121
V.4 Analisis program PMI Cabang Medan
Dilihat dari kenyataan dilapangan yang peneliti dapatkan dari hasil penelusuran dokumen, pengamatan dan hasil wawancara maka dapat disimpulkan
bahwa belakangan ini nama PMI lebih dikenal oleh masyarakat tidak hanya karena transfusi darahnya tetapi juga respon PMI terhadap bencana di beberapa daerah.
Selain menangani masalah bencana, PMI juga aktif dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dengan bebera program yang ada di PMI Cabang. Seperti program HIV
AIDS PMI Cabang yang telah berjalan tiga tahun. PMI juga aktif melakukan kampanye pencegahan flu burung yang didukung
oleh Palang Merah Amerika dan USAID yang mencakup sembilan kabupatenkota di daerah Sumatera Utara khususnya kota Medan. Sasaran utama kampanye adalah
kelompok masyarakat yang rentan terhadap dampak flu burung, seperti pedagang ayam, peternak unggas, ibu rumah tangga dan anak sekolah.
Diharapkan setelah program ini berjalan masyarakat sadar mengenai pentingnya hidup sehat. Program pengurangan resiko terhadap Bencana berbasis
masyarakat juga dilaksanakan oleh PMI. Program ini berlangsung di lokasi kerja PMI Cabang yang didukung oleh oleh Palang Merah Denmark. Program ini sebenarnya
program tahap kedua setelah tahap pertama sukses tahun lalu. Pada peristiwa Tsunami, 26 Desember 2004 yang melanda Aceh dan Sumatera Utara, gerakan
Palang merah sedunia telah menunjukkan keperkasaan menolong korban bencana alam yang dahsyat tersebut.
Kegiatan pengiriman dan distribusi bantuan untuk korban Tsunami di Indonesia dan 11 negara lainnya oleh gerakan Palang Merah dilukiskan sebagai
operasi bantuan kemanusiaan terbesar setalah perang Dunia II. PMI sendiri
Universitas Sumatera Utara
122 mengerahkan 1.863 tenaga relawan Satgana Satuan tugas penanggulangan bencana
ke lokasi bencana. Latar belakang terbentuknya gerakan palang merah di berbagai negara pada
hakikatnya didorong oleh tersentuhnya hati nurani manusia yang berbudi untuk menolong sesamanya yang sedang menderita dimana korban tidak sanggup untuk
menolong dirinya sendiri lagi. Maka federasi Internasional Palang MerahBulan Sabit Merah menetapkan
misinya untuk tahun 2010 ” untuk mengingatkan taraf hidup bagi yang membutuhkan dengan memobilisasi kekuatan manusia”. Demikian pula PMI cabang , telah
menetapkan visinya” mampu dan siap menyediakan dan memberikan pelayanan kepalangmerahan dengan cepat dan tepat dengan berpegang teguh pada prinsip-
prinsip dasar Palang Merah Internasional”. Bagi para relawan pelatihan-pelatihan diberikan dalam upaya peningkatan
kapasitas masyarakat terhadap kesiapsiagaan dan pengurangan resiko bencana. Pelatihan-pelatihan yang diberikan kemudian diikuti dengan serangkaian kegiatan,
seperti baseline survey survey perilaku sehari-hari masyarakat dan dikaitkan dengan perilaku mereka terhadap bencana, risk mapping pemetaan daerah resiko bencana,
dan participatory rural Approach Pendekatan partisapasi masyarakat. Dari kegiatan pendekatan partisipasi masyarakat Palang Merah Cabang bekerjasama dengan Palang
Merah Belanda hampir menyelesaikan proyeknya di banda Aceh dan sekarang fokus pada upaya dukungan terhadap korban gemba bumi di Nias tahun 2005.
Sebuah program yang menyeluruh dengan komponen rekonstruksi sedang dilakukan, bekerjasama dengan palang merah belgia. Kegiatan ini dilaksanakan di dua
kecamatan di Nias Selatan; Gomo dan Lahusa. Kedua kecamatan ini merupakan daerah terisolasi karena akses kesana cukup sulit. Selain itu perilaku budaya setempat
Universitas Sumatera Utara
123 kadang-kadang menyebabkan tantangan besar dan bahkan sesekali menyebabkan
insiden keamanan. Kegiatan di Nias mencakup rekonstruksi perumahan dan sekolah-sekolah, air
dan sanitasi, dan program kesehatan. Hingga saat ini dua sekolah telah selesai dibangun, satu sekolah akan segera diserahkan di bulan oktober ini dan satu lagi di
bulan november. 320 rumah telah dibangun dan 104 rumah lagi masih dalam proses. Beberapa dari rumah ini dibangun oleh tukang bangunan PMI Cabang Medan dan
laiinya oleh masyarakat korban bencana Nias sendiri dengan menerima material bangunan dan hibah tunai.
