KONSEP PERANCANGAN ”GEDUNG PAGELARAN MUSIK KLASIK DI SURABAYA”.

59

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Dalam sebuah proses perancangan, diperlukan adanya analisa dan pembuatan konsep yang didasari atas hasil analisa yang di dalamnya terdapat penyelesaian – penyelesaian terhadap permasalahan yang ada tersebut. Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai analisa dan konsep rancangan yang diinginkan pada proyek Gedung Pagelaran Musik Klasik di Surabaya untuk direalisasikan pada rancangan tersebut.

5. 1. Konsep Dasar Rancangan

Saat orang berpikir tentang arsitektur klasik, umumnya mereka berpikir sebuah bangunan yang terbuat dari kayu, batu, dll. Dalam beberapa kasus hal tersebut benar, namun arsitektur klasik juga banyak memiliki napas modern dan desain gedung yang rumit. Misalnya, atap, tiang, bahkan struktur batu atau marmer dibuat dengan detail sempurna. Dan musik klasik lahir dari budaya Eropa dan di golongkan melalui periodisasi tertentu. Konsep dasar rancangan di dapat dari sebuah tema rancang yang ingin dihadirkan, yaitu digunakan sebagai tolak ukur dasar dalam perancangan. Dalam konsep perancangan ini yang digunakan sebagai konsep dasar adalah Arsitektur Klasik. Karena fakta dari sebuah musik klasik sendiri adalah musik yang lahir dari budaya Eropa, sedangkan budaya Eropa sendiri banyak menggunakan arsitektur klasik. Ciri dari arsitektur klasik adalah diadopsi dalam bangunan-bangunan modern. Pilar-pilar besar, bentuk lengkung di atas pintu, atap kubah, dsb.

5. 2. Konsep Bentuk

Bentuk bangunan diaplikasikan berdasarkan dari ciri – ciri arsitektur klasik. Konsep bentuk pada auditorium utama tersebut adalah bentuk tapal kuda yang cocok untuk kegiatan pertunjukan musik, khususnya musik klasik. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 60

5. 3. Konsep Tampilan

Tampilan bangunan tetap tidak meninggalkan dari fungsi dan pengguna bangunan ini dimana fungsi bangunan yaitu sebagai gedung pertunjukan musik. Untuk membuat tampilan bangunan yang sesuai dengan konsep rancangan maka pada bagian depan bangunan ada beberapa pilar – pilar besar dan juga peletakan material jendela yang monoton. Agar terlihat mewah pada bangunan maka pilar – pilar tersebut menjulang tinggi langsung ke lantai 2. Gambar 5. 1. Tampak depan bangunan Melalui analisa bentukan yang sesuai dengan konsep rancangan pada bagian entrance ada beberapa pilar – pilar besar . Pada bagian atap bangunan barbentuk sejanis kubah dan level dari lantai 1 ke lantai 2 cukup tinggi, agar terlihat megah pada bangunan. Simetris juga termasuk dari salah satu ciri – ciri dari arsitektur klasik. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 61

5. 4. Konsep Sirkulasi

Pada konsep sirkulasi Gedung Pagelaran Musik Klasik di Surabaya ini terbagi menjadi dua sirkulasi yaitu sebagai berukut :  Sirkulasi ruang luar Sirkulasi pengunjung pada ruang luar menggunakan sirkulasi linier yang diterapkan dengan penggunaan satu pintu masuk dan satu pintu keluar keluar.  Sirkulasi ruang dalam Pola sirkulasi yang digunakan untuk mengarahkan pengunjung sesuai aktifitasnya terbagi menjadi 2 macam sirkulasi yaitu: a. Sirkulasi horizontal, menggunakan sirkulasi radial. Sistem sirkulasi radial memadukan unsur-unsur sistem sirkulasi terpusat dan linier. b. Sirkulasi vertikal, menggunakan tangga. 5. 5. Konsep Ruang Dalam Interior Pola ruang dalam pada Gedung pertunjukan Musik di Surabaya terdiri dari beberapa fungsi ruang yang berbeda, yaitu dibedakan antara Fasilitas utama, fasilitas penunjang dan fasilitas servis.

5. 6. Konsep Ruang Luar

Penyelesaian ruang luar antara lain dengan penggunaan vegetasi tanaman baik seperti pohon-pohon besar dan perdu maupun vegetasi tambahan, dan juga penggunaan unsur air seperti pada area kolam sebagai pembatas. Fasilitas Utama Fasilitas penunjang Fasilitas servis Keterangan : Gambar 5. 2. Pola ruang dalam Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 62

5. 7. Konsep Struktur

Sistem Struktur yang direncanakan memakai sistem grid pada penataan kolom dan balok. Konstruksi yang digunakan pada kolom dan balok adalah beton bertulang. Sedangkan pada atap menggunakan sistem struktur rangka batang dan atap dack. Material seperti kaca dan pilar - pilar juga dipergunakan untuk memperkuat identitas bangunan yang juga menunjukan metode perancangan yang diangkat yaitu arsitektur klasik.

5. 8. Konsep Mekanikal Elektrikal A. Sistem Aliran Listrik

Listrik mutlak diperlukan sebagai kelangsungan kegiatan yang terus menerus pada Gedung Pagelaran Musik Klasik di Surabaya ini. Untuk itu disamping menggunakan aliran listrik dari PLN, disediakan pula alternatif generator set genset, apabila terjadi pemadaman listrik dari PLN. Penempatan genset disesuaikan sehingga tidak menimbulkan kebisingan yang dapat mengganggu aktifitas dalam Gedung Pagelaran Musik Klasik di Surabaya.

B. Sistem Penghawaan

Sistem Penghawaan yang secara khusus hanya dibuat untuk ruang – ruang pada studio latihan, ruang auditorium, dll. Untuk auditorium maupun ruang yang mendukung menggunakan AC central, sedangkan untuk ruang kantor pengelola menggunakan AC split. Pemakaian jenis AC ini dipertimbangkan dengan :  Kebisingan yang timbul AC dapat dihindarkan  Pemeliharaan dan maintenance lebih mudah  Biaya operasional lebih efisien.

C. Sistem Pencegahan Bahaya Kebakaran

Gedung Pagelaran Musik Klasik di Surabaya ini merupakan gedung dengan fungsi bangunan umum yang melibatkan banyak pelaku aktifitas, maka Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 63 haruslah direncanakan keamanan terhadap bahaya kebakaran dengan digunakannya sistem pencegahan kebakaran yang dapat mengamankan manusia. Adapun cara pencegahan dan penanggulangan terhadap bahaya kebakaran antara lain adalah :  Perencanaan terhadap pemilihan bahan material yang tidak mudah terbakar dan penyebaran apinya lambat.  Merencanakan pintu darurat dan sirkulasinya.  Menyediakan peralatan pemadam kebakaran pada tempat – tempat umum yang mudah dilihat dan ditemukan, seperti : a. Sprinkler dengan smoke detektor yang bekerja secara otomatis dengan membunyikan fire alarm, yang ditempatkan pada masing – masing ruang dalam. b. Fire Extinguiser khususnya pada ruang dapur, mekanikal elektrikal atau ruang - ruang yang terdapat aliran listrik. c. Fire Hydrant yang ditempatkan pada ruang luar dengan sumber air yang berasal dari pipa induk PDAM serta tanki – tanki air. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 64

BAB VI APLIKASI PERANCANGAN