FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KREDIT MACET PADA PT. MANDIRI TUNAS FINANCE

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KREDIT MACET PADA PT. MANDIRI
TUNAS FINANCE

ABSTRAK
Oleh
LIONI AMAYADORI

PT. Mandiri Tunas Finance merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang
pembiayaan/leasing. Dalam kegiatan ini PT. Mandiri Tunas Finance melayani
penjualan baik secara kredit maupun secara tunai, namun sebagian besar
penjualannya adalah hasil penjualan secara kredit. Karena tujuan PT. Mandiri
Tunas Finance adalah memperoleh laba. PT. Mandiri Tunas Finance memberikan
kemudahan kepada konsumen untuk mendapatkan pembelian sepedah motor
secara kredit yang pembayarannya dilakukan dengan angsuran setiap bulan sesuai
perjanjian. Akan tetapi sering kali para konsumen tidak dapat melakukan
pembayaran sampai tanggal jatuh tempo yang telah ditentukan karena konsumen
mengalami hambatan dalam perekonomiannya sehingga menyebabkan terjadinya
kredit macet.
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui hal-hal apa saja yang
menyebabkan kredit macet dan upaya penyelesaian kredit macet pada PT Mandiri
Tunas Finance, serta untuk menambah pengalaman dan penalaran untuk dapat

berfikir kritis dalam memecahkan masalah.
Hasil dari penulisan ini adalah menunjukkan bahwa penyebab terjadinya kredit
macet ditinjau dari sisi konsumen, yaitu dari kondisi keuangan konsumen.
Terkadang konsumen tidak dapat membayar angsuran tepat waktu karena uang
yang digunakan untuk membayar angsuran digunakan untuk kebutuhan lain,
pengeluaran mendadak atau uangnya belom mencukupi. Jadi hal ini penulis ingin
mengetahui bagaimana langkah perusahaan menangani angsuran konsumen yang
menunggak.

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KREDIT MACET PADA PT
MANDIRI TUNAS FINANCE
CABANG BANDAR LAMPUNG

(Laporan akhir)

Oleh
LIONI AMAYADORI

PROGRAM STUDI D3 KEUANGAN DAN PERBANKAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMPUNG
2013

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
RIWAYAT HIDUP
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................

1

1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................

6


1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................

6

1.4 Metode Penelitian................................................................................

6

1.5 Alat Analisi ........................................................................................

7

BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Lembaga Pembiayaan .......................................................

8

2.2 Pengertian ...........................................................................................


9

2.3 Tujuan Kredit .....................................................................................

10

2.4 Unsur-unsur Kredit.............................................................................

11

2.5 Jenis Kredit .........................................................................................

12

2.6 Pengertian Kredit Bermasalah.............................................................

12

2.7 Penggolongan Kredit Berdasarkan Kemampuan Membayar. ............


12

2.8 Analisis Kredit ....................................................................................

14

2.9 Standar Kredit .....................................................................................

15

BAB III. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Jenis Sejarah Singkat Perusahaan ......................................................

18

3.2 Visi dan Misi Perusahaan ....................................................................

20

3.2.1 Visi Perusahaan ...........................................................................


20

3.2.2 Misi Perusahaan ..........................................................................

20

3.3 Tujuan Perusahaan .............................................................................

20

3.4 Struktur Organisasi .............................................................................

21

BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Faktor-Faktor Penyebab Kredit Macet ...............................................

31


4.2 Pencegahan Kredit Macet ....................................................................

32

4.3 Penyelesaian Kredit Macet ..................................................................

33

BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan..............................................................................................

35

5.2 Saran ....................................................................................................

37

KATA PENGANTAR

Dalam memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karuniannya, sehingga laporan akhir yang berjudul “Faktor-Faktor
Penyebab Kredit Macet Pada PT. Mandiri Tunas Finance” dapat diselesaikan.
Laporan akhir ini disusun sebaga tugas akhir menyelesaikan Program Pendididkan
Diploma III Keuangan dan Perbankan Universitas Lampung Tahun 2013. Penulis
menyadari dlam penulisan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh
karena itu segala kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis harapkan guna
perbaikan penulisan selanjutnya, maka dalam kesempatan ini dengan segala hormat
ijinkan penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Hi. Satria Bangsawan, S.E., M.Si, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Aidasari, S.E., M.Si, selaku ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Roslina, S.E., M.Si, selaku ketua Program Studi Diploma 3 Keuangan dan
Perbankan.

4. Bapak Ahmad Faisol, S.E.,M.M selaku Sekretaris Program Diploma 3
Keuangan dan Perbankan sekaligus Dosen Pembimbing Lapangan yang
telah membantu, membimbing dan motivasi yang telah diberikan kepada
penulis dalam menyelesaikan Laporan Akhir ini.
5. Ibu Desmalazati, Bapak Tri yang telah banyak membantu dan memberikan

informasi, dan pengarahan kepada penulis.
6. Ibu Aulia cahyanti, selaku pimpinan PT Mandiri Tunas Finance cabang Bandar
Lampung.
7. Ibu Diana Tri Oktora sebagai OH, terima kasih telah memberikan tempat dan
kesempatan untuk PKL di PT Mandiri Tunas Finance.
8. Seluruh Staf PT Mandiri Tunas Finance yang telah memberikan bantuan dalam
pengumpulan data yang digunakan penulis dalam menyelesaikan laporan akhir.

