BENTUK PENYAJIAN DAN FUNGSI MUSIK PENGIRING PERTUNJUKAN WAYANG ORANG DI BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG.

BENTUK PENYAJIAN DAN FUNGSI MUSIK PENGIRING
PERTUNJUKAN WAYANG ORANG DI BATANG KUIS
KABUPATEN DELI SERDANG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

RANDYAN PRADANA
2101142023

JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016

ABSTRAK
RANDYAN PRADANA,NIM 2101142023, Bentuk Penyajian dan Fungsi Musik

Pengiring Pertunjukan Wayang Orang di Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang,
Jurusan Sendratasik Program Studi Pendidikan Musik Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Medan, 2016.
Penelitian ini merupakan kajian mengenai bentuk penyajian dan fungsi musik pengiring
pertunjukan wayang orang di Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini
mendeskripsikan bagaimana bentuk penyajian musik pengiring wayang orang,
mendeskripsikan fungsi dari musik pengiring wayang orang.
Dalam pembahasan penelitian ini digunakan teori-teori yang berhubungan dengan topik
penelitian seperti pengertian musik, pengertian musik pengiring, teori bentuk, teori fungsi dan
teori istrument.
Metode yang digunakan untuk membahas bentuk penyajian dan fungsi musik pengiring
pertunjukan wayang orang di Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang adalah metode deskriptif
kualitatif. Populasi pada penelitian ini sekaligus menjadi sampel penelitian yaitu seniman,
pemusik, tokoh dan penari. Teknik pengumpulan data meliputi studi kepustakaan,
wawancara, observasi dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa bentuk penyajian musik
pengiring pertunjukan wayang orang dimainkan berdasarkan bagian dari adegan yang
dimainkan dalam pertunjukan wayang orang. Pertunjukan wayang orang pada penelitian ini
mengangkat pertunjukkan wayang orang versi kitab Mahabarata cerita Harjuno Wiwoho.
Pada penyajiannya pertunjukan ini terdiri dari beberapa bagian antara lain bagian pembukaan,

bagian pertama menceritakan tentang suasana kerajaan Himo Himantoko dimana sang Raja
ingin mempersunting bidadari dari kayangan. Pada masing – masing adegan diiringi oleh
Gending atau nyanyian yang di dalamnya terdapat Pathet dan Titi laras sebagai patokan
pengolahan musik pengiring pertunjukkan. Fungsi musik iringan tersebut antara lain pertama
sebagai fungsi pengiring tari / pertunjukkan yang di dalamnya terdapat beberapa bagian yakni
sebagai pemberi ilustrasi dan membantu memberikan penguatan penjiwaan karakter,
penyekat adegan, mempertegas irama gerak tari, meransang seniman pelakon untuk
bersemangat dalam menari, mengiringi tembang kedua fungsi hiburan, ketiga fungsi
kontribusi terhadap kelangsungan dan stabilitas budaya, dan keempat sebagai sarana
ekonomi. Alat musik yang digunakan antara lain menggambungkan alat musik tradisi dan
moderen. Alat musik yang digunakan antara lain gong dan kempul, kethuk dan kempyang,
kemanak, slanthem, saron, bonang, kenong, kendhang, rebab, celempung dan suling.
Kata Kunci : wayang orang, bentuk penyajian, fungsi musik.

PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
menganugerahkan nikmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian ini dan menjadikannya kedalam bentuk Skripsi.
Namun demikian, penulis tetap berupaya semaksimal mungkin untuk dapat
menyelesaikan penulisan ini dengan judul “Bentuk Penyajian Dan Fungsi Musik Pengiring

