PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA SWASTA AL-ULUM MEDAN T.P 2015/2016.
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI
POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II
SMA SWASTA AL-ULUM MEDAN T.P 2015/2016
Oleh :
Fitrah Yani Pasaribu
4121121014
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
i
ii
RIWAYAT HIDUP
Penulis yang bernama lengkap Fitrah Yani Pasaribu dilahirkan di Medan,
Sumatera Utara pada tanggal 09 Maret 1994. Ayah bernama Marayasin Pasaribu
dan Ibu bernama Sri mulyani. Penulis merupakan anak pertama dari dua
bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk SD Min Sei Agul Medan dan lulus
pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan ke MTS Swasta Al-ulum
dijalan Amaliun Medan dan lulus tahun 2009. Pada 2009, penulis melanjutkan
sekolah ke MAS Plus Al-ulum yang terletak dijalan Amaliun Medan dan lulus
pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis di terima di program studi pendidikan
Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Medan dan tamat Oktober 2016. Penulis mengikuti organisasi HMI (himpunan
mahasiswa islam) dan penulis menjabat sebagai wakil bendahara umum HMI
pada tahun 2015.
iii
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI
POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II
SMA SWASTA AL-ULUM MEDAN T.P 2015/2016
Fitrah Yani Pasaribu (NIM 4121121014)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem
based learning terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa kelas X semester
II pada materi Suhu dan Kalor di SMA Swasta Al-ulum Medan T.P. 2015/2016.
Jenis penelitian ini adalah quasi experiment. Populasi dalam penelitian
adalah seluruh siswa kelas X SMA Swasta Al-ulum Medan T.P. 2015/2016.
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan
mengambil 2 kelas sampel yaitu kelas X5 sebagai kelas eksperimen dan kelas X6
sebagai kelas kontrol. Untuk memperoleh data yang digunakan dalam penelitian
ini digunakan tes kemampuan pemecahan masalah yakni tes uraian yang terdiri
dari 10 item yang telah divalid kan oleh validator. Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis varians satu jalur. Setelah diberikan perlakuan yang
berbeda, kelas eksperimen dengan model problem based learningdan kelas
kontrol dengan pembelajaran konvensional, diperoleh hasil postes dengan hasil
rata-rata kelas eksperimen 67,60 dan kelas kontrol 54,81.
Hasil penelitian diperoleh dari perhitungan ANAVA 1x1 dengan
menggunakan SPSS 16.0 diperoleh taraf signifikan 0,000 dimana nilai ini lebih
kecil dari signifikan diperoleh sebesar 0,05 dengan Fhitung > Ftabel yaitu 19.153 >
3,96, Maka Ho ditolak Ha diterima dengan kata lain bahwa kemampuan
pemecahan masalah menunjukan model problem based learning di kelas
eksperimen lebih baik dibadingkan model pembelajaran konvensional di kelas
kontrol, berarti ada pengaruh yang signifikan dengan model problem based
learning terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa kelas X semester II pada
materi pokok Suhu dan Kalor di SMA Swasta Al-ulum Medan T.P. 2015/2016.
Kata kunci: Problem based learning, Kemampuan Pemecahan Masalah
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat
dan karunia-Nya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, skripsi
berjudul “Pengaruh model Problem based Learning terhadap kemampuan
pemecahan masalah siswa pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X SMA
Swasta Al-Ulum Medan
T.P 2015/2016”, disusun untuk memperoleh gelar
sarjana pendidikan di jurusan fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada bapak
Winsyahputra Ritonga, S.Pd, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal sampai
dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga di sampaikan
kepada bapak Drs. Juniar Hutahaean, M.Si, bapak Karya Sinulingg, M.Si, dan
bapak Drs. Rappel Situmorang, M.Si, selaku dosen pembanding yang telah
memberikan masukan dan saran-saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi
ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada ibu Dr. Eva Marlina
Ginting, M. Si selaku dosen pembimbing Akademik dan, Alkhafi Maas Siregar,
M.Si selaku ketua jurusan Fisika dan bapak Drs. Juru Bahasa Sinuraya, M.Pd
selaku ketua prodi pendidikan Fisika, juga kepada seluruh bapak dan ibu dosen
beserta staf dan pegawai jurusan fisika FMIPA UNIMED yang telah banyak
membantu penulis. Ucapan terima kasih di sampaikan juga kepada Bapak
Dr.Asrin Lubis, M.Pd selaku dekan FMIPA Unimed.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda Marayasin
Pasaribu, dan Ibunda Sri mulyani yang selalu memberikan dorongan, do’a,
semangat dan dana kepada saya selama menyelesaikan studi di Unimed, juga
teristimewa kepada adik kandung Ridho Setiawan Pasaribu yang selalu memberi
semangat kepada saya sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini. Juga
teristimewa saya ucapkan terima kasih kepada semua teman-teman kelas Fisika
Pendidikan B 2012 dan terkhusus Grup Genduy yang 8 serangkai yang selalu
memberi semangat serta masukan kepada saya mulai dari penyusunan sampai
v
dengan selesainya skripsi ini dan telah berjuang bersama dalam menyelesaikan
pendidikan di UNIMED dan terima kasih kepada teman saya Anju Fabrianti
Situmorang yang telah membantu saya.
Ucapan terima kasih kepada teman – teman sebimbingan skripsi Afrina
Sari Rambe, Meutia Sandra Deanika, dan Hariadi yang sama – sama berjuang
menyelesaikan skripsi kita. Terkhusus saya ucapkan terima kasih juga untuk
sahabat saya Dinie Rafiqie Sf yang telah memberi bantuan dan tidak lupa juga
saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pengurus HMI Fmipa Unimed yang
telah memberikan semangat untuk saya yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman PPL
disekolah Harapan Stabat yang memberi semangat, teristimewa untuk Putri Wira
Simpati, Novi Febriana Siahaan dan Shinta Sasmitha salah satu teman PPL
disekolah Harapan Stabat.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari isi maupun tata
bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi
sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini memperkaya khasanah ilmu
pendidikan kita.
Medan,
Agustus 2016
Penulis
Fitrah Yani Pasaribu
4121121014
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
i
ii
iii
iv
vi
ix
x
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
1.2.
Identifikasi Masalah
1.3.
Batasan Masalah
1.4.
Rumusan Masalah
1.5.
Tujuan Penelitian
1.6.
Manfaat Penelitian
1.7.
Definisi Operasional
1
4
4
5
5
6
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Kerangka Teoritis
2.1.1. Pengertian Belajar
2.1.2. Prinsip Belajar
2.1.3. Aktivitas Belajar
2.1.4. Hasil Belajar
2.2.
Model Pembelajaran
2.2.1. Pengertian Model Problem based learning
2.2.2. Ciri-ciri Problem based learning
2.2.3. Tujuan ModelProblem based learning
2.2.4. Manfaat ModelProblem based learning
2.2.5. Sintaks Model Problem based learning
2.2.6. Kelebihan dan kekurangan Problem based learning
2.2.7. Lingkungan Belajar Pada Model Problem based learning
2.2.8. Teori Belajar yang melandasi model PBL
2.3.
Kemampuan Pemecahan Masalah
2.4.
Model Pembelajaran Konvensional
2.5.
Materi Pembelajaran
2.5.1. Suhu
2.5.2. Pemuaian
8
8
9
9
11
13
14
15
15
16
18
20
28
21
22
25
25
25
26
vii
2.5.3.
2.5.4.
2.6.
2.7.
2.8.
Kalor
Perubahan Wujud Zat
Penelitian yang Relevan
Kerangka Konseptual
Hipotesis Penelitian
33
35
40
42
44
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.
Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1. Populasi Penelitian
3.2.2. Sampel Penelitian
3.3.
Variabel Penelitian
3.4.
Jenis dan Desain Penelitian
3.4.1. Jenis Penelitian
3.4.2. Desain Penelitian
3.5.
Prosedur Penelitian
3.6.