9. Keluargaku Papa, Mama, Abang, Ami, Syofi, Pipit dan Cindy terimaksih
atas doa dan semangat.
10. Ofa Carnofus Asghar terimaksih atas doa, semangat dan kasih sayangnya,
11. Sahabatku, Gia Jazzela, Hella, Imelda, Henny, Mbul, Arinta, Lita, Jian,
Mbul terimaksih atas bantuan kalian.
12. Seluruh Keluarga Besar D3 Keuangan dan Perbankan

Semoga Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang membalas
dengan pahala yang besar untuk semua bantuan, dan kebaikan yang telah
diberikan kepada penulis. Besar harapan semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak yang berkepentingan. Amin


Bandar Lampung,

Mei 2013

Lioni Amayadori

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Lampung pada tanggal 23 November 1990, sebagai anak
keenam dari enam bersaudara, dari pasangan suami istri Bapak Mahdi dan Ibu
Lismi Lois
Jenjang Pendidikan yang pernah penulis tempuh adalah :
1. Pendidikan dimulai dari Sekolah Dasar diselesaikan di SD Negri 2 Sawah
Brebes pada tahun 2003,
2. Sekolah Menengah Pertama diselesaikan di SMP Kartika II-2 pada tahun
2006,
3. Sekolah Menengah Kejuruan BPK Penabur diselesaikan pada tahun 2009,
4. D1 Lembaga Pendidikan Bahasa Inggris LIA diselesaikan pada tahun
2010.
Pada tahun 2010 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa di Universitas Lampung

Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan mengambil Program Studi D3 Keuangan
dan Perbankan. Pada tahun 2013, penulis telah mengikuti Praktek Kerja Lapangan
( PKL ) di PT Mandiri Tunas Finance cabang Bandar Lampung, sebagai salah satu
syarat menyusun tugas laporan akhir.

1

I. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Perusahaan Leasing memiliki peran yang cukup penting dalam pembiayaan
barang-barang modal atau barang konsumtif. Jenis barang yang dibiayai pun terus
meningkat. Jika sebelumnya hanya terfokus pada pembiayaan kendaraan
bermotor, kini berkembang pada keperluan kantor, manufaktur, konstruksi dan
pertanian. Hal ini mengindikasikan multi finance kian dikenal dan diandalkan oleh
pelaku usaha nasional.
Perusahaan leasing sebagai perusahaan yang membiayai penjualan secara kredit,
umumnya memiliki tujuan untuk meningkatkan laba perusahaan melalui
peningkatan jumlah barang yang dibiayainya. Namun pembiayaan kredit tersebut
selalu berkaitan dengan waktu yang akan datang, yang berarti mengandung unsur
ketidakpastiannya atau risiko.
PT. Mandiri Tunas Finance merupakan perusahaan non bank yang bergerak di
bidang pembiayaan. Jenis ini pembiayaan yang ditangani PT. Mandiri Tunas
Finance meliputi customer, sewa menyewa biasa dan anjak piutang. Namun saat
ini PT. Mandiri Tunas Finance lebih memfokuskan pada usaha pembiayaan
konsumen (consumer financing) terutama automative consumer financing dalam
bentuk penyediaan dana bagi para customer yang ingin membeli kendaraan

2

bermotor

(mobil

atau

sepedah

motor)

dengan

pembayaran

secara

bertahap/angsuran.

PT. Mandiri Tunas Finance menetapkan pembayaran angsuran dengan jangka
waktu 12, 18, 24, 30, 36 bulan. Semakin lama jangka waktu pembayaran yang
diberikan, maka akan semakin besar pula persentase piutang tak tertagihnya.
Keterlambatan dalam perlunasan angsuran yang dilakukan oleh customer
merupakan salah satu risiko yang ditimbulkan akibat pengaruh investasi.
Tidak semua customer dapat melunasi angsuran pembayaran dengan baik, hal ini
dapat dilihat dari klasifikasi angka kredit yang bermasalah pada PT. Mandiri
Tunas Finance yang masih saja terdapat tunggakan dari tahun ketahun.
Pada tabel 1 dan 2 memperlihatkan adanya banyaknya jumlah unit kredit
bermasalah pada PT. Mandiri Tunas Finance cabang Bandar Lampung.

3

Tabel 1. Klasifikasi Angka Kredit Bermasalah pada PT. Mandiri Tunas
Finance cabang Bandar Lampung Tahun 2011 Berdasarkan Lamanya
Tunggakan

Tanggal

Lancar
1-30 Hari

Unit
31 Januari 2011
678
28 Februari 2011
767
31 Maret 2011
632
30 April 2011
637
31 Mei 2011
534
30 Juni 2011
604
31 Juli 2011
507
31 Agustus 2011
493
30 September 2011 893
31 Oktober 2011
437
30 November 2011 705
31 Desember 2011 412

%
4,1
4,7
4,0
4,1
3,5
4,0
3,4
3,3
6,1
3,0
5,0
3,0

Bermasalah
Macet
WO
31-180
> 180
Hari
Hari
Unit
% Unit %
378 2,3
17 0,1
382 2,4
47 0,3
403 2,5
78 0,5
381 2,4 111 0,7
434 2,8 152 1,0
355 2,3 187 1,2
279 1,9 171 1,2
261 1,8 194 1,3
279 1,9 222 1,5
319 2,2 236 1,6
304 2,2 223 1,6
328 2,4 235 1,7