Pertunjukan Wayang Orang di Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang”. Terselesaikannya
penulisan ini adalah berkat dukungan serta bantuan dari semua pihak yang membantu penulis
baik dari awal penulisan sampai pada akhir penulisan ini. Untuk itu penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Syawal Gultom, M,pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati,M.Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni.
3. Uyuni Widiastuti, M.Pd Selaku Ketua Jurusan Sendratasik.
4. Dr. Pulumun Ginting, S,Sn.,M.Sn selaku Ketua Program Studi Pendidikan Musik
5. Dra. Pita HD Silitonga, M,Pd Selaku Dosen Pembimbing I
6. Esra PT Siburian, M.Sn selaku Dosen Pembimbing II
7. Dr. Pulumun Ginting, S,Sn.,M.Sn selaku Dosen Penguji I dan Adina Sastra Sembiring
M.Pd Selaku Dosen Penguji II
8. Dosen, staf pengajar khususnya Program Studi Pendidikan Musik yang telah banyak
memberikan pengetahuan kepada peneliti selama proses perkuliahan.
9. Teristimewa Penulis ucapkan terimakasih kepada kedua Orang Tua Ayahanda
D.Fernandes, SH dan Ibunda Ernila yang telah memberikan kasih sayang, serta
dukungan baik secara moral maupun materil, motivasi dan doa. Serta kepada ketiga
adik tersayang Rendina Pradipta, Tri Indah Ramadhani, Desni Febriyola.
10. Keluarga Besar Bapak Syafrudin dan Ibu Salawati, Jelita fitri S.Pd, Rima Gustira,
Oby Nanda yang telah memberikan dukungan, motivasi dan doa kepada penulis

dalam menyelesaikan tulisan ini.
11. Bapak Endra Mulyadi beserta Keluarga sebagai narasumber yang telah banyak
memberikan informasi kepada penulis untuk menyelesaikan tulisan ini.

12. Sahabat penulis Faisal Reza, Hendra Syahputra, Syopian Syani, M. Redy Kusuma,
Eko Suheri S.Pd, Wahyu Syahputra, Serta teman – teman Stambuk 2010 Seni Musik
yang telah banyak memberikan motivasi kepada penulis untuk menyelesaikan tulisan
ini.
13. Teman – teman UKM MB WSB UNIMED yang terus mendukung penulis dalam
menyelesaikan tulisan ini.

Medan, Juni 2016
Penulis

Randyan Pradana
Nim.2101142023

DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI.................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ viii
BAB IPENDHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 8
C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 9
D. Rumusan Masalah ............................................................................... 9
E. Tujuan Penelitian ............................................................................... 10
F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 10

BAB II LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL . 11
A. Landasan Teoritis ............................................................................... 11
1. Pengertian Musik ......................................................................... 11
a. Melodi .................................................................................... 12
b. Harmoni ................................................................................. 13
c. Ritme ...................................................................................... 14
2. Musik Pengiring ........................................................................... 14
a. Gamelan ................................................................................. 15
b. Gending .................................................................................. 16

1. Laras Slendro ................................................................... 17
2. Laras Pelog....................................................................... 18
3. Pengertian Bentuk Penyajian ....................................................... 19
4. Teori Fungsi ................................................................................. 20
5. Teori Instrumen ............................................................................ 21
B. Kerangka Konseptual ......................................................................... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 26
A. Metode Penelitian .............................................................................. 26

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 26
C. Populasi dan Sampel .......................................................................... 27
1. Populasi ........................................................................................ 27
2. Sampel.......................................................................................... 27
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 28
1. Studi Kepustakaan ....................................................................... 28
2. Observasi...................................................................................... 29
3. Wawancara ................................................................................... 30
4. Dokumentasi ................................................................................ 30
E. Teknik Analisis Data.......................................................................... 31


BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................ 32
A. Sanggar Tetas ...................................................................................... 32
B. Alat Musik Pengiring Pertunjukkan Wayang Orang .......................... 34
C. Bentuk Penyajian Pertunjukan Wayang Orang................................... 39
1. Bentuk Penyajian Wayang Orang ................................................. 39
2. Struktur Penyajian Musik Pengiring Wayang Orang.................... 41
D. Fungsi Musik Pengiring Wayang Orang............................................. 52
1. Fungsi pengiring tari / pertunjukkan ................................................. 52
a. Memberi Ilustrasi dan Membantu Memberi Penguatan Penjiwaan Karakter
b. Penyekat Adegan .......................................................................... 53
c. Membantu Mempertegas Irama Gerak Tari .................................. 53
d. Merangsang Seniman Pelakon untuk Bersemangat dalam Menari53
e. Mengiringi Tembang .................................................................... 53
2. Fungsi hiburan ................................................................................... 54
3. Fungsi kontribusi terhadap kelangsungan dan stabilitas budaya ....... 54
4. Sebagai Sarana Ekonomi ................................................................... 54
BAB V KESIMPULAN ................................................................................ 56