Instrumen Penelitian
3.6.1. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
3.6.2. Lembar Aktivitas
3.6.3. Lembar Angket Siswa
3.6.4. Lembar Wawancara Guru
3.7.
Validitas
3.7.1. Validitas Isi
3.8.
Teknik Analisis Data
3.8.1. Menghitung Nilai Rata-rata, Simpangan Bak, dan Varians
3.8.2. Uji Normalitas
3.8.3. Uji Homogenitas
3.8.4. Uji Hipotesis
45
45
45
45
45
46
46
46
47
49
49
50
50
50
51
51
51
51
52
53
53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Penelitian
4.1.1. Deskripsi Data Penelitian
4.1.1.1. Data Pretes KPM Kelas Eksperimen dan Kontrol
4.1.1.2. Pengujian Analisis Data
4.1.1.3. Nilai Rata-rata, Varians dan Standar Deviasi
4.1.1.4. Uji Normalitas Data Pretes
4.1.1.5. Uji Homogenitas Data Pretes
4.1.1.6. Pengujian Hipotesis Penelitian Eksperimen
4.1.2. Proses Perlakuan
4.1.2.1. Data Postes KPM Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
57
57
57
58
59
59
59
60
60
61
viii
4.1.2.2.
4.1.2.3.
4.1.2.4.
4.1.2.5.
4.1.2.6.
4.2.
Uji Normalitas Data Postest
Uji Homogenitas Data Postes
Uji Hipotesis ( Uji Anava satu jalur )
Data Hasil Kemampuan KPM melalui Butir Soal
Tahapan Tingkat KPM Pada Siswa
Pembahasan Hasil Penelitian
61
61
62
63
72
77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
5.2.
Saran
82
83
DAFTAR PUSTAKA
84
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Rancangan Pembelajaran Problem Based Learning
17
Gambar 2.2 Skala-skala Pada Berbagai Termometer
26
Gambar 2.3 Pemuaian panjang
27
Gambar 2.4 Pemuaian luas
28
Gambar 2.5 Pemuaian volume
29
Gambar 2.6 Grafik antara tekanan dan volume gas pada suhu konstan
31
Gambar 2.7 Kalor bentuk energi yang berpindah
33
Gambar 2.8 Peristiwa Perubahan Wujud
36
Gambar 2.9 Perpindahan kalor secara konveksi
39
Gambar 3.1.Skema Prosedur Penelitian
48
Gambar 4.1 Diagram Batang Data Pretest KPM
58
Kelas Eksperimen dan Kontrol
Gambar 4.2 Diagram Batang Data Postes KPM
61
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Gambar 4.3 Diagram Batang Kemampuan Memahami Masalah
74
Gambar 4.4 Diagram Batang Kemampuan Perencanaan
75
Pemecahan Masalah
Gambar 4.5 Diagram Batang Kemampuan Penyelesaian Masalah
76
Gambar 4.6 Diagram Batang Kemampuan Memeriksa Hasil
77
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Sintaks pembelajaran berdasarkan masalah
18
Tabel 2.2 Konversi Skala Termometer
26
Tabel 2.3 Koefisien Pemuaian Berbagai Zat
28
Tabel 2.4 Sifat-Sifat Wujud Zat
35
Tabel 2.5 Perubahan Wujud Zat
36
Tabel 2.6 Penelitian yang Relevan
39
Tabel 3.1 Two group pretest - postest design
46
Tabel 3.2 Tabel Kisi - Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
49
Tabel 3.3. Kriteria Tuntas/Tidak Tuntas Hasil Belajar Siswa
50
Tabel 3.4. Langkah-langkah analisis Varians (ANAVA) 1 jalur
55
Tabel 4.1 Data pretes KPM
57
Tabel 4.2 Nilai Rata – Rata, Varians dan Standar Deviasi
59
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data Pretes
59
Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Data Pretes
59
Tabel 4.5 Ringkasan Perhitungan Uji t Pretes
60
Tabel 4.6 Data Postes KPM Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
61
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data Postest
62
Tabel 4.8 Hasil Homogenitas Uji Data Postest
63
Tabel 4.9 Uji Hipotesis Untuk Postest
64
Tabel 4.10 Hasil Tahapan Indikator Kemampuan Memahami Masalah
73
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
xi
Tabel 4.11 Hasil Persentase Tingkat Kemampuan Perencanaan
75
Penyelesaian Masalah
Tabel 4.12 Tingkat Kemampuan Penyelesaian Masalah
76
Tabel 4.13 Kemampuan Memeriksa Kembali
77
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 01
87
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 01
97
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 02
104
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 02
116
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 03
123
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 03
133
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 04
140
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 04
150
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa I
157
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa II
161
Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa III
165
Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa IV
169
Lampiran 9 Kisi – Kisi soal
173
Lampiran 10 Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
191
Lampiran 11 Distribusi Nilai Pretes Kelas Eksperimen
195
Lampiran 12 Distribusi Nilai Postest Kelas Eksperimen
197
Lampiran 13 Distribusi Nilai Pretes Kelas Kontrol
199
Lampiran 14 Distribusi Nilai Postest Kelas Kontrol
201
Lampiran 15 Normalitas Pretest dan Postes Kelas Eksperimen
203
Lampiran 16 Normalitas Pretest dan Postest Kelas Kontrol
206
Lampiran 17 Perhitungan Rata-rata, Varians dan Standar Devisi
209
Lampiran 18 Uji Normalitas
215
Lampiran 19 Uji Homogenitas Data Pretes dan Postest
218
xiii
Lampiran 20 Uji Kesamaan Rata-rata Pretes Uji t satu pihak
220
Lampiran 21 Uji Hipotesis Untuk Postest
223
Lampiran 22 Tabel Wilayah Luas Bawah Kurva Normal 0 ke z
239
Lampiran 23 Daftar Nilai Kritis Uji Liliefors
240
Lampiran 24 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi f
241
Lampiran 25 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t
243
Lampiran 26 Pedoman Penskoran
244
Lampiran 27 Dokumentasi
246
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu permasalahan yang saat ini sedang dialami oleh bangsa Indonesia
adalah tentang peningkatan mutu pendidikan. Hal ini berkaitan dengan bagaimana
output dari pendidikan nantinya mampu menghadapi persaingan global.
Pendidikan memegang peran penting bagi setiap negara karena pendidikan
merupakan salah satu sarana dalam pembentukan sumber daya manusia (SDM)
yang berkualitas. Kualitas pendidikan Indonesia berada diperingkat ke-64 dari 120
negara diseluruh dunia berdasarkan laporan tahunan UNESCO Education For All
Global Monotoring Report 2014. Sedangkan berdasarkan Indeks Perkembangan
Pendidikan (Education Development Index, EDI), Indonesia berada pada
peringkat ke- 69 dari 127 negara pada tahun 2011 (Usaid, 2013). Penyebab
rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia salah satunya adalah lemahnya proses
pembelajaran (Taufik, 2010).
Salah satu mata pelajaran yang memiliki nilai rendah adalah mata pelajaran
fisika. Fisika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah merupakan mata
pelajaran yang sangat berguna dan banyak memberi bantuan dalam berbagai
aspek kehidupan. Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),
yaitu suatu ilmu yang mempelajari gejala dan peristiwa atau fenomena alam serta
berusaha untuk mengungkap rahasia dan hukum alam semesta. Ada dua hal yang
berkaitan dengan fisika yang tidak terpisahkan, yaitu fisika sebagai produk
(berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori) dan fisika sebagai proses (kerja
ilmiah). Oleh karena itu, Pembelajaran fisika adalah pembelajaran yang tidak
mengabaikan hakikat fisika sebagai sains. Hakikat sains yang dimaksud meliputi
produk, proses, dan sikap ilmiah. Pembelajaran fisika seharusnya dapat
memberikan pengalaman langsung pada siswa sehingga menambah kemampuan
dalam mengkonstruksi, memahami, dan menerapkan konsep yang telah dipelajari.