Total Over
Due

Not Yet Due

Unit
1.073
1.196
1.113
1.129
1.120
1.146
957
948
1.394
992
1.232
975

Unit
15.442
15.054
14.868
14.557
14.318
14.116
13.906
13.874
13.326
13.385
12.781
12.539

%
6,5
7,4
7,0
7,2
7,3
7,5
6,4
6,4
9,5
6,9
8,8
7,2

%
93,5
92,6
93,0
92,8
92,7
92,5
93,6
93,6
90,5
93,1
91,2
92,8

TOTAL
Unit
16.515
16.250
15.981
15.686
15.438
15.262
14.863
14.822
14.720
14.377
14.013
13.514

Dari tabel 1, dapat kita lihat bahwa bulan Januari 2011 total angka kredit
bermasalah berjumlah 1.073 unit atau sebesar 6,5% dari total penjualan sebanayak
16.515 unit. Pada bulan Februari 2011 angkanyapun meningkat menjadi 1.196
unit atau sebesar 7,4 % dari total penjualan 15.981. tetapi pada bulan Maret
hingga bulan Agustus 2011 perusahaan mengalami situasi yang bisa dikatakan
tidak stabil karena terjadi penurunan dan kenaikan angka kredit bermasalah secara
terus-menerus dimulai angka 1.113, 1.129, 1.120, 1.146, 957, 948. Hingga pada
bulan September 2011 angka kredit bermasalah kembali melonjak mencapai 1.394
unit atau sebesar 9,5% dari penjualan 14.720 , dan pada bulan Oktober hingga

%
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100

4

bulan Desember perusahaan kembali lagi mengalami situasi yang bisa dikatakan
tidak stabil karena terjadi penurunan dan kenaikan angka kredit bermasalah.
Jika ingin melihat tunggakan yang masih saja terjadi dari tahun-ketahun, kita
dapat membandingkan angka kredit bermasalah pada tahun 2011 dengan angka
kredit bermasalah pada tahun selanjutnya yaitu tahun 2012.
Tabel 2. Klasifikasi Angka Kredit Bermasalah pada PT. Mandiri Tunas
Finance cabang Bandar Lampung Tahun 2012 Berdasarkan Lamanya
Tunggakan.
Bermasalah
Lancar
Macet
WO
Total Over
Tanggal
Not Yet Due
Due
31-180
> 180
1-30 Hari
Hari
Hari
Unit %
Unit
% Unit % Unit
%
Unit
%
31 Januari 2012
557 4,2
321 2,4 256 1,9 1.134 8,6 12.090 91,4
28 Februari 2012
710 5,4
326 2,5 283 2,1 1.319
10 11.920 90,0
31 Maret 2012
513 3,9
360 2,7 317 2,4 1.190
9 12.065 91,0
30 April 2012
495 3,7
353 2,7 330 2,5 1.178 8,9 12.027 91,1
31 Mei 2012
534 4,1
373 2,9 361 2,8 1.268 9,7 11.800 90,3
30 Juni 2012
529 4,1
384 3,0 388 3,0 1.301
10 11.701 90,0
31 Juli 2012
464 3,6
401 3,1 401 3,1 1.266 9,8 11.704 90,2
31 Agustus 2012
475 3,7
382 3,0 428 3,3 1.285 9,9 11.664 90,1
30 September 2012
692 5,3
416 3,2 436 3,4 1.544 11,9 11.415 88,1
31 Oktober 2012
446 3,5
487 3,8 472 3,7 1.405 10,9 11.433 89,1
30 November 2012
568 4,4
507 4,0 509 4,0 1.584 12,4 11.235 87,6
31 Desember 2012
434 3,5
527 4,2 505 4,0 1.466 11,7 11.088 88,3
Sumber : PT. Mandiri Tunas Finance cabang Bandar Lampung 2012

TOTAL
Unit
13.224
13.239
13.255
13.205
13.068
13.002
12.970
12.949
12.959
12.838
12.819
12.554

%
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100

5

Jika dibandingkan dengan tabel 1, kondisi angka kredit bermasalah yang terjadi di
tahun 2012 tak jauh beda. Hal ini dapat dilihat dari total angka kredit over due
pada bulan Januari 2012 yang mengalami kenaikan 60 unit atau sebesar 2,1% dari
bulan Januari tahun 2011. Selain itu, total angka over due bulan Februari
mengalami kenaikan yang cukup tinggi hingga mencapai 1.319 unit atau sebesar
10% dari total penjualan 13.239 unit. Kondisi pada bulan Maret sampai bulan
Desember perusahaan mengalami situasi yang bisa dikatakan tidak stabil karena
terjadinya penurunan dan kenaikan angka kredit bermasalah secara terus menerus
dari dimulai angka 1.190, 1.178, 1.268, 1.301, 1.266, 1.285, 1.544, 1.405, 1.584,
1.466.
Penggolongan kredit bermasalah dikatagorikan berdasarkan lamanya tunggakan,
yaitu :
Tunggakan kredit 1 - 30 hari

golongan lancar

Tunggakan kredit 31 – 180 hari

golongan macet

Tunggakan kredit > 180 hari

Write Off (Hapus Buku)

