. 2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan belajar dalam pembelajaran IPA siswa kelas IV SD Negeri Sarikarya tahun pelajaran 20152016. Hal ini tampak dari peningkatan keaktifan belajar siswa, dari kondisi awal 53,67 rendah, pada siklus I menjadi 66,45 tinggi dan pada siklus II meningkat menjadi 76,38 tinggi. 3. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini nampak pada peningkatan nilai ulangan siswa dari kondisi awal 67,6, dengan persentase siswa

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Peningkatan kerjasama dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Weroharjo melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD tahun ajaran 2016/2017.

0 0 232

Peningkatan kerjasama dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Karangmloko 1 tahun pelajaran 2016/2017 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

0 0 2

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA pada siswa kelas IV A SD Negeri Tlacap melalui penerapan model pembelajaran kooperatif Tipe STAD.

2 14 384

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas VB SD K Sengkan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

0 1 304

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas V B SD Negeri Tlacap melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

1 2 314

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas V SD Negeri Ungaran 1 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

0 7 402

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Nanggulan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

0 2 305

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD N Petinggen melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

1 1 355

Peningkatan kerjasama dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Weroharjo melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD tahun ajaran 2016 2017

0 0 230