Dengan demikian, siswa akan terlatih menemukan sendiri berbagai konsep
secara holistik, bermakna, otentik serta aplikatif untuk kepentingan pemecahan
1
2
masalah. Hal ini pula yang menjadi salah satu tujuan pembelajaran fisika itu
sendiri, yaitu mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis
induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk
menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik secara
kualitatif dan kuantitatif (Heriawan, 2014)
Dari informasi yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara guru fisika
dikelas X SMA Swasta Al-ulum Medan didapat bahwa minat siswa terhadap
pelajaran fisika dikatakan masih dalam masuk kategori sedang, namun banyak
siswa yang belum mampu mendapatkan hasil ulangan harian ataupun ujian
melampaui batas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang telah ditetapkan, hal
ini disebabkan karena siswa hanya menghapal rumus fisika saja, tidak memahami
konsep fisikanya dan kemampuan dasar matematika yang masih lemah. Guru
tersebut juga menambahkan bahwa berdasarkan hasil nilai dari ujian semester
ganjil yang baru dilaksanakan menujukkan bahwa hanya 30%
siswa yang
mendapatkan nilai diatas KKM yaitu 60. Selain melakukan wawancara dengan
guru fisika, pembagian angket juga dilakukan kepada siswa dalam 1 kelas
berjumlah 41 orang. Berdasarkan hasil angket diperoleh bahwa 37,5% (16 siswa)
menganggap bahwa pelajaran fisika itu biasa saja, 62,5% (25 siswa) menganggap
bahwa pelajaran fisika itu sulit, 23,7% siswa menyatakan bahwa kegiatan
pembelajaran kadang-kadang yang menggunakan alat peraga/demonstrasi yang
berhubungan dengan materi fisika.
Menurut Chi dalam sujarwanto (2014) kemampuan pemecahan masalah
merupakan aktivitas kognitif kompleks yang di dalamnya termasuk mendapatkan
informasi dan mengorganisasikan dalam bentuk struktur pengetahuan. Pada
bidang fisika, pemecahan masalah fisika berkenaan dengan konsep fisika. Faktor
yang mempengaruhi pemecahan masalah fisika adalah struktur pengetahuan yang
dimiliki siswa untuk memecahkan masalah dan karakter permasalahan. Karakter
permasalahan di antaranya ditunjukkan oleh format representasi soal yang
disajikan. Perbedaan antara siswa yang memiliki kemampuan rendah (novice) dan
tinggi (expert) dalam pemecahan masalah fisika adalah bagaimana siswa
mengorganisasi dan menggunakan pengetahuan, serta menghubungkan satu
3
konsep dengan konsep yang lain ketika memecahkan masalah. Siswa yang
memiliki kemampuan tinggi dalam pemecahan masalah fisika cenderung
menggunakan argumen kualitatif berdasarkan konsep fisika yang mendasari
masalah (deep feature), mengevaluasi solusi, dan cenderung menggunakan alat
bantu representasi. Hal sebaliknya, siswa yang memiliki kemampuan rendah
dalam pemecahan masalah fisika cenderung mengenali masalah bedasarkan sajian
masalah
(surface
feature),
tidak
melakukan
evaluasi,
dan
cenderung
menggunakan rumus dalam memecahkan masalah.
Dalam hal ini diperlukan salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan
tersebut di atas dimana proses pembelajaran ini berpusat kepada siswa, sehingga
dapat melibatkan siswa secara aktif, dan memperhatikan kemampuan siswa. Salah
satu alternatif model pembelajaran yang memungkinkan diterapkan yaitu dengan
model problem based learning. Pada model problem based learning siswa
dituntut untuk melakukan pemecahan masalah-masalah yang disajikan dengan
cara menggali informasi sebanyak-banyaknya, kemudian menganalisis dan
mencari solusi dari permasalahan yang ada. Model problem based learning
mengorientasikan siswa kepada masalah, multidisiplin, menuntut kerjasama
dalam penelitian, dan menghasilkan karya. Problem based learning tidak
dirancang untuk membantu guru menyampaikan informasi dengan jumlah besar
kepada siswa.
Berdasarkan hasil penerapan model PBL ini sebelumnya sudah diteliti oleh
beberapa peneliti seperti Fredy Tambunan (2015) menerapkan model problem
based learning di SMA Negeri 1 Bangun Purba hasil penelitian tersebut masih
sangat rendah dalam kemampuan pemecahan masalah pada siswa. Penelitian
tersebut terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa, namun dalam
pelaksanaannya peneliti tersebut hanya melihat hasil belajar siswa tanpa
memperhatikan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Sedangkan menurut
penelitian Heriawan (2014) menerapkan model creative problem based learning
terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa dengan hasil penelitian nilai ratarata kemampuan pemecahan masalah fisika siswa di kelas eksperimen 17.91
dengan kualifikasi sangat rendah sedangkan kelas kontrol 13,24 dengan
4
kualifikasi sangat rendah. Selanjutnya Dewi (2014) dengan hasil penelitian nilai
rata-rata kemampuan pemecahan masalah fisika siswa di kelas eksperimen
dinyatakan meningkat dari kelas kontrol. Dari ketiga peneliti terdahulu dapat
disimpulkan bahwa adanya pengaruh signifikan dengan model problem based
learning pada kemampuan pemecahan masalah siswa.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian perihal tentang “Pengaruh model problem based learning (PBL)
terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi pokok Suhu
Dan Kalor di kelas X Semester II SMA Swasta Al-Ulum Medan T.P.
2015/2016”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas beberapa masalah yang dapat
diidentifikasikan dari masalah yang ada di sekolah tersebut yaitu :
1.
Proses pembelajaran fisika yang masih bersifat teacher-oriented.
2.
Model dan metode pembelajaran yang kurang bervariasi, sehingga siswa
merasakan situasi belajar yang membosankan.
3.
Rendahnya pemahaman siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah
dalam pembelajaran fisika.
4.
Siswa menganggap pelajaran fisika hanya menghafal rumus dan soal
hitungan.
1.3 Batasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan,
sehingga memungkinkan tujuan penelitian. Batasan masalah dalam penelitian ini
adalah :
1.
Model pembelajaran yang digunakan adalah model problem based learning
(PBL) dan pembelajaran konvensional.
2.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X semester II SMA Swasta Al-Ulum
Medan T.P 2015/2016.
3.
Materi yang dikaji dalam penelitian ini adalah Suhu dan Kalor.
5
4.
Hasil belajar yang akan diteliti hanya pada aspek kognitif kemampuan
pemecahan masalah.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1.
Bagaimana tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan
dengan penerapan model Problem Based Learning (PBL) pada materi pokok
Suhu dan Kalor di kelas X Semester II SMA Swasta Al-ulum T.P.
2015/2016?
2.
Bagaimana tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan
dengan penerapan model pembelajaran konvensional pada materi pokok Suhu
dan Kalor di kelas X Semester II SMA Swasta Al-ulum T.P. 2015/2016?
3.
Bagaimana pengaruh model problem based learning (PBL) dengan model
pembelajaran konvensional terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa
pada materi Suhu dan Kalor di kelas X Semester II SMA Swasta Al-Ulum
T.P. 2015/2016?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan
dengan penerapan model problem based learning terhadap kemampuan
pemecahan masalah siswa pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X
Semester II di SMA Swasta Al-Ulum T.P. 2015/2016
2. Mengetahui tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan
dengan penerapan model konvensional terhadap kemampuan pemecahan
masalah siswa pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X Semester II di
SMA Swasta Al-Ulum T.P. 2015/2016
3. Mengetahui pengaruh model problem based learning dengan model
pembelajaran konvensional terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa
untuk meningkatkan hasil belajar pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X
Semester II di SMA Swasta Al-Ulum T.P. 2015/2016
6
1.6 Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai dilaksanakan maka manfaat yang diharapkan
dari penelitian ini adalah :
1. Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan peneliti tentang model
problem based learning yang dapat digunakan nantinya dalam mengajar.