52


A. KESIMPULAN ................................................................................... 57
B. SARAN ............................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 60
DAFTAR ACUAN INTERNET .................................................................. 61
Lampiran I Data Narasumber ..................................................................... 62
Lampiran II Dokumentasi Bersama Narasumber ..................................... 63

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 .................................................................................................25
Gambar 4.1 .................................................................................................33
Gambar 4.2 .................................................................................................34
Gambar 4.3 .................................................................................................34
Gambar 4.4 .................................................................................................34
Gambar 4.5 .................................................................................................35
Gambar 4.6 .................................................................................................35
Gambar 4.7 .................................................................................................35
Gambar 4.8 .................................................................................................36
Gambar 4.9 .................................................................................................36
Gambar 4.10 ...............................................................................................37
Gambar 4.11 ...............................................................................................37

Gambar 4.12 ...............................................................................................61
Gambar 4.13 ...............................................................................................61

DAFTAR TABEL
Tabel 4.1......................................................................................44

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kebudayaan merupakan hasil cipta manusia dan juga merupakan suatu
kekayaan yang sampai saat ini masih kita miliki dan patut kita pelihara. Tiap
masyarakat

mempunyai

kebudayaan

yang


berbeda

dengan

kebudayaan

masyarakat lain. Beragam kebudayaan inilah yang menjadi bukti bahwa bangsa
kita kaya akan budaya. Beragam kebudayaan di Indonesia, berarti beragam pula
jenis, bentuk serta kebiasaan masyarakatnya. Dengan keberagaman tersebut, akan
banyak hal yang membedakan antara masyarakat yang satu dengan masyarakat
yang lain. Tetapi hal itu juga yang akan menjadi persamaan antara perbedaan
tersebut, yakni menjadikan kebudayaan itu sebagai salah satu ciri khas dari
masyarakat tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Rarp Linton (Ihromi,
2000:18) bahwa :
“kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan masyarakat
manapun dan tidak hanya mengenai sebagian dari cara hidup
oleh masyarakat dianggap lebih tinggi atau lebih diinginkan.
Meskipun banyak perbedaan diantara kebudayaan-kebudayaan
manusia, namun isi dari kebudayaan yang berbeda itu dapat

digolongkan kedalam sejumlah katagori yang sama”.
Menurut E.B. Taylor dalam Soekanto (2002:172) “kebudayaan adalah
kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum,
adat-istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang
didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat”.

1

2

Koentjaraningrat (1980:193) menyatakan bahwa “kebudayaan adalah
keseluruhan dari kelakuan manusia yang teratur oleh tata kelakuan yang harus
didapatkannya dengan cara belajar dan tersususn dalam kehidupan masyarakat.
Kebudayaan yang terdapat dan berkembang di masyarakat paling sedikit terdiri
atas tiga wujud yaitu ideal,tata kelakuan dan kebudayaan fisik”.
Dari uraian para ahli di atas dapat disimpulkan kebudayaan merupakan
seluruh tata cara kehidupan manusia atau masyarakat yang teratur, hal ini
disebabkan karna kebudayaan meliputi seluruh tindakan manusia atau masyarakat
serta hasil karya yang mencakup kebiasan-kebiasaan yang diperoleh manusia
sebagai anggota masyarakat di lingkungan tempat mereka hidup. Tidak jarang
salah satu dari unsur kebudayaan tersebut dijadikan sebagai identitas dari
keberadaan masyarakat tersebut. Salah satu dari unsur kebudayaan tersebut ialah
kesenian. Dimana kesenian banyak dijadikan sebagai ciri khas dari keberadaan
masyarakat tertentu baik yang mendiami wilayah mereka sendiri atau sebagai
tanda keberadaan mereka di wilayah masyarakat lainnya. Hal ini dilakukan agar
keberadaan masyarakat tersebut diketahui oleh masyarakat lainnya, kesenian
mereka tetap terjaga dan dilestarikan walau masyarakat tersebut berpadu dengan
kesenian masyarakat lain. Berbicara tentang perpaduan satu kesenian masyarakat
dengan masyarakat yang lain, dapat kita temui di wilayah Sumatera bagian Utara.
Sumatera Utara merupakan salah provinsi di pulau Sumatera, dengan
ibukota Medan. Sumatera Utara terdiri dari 33 kabupaten antara lain Kabupaten
Asahan, Kabupaten Batubara, Kabupaten Dairi, Kabupaten Deli Serdang,
Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Karo, Kabupaten Labuhan batu,

