Pengaruh Perendaman White Spot Syndrom Virus (WSSV) dalam Ekstrak Biji Mangrove (Xylocarpus granatum) Terhadap Patogenitasnya pada Wang Windu (Penaeus monodon Fabr.).

/ svr

3a!4

n

loo4
014

PENGARUH PERENDAMAN WHITE SPOTSYNDROM VIRUS (WSSV)
DALARI: EKSTRAK BIJI MANGROVE (Xylocarpusgraizatunz)TERH.4DAP
-7

PATOGENITASNYA PADA UDANG WINDU (Penaeusnwnodon Fa br.)

Oleb
ADNAN SUPRIATNA
C01499053

SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk

Memperoleh GeIar Sarjana pada Fakultas Perikauan dan Ilmu Kelautan

PltOGRAM STUD1 TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN AKUAKULTUR
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2004

Adnan Supriatna. C01499053. Pengaruh Perendaman W71ife Spot Syizdrom Virus
(WSSV) dalam Ekstrak Biji Mangrove (Xylocarpus granatum) Terhadap
Patogenitasnya pada W a n g Windu (Pettaeus monodon Fabr.). Ui bawah
bimbingan Dr. I r Dinar Tri Soelistyowati, DEA dan Drs. Muhammad
Alifuddin, M.Si
Produksi udang windu secara nasional sejak 1994 tidak menunjukkan
peningkatan bahkan terjadi penurunan yang tajam sekitar lebih dari 100.000
todtahun menjadi dibawah 80.000 tonftahun sejak 1995 sampai tahun 2000. Berbagai
kendala telah diketahui sebagai penghambat peningkatan produksi udang windu di
tambak, namun penyakit dikenal sebagai penyebab utama, salah satunya adalah
serangan penyaht virus. Salah satu jenis virus yang menginfeksi udang penaeid
adalah Wllite Spot jjinindronz Yirus (WSSV). Serangan WSSV dapat mematikan

seluruh udang dalam waktu kurang satu minggu dari gejala serangan pertama
terdeteksi. Upaya pengobatan sarnpai saat ini belum berhasil karena belum diteinukan
bahan kimia atau antibiotik yang secara efektif dapat ~nembunuhvirus White Spot.
Upaya untuk inengatasi serangan virus dapat dilakukan dengan cara merangsang
respon imun melalui vaksinasi.
Tujuan dari penelitian ini adalah lnengetahui pengaruh perendaman &lam
ekstrak biji mangrove X~)locarpusgranatunz teihadap patogenisitas WSSV pada
udang windu.
Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juli 2003. Percobaan
penularan serta pengamatan perubahan gejala klilnis (perubahan patologis d a n
morfologis) udang uji dilakukan di Laboratoriuln Hama dan Penyakit Udang dan
Ikan, Eafai Besar Pengembangan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara. Preparasi
dm pengamatan histologis udang uji difakukan di Laboratorium Kesehatan &an,
Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, hstitut Pertanian
Bogor, Bogor.
Tahapan penelitian terdiri dari screening dan adaptasi terhadap udang uji,
kemudian pembuatan inokulum virus white spot, percobaan inaktifasi virus,
penularan virus perlakuan terhadap udang uji dan uji tantang udang uji dengan virus
tanpa perlakuan.
Penelitian diawali dengan screening formalin (100 ppm) terhadap udang uji,

berasaf dari Jepara, dan mengadaptasikannya seiama seminggu. Kemudian dilakukan
pembuatan inokulum virus berdasarkan metode Hameed et al. (1997), yaitu dengan
membuat suspensi organ udang terinfeksi pada konsentrasi 10% (wlv), dimana 1
gram organ udang terini-kksi digems dan dilarutkan daiam I0 mi air laut sten'f
kemudian disentrifugasi (3000xg, 20 menit; dan 8000xg, 30 menit) dan disaring
1
didapatkan larutan baku virus dengan
dengan kertas Miliphore 0 . 4 5 ~ ~sehingga
konsentrasi 20 mgfml. Inokulum virus dibuat dari udang yang terinfeksi WSSV, yang
berasal dari Indramayu, Jawa Barat.
Percobaan perendaman virus dalam ekstrak biji mangrove (EBM) dilakukan
selama 30 menit dengan dosis 25 ppm, 50 ppm dan 100 ppm, dan konsentrasi virus 2

rndml
- (pengenceran 10-'1. Kemudian dilakukan uli penularan terhadap udang windu
stadia PL 15 secara perendaman selalna 60 menit d e n ~ nkonsentrasi virus 0.02
!nsf!n!
(gengemeran 10"). Pada K(-) ?id& di!&_k.ukan uji p~;n~l!.+.ran,
redangkar! K ( i - )
udacg uji diinfPksi d~lngsr(.

v i n ~ stanps per!akusr(. EEM. Udeng u;i dipe!ihln da!am
z&a:i:m
&-&&:a::
60~,3Gx4G
:e!ama 34 ha:i, kcnu.';aZ &!&&a:: :; &r.%ng
menggunakan virus aktif, yang dinokulasi dengan metode dan asal virus yang sa~na,
lalu dipelihara selama 14 hari.
Sela~napemeliharaan dilakukan pengamatan gejala klinis pada udang uji yang
meliputi pembahan patologis (respon makan dan aktivitas berenang, tubuh
kemerahan, perubahan warna hepatopankreas dan mata, serta bintik putih pada
karapas) dan morfologi (kemsakan alat gerak dan perubahan warna tubuh,
hepatopankreas dan rnata, serta munculnya bintik putih pada karapas) serta
pengarnatan histologis: hepatopankreas, insang, limfoid, usus dan kulit untuk
mengetahui patogenitas WSSV pasca penularan I dan uji tantang, mortalitas dan
pengukuran parameter kualitas air pada awal dan akhir pemeliharaan.
Pada pasca penularan I, SR K(+) dan kelolnpok perlakuan lebih rendah
daripada K(-). Pasca uji tantang, pada K(+) terjadi penurunan SR dan kematian total
pada K(-). Sedangkan pada kelolnpok perlakuan mengalami peningkatan, dimana
yang tertinggi terjadi pada perlakuan virus dengan ekstrak biji mangrove 100 ppm.
Penggunaan ekstrak biji mangrove Xj~Locurpusgrunulunz dapat rneningkatkan

kelangsungan hidup udang uji yang diinfeksi WSSV inaktif sebelwn uji tantang.
Tingkat kelayakan WSSV inaklif pada dosis ekstrak biji mangrove adalah sebesar
87.41%.