2. Sebagai bahan informasi bagi guru fisika untuk memilih model pembelajaran
yang lebih baik dan tepat dalam proses belajar mengajar.
3. Sebagai bahan pembanding bagi peneliti berikutnya yang akan meneliti dengan
teknik yang sama.
1.7 Definisi Operasional
Defenisi operasional merupakan suatu defenisi yang diberikan kepada suatu
variabel dengan cara memberikan arti atau memberikan suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur variabel. Dalam penelitian ini, digunakan istilahistilah sebagai berikut:
1. Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan
untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang),
merancang bahan – bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran
dikelas atau yang lain (Joyce et all, 2011).
2. Model Problem Based Learning (PBL) adalah suatu pendekatan pembelajaran
di mana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk
menyusun pengetahuan mereka sendiri,
mengembangkan inkuiri dan
ketrampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan
percaya diri (Arends, 2008).
3. Model pembelajaran konvensional (klasikal) adalah suatu model pengajaran
yang mencerminkan kemampuan utama guru. (Sagala, 2012)
4. Kemampuan pemecahan masalah merupakan aktivitas kognitif kompleks yang
di dalamnya termasuk mendapatkan informasi dan mengorganisasikan dalam
bentuk struktur pengetahuan Chi dan Glaser 1985 dalam sujarwanto (2014).
5. Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental.
(Sardiman, 2011)
7
6. Hasil belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan atau
diciptakan baik secara individual atau kelompok (Djamarah, 2006).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan model
Problem Based Learning pada materi pokok Suhu dan Kalor Kelas X
Semester II SMA Swasta Al-ulum Medan T.P. 2015/2016 diperoleh nilai
pretes dengan tingkat kategori “sangat rendah” dan nilai postes dengan
tingkat kategori “sedang”.
2. Tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan
pembelajaran Konvensional pada materi pokok Suhu dan Kalor Kelas X
Semester II SMA Swasta Al-ulum T.P. 2015/2016 diperoleh nilai pretes
dengan tingkat kategori “sangat rendah” dan nilai postes dengan tingkat
kategori “rendah”.
3. Berdasarkan hasil perhitungan uji anava 1x1 kemampuan pemecahan masalah
siswa pada kelas eksperimen lebih baik dari kemampuan pemecahan masalah
siswa kelas kontrol diperoleh dari signifikan sebesar 0,00 dimana nilai ini
lebih kecil dari signifikan sebesar 0,05 dengan F hitung > Ftabel yaitu 19.153 >
3,96, berarti ada pengaruh model problem based learning terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa yang signifikan pada kelas X semester
II pada materi pokok Suhu dan Kalor di SMA Swasta Al-ulum Medan T.P.
2015/2016.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak
lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Kepada guru ataupun calon guru yang berencana menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah supaya lebih banyak lagi mempersiapkan
masalah – masalah dalam kehidupan sehari –hari dan dalam pengunaan media
82
83
lainnya yang menarik dan terkait pada materi pembelajaran sehingga siswa
lebih tertarik mengikuti pelajaran.
2. Hendaknya melakukan simulasi sebelum mencobakan model ini terhadap
siswa agar siswa lebih memahami dan terlatih dengan cara kerja model
pembelajaran ini ketika melakukan penelitian, sehingga model pembelajaran
berbasis masalah ini dapat diselesaikan tepat waktu.
3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah, sebaiknya menguasai
terlebih dahulu setiap sintaks yang terdapat dalam model, supaya kegiatan
pembelajaran dapat berlangsung dengan baik
4. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya harus lebih tegas lagi dalam mengontrol
kelas saat melaksanakan diskusi kelompok sehingga kelas menjadi lebih
kondusif.
DAFTAR PUSTAKA
Abd El-Hay S.A., dan Abd-Allah S.A., (2015), Effect of Problem-Based Learning
Strategy on Development of Problem Solving Skills among Undergraduate
Nursing Students, Journal of Nursing and Health Science (IOSR-JNHS), 4(3) :
1-13.
Akınoğlu, Orhan and Ruhan Özkardeş Tandoğan,(2007).The Effects of Problem
Based Active Learning in Science Education on Students’ Academic
Achievement, Attitude and Concept Learning,Eurasia Journal of Mathematics
Science & Technology Education, Vol 3 : hal 71-81.
Arends,R,I., (2008), Learning to teach,Salemba Humanika, Yogyakarta.
Dewi, P.,U.,S., Sadia, I.,W, (2014), Pengaruh Model Problem Based Learning
Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Melalui Pengendalian
Bakat Numerik Siswa SMP, Journal Program Pasca Sarjana Pendidikan
Fisika.Vol 4: hal 2-11.
Dimayati dan Mudjiono, (2013), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Heriawan,K.,Wahyono,U., (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem
Solving Terhadap kemampuan Memecahkan Masalah Fisika Pada Siswa
Kelas XI SMA Negeri 4 Palu, Journal Perndidikan Fisika Tadulako.Vol 1 No
2 : ISSN 2338 3240.
Istarani,(2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada,Medan.
Joyce,B.,Weil,M., Calhoun,E., (2011).Models Of Teaching, Pustaka
Belajar,Yogyakarta.
Kanginan,M., (2013), Fisika untuk SMA /MA Kelas X, Erlangga,Jakarta.
Muhibbinsyah, (2010), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung, PT
Remaja Rosdakarya.
Polya, G., (1985), How to Solve It 2nd ed., Princenton University Press, Pricenton.
Purwanto. (2011), Evaluasi Hasil Belajar, Pustaka belajar, Yogyakarta.
Purwoko, (2010), Fisika 1 SMA Kelas X, Yudhistira, Bogor.
Rasyiddin, A., dan Nur, W., (2012), Teori Belajar dan Pembelajaran, Perdana,
Jakarta
84
85
Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran, Rajawali Press, Jakarta.
Sagala,S., (2012), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.
Sardiman, A. M. (2011). Intraksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Press,
Jakarta.
Slameto, (2010), Belajar Dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka
Cipta, Jakarta.
Sunardi, Zenab,S., (2013), Fisika untuk SMA/MA Kelas X (peminatan),Yrama
Widya,Bandung.
Supiyanto, (2007), Fisika Untuk SMA kelas X. Phibeta, Jakarta.
Surjawanto, (2014), Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Pada Modeling
Instruction Pada Siswa SMA Kelas XI, Journal Pendidikan IPA Universitas
Negeri Malang, Hal 65-78.
Tambunan, Fredy, (2015), Pengaruh Model problem Based Learning terhadap hasil
belajar siswa pada materi pokok Suhu dan kalor di Kelas XI Semester II di
SMA Negeri 1 Pematang Siantar, Journal Pendidikan IPA Universitas Negeri
Medan, Hal 55.
Tanjung, Ratna.,Betty, (2013), Evaluasi Hasil Belajar Fisika, Unimed Press, Medan.
Taufik, Mohammad.,S.,N., (2010), Desain Model Pembelajaran untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah dalam pembelajaran IPA (Fisika) Sekolah
Menengah Pertama di Kota Bandung, Journal pendidikan Fisika (IPA)
Universitas Padjajaran, Vol 13. , No.2, hal E31-E44, ISSN : 1410 – 9662
Trianto,(2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep,
Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Satuan Tingkat
Pendidikan,Kencana, Jakarta.
Wena,M., (2013), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Penerbit Bumi
Aksara,Jakarta.
Yamin, Martinis, (2013), Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran, GP Press
group, Jakarta.