3

Kabupaten Labuhan batu Selatan, Kabupaten Labuhan batu Utara, Kabupaten
Langkat, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Barat,
Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Padang Lawas,
Kabupaten Padang Lawas Utara,Kabupaten Pakpak Barat, Kabupaten Samosir,
Kabupaten Simalungun, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Tapanuli
Tengah, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir, Kota Binjai, Kota
Gunung sitoli, Kota Medan, Kota Padang sidempuan, Kota Pematang siantar,
Kota Sibolga, Kota Tanjung balai, Kota Tebing Tinggi. Dari beberapa kabupaten
yang terdapat di Sumatera Utara terdapat pula masing-masing etnis baik etnis
yang berasal dari Sumatera Utara sendiri maupun etnis dari luar Sumatera Utara.
Sumatra Utara memiliki khasanah kekayaan budaya yang beraneka ragam.
Di Propinsi Sumatera Utara terdapat beberapa etnis yang mendiami propinsi
tersebut diantaranya adalah etnis Melayu, etnis Nias, etnis Batak Toba, etnis
Pakpak, Karo, Simalungun, Tapanuli Tengah, etnis Tapanuli Selatan yang terdiri
dari etnis Sipirok, etnis Angkola, Padang Bolak, serta Mandailing, Namun ada
juga pendatang seperti etnis Minang, Jawa serta Aceh. Pendatang ini membawa
kebudayaan

serta

adat-istiadatnya

masing-masing.

Adapun

kebudayaan

tersebutlah yang dapat menjadi identitas dari masing-masing masyarakat pada
etnis tersebut. Salah satu dari kebudayaan yang dijadikan sebagai identitas
keberadaan masyarkat tersebut ialah kesenian.
Seperti yang telah dipaparkan di atas, bahwasanya di Sumatera Utara
memiliki keragaman budaya khususnya pada bidang kesenian, antara lain bidang
seni musik, tari, kerajinan tangan dan seni pertunjukan (teater daerah). Sebagai

4

contoh pada bidang seni musik ada alat musik Taganing, Suling Batak dari etnis
Batak, Gendang Melayu, Gambus dari etnis Melayu. Pada bidang seni tari
mempunyai Tor-tor dari etnis Batak, Serampang dua belas dari etnis Melayu.
Pada bidang kerajinan tangan ada ulos etnis batak serta dari segi seni pertunjukan
yakni opera batak. Selain dari etnis batak dan etnis melayu, masih banyak lagi
kesenian yang dimiliki oleh etnis - etnis lainnya yang ada di Sumatera Utara.
Disamping itu juga, panggung kesenian di Sumatera Utara juga diisi oleh
beberapa kesenian yang berasal dari etnis pendatang yang mendiami wilayah
tersebut, seperti seni Pertunjukan Wayang Orang yang berasal dari etnis Jawa, tari
Saman dari Aceh, kesenian Barongsai dari etnis Tionghoa serta tari Piring dari
Minangkabau. Adapun kesenian yang akan dibahas dalam penelitian ini ialah
kesenian yang berasal dari etnis Jawa yaitu seni pertunjukan Wayang. Yakni
pertunjukan Wayang Orang yang terdapat di Batang Kuis Kabupaten Deli
Serdang.
Wayang adalah bentuk perwujudan budaya yang sangat istimewa karena
memiliki sifat-sifat adiluhung dan edipeni (bahasa jawa), yaitu sangat agung,
luhur, dan juga indah (etika dan estetika). Wayang berfungsi sebagai tontonan dan
tuntunan, dan merupakan gabungan lima jenis seni, yakni: seni widya (filsafat dan
pendidikan), seni drama (pentas dan musik karawitan), seni gatra (pahat dan seni
lukis), seni ripta (sangit dan sastra), seni cipta (konsepsi dan ciptaan-ciptaan baru).
Wayang merupakan kesenian tradisional Indonesia yang terutama berkembang di
wilayah Jawa dan Bali. Tumbuh dan berkembangnya kesenian ini telah diakui
oleh UNESCO. (sumber wikipedia.Wayang Orang).