Disamping itu, seorang kontraktor telah dikontrak untuk membangun 116 rumah lainnya sebagai tambahan dari jumlah yang telah disebutkan diatas. Jadi total
rumah yang dibangun di nias oleh PMI Cabang Medan bekerjasama dengan Palang Merah Belanda adalah 548 unit yang akan terealisasi di awal tahun 2008. Proyek air
dan sanitasi membantu 10 desa dengan penyediaan air bersih, toilet, dan kamar mandi. Pada saat yang bersamaan, aktivitas kebersihan diri sedang diorganisir dan
pelatihan pertolongan pertama berbasis masyarakat sedang dilakukan. Lebih dari 3.000 rumah tangga telah ditolong. Proyek ini rencanakan selesai pada desember
2007. Guna mengantisipasi berbagai kemungkinan yang terjadi pada saat-saat yang
akan datang saat ini PMI tengah mengembangkan Program Community Based Disarter Preparedness Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat. Program ini
dimaksudkan mendorong pemberdayaan kapasitas masyarakat untuk menyiagakan dalam mencegah serta mengurangi dampak dan resiko bencana yang terjadi di
lingkungannya. Hal ini sangat penting karena masyarakat sebagai pihak yang secara langsung terkena dampak bila terjadi bencana.
Universitas Sumatera Utara
124 Selain itu PMI Cabang Medan juga menyelenggarakan pelatihan untuk
Pertolongan Pertama Berbasis Masyarakat Community Based First Aid CBFA. Pada dasarnya seluruh gerakan kepalangmerahan haruslah berbasis masyarakat, ujung
tombak gerakan kepalangmerahan adalah unsur unsur kesukarelaan seperti Korps Sukarela atau KSR maupun Tenaga Sukarela atau TSR dan seluruh unsur ini selalu
berbasis pada anggota masyarakat sesuai salah satu prinsip kepalangmerahan yaitu kesemestaan.
Saat ini PMI Cabang Medan adalah satu dari tiga cabang yang mendapat kerjasama dan bantuan dana dari pihak konsorsium. Kerjasama ini direncakan akan
berjalan selama 30 bulan. Pada 12 bulan pertama PMI Ambulans mendapatkan 100 bantuan dana dari apa yang dibutuhkan oleh unit ambulans dari konsorsium,
kemudian pada 12 bulan kedua akan medapat 80 bantuan dana, pada 6 bulan berikutnya akan mendapatkan 40 dana bantuan.
Unit ambulans PMI Cabang Medan dan konsorsium sudah berjalan selama lebih kurang 2 bulan. Hasil yang didapat pada awal-awal bulan ini adalah bentuk dan
sistem kerja dari manajemen ambulans, perekrutan kru ambulans, pelatihan PP 70 Jam Pelajaraan Efektif, dan memulai sosialisasi terhadap pihak-pihak terkait yang
nantinya akan bekerjasama dengan pihak ambulans Palang Merah Indonesia Cabang Medan.
Unit Ambulans PMI Sebagai Partner Masyarakat, kota Medan sebagai kota terbesar ke tiga di Indonesia memiliki tingkat ambulans yang tinggi. Dari penanganan
pasien dari rumah sakit, panggilan dari rumah, kecelakaan lalu lintas, kecelakaan kerja,dan lain-lain. Untuk itu PMI Cabang Medan melalui unit ambulan akan ikut
andil dalam penanganan yang melibatkan ambulans. Dalam operasionalnya unit
Universitas Sumatera Utara
125 ambulans akan membuka pintu seluas-luas bagi perusahaan-perusahaan yang mau
menjalin kerjasama secara khusus dengan unit ambulans PMI Cabang Medan. Unit Ambulans PMI Masih Membutuhkan Donasi Dari Masyarakat, sampai
saat ini unit ambulans PMI Cabang Medan memiliki tiga buah ambulans, dua dalam kondisi rusak dan tidak berjalan sedangkan yang satunya lagi dalam kondisi yang juga
sudah tidak layak lagi jalan namun masih juga tetap beroperasi karena harus tetap melayani panggilan masyarakat. Untuk itu sangat diharapkan bagi masyarakat untuk
berperan sebagai donatur demi terus tetap berjalannya unit ambulans PMI Cabang Medan.
PMI Cabang telah melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai organisasi kemanusiaan, dengan menerapkan pokok-pokok kebijakan dan rencana strategis
2004-2009 yang telah dijalankan sampai saat ini. PMI juga telah memberikan sebisa mungkin dalam membantu masyarakat yang memberikan pertolongan. Untuk itu
tugas pokok, visi dan misi PMI telah diterapkan di lapangan dengan semua kru relawan yang telah bertugas dengan sesuai ketrampilannya masing-masing.
Universitas Sumatera Utara
126
BAB VI PENUTUP