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI
POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II
SMA SWASTA AL-ULUM MEDAN T.P 2015/2016
Oleh :
Fitrah Yani Pasaribu
4121121014
Program Studi Pendidikan Fisika
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
i
ii
RIWAYAT HIDUP
Penulis yang bernama lengkap Fitrah Yani Pasaribu dilahirkan di Medan,
Sumatera Utara pada tanggal 09 Maret 1994. Ayah bernama Marayasin Pasaribu
dan Ibu bernama Sri mulyani. Penulis merupakan anak pertama dari dua
bersaudara. Pada tahun 2000, penulis masuk SD Min Sei Agul Medan dan lulus
pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan ke MTS Swasta Al-ulum
dijalan Amaliun Medan dan lulus tahun 2009. Pada 2009, penulis melanjutkan
sekolah ke MAS Plus Al-ulum yang terletak dijalan Amaliun Medan dan lulus
pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis di terima di program studi pendidikan
Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Medan dan tamat Oktober 2016. Penulis mengikuti organisasi HMI (himpunan
mahasiswa islam) dan penulis menjabat sebagai wakil bendahara umum HMI
pada tahun 2015.
iii
PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI
POKOK SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II
SMA SWASTA AL-ULUM MEDAN T.P 2015/2016
Fitrah Yani Pasaribu (NIM 4121121014)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model problem
based learning terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa kelas X semester
II pada materi Suhu dan Kalor di SMA Swasta Al-ulum Medan T.P. 2015/2016.
Jenis penelitian ini adalah quasi experiment. Populasi dalam penelitian
adalah seluruh siswa kelas X SMA Swasta Al-ulum Medan T.P. 2015/2016.
Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan
mengambil 2 kelas sampel yaitu kelas X5 sebagai kelas eksperimen dan kelas X6
sebagai kelas kontrol. Untuk memperoleh data yang digunakan dalam penelitian
ini digunakan tes kemampuan pemecahan masalah yakni tes uraian yang terdiri
dari 10 item yang telah divalid kan oleh validator. Teknik analisis data yang
digunakan adalah analisis varians satu jalur. Setelah diberikan perlakuan yang
berbeda, kelas eksperimen dengan model problem based learningdan kelas
kontrol dengan pembelajaran konvensional, diperoleh hasil postes dengan hasil
rata-rata kelas eksperimen 67,60 dan kelas kontrol 54,81.
Hasil penelitian diperoleh dari perhitungan ANAVA 1x1 dengan
menggunakan SPSS 16.0 diperoleh taraf signifikan 0,000 dimana nilai ini lebih
kecil dari signifikan diperoleh sebesar 0,05 dengan Fhitung > Ftabel yaitu 19.153 >
3,96, Maka Ho ditolak Ha diterima dengan kata lain bahwa kemampuan
pemecahan masalah menunjukan model problem based learning di kelas
eksperimen lebih baik dibadingkan model pembelajaran konvensional di kelas
kontrol, berarti ada pengaruh yang signifikan dengan model problem based
learning terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa kelas X semester II pada
materi pokok Suhu dan Kalor di SMA Swasta Al-ulum Medan T.P. 2015/2016.
Kata kunci: Problem based learning, Kemampuan Pemecahan Masalah
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmat
dan karunia-Nya penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, skripsi
berjudul “Pengaruh model Problem based Learning terhadap kemampuan
pemecahan masalah siswa pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X SMA
Swasta Al-Ulum Medan
T.P 2015/2016”, disusun untuk memperoleh gelar
sarjana pendidikan di jurusan fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Negeri Medan.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada bapak
Winsyahputra Ritonga, S.Pd, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal sampai
dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga di sampaikan
kepada bapak Drs. Juniar Hutahaean, M.Si, bapak Karya Sinulingg, M.Si, dan
bapak Drs. Rappel Situmorang, M.Si, selaku dosen pembanding yang telah
memberikan masukan dan saran-saran kepada penulis dalam penyusunan skripsi
ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada ibu Dr. Eva Marlina
Ginting, M. Si selaku dosen pembimbing Akademik dan, Alkhafi Maas Siregar,
M.Si selaku ketua jurusan Fisika dan bapak Drs. Juru Bahasa Sinuraya, M.Pd
selaku ketua prodi pendidikan Fisika, juga kepada seluruh bapak dan ibu dosen
beserta staf dan pegawai jurusan fisika FMIPA UNIMED yang telah banyak
membantu penulis. Ucapan terima kasih di sampaikan juga kepada Bapak
Dr.Asrin Lubis, M.Pd selaku dekan FMIPA Unimed.
Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda Marayasin
Pasaribu, dan Ibunda Sri mulyani yang selalu memberikan dorongan, do’a,
semangat dan dana kepada saya selama menyelesaikan studi di Unimed, juga
teristimewa kepada adik kandung Ridho Setiawan Pasaribu yang selalu memberi
semangat kepada saya sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini. Juga
teristimewa saya ucapkan terima kasih kepada semua teman-teman kelas Fisika
Pendidikan B 2012 dan terkhusus Grup Genduy yang 8 serangkai yang selalu
memberi semangat serta masukan kepada saya mulai dari penyusunan sampai
v
dengan selesainya skripsi ini dan telah berjuang bersama dalam menyelesaikan
pendidikan di UNIMED dan terima kasih kepada teman saya Anju Fabrianti
Situmorang yang telah membantu saya.
Ucapan terima kasih kepada teman – teman sebimbingan skripsi Afrina
Sari Rambe, Meutia Sandra Deanika, dan Hariadi yang sama – sama berjuang
menyelesaikan skripsi kita. Terkhusus saya ucapkan terima kasih juga untuk
sahabat saya Dinie Rafiqie Sf yang telah memberi bantuan dan tidak lupa juga
saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pengurus HMI Fmipa Unimed yang
telah memberikan semangat untuk saya yang tidak dapat saya sebutkan satu
persatu. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman PPL
disekolah Harapan Stabat yang memberi semangat, teristimewa untuk Putri Wira
Simpati, Novi Febriana Siahaan dan Shinta Sasmitha salah satu teman PPL
disekolah Harapan Stabat.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari isi maupun tata
bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca demi
sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini memperkaya khasanah ilmu
pendidikan kita.
Medan,
Agustus 2016
Penulis
Fitrah Yani Pasaribu
4121121014
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
i
ii
iii
iv
vi
ix
x
xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah
1.2.
Identifikasi Masalah
1.3.
Batasan Masalah
1.4.
Rumusan Masalah
1.5.
Tujuan Penelitian
1.6.
Manfaat Penelitian
1.7.
Definisi Operasional
1
4
4
5
5
6
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Kerangka Teoritis
2.1.1. Pengertian Belajar
2.1.2. Prinsip Belajar
2.1.3. Aktivitas Belajar
2.1.4. Hasil Belajar
2.2.
Model Pembelajaran
2.2.1. Pengertian Model Problem based learning
2.2.2. Ciri-ciri Problem based learning
2.2.3. Tujuan ModelProblem based learning
2.2.4. Manfaat ModelProblem based learning
2.2.5. Sintaks Model Problem based learning
2.2.6. Kelebihan dan kekurangan Problem based learning
2.2.7. Lingkungan Belajar Pada Model Problem based learning
2.2.8. Teori Belajar yang melandasi model PBL
2.3.
Kemampuan Pemecahan Masalah
2.4.
Model Pembelajaran Konvensional
2.5.
Materi Pembelajaran
2.5.1. Suhu
2.5.2. Pemuaian
8
8
9
9
11
13
14
15
15
16
18
20
28
21
22
25
25
25
26
vii
2.5.3.
2.5.4.
2.6.
2.7.
2.8.
Kalor
Perubahan Wujud Zat
Penelitian yang Relevan
Kerangka Konseptual
Hipotesis Penelitian
33
35
40
42
44
BAB III METODE PENELITIAN
3.1.
Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.
Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1. Populasi Penelitian
3.2.2. Sampel Penelitian
3.3.
Variabel Penelitian
3.4.
Jenis dan Desain Penelitian
3.4.1. Jenis Penelitian
3.4.2. Desain Penelitian
3.5.
Prosedur Penelitian
3.6.
Instrumen Penelitian
3.6.1. Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
3.6.2. Lembar Aktivitas
3.6.3. Lembar Angket Siswa
3.6.4. Lembar Wawancara Guru
3.7.
Validitas
3.7.1. Validitas Isi
3.8.