5

Pada umumnya wayang dimainkan berisi cerita rakyat atau sejarah di
daerah Jawa. Wayang sendiri terdiri dari beberapa jenis, tetapi yang lebih terkenal
dan sering dipertunjukkan ialah Wayang Kulit dan Wayang Orang. Dimana
wayang kulit dimainkan oleh seorang dalang yang juga menjadi tokoh dalam
cerita sedangkan Wayang Orang dimainkan oleh manusia yang memakai kostum
sesuai dengan tema cerita yang dimainkan, sekaligus menjadi tokoh dalam cerita
Wayang Orang tersebut. Menurut Khayam (2000 : 371), bahwa wayang orang
lahir pad abad XVIII, penciptanya adalag Mangku Negara Pertama, menurut belia
wayng orang merupakan bentuk seni tradisional yang eksklusif dipentaskan hanya
di lingkungan kraton. Karya sastra yang menjadi bahan cerita wayang sudah
ditulis oleh para pujangga Indonesia sejak pada masa kerajaan kerajaan pada
zaman dahulu yakni cerita tentang Ramayana dan Mahabrata (sejenis karya sastra
yang menceritakan kisah kepahlawanan), yang dia angkat dari kitab – kitab india,
Selanjutnya para pujangga Jawa tidak lagi hanya menerjemahkan Ramayana dan
Mahabarata ke bahasa Jawa, tetapi menggubahnya dan menceritakan kembali
dengan memperkaya falsafah dan adat istiadat Jawa kedalam bentuk pertunjukan
baik Wayang Kulit maupun Wayang Orang.
Dalam pertunjukan wayang orang terdapat beberapa unsure perhatian
penting yakni; ontowacono atau dialog tokoh, kostum, bentuk tubuh, prilaku dang
ending menjadi salah satu unsure yang tak kala pentingnya yang selalu eksis
dalam pengiring pertunjukkan wayang orang. Gending adalah salah satu istilah
yang sangat penting di dalam kerawitan dan gamelan. Istilah ini digunakan untuk
memberi nama lagu-lagu yang disajikan oleh gamelan baik secara instrumental

6

saja maupun dengan vocal dan memiliki titi laras yang artinya notasi tulis, huruf,
angka, atau lambang yang menunjuk pada racikan tanda-tanda nada menurut suatu
nada tertentu, dalam gamelan titi laras yang dipergunakan biasanya adalah titi
laras Slendro dan titi laras Pelog. Yang mana di dalam titi laras ini memiliki
pathet sebagai aturan dalam menentukan garapan / pembagian nada di dalam
membuat komposisi musik gamelan.
Pada penelitian ini penulis lebih fokus kepada musik pengiring
pertunjukan Wayang Orang. Iringin pada pertunjukan wayang orang berasal dari
alat musik tradisional Jawa yang disebut dengan Gamelan. Gamelan adalah salah
satu ansambel musik daerah yang berasal dari pulau jawa yang alat musik yang
terdiri dari berbagai macam variasi bentuk dan ukuran, serta mempunyai bunyi
yang berbeda-beda. Cara memainkannya pun ada bermacam-macam, namun
kebanyakan di antaranya dipukul/ditabuh. Ansambel gamelan ini terdiri dari dari:
1. Gong,
2. kempul,
3. kenong
4. kethuk
5. kempyang
6. celempung
7.

suling

8. kemanak
9.