Penggolongan kredit dengan golongan macet dan write off (hapus buku)
merupakan golongan kredit bermasalah yang sudah ditangani bagian remedial.
Sedangkan golongan lancar dengan tunggakan 1-30 hari di katagorikan sebagai
golongan kredit bermasalah yang masih ditangani bagian collector.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menulis Laporan Akhir
ini dengan judul “ FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KREDIT MACET
PADA PT. MANDIRI TUNAS FINANCE”

6

1.2 Permasalahan
Penjelasan pada latar belakang yang memperlihatkan banyaknya kredit
bermasalah di PT. Mandiri Tunas Finance cabang Bandar Lampung pada Tahun
2011-2012, oleh karena itu permasalahan yang dirumuskan pada penelitian ini
adalah :
“Apa yang menjadi penyebab kredit bermasalah dan bagiamana cara
penanggulangan kredit bermasalah pada PT. Mandiri Tunas Finance cabang
Bandar Lampung”.
1.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya penuggakan pada PT. Mandiri
Tunas Finance cabang Bandar Lampung
2. Untuk mengetahui langkah-langkah seperti apa yang dilakukan oleh PT.
Mandiri Tunas Finance dalam menangani dan mencegah kredit macet.

1.4. Metode Penelitian
1. Studi Pustaka
Melakukan studi dengan cara memanfaatkan literatur-literatur yang ada
dan yang berhubungan dengan masalah penulisan.

7

2. Wawancara
Dengan melakukan wawancara secara langsung kepada karyawan yang
bersangkutan pada saat pelaksanaan PKL di PT. Mandiri Tunas Finance
cabang Bandar Lampung selama 2 bulan ( 5 Februari 2013 - 4 April 2013).

1.5. Alat Analisis
1. Analisis Kualitatif
Merupakan analisis fakta non angka yang tujuannya untuk
mengidentifikasikan hal-hal yang membahayakan dan yang mendukung
perusahaan.

8

II. LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Lembaga Pembiayaan
Lembaga Pembiayaan menurut Kepres RI No.61 tahun 1988, pasal 1 ayat 2
pembiayaan adalah “Badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam
bentuk penyediaan barang atau dana dengan tidak menarik dana secara langsung
dari masyarakat (Giro, Deposito, Tabungan dll)”
Lembaga pembiayaan mempunyai beberapa bidang usaha, yaitu :
1. Perusahaan Sewa Guna Usaha (Leasing Company)
Badan usaha ini melakukan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang
modal, baik secara finance lease maupun operating

lease, untuk

digunakan oleh penyewa guna usaha jangka waktu tertentu berdasarkan
pembiayaan secara berkala.
2. Perusahaan Modal Ventura (Venture Capital Company)
Badan usaha ini melakukan usaha pembiayaan dalam bentuk penyertaan
modal ke dalam satu perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan
untuk jangka waktu tertentu.
3. Perusahaan Jasa Anjak Piutang (Factori ng Company)
Badan usaha ini merupakan badan yang melakukan usaha pembiayaan
dalam bentuk pembeliaan dan atau penagihan pengurusan piutang atau

9

tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam
dan luar negeri.
4. Perusahaan Pembiayaan Konsumen (Consumer Finance Company)
Badan usaha ini melakukan pembiayaan untuk membeli barang dan jasa
dengan menggunakan kartu kredit.
5. Perusahaan Perdagangan Surat Berharga (Securities Company)
Badan usaha ini melakukan pembiayaan dalam bentuk perdagangan surat
berharga.

2.2. Pengertian Kredit
Sacara etimalogi, istilah kredit berasal dari Bahasa latin, yaitu “credere”, yang
berarti kepercayaan.
Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, kredit adalah pinjaman sampai batas
jumlah tertentu yang diizinkan oleh bank atau badan lain.
Beberapa definisi kredit yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi, yaitu :
Pengertian kredit menurut Hasubuan (2001:87), pengertian kredit adalah semua
jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bunganya oleh peminjam
sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
Menurut Kredit menurut Eric L. Kohler (1964) : “Kredit adalah kemampuan
untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan
suatu janji pembayarannya akan dilakukan dan ditangguhkan pada suatu jangka
waktu yang disepakati”.

10

Adapun pengertian kredit menurut UU Perbankan No.7 tahun 1992 :
“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara suatu
perusahaan dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah uang, imbalan atau
pembagian hasil keuntungan.”

2.3. Tujuan Kredit
Menurut Hasibuan (2001:91) dalam bukunya dasar-dasar perbankan, bahwa
tujuan pemberian kredit yang hendak dicapai tentunya tergantung dari tujuan
perusahaan itu sendiri, seperti :
1. Mencari Keuntungan
Tujuan yang paling utama adalah memperoleh keuntungan yang diperoleh
dalam bentuk bunga yang diterima perusahaan sebagai balas jasa dan biaya
administrasi kredit yang dibebankan kepada konsumen.
2. Meningkatkan daya guna
Kredit yang memberikan dapat digunakan debitur untuk mengolah barang yang
tadinya tidak berguna menjadi barang berguna.
3. Membantu usaha konsumen
Kredit yang memberikan debitur dapat digunakan untuk membantu
meningkatkan usaha konsumen.