Teknik Analisis Data
3.8.1. Menghitung Nilai Rata-rata, Simpangan Bak, dan Varians
3.8.2. Uji Normalitas
3.8.3. Uji Homogenitas
3.8.4. Uji Hipotesis
45
45
45
45
45
46
46
46
47
49
49
50
50
50
51
51
51
51
52
53
53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Penelitian
4.1.1. Deskripsi Data Penelitian
4.1.1.1. Data Pretes KPM Kelas Eksperimen dan Kontrol
4.1.1.2. Pengujian Analisis Data
4.1.1.3. Nilai Rata-rata, Varians dan Standar Deviasi
4.1.1.4. Uji Normalitas Data Pretes
4.1.1.5. Uji Homogenitas Data Pretes
4.1.1.6. Pengujian Hipotesis Penelitian Eksperimen
4.1.2. Proses Perlakuan
4.1.2.1. Data Postes KPM Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
57
57
57
58
59
59
59
60
60
61
viii
4.1.2.2.
4.1.2.3.
4.1.2.4.
4.1.2.5.
4.1.2.6.
4.2.
Uji Normalitas Data Postest
Uji Homogenitas Data Postes
Uji Hipotesis ( Uji Anava satu jalur )
Data Hasil Kemampuan KPM melalui Butir Soal
Tahapan Tingkat KPM Pada Siswa
Pembahasan Hasil Penelitian
61
61
62
63
72
77
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Kesimpulan
5.2.
Saran
82
83
DAFTAR PUSTAKA
84
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Rancangan Pembelajaran Problem Based Learning
17
Gambar 2.2 Skala-skala Pada Berbagai Termometer
26
Gambar 2.3 Pemuaian panjang
27
Gambar 2.4 Pemuaian luas
28
Gambar 2.5 Pemuaian volume
29
Gambar 2.6 Grafik antara tekanan dan volume gas pada suhu konstan
31
Gambar 2.7 Kalor bentuk energi yang berpindah
33
Gambar 2.8 Peristiwa Perubahan Wujud
36
Gambar 2.9 Perpindahan kalor secara konveksi
39
Gambar 3.1.Skema Prosedur Penelitian
48
Gambar 4.1 Diagram Batang Data Pretest KPM
58
Kelas Eksperimen dan Kontrol
Gambar 4.2 Diagram Batang Data Postes KPM
61
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Gambar 4.3 Diagram Batang Kemampuan Memahami Masalah
74
Gambar 4.4 Diagram Batang Kemampuan Perencanaan
75
Pemecahan Masalah
Gambar 4.5 Diagram Batang Kemampuan Penyelesaian Masalah
76
Gambar 4.6 Diagram Batang Kemampuan Memeriksa Hasil
77
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Sintaks pembelajaran berdasarkan masalah
18
Tabel 2.2 Konversi Skala Termometer
26
Tabel 2.3 Koefisien Pemuaian Berbagai Zat
28
Tabel 2.4 Sifat-Sifat Wujud Zat
35
Tabel 2.5 Perubahan Wujud Zat
36
Tabel 2.6 Penelitian yang Relevan
39
Tabel 3.1 Two group pretest - postest design
46
Tabel 3.2 Tabel Kisi - Kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa
49
Tabel 3.3. Kriteria Tuntas/Tidak Tuntas Hasil Belajar Siswa
50
Tabel 3.4. Langkah-langkah analisis Varians (ANAVA) 1 jalur
55
Tabel 4.1 Data pretes KPM
57
Tabel 4.2 Nilai Rata – Rata, Varians dan Standar Deviasi
59
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data Pretes
59
Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Data Pretes
59
Tabel 4.5 Ringkasan Perhitungan Uji t Pretes
60
Tabel 4.6 Data Postes KPM Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
61
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Data Postest
62
Tabel 4.8 Hasil Homogenitas Uji Data Postest
63
Tabel 4.9 Uji Hipotesis Untuk Postest
64
Tabel 4.10 Hasil Tahapan Indikator Kemampuan Memahami Masalah
73
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
xi
Tabel 4.11 Hasil Persentase Tingkat Kemampuan Perencanaan
75
Penyelesaian Masalah
Tabel 4.12 Tingkat Kemampuan Penyelesaian Masalah
76
Tabel 4.13 Kemampuan Memeriksa Kembali
77
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 01
87
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 01
97
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 02
104
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 02
116
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 03
123
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 03
133
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 04
140
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 04
150
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa I
157
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa II
161
Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa III
165
Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa IV
169
Lampiran 9 Kisi – Kisi soal
173
Lampiran 10 Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
191
Lampiran 11 Distribusi Nilai Pretes Kelas Eksperimen
195
Lampiran 12 Distribusi Nilai Postest Kelas Eksperimen
197
Lampiran 13 Distribusi Nilai Pretes Kelas Kontrol
199
Lampiran 14 Distribusi Nilai Postest Kelas Kontrol
201
Lampiran 15 Normalitas Pretest dan Postes Kelas Eksperimen
203
Lampiran 16 Normalitas Pretest dan Postest Kelas Kontrol
206
Lampiran 17 Perhitungan Rata-rata, Varians dan Standar Devisi
209
Lampiran 18 Uji Normalitas
215
Lampiran 19 Uji Homogenitas Data Pretes dan Postest
218
xiii
Lampiran 20 Uji Kesamaan Rata-rata Pretes Uji t satu pihak
220
Lampiran 21 Uji Hipotesis Untuk Postest
223
Lampiran 22 Tabel Wilayah Luas Bawah Kurva Normal 0 ke z
239
Lampiran 23 Daftar Nilai Kritis Uji Liliefors
240
Lampiran 24 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi f
241
Lampiran 25 Daftar Nilai Persentil Untuk Distribusi t
243
Lampiran 26 Pedoman Penskoran
244
Lampiran 27 Dokumentasi
246
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu permasalahan yang saat ini sedang dialami oleh bangsa Indonesia
adalah tentang peningkatan mutu pendidikan. Hal ini berkaitan dengan bagaimana
output dari pendidikan nantinya mampu menghadapi persaingan global.
Pendidikan memegang peran penting bagi setiap negara karena pendidikan
merupakan salah satu sarana dalam pembentukan sumber daya manusia (SDM)
yang berkualitas. Kualitas pendidikan Indonesia berada diperingkat ke-64 dari 120
negara diseluruh dunia berdasarkan laporan tahunan UNESCO Education For All
Global Monotoring Report 2014. Sedangkan berdasarkan Indeks Perkembangan
Pendidikan (Education Development Index, EDI), Indonesia berada pada
peringkat ke- 69 dari 127 negara pada tahun 2011 (Usaid, 2013). Penyebab
rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia salah satunya adalah lemahnya proses
pembelajaran (Taufik, 2010).
Salah satu mata pelajaran yang memiliki nilai rendah adalah mata pelajaran
fisika. Fisika sebagai salah satu mata pelajaran di sekolah merupakan mata
pelajaran yang sangat berguna dan banyak memberi bantuan dalam berbagai
aspek kehidupan. Fisika merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA),
yaitu suatu ilmu yang mempelajari gejala dan peristiwa atau fenomena alam serta
berusaha untuk mengungkap rahasia dan hukum alam semesta. Ada dua hal yang
berkaitan dengan fisika yang tidak terpisahkan, yaitu fisika sebagai produk
(berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori) dan fisika sebagai proses (kerja
ilmiah). Oleh karena itu, Pembelajaran fisika adalah pembelajaran yang tidak
mengabaikan hakikat fisika sebagai sains. Hakikat sains yang dimaksud meliputi
produk, proses, dan sikap ilmiah. Pembelajaran fisika seharusnya dapat
memberikan pengalaman langsung pada siswa sehingga menambah kemampuan
dalam mengkonstruksi, memahami, dan menerapkan konsep yang telah dipelajari.