kendhang,

10. rebab

7

11. saron
12. Bonang
13. slenthem
Dari segi cara penyajiaannya, Wayang Orang bukan hanya menampilkan
dialog antar tokoh tetapi juga menampilkan musik sebagaimana telah dijelaskan di
atas bahwa pertunjukan wayang orang merupakan perpaduan dari beberapa
cabang kesenian yang diantaranya seni musik. Jika dilihat dari sisi musik, peran
musik disini ialah sebagai pengiring pertunjukan diantaranya mengiringi adegan –
adegan, mengiringi tarian yang terdapat dalam pertunjukkan, mengiringi derap
langkah, peperangan atau pada saat dialog masing – masing dari lakon
pertunjukkan. Selain itu, dalam penyajiaan wayang orang terdapat dua bagian,
Pertama dari segi bentuk atau wujud dari pertunjuukan yang dapat dilihat dengan
kasap mata yang terdiri dari beberapa unsur penunjang dalam pertunjukan wayang
orang antara lain, kostum, dialog, pemain, musik iringan dan lain – lain. Kedua
cara penyajian yakni dapat dilihat dari bentuk penyajiaan pertunjukkan yakni
menampilkan cerita dan adegan dari pertunjukkan wayang orang yang diiringi
oleh musik sesuai dengan isi dari cerita tersebut.
Musik iringan dimainkan sebagai pertanda bahwa akan dimulainya
pertunjukan tersebut. Musik iringan dimainkan untuk mengisi suasana didalam
pertunjukan Wayang Orang sesuai dengan alur cerita, mengiringi lakon pada saat
berjalan, bertempur dan lain sebagainya. penyajian musik tersebut sesuai dengan
adegan yang sedang dilakukan oleh para wayang. Alat musik yang digunakan dan
dimainkan sesuai dengan kebutuhan suasana yang sedang terjadi dalam alur

8

cerita. Selain sebagai pengiring suasana musik juga mengiringi gerak tari yang
terdapat pada pertunjukan tersebut. Selain untuk mengiringi peertunjukan tersebut
musik pengiring wayang orang memiliki fungsi lain. Diantara dapat dipaparkan
pada bab IV nantinya.
Berdasarkan uraian diatas nampak jelas keterlibatan beberapa alat musik
tradisonal dalam pertunjukan Wayang Orang. Dari penjabaran yang telah
disebutkan diatas, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul, “Bentuk
Penyajian dan Fungsi Musik Pengiring Pertunjukan Wayang Orang di Kecamatan
Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, maka identifikasi
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimanakah keberadaan pertunjukan Wayang Orang di Kecamatan
Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang?
2. Bagaimanakah perkembangan musik pengiring pertunjukan Wayang
Orang di Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang?
3. Bagaimanakah bentuk penyajian musik pertunjukan Wayang Orang di
Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang?
4. Bagaimanakah fungsi musik iringan pertunjukan Wayang Orang di
Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang?

9

5. Bagaimanakah musik iringan yang dipakai dalam pola tari – tarian
dalam pertunjukkan Wayang Orang di Kecamatan Batang Kuis
Kabupaten Deli Serdang?
6. Alat musik apa saja yang digunakan dalam mengiringi pertunjukan
Wayang Orang di Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang?
C. Pembatasan Masalah
Karena luasnya permasalahan yang diambil, maka perlu dilakukan
pembatasan masalah untuk memudahkan masalah yang dihadapi dalam penelitian
ini. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana bentuk penyajian musik pertunjukan Wayang Orang di
Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang?
2. Bagaimana fungsi musik iringan terhadap adegan dalam pertunjukan
Wayang Orang di Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang?
3. Apa saja alat musik yang digunakan dalam mengiringi pertunjukan
Wayang Orang di Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang?
4. Bagaimanakah musik iringan yang dipakai dalam pola tari – tarian
dalam pertunjukkan Wayang Orang di Kecamatan Batang Kuis
Kabupaten Deli Serdang?
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan

latar

belakang

masalah,

indentifikasi

masalah

dan

pembatasan masalah, maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Bagaimana bentuk pertunjukan dan fungsi musik pengiring Wayang Orang di
Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang?”.