11

2.4. Unsur-unsur Kredit
Menurut Firdaus,Rachmat (2003:3) dalam bukunya Manajemen Perkreditan Bank
Umum menjelaskan bahwa kredit yang diberikan oleh suatu lembaga kredit
didasarkan atas kepercayaan sehingga pemberian kredit merupakan pemberian
kepercayaan kepada seorang customer.
Jadi, unsur-unsur yan terdapat dalam kredit adalah :
1. Kepercayaan
Adanya keyakinan dari pihak perusahaan terhadap prestasi yang
diberikannya baik dalam bentuk uang, barang maupun jasa kepada debitur
akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu
dimasa yang akan datang.
2. Tenggang Waktu
Yaitu waktu yang memisahkan antara pemberian kredit dan perlunasannya
akan diterima pada masaa yang akan datang sesuai dengan jangka waktu
yang telah ditentukan sebelumnya dan berdasarkan kesepakatan bersama
3. Risiko
Yaitu risiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka waktu
yang memisahkan antara pemberian kredit dan perlunasanya yang akan
diterima pada masa yang akan datang. Semakin lama kredit yang
diberikan, maka semakin tinggi pula tingkat risiko yang diterima. Inilah
yang terjadi penyebab risiko, hingga akhirnya timbul peningkatan
jaminan/angunan dalam pemberian kredit.

12

2.5. Jenis Kredit
Jenis kredit dapat dilihat dari sudut waktu
a. Kredit jangka pendek
Kredit jangka pendek yaitu kredit yang berjangka waktu maksimum satu
tahun
b. Kredit jangka menengah
Kredit jangka menengah yaitu kredit yang berjangka waktu antara satu
tahun sampai tiga tahun
c. Kredit jangka panjang
Kredit jangka panjang yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari tiga
tahun.

2.6. Kredit Bermasalah
Menurut Ariyanti, Maya (2003:42) dalam bukunya Manajemen Pengkreditan
Bank Umum bahwa kredit bermasalah adalah suatu keadaan dimana seorang
konsumen sudah tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh kewajibannya
kepada bank/perusahaan seperti yang telah diperjanjikan. Kriteria penilaian
kualitas didasarkan pada keadaan pembayaran kredit oleh konsumen yang
tercermin dalam catatan pembukuan yaitu, meliputi ketepatan pembayaran pokok,
bunga, maupun kewajiban lainnya. Sedangkan kriteria penilaian kolektibilitas
secara kualitatif didasarkan pada prospek usaha dan kondisi keuangan.

13

2.7. Penggolongan Kredit Berdasarkan Kemampuan Membayar
a. Lancar
Kredit yang digolongkan lancar apabila memenuhi kriteria sebagai berikut
:
1. Pembayaran tepat waktu
2. Hubungan konsumen dengan perusahaan baik
3. Dokumentasi lengkap
b. Dalam Perhatian Khusus (DPK)
Kredit yang digolongkan DPK apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Terdapat tunggakan pembayaran pokok
2. Hubungan konsumen dengan perusahaan baik
3. Dokumentasi kredit lengkap
4. Pelanggaran perjanjian kredit yang tidak prinsipil

c. Kurang Lancar
Kredit yang digolongkan kurang lancar apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut :
1. Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan bunga yang telah melebihi
90 hari/3 bulan
2. Hubungan konsumen dengan perusahaan memburuk
3. Dokumentasi kredit kurang lengkap
4. Pelanggaran terhadap persyaratan pokok kredit

14

d. Diragukan
Kredit yang digolongkan diragukan apabila memenuhi kriteria sebagai
berikut :
1. Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan bunga yang telah melebihi
180 hari sampai 270 hari.
2. Hubungan konsumen dengan perusahaan semakin memburuk
3. Dokumentasi kredit tidak lengkap
4. Pelanggaran yang prinsipil terhadap persyaratan pokok dalam
perjanjian kredit.
e. Macet
Kredit yang digolongkan macet apabila memenuhi kriteria sebagai berikut
:
1. Terdapat tunggakan pembayaran pokok dan bunga yang telah melebihi
270 hari
2. Dokumentasi kredit/pengikatan tidak ada.

2.8. Analisis Kredit
Secara umum analisis kredit terbagi menjadi 2 aspek, yaitu :
a. Aspek Kuantitatif
Aspek Kuantitatif yaiatu analisis terhadap angka-angka yang ditunjukkan
oleh laporan keuangan. Tujuannya untuk memberikan gambaran
mengenai kondisi keuangan perusahaan.

15

b. Aspek Kualitatif
Aspek kualitatif yaitu analisis fakta non angka yang tujuannya untuk
mengidentifikasi

hal-hal

yang

membahayakan

dan

mendukung

perusahaan.