Dengan demikian, siswa akan terlatih menemukan sendiri berbagai konsep
secara holistik, bermakna, otentik serta aplikatif untuk kepentingan pemecahan
1
2
masalah. Hal ini pula yang menjadi salah satu tujuan pembelajaran fisika itu
sendiri, yaitu mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis
induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk
menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik secara
kualitatif dan kuantitatif (Heriawan, 2014)
Dari informasi yang diperoleh berdasarkan hasil wawancara guru fisika
dikelas X SMA Swasta Al-ulum Medan didapat bahwa minat siswa terhadap
pelajaran fisika dikatakan masih dalam masuk kategori sedang, namun banyak
siswa yang belum mampu mendapatkan hasil ulangan harian ataupun ujian
melampaui batas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum) yang telah ditetapkan, hal
ini disebabkan karena siswa hanya menghapal rumus fisika saja, tidak memahami
konsep fisikanya dan kemampuan dasar matematika yang masih lemah. Guru
tersebut juga menambahkan bahwa berdasarkan hasil nilai dari ujian semester
ganjil yang baru dilaksanakan menujukkan bahwa hanya 30%
siswa yang
mendapatkan nilai diatas KKM yaitu 60. Selain melakukan wawancara dengan
guru fisika, pembagian angket juga dilakukan kepada siswa dalam 1 kelas
berjumlah 41 orang. Berdasarkan hasil angket diperoleh bahwa 37,5% (16 siswa)
menganggap bahwa pelajaran fisika itu biasa saja, 62,5% (25 siswa) menganggap
bahwa pelajaran fisika itu sulit, 23,7% siswa menyatakan bahwa kegiatan
pembelajaran kadang-kadang yang menggunakan alat peraga/demonstrasi yang
berhubungan dengan materi fisika.
Menurut Chi dalam sujarwanto (2014) kemampuan pemecahan masalah
merupakan aktivitas kognitif kompleks yang di dalamnya termasuk mendapatkan
informasi dan mengorganisasikan dalam bentuk struktur pengetahuan. Pada
bidang fisika, pemecahan masalah fisika berkenaan dengan konsep fisika. Faktor
yang mempengaruhi pemecahan masalah fisika adalah struktur pengetahuan yang
dimiliki siswa untuk memecahkan masalah dan karakter permasalahan. Karakter
permasalahan di antaranya ditunjukkan oleh format representasi soal yang
disajikan. Perbedaan antara siswa yang memiliki kemampuan rendah (novice) dan
tinggi (expert) dalam pemecahan masalah fisika adalah bagaimana siswa
mengorganisasi dan menggunakan pengetahuan, serta menghubungkan satu
3
konsep dengan konsep yang lain ketika memecahkan masalah. Siswa yang
memiliki kemampuan tinggi dalam pemecahan masalah fisika cenderung
menggunakan argumen kualitatif berdasarkan konsep fisika yang mendasari
masalah (deep feature), mengevaluasi solusi, dan cenderung menggunakan alat
bantu representasi. Hal sebaliknya, siswa yang memiliki kemampuan rendah
dalam pemecahan masalah fisika cenderung mengenali masalah bedasarkan sajian
masalah
(surface
feature),
tidak
melakukan
evaluasi,
dan
cenderung
menggunakan rumus dalam memecahkan masalah.
Dalam hal ini diperlukan salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan
tersebut di atas dimana proses pembelajaran ini berpusat kepada siswa, sehingga
dapat melibatkan siswa secara aktif, dan memperhatikan kemampuan siswa. Salah
satu alternatif model pembelajaran yang memungkinkan diterapkan yaitu dengan
model problem based learning. Pada model problem based learning siswa
dituntut untuk melakukan pemecahan masalah-masalah yang disajikan dengan
cara menggali informasi sebanyak-banyaknya, kemudian menganalisis dan
mencari solusi dari permasalahan yang ada. Model problem based learning
mengorientasikan siswa kepada masalah, multidisiplin, menuntut kerjasama
dalam penelitian, dan menghasilkan karya. Problem based learning tidak
dirancang untuk membantu guru menyampaikan informasi dengan jumlah besar
kepada siswa.
Berdasarkan hasil penerapan model PBL ini sebelumnya sudah diteliti oleh
beberapa peneliti seperti Fredy Tambunan (2015) menerapkan model problem
based learning di SMA Negeri 1 Bangun Purba hasil penelitian tersebut masih
sangat rendah dalam kemampuan pemecahan masalah pada siswa. Penelitian
tersebut terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa, namun dalam
pelaksanaannya peneliti tersebut hanya melihat hasil belajar siswa tanpa
memperhatikan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Sedangkan menurut
penelitian Heriawan (2014) menerapkan model creative problem based learning
terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa dengan hasil penelitian nilai ratarata kemampuan pemecahan masalah fisika siswa di kelas eksperimen 17.91
dengan kualifikasi sangat rendah sedangkan kelas kontrol 13,24 dengan
4
kualifikasi sangat rendah. Selanjutnya Dewi (2014) dengan hasil penelitian nilai
rata-rata kemampuan pemecahan masalah fisika siswa di kelas eksperimen
dinyatakan meningkat dari kelas kontrol. Dari ketiga peneliti terdahulu dapat
disimpulkan bahwa adanya pengaruh signifikan dengan model problem based
learning pada kemampuan pemecahan masalah siswa.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian perihal tentang “Pengaruh model problem based learning (PBL)
terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi pokok Suhu
Dan Kalor di kelas X Semester II SMA Swasta Al-Ulum Medan T.P.
2015/2016”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas beberapa masalah yang dapat
diidentifikasikan dari masalah yang ada di sekolah tersebut yaitu :
1.
Proses pembelajaran fisika yang masih bersifat teacher-oriented.
2.
Model dan metode pembelajaran yang kurang bervariasi, sehingga siswa
merasakan situasi belajar yang membosankan.
3.
Rendahnya pemahaman siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah
dalam pembelajaran fisika.
4.
Siswa menganggap pelajaran fisika hanya menghafal rumus dan soal
hitungan.
1.3 Batasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan,
sehingga memungkinkan tujuan penelitian. Batasan masalah dalam penelitian ini
adalah :
1.
Model pembelajaran yang digunakan adalah model problem based learning
(PBL) dan pembelajaran konvensional.
2.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X semester II SMA Swasta Al-Ulum
Medan T.P 2015/2016.
3.
Materi yang dikaji dalam penelitian ini adalah Suhu dan Kalor.
5
4.
Hasil belajar yang akan diteliti hanya pada aspek kognitif kemampuan
pemecahan masalah.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1.
Bagaimana tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan
dengan penerapan model Problem Based Learning (PBL) pada materi pokok
Suhu dan Kalor di kelas X Semester II SMA Swasta Al-ulum T.P.
2015/2016?
2.
Bagaimana tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan
dengan penerapan model pembelajaran konvensional pada materi pokok Suhu
dan Kalor di kelas X Semester II SMA Swasta Al-ulum T.P. 2015/2016?
3.
Bagaimana pengaruh model problem based learning (PBL) dengan model
pembelajaran konvensional terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa
pada materi Suhu dan Kalor di kelas X Semester II SMA Swasta Al-Ulum
T.P. 2015/2016?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan
dengan penerapan model problem based learning terhadap kemampuan
pemecahan masalah siswa pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X
Semester II di SMA Swasta Al-Ulum T.P. 2015/2016
2. Mengetahui tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan
dengan penerapan model konvensional terhadap kemampuan pemecahan
masalah siswa pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X Semester II di
SMA Swasta Al-Ulum T.P. 2015/2016
3. Mengetahui pengaruh model problem based learning dengan model
pembelajaran konvensional terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa
untuk meningkatkan hasil belajar pada materi pokok Suhu dan Kalor di kelas X
Semester II di SMA Swasta Al-Ulum T.P. 2015/2016
6
1.6 Manfaat Penelitian
Setelah penelitian ini selesai dilaksanakan maka manfaat yang diharapkan
dari penelitian ini adalah :
1. Menambah pengetahuan dan memperluas wawasan peneliti tentang model
problem based learning yang dapat digunakan nantinya dalam mengajar.
2. Sebagai bahan informasi bagi guru fisika untuk memilih model pembelajaran
yang lebih baik dan tepat dalam proses belajar mengajar.
3. Sebagai bahan pembanding bagi peneliti berikutnya yang akan meneliti dengan
teknik yang sama.
1.7 Definisi Operasional
Defenisi operasional merupakan suatu defenisi yang diberikan kepada suatu
variabel dengan cara memberikan arti atau memberikan suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur variabel. Dalam penelitian ini, digunakan istilahistilah sebagai berikut:
1. Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan
untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang),
merancang bahan – bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran
dikelas atau yang lain (Joyce et all, 2011).
2. Model Problem Based Learning (PBL) adalah suatu pendekatan pembelajaran
di mana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik dengan maksud untuk
menyusun pengetahuan mereka sendiri,
mengembangkan inkuiri dan
ketrampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan
percaya diri (Arends, 2008).
3. Model pembelajaran konvensional (klasikal) adalah suatu model pengajaran
yang mencerminkan kemampuan utama guru. (Sagala, 2012)
4. Kemampuan pemecahan masalah merupakan aktivitas kognitif kompleks yang
di dalamnya termasuk mendapatkan informasi dan mengorganisasikan dalam
bentuk struktur pengetahuan Chi dan Glaser 1985 dalam sujarwanto (2014).
5. Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental.
(Sardiman, 2011)
7
6. Hasil belajar adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan atau
diciptakan baik secara individual atau kelompok (Djamarah, 2006).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan model
Problem Based Learning pada materi pokok Suhu dan Kalor Kelas X
Semester II SMA Swasta Al-ulum Medan T.P. 2015/2016 diperoleh nilai
pretes dengan tingkat kategori “sangat rendah” dan nilai postes dengan
tingkat kategori “sedang”.
2. Tingkat kemampuan pemecahan masalah siswa yang diajarkan dengan
pembelajaran Konvensional pada materi pokok Suhu dan Kalor Kelas X
Semester II SMA Swasta Al-ulum T.P. 2015/2016 diperoleh nilai pretes
dengan tingkat kategori “sangat rendah” dan nilai postes dengan tingkat
kategori “rendah”.
3. Berdasarkan hasil perhitungan uji anava 1x1 kemampuan pemecahan masalah
siswa pada kelas eksperimen lebih baik dari kemampuan pemecahan masalah
siswa kelas kontrol diperoleh dari signifikan sebesar 0,00 dimana nilai ini
lebih kecil dari signifikan sebesar 0,05 dengan F hitung > Ftabel yaitu 19.153 >
3,96, berarti ada pengaruh model problem based learning terhadap
kemampuan pemecahan masalah siswa yang signifikan pada kelas X semester
II pada materi pokok Suhu dan Kalor di SMA Swasta Al-ulum Medan T.P.
2015/2016.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka sebagai tindak
lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Kepada guru ataupun calon guru yang berencana menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah supaya lebih banyak lagi mempersiapkan
masalah – masalah dalam kehidupan sehari –hari dan dalam pengunaan media
82
83
lainnya yang menarik dan terkait pada materi pembelajaran sehingga siswa
lebih tertarik mengikuti pelajaran.
2. Hendaknya melakukan simulasi sebelum mencobakan model ini terhadap
siswa agar siswa lebih memahami dan terlatih dengan cara kerja model
pembelajaran ini ketika melakukan penelitian, sehingga model pembelajaran
berbasis masalah ini dapat diselesaikan tepat waktu.
3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis masalah, sebaiknya menguasai
terlebih dahulu setiap sintaks yang terdapat dalam model, supaya kegiatan
pembelajaran dapat berlangsung dengan baik
4. Bagi peneliti selanjutnya hendaknya harus lebih tegas lagi dalam mengontrol
kelas saat melaksanakan diskusi kelompok sehingga kelas menjadi lebih
kondusif.
DAFTAR PUSTAKA
Abd El-Hay S.A., dan Abd-Allah S.A., (2015), Effect of Problem-Based Learning
Strategy on Development of Problem Solving Skills among Undergraduate
Nursing Students, Journal of Nursing and Health Science (IOSR-JNHS), 4(3) :
1-13.
Akınoğlu, Orhan and Ruhan Özkardeş Tandoğan,(2007).The Effects of Problem
Based Active Learning in Science Education on Students’ Academic
Achievement, Attitude and Concept Learning,Eurasia Journal of Mathematics
Science & Technology Education, Vol 3 : hal 71-81.
Arends,R,I., (2008), Learning to teach,Salemba Humanika, Yogyakarta.
Dewi, P.,U.,S., Sadia, I.,W, (2014), Pengaruh Model Problem Based Learning
Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Melalui Pengendalian
Bakat Numerik Siswa SMP, Journal Program Pasca Sarjana Pendidikan
Fisika.Vol 4: hal 2-11.
Dimayati dan Mudjiono, (2013), Belajar dan Pembelajaran, Rineka Cipta, Jakarta.
Heriawan,K.,Wahyono,U., (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem
Solving Terhadap kemampuan Memecahkan Masalah Fisika Pada Siswa
Kelas XI SMA Negeri 4 Palu, Journal Perndidikan Fisika Tadulako.Vol 1 No
2 : ISSN 2338 3240.
Istarani,(2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada,Medan.
Joyce,B.,Weil,M., Calhoun,E., (2011).Models Of Teaching, Pustaka
Belajar,Yogyakarta.
Kanginan,M., (2013), Fisika untuk SMA /MA Kelas X, Erlangga,Jakarta.
Muhibbinsyah, (2010), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung, PT
Remaja Rosdakarya.
Polya, G., (1985), How to Solve It 2nd ed., Princenton University Press, Pricenton.
Purwanto. (2011), Evaluasi Hasil Belajar, Pustaka belajar, Yogyakarta.
Purwoko, (2010), Fisika 1 SMA Kelas X, Yudhistira, Bogor.
Rasyiddin, A., dan Nur, W., (2012), Teori Belajar dan Pembelajaran, Perdana,
Jakarta
84
85
Rusman, (2012), Model-Model Pembelajaran, Rajawali Press, Jakarta.
Sagala,S., (2012), Konsep dan Makna Pembelajaran, Alfabeta, Bandung.
Sardiman, A. M. (2011). Intraksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Press,
Jakarta.
Slameto, (2010), Belajar Dan Faktor – Faktor Yang Mempengaruhinya, Rineka
Cipta, Jakarta.
Sunardi, Zenab,S., (2013), Fisika untuk SMA/MA Kelas X (peminatan),Yrama
Widya,Bandung.
Supiyanto, (2007), Fisika Untuk SMA kelas X. Phibeta, Jakarta.
Surjawanto, (2014), Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Pada Modeling
Instruction Pada Siswa SMA Kelas XI, Journal Pendidikan IPA Universitas
Negeri Malang, Hal 65-78.
Tambunan, Fredy, (2015), Pengaruh Model problem Based Learning terhadap hasil
belajar siswa pada materi pokok Suhu dan kalor di Kelas XI Semester II di
SMA Negeri 1 Pematang Siantar, Journal Pendidikan IPA Universitas Negeri
Medan, Hal 55.
Tanjung, Ratna.,Betty, (2013), Evaluasi Hasil Belajar Fisika, Unimed Press, Medan.
Taufik, Mohammad.,S.,N., (2010), Desain Model Pembelajaran untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemecahan Masalah dalam pembelajaran IPA (Fisika) Sekolah
Menengah Pertama di Kota Bandung, Journal pendidikan Fisika (IPA)
Universitas Padjajaran, Vol 13. , No.2, hal E31-E44, ISSN : 1410 – 9662
Trianto,(2011), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif Konsep,
Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Satuan Tingkat
Pendidikan,Kencana, Jakarta.
Wena,M., (2013), Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Penerbit Bumi
Aksara,Jakarta.
Yamin, Martinis, (2013), Strategi dan Metode dalam Model Pembelajaran, GP Press
group, Jakarta.