10

E. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan selalu mengarah pada tujuan, yang merupakan suatu
keberhasilan penelitian, dan tujuan penelitian merupakan jawaban atas pertanyaan
dalam penelitian. Maka tujuan yang hendak dicapai oleh penulis adalah:
1. Mendeskripsikan alat musik yang digunakan dalam pertunjukan Wayang
Orang di Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang.
2. Mendeskripsikan bentuk penyajian musik pengiring pertunjukan Wayang
Orang di Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang.
3. Mendeskripsikan fungsi musik pengiring pertunjukan Wayang Orang di
Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang.
F. Manfaat penelitian
Temuan penelitian ini dapat bermanfaat sebagai:
1. Sebagai bahan motivasi bagi setiap pembaca, khususnya generasi muda
masyarakat Batang Kuis Kebupaten Deli Serdang.
2. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat atau lembaga yang membangun
visi dan ,misi kebudayaan khususnya dibidang seni tradisional.
3. Sebagai bahan referensi untuk menjadi acuan pada penelitian yang relevan
dikemudian hari.
4. Sebagai apresiasi bagi mahasiswa dan mahasiswi program studi musik di
Universitas Negeri Medan.

57

BAB V
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang dilakukan di lapangan dan penejelasan yang
sudah diuraikan mulai dari latar belakang hingga pembahasan, maka dapat
disimpulkan secara keseluruhan terhadap Musik Pengiring Wayang Orang Di
Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang sebagai berikut :

1. Wayang orang atau yang aslinya dalam Bahasa Jawa disebut wayang
wόng adalah salah satu jenis teater tradisional Jawa yang merupakan
gabungan antara seni drama yang berkembang di Barat dengan
pertunjukan wayang yang tumbuh dan berkembang di Jawa. Jenis kesenian
ini pada mulanya berkembang terutama di lingkungan keraton dan
kalangan para priyayi Jawa. Wayang wόng adalah sebuah pertunjukan seni
tari drama dan teater yang mengambil cerita Ramayana dan Mahabarata
sebagai induk ceritanya. Wayang orang yang digolongkan ke dalam
bentuk drama seni tari tradisional. Sebutan wayang berasal dari bahasa
Jawa Kuno yang berarti bayangan.
2. Alat musik yang digunakan dalam pertunjukan wayang orang adalah alat
musik

Alat

musik

Idiofon

yang

terdiri

dari,

Gong/kempul,

kethuk/kempyang, Kemanak, Slenthem, Saron, Bonang, Kenong. Alat
Musik Membranofon yaitu Kendhang. Alat Musik Kardofon yang terdiri
dari Rebab dan celempung. Dan alat musik Aerofon yaitu suling. Alat

57

58

musik pengiring wayang orang juga mempunya fungsi tersendiri pada saat
memainkanya antara lain sebagai pengatur irama, tempo dan pengatur
perubahan tempo lambat dan cepat, kebersamaan, kekompakan, kestabilan
tempo dan irama sangat diperlukan agar tidak terjadi saling mendahului,
sebagai pemangku lagu atau pembawa melodi pokok. sebagai pelengkap
lagu agar terdapat komposisi bunyi musik yang harmonis.
3. Dalam pertunjukan Wayang Orang terdapat bentuk yang merupakan
unsur-unsur dasar dari susunan pertunjukan, terdiri dari strukutur yang
memiliki unsure sebagai pendukung pertunjukan tersebut antara lain
pertama seniman, kedua alat musik, ketiga kostum dan tata rias, keempat
lagu yang disajikan, kelima tempat pertunjukan Cara penyajian dari
pertunjukan wayang orang ini ialah secara bertahap atau sering disebut
dengan adegan atau bebeken (dalam istilah jawa) pertunjukkan. Pada
pertunjukkan wayang orang ini terdepat tujuh adegan dan disetiap adegan
terdapat sub bagian dari satu adegan tersebut.

Setiap adengan dalam

pertunjukan diiringi oleh Gending (lagu yang mengiringi), serta memiliki
titi laras dan pathet sebagai acuan dalam pengolahan musiknya.
4. Fungsi dari musik pengiring pertunjukan wayang orang ialah sebagai
berikut, pengiring tari dan pertunjukan, fungsi kontribusi terhadap
kelangsungan dan stabilitas budaya fungsi sebagai sarana ekonomi
terkhusus bagi Sanggar Tetas di desa Tanjung Sari Kecamtan Batang Kuis.