2.9. Standar Kredit
Standar kredit adalah tingkat risiko maksimum yang dapat ditolerir dari
seseorang pelanggan kredit. (Weston dan Brigham, 1990:204)
Jika suatu perusahaan melakukan penjualan kredit kepada para pelanggan
yang kuat, maka kerugian akan piutang ragu-ragu biasanya kecil. Sebaliknya,
ada kemungkinan tingkat penjualan perusahaan akan berkurang dan laba
yang seharusnya diperoleh dari penjualan yang hilang tersebut dapat lebih
besar dari pada biaya yang dapat dihindarkan. Untuk menentukan standar
kredit yang optimal, maka perusahaan perlu membandingkan biaya marginal
pemberian kredit dengan laba marginal dari peningkatan penjualan. Yang
termasuk dalam biaya marginal adalah biaya-biaya yang berkaitan dengan
kualitas pelanggan/biaya –biaya kualitas kredit. Termasuk dalam biaya-biaya
ini :
1. Kerugian karen piutang ragu-ragu
2. Biaya pemeriksaan dan penagihan yang lebih tinggi
3. Dana yang lebih besar yang terkait dan tertanam dalam piutang dagang
serta mengakibatkan biaya modal yang lebih tinggi.
Karena pelanggan yang kurang layak menerima kredit menunda pembayaran
serta adanya korelasi antara biaya kredit dengan kualitas penerima kredit,

16

membuat perusahaan harus mampu menilai calon pelangganya. Penilaian
terhadap calon pelanggan/pengkonsumsi merupakan tindakan pencegah yang
bijaksana. Karena itu, perusahaan harus mampu mengadakan evaluasi
terhadap calon-calon pelanggan yang menimbulkan risiko tinggi.
Beberapa kriteria penilaian yang perlu diperhatikan, seperti dikemukakan
oleh Kartadinata (1991:8), suatu perusahaan harus memperhatikan faktor 5C
dari perusahaan lain dalam menilai kelayakan kredit.
1. Character (karakter)
Penilaian terhadap karakter/kepribadian pelanggan adalah mengenai sifatsifat pribadi, kebiasaan, cara hidup, dll. Penilaian terhadap karakter
pengkonsumsi ini dapat menjamin ukuran dalam menilai kemampuan
pelanggan untuk membayar hutang-hutungnya. Ada kalanya seorang
pelanggan yang mampu membayar hutangnya akan menunda pembayaran
karena sifat yang kurang baik dari pelanggan tersebut.
2. Capacity (kapasitas)
Penilaian terhadap kapasitas/kemampuan calon pelanggan menjadi ukuran
bagi perusahaan dalam menentukan pelanggan tersebut dalam membayar
hutang-hutangnya.

Kapasitas

yang

dimaksud

adalah

kemampuan

pelanggan untuk membayar hutang-hutangnya. Penilaian kapasitas
pelanggan

memberikan

gambaran

mengenai

kemampuan

pelanggan/pengkonsumsi dalam memanfaatkan perjanjian kredit yang
diberikan perusahaan.

17

3. Capital (modal)
Penilaian terhadap permodalan yang dimaksud bukan hanya mengenai
besar kecilnya modal pelanggan tersebut, akan tetapi bagaimana
pelanggan dapat menempatkan modalnya. Apakah pelanggan sudah
cukup mampu untuk membayar hutangnya dan apakah pelanggan tersebut
cukup likuid keuanganya.
4. Collateral (jaminan)
Penilaian yang menyangkut jaminan yang dapat disediakan oleh
pengkonsumsi terhadap penjualan kredit yang diberikan. Penilaian
terhadap jaminan dapat dilakukan apabila perusahaan masih ragu terhadap
pelanggan tersebut.
5. Condition (kondisi)
Dalam melaksanakan penjualan kredit yang perlu diperhatikan adlah
kondisi perekonomian secara umum mampu kondisi usaha pelanggan.
Maksudnya agar perusahaan dapat memperkecil risiko-risiko yang
mungkin timbul akibat situasi perekonomian / akibat persaingan yang
dihadapi pelanggan.

18

III. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Sejarah Singkat Perusahaan
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk resmi mengakuisisi 51% (lima puluh satu persen)
saham PT Tunas Financindo Sarana pada tanggal 6 Februari 2009. Saham yang
diakuisisi oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk adalah milik PT Tunas Ridean
Tbk (26%) dan milik PT Tunas Mobilindo Parama (25%). PT Tunas Financindo
Sarana pada awalnya didirikan pada tahun 1989 dengan nama PT Tunas
Financindo Corporation, yang kemudian pada tahun 2000 berubah nama menjadi
PT Tunas Financindo Sarana dengan brand “Tunas Finance”. Setelah akuisisi
saham oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, nama PT Tunas Financindo Sarana
berubah menjadi PT Mandiri Tunas Finance dengan brand baru “Mandiri Tunas
Finance”. PT Mandiri Tunas Finance adalah perusahaan yang memberikan solusi
pembiayaan yang mudah, inovatif dan kompetitif bagi konsumen untuk memiliki
mobil (baru dan bekas), sepeda motor (khusus daerah tertentu), dan kendaraan
niaga baik untuk perorangan maupun korporasi. Sejak tahun 2009 sampai saat ini
PT Mandiri Tunas Finance dimiliki oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar
51% (lima puluh satu persen) dan PT Tunas Ridean Tbk sebesar 49% (empat
puluh sembilan persen). PT Bank Mandiri (Persero) Tbk merupakan bank yang
memiliki asset terbesar di Indonesia dan didukung oleh lebih dari 1.300 jaringan

19

kantor di dalam dan luar negeri dalam menyediakan solusi keuangan yang
menyeluruh bagi nasabah perorangan maupun perusahaan.
Berawal dari keinginan Tunas Ridean Group untuk memberikan solusi bagi
konsumen potensial yang memerlukan jasa keuangan dalam kepemilikan
kendaraan bermotor, maka pada tahun 1985 didirikan jasa keuangan. Bisnis PT
Tunas Ridean tbk memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun di dunia otomotif dan
lebih dari 10 tahun di pembiayaan konsumen.
Untuk mengetahui segala kebutuhan konsumen dalam bidang otomotif, PT Tunas
Ridean Tbk menyediakan penjualan kendaraan baru atau bekas, layanan service
atau suku cadang, kredit kendaraan bermotor maupun lease rental.
Tunas Ridean Group merupakan perusahaan induk dari :
PT Tunas Ridean Tbk (Tunas Toyota)
PT Tunas Mobilindo Parama (Tunas BMW)
PT Surya Mobil Megahtama (Tunas Auto Word)
PT Tunas Interauto Sarana (Tunas Used Car)
PT Tunas Dwipa Matra(Tunas Honda Motor)
PT Mandiri Tunas Finance (Tunas Financindo)
PT Tunas Mobillindo Perkasa (Tunas Peugeot Atau Tunas Daihatsu)

Sampai saat ini, PT Mandiri Tunas Finance memiliki jaringan cabang di 68 titik
lokasi yang tersebar di pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali dan
Nusa Tenggara Barat.

20

3.2 Visi dan Misi Perusahaan

3.2.1

Visi Perusahaan

Menjadi Perusahaan Pembiayaan Otomotif Terbaik, Terbesar dan
Terpercaya di Indonesia.

3.2.2

Misi Perusahaan
1. Berorientasi Kepada Pemenuhan Kebutuhan Pasar dengan Service
Excellent
2. Mengembangkan Sumber Daya Manusia Profesional
3. Ikut Berkontribusi Positif Dalam Perekonomian Nasional
4. Memberi Keuntungan Yang Maksimal Bagi Stakeholders

3.3 Tujuan Perusahaan
Tujuan dari PT Mandiri Tunas Finance adalah untuk memberikan kredit yang
sebanyak-banyaknya kepada pelanggan dalam rangka untuk mendapatkan laba
yang sebesar-besarnya.
3.4 Struktur Organisasi
Organisasi adalah sekumpulan orang-orang yang bekerja sama dalam satu wadah
untuk mencapai tujuan bersama. Untuk mencapai tujuan tersebut, struktur
organisasi mempunyai manfaat diantaranya :

21

1. Untuk melihat besar kecilnya suatu perusahaan,
2. Untuk menjelaskan tugas dan tanggungjawab masing-masing bagian,
3. Untuk perincian aktifitas yang dijalankan oleh masing-masing bagian,
4. Untuk mengetahui jabatan-jabatan yang ada pada perusahaan.
Struktur organisasi juga mencerminkan tugas, tanggungjawab dan wewenang dari
setiap bagian yang ada dalam organisasi. Dalam suatu perusahaan diperlukan
adanya organisasi yang baik dan berjalan dengan lancar sehingga semua karyawan
akan mengetahui tugas dan tanggungjawab yang telah diberikan dan
menyelesaikan dengan baik.
Struktur organisassi

diperlukan sebagai

pedoman atau landasan

untuk

melaksanakan seluruh kegiatan dalam suatu organisasi perusahaan, karena di
dalam struktur organisasi itu sendiri dijabarkan tugas dan wewenang, serta orang
yang menjabatnya. Adapun struktuur organisasi yang baik, efektif dan efisien
akan menyebabkan wewenang dan tanggungjawab setiap karyawan terlihat jelas.
PT Mandiri Tunas Finance sebagian perusahaan pembiayaan konsumen memiliki
organisasi yang disesuaikan dengan kondisi saat ini sehingga perusahaan dapat
berjalan dengan baik.
Secara garis besar, berdasarkan struktur organisasi (lampiran 1) tugas dari masingmasing bagian adalah :
A. Kepala Cabang (Brance Manager)
 Bertanggung jawab pada Direktur Marketing,
 Betanggung jawab terhadap terget penjualan yang telah ditetapkan.

22

Memiliki Tugas :
 Menentukan Showroom bagi CMO
 Memikirkan promosi untuk Showroom yang akan menjadi Patner bisnis
 Memberikan motivasi kerja kepada Supervisor dan Kepala Administrasi
 Mencari informasi mengenai Leasing untuk kemajuan perusahaan
 Meyetujui calon debitur secara selektif dengan menandatangani aplikasi
kredit sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.
 Berwenang untuk meyetujui biaya opersi rutin maksimal Rp. 100.000 per
jenis biaya, apabila melebihi harus ada approval dari Direktur Marketing,
Direktur Finance dan Direktur Utama.
 Memonitor Penerimaan Bukti Kendaraan Bermotor (BPKB) atas kontrak
yang menyetujui.
 Memperhatikan fasilitas yang diperlukan demi kelancaran jalannya
perusahaan.
 Memonitor dan bertanggungjawab atas collection.
Dalam menjalankan tugasnya, Kepala cabang dibantu oleh Wakilnya. Secara
struktur Kepala Cabang membawahi :
1. Bagian Pemasaran (Marketing)
Supervisor Marketing
Bertugas mengawasi kegiatan yang ada dibagian pemasaran demi
tercapainya tujuan perusahaan.

23

Account Officer (AO)
bertugas memasarkan produk perusahaan dan memenuhi semua
keperluan customer yang akan menggunakan produk perusahaan
tersebut.
Reaper Order Cordinator
Bertugas melakukan query (mencari data) dari komputer untuk
mendapatkan customer yang pembayarannya baik untuk selanjutnya
ditawarkan kembali produk-produk milik PT Mandiri Tunas Finance.
Customer Service
Bertugas berhadapan dengan customer baik secara langsung maupun
tidak langsung dan bertanggungjawab atas pelayanan yang memuaskan
kepada customer.
2. Bagian Kredit
Supervisor Credit Analyst
Bertugas mengawasi dan menganalisa tugas yang dilakukan oleh credit
anlyst.
Credit Analist
Bertugas memeriksa, menganalisa serta melakukan survey untuk
dibuatkan scoring guna diajukan kepada kredit komite.
3. Marketing Administration
Memverifikasi data aplikasi dari credit analyst,
Menerima tagihan dan mengerjakan dan showroom untuk asuransi dan
finance,
Menginput data aplikasi CA ke program komputer (PO dan DO)

24

Mencetak data kelengkapan customer untuk didistribusikan kepada
bagian BPKB dan collection lancar,
Mengerjakan hasil cetak kelengkapan data customer.

B. Branch Operation Manager
Tugas BOM
 Memastikan performa kinerja Opreation Head berikut rim dibawahnya
untuk proses persetujuan kredit sampai dengan pemenuhan kewajiban
cabang ke rekan (showroom, dealer, asuransi) dapat berjalan sesuai
denggan target Service Level dan menunjang pencapaian portofolio kredit
yang berkualitas.
 Memastikan performa kinerja operation Head berikut tim dibawahnya
untuk proses administrasi operation cabang (termasuk transaksi dan
penyimpanan uang, proses dan transaksi Bank dan rekening perusahaan,
monitoring pemabayaran customer, maupun proses administrasi operation
 Memastikan pengawasan dan pemeliharaan aset perusahaan dapat
telaksana guna mendukung profit cabang.
 Memastikan koordinasi dengan Branch Marketing Manager untuk sinergi
dalam pencapaian target performa cabang secara keseluruhan.
 Memastikan tersedianya rekomendasi improvement yang bersifat strategis
kepada Divisi Terkait dan Management, baik dari sisi Sales, AR, Support,
Proccess, human resources dan infrastuktur.

25

C. Operation Head
Fungsi OH adalah membantu Kepala Cabang dalam segala aktivitas
operasional perusahaan (non marketing) baik Internal maupun Eksternal
sesuai dengan sistem dan prosedur yang berlaku.
Tugas OH
 Melakukan verifikasi seluruh dokumen keuangan, baik dari segi nilai
maupun lampirannya
 Menandatangani seluruh dokumen dan laporan keuangan.
 Mengawasi seluruh pemakaian dokumen cetakan yang pre-number.
 Mengawasi pemakaian ATK , cetakan , biaya listrik dan biaya telepon
(efisiensi budget biaya).
 Memonitor dan memfollow up claim asuransi yang masih outstanding.
 Memonitor dan memfollow up BPKB dan STNK yang masih outstanding.
 Memonitor dan memfollow up atas overdue A/R
 Bertanggung jawab terhadap sistem filing yang rapih dan aman.
 Bertanggung jawab terhadap seluruh pekerjaan dari divisi yang
dibawahinya.
 Menjaga sinkronisasi kerja dengan divisi lain yang terkait ( operasional ).
 Mendelegasikan dan mengawasi tugas rutin daripada bawahannya.
 Melaporkan seluruh pekerjaan yang dilakukan kepada kepala cabang.
 Menjaga kekompakan ,motivasi dan kedisiplinan kerja dari seluruh
bawahannya.
 Bertanggung jawab atas keamanan , kenyamanan dan kebersihan
lingkungan kerja.

26

 Mengusulkan dan menerapkan hal-hal

yang dianggap perlu untuk

menambah efisiensi
dan efektifitas dari seluruh kegiatan operasional cabang, tanpa harus
melanggar
peraturan yang ada.
 Bertanggung jawab atas berjalannya sistem dan prosedur yang telah
ditetapkan oleh kantor pusat.
Casier
 Menerima dan melakukan penginputan pembayaran angsuran customer
dan collectorsecara tunai,
 Melakukan pencetakan kwitansi sebagai alat bukti pembayaran untuk
customer,
 Melakukan transfer account kasir minimum sehari 2 kali,
 Menyiapkan uang hasil penerimaan dari customer / collector yang akan
disetorkan ke Bank minimum sehari 2 kali,
 Bertanggung jawab terhadap penggunaan dana petty cash,
 Bertanggung jawab terhadap penggunaan kwitansi kasir serta membuat
laporan setiap harinya,
 Membuat laporan harian penerimaan kas besar dan pengeluaran kas kecil.
 Membuat laporan bulanan penerimaan kas besar dan pengeluaran kas
kecil.

27

Finance
 Menarik mutasi Bank minimal sehari 2 kali,
 Melakukan penginputan pembayaran Customer melalui bank dan giro,
 Melakukan request pembayaran autopayment untuk PO dan getting
showroom serta verifikasi dan validasi data dokumen,
 Membuat payment voucher untuk pembayaran rutin