59

B. SARAN
Dari hasil kesimpulan penelitian diatas, maka dapat diajikan beberapa
saran antara lain sebagai berikut :
1. Penulis berharap dengan adanya penelitian ini agar lebih meningkatkan
kreativitas dalam berkesenian khususnya pada pertunjukan Wayang Orang.
2. Penulis berharap agar masyarakat Jawa dapat menjaga, mengembangkan
serta melestarikan kesenian Wayang Orang yang ada pada masyarakat
Jawa khususnya di lingkungan Sanggar Tetas Kecamatan Batang Kuis.
3. Diharapkan kepada masyarakat Jawa khususnya kepada pemerintah daerah
agar senantiasa memperkenalkan berbagai seni pertunjukan Wayang
Orang kepada masyarakat luas baik lokal maupun diluar daerah. Dengan
begitu keberadaan dari pertunjukan Wayang Orang tersebut semakin
diketahui.
4. Dengan meningkatkan kepedulian terhadap kesenian daerah, berarti telah
menyelamatkan anak cucu kita dari pengaruh budaya luar yang akan
merusak budaya sendiri.

72

56

60

DAFTAR PUSTAKA
Ahimsaputra Heddy Shri, Khayam Umar, Suharioso SK. 2000. Ketika Orang
Jawa Nyeni. Yogyakarta : Galang Pers.
Aminudin. 2009. Apresiasi Karya Seni Musik Daerah Nusantara. Bandung:
Sarana Ilmu Pustaka.
Delfiana, Sinaga. 2015. Skripsi. Gondang Hasapi Pada Upacara Ritual
Parmalim Si Pahasada di Huta Tinggi Kecamatan Laguboti
Kabupaten Toba Samosir (Kajian Bentuk Penyajian dan Fungsi).
Medan.
Djelantik, AAM. 2001. Estetika. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan
Indonesia. Bandung
.

2008. Estetika Sebuah Pengantar. Denpasar: STSI Denpasar

Endraswara, Suwardi. (2006). Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan.
Sleman: Pustaka Widyatama.
Herusatoto, Budiono. (2000). Simbolime dalam Budaya Jawa. Yogyakarta:
Hanindita
Ihromi (2000). Pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Gramedia.
Kurnia, Helen. 2013. Skripsi. Pemeranan Gamelan Sebagai Pengiring Wayang
Kulit di Grup Krido Laras Kota Medan. Medan
Langer, Susanne K. 1998. Rout-Ledge Encyclopedia Of Philosophy. London.
Muhammad, Arni. 2005. Komunikasi Organisasi. Bumi Aksara.
Mulyono, Sri. 1982. Wayang dan Filsafat Nusantara. Jakarta: Inti Idayu Pres
. 1982. Wayang (Asal – Usul Filsafat dan Masa Depannya).
Jakarta : Inti Idayu Pres.
Purwadi. 2007. Seni Pendalangan Wayang Purwo. Yogyakarta : Panji Pustaka.
Suroso. Panji 2002. Skripsi. “Peranan gending di dalam seni pertunjukan
Wayang orang (suatu kajian etnomusikologi)”.

61

Sastrianda. Azzaristia 2012. Skripsi. Musik Pengiring Tari Munalo Dalam
Upacara Adat

Perkawinan Di Kecamatan Bukit Simpang Tiga

Kabupaten Bener Meriah. Medan
Soedarsono. 1990. Tinjauan Seni Sebuah Pengantar untuk Apresiasi Seni.
Yokyakarta: Saku Dayar Sana.
, 1999. Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Siyo, Kasim. Dkk. 2008. Wong Jowo di Sumatera. Pujakesuma.
Soekanto, Soerjono. (2002). Sosiologi, Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suci Rahmadhani HSB 2015. Skripsi. Bentuk Penyajian dan Fungsi Musik
Gondang Sarama Babiat di Huta Pidoli Dolok Panyabungan Kab.
Mandailing Natal. Medan
Suseno.1983. Etika Jawa dalam Tantangan : Sebuah Bunga Ramapai. Yayasan
Konisius
Zuraidah, Nita. 2015. Skripsi. Pertunjukan wayang orang di Batang Kuis
Kabupaten Deli Serdang. Medan.

DAFTAR ACUAN INTERNET
http://Wikipedia.wayang orang.or.com
http://cintamedan.blogspot.com/2008/11sejarah-kota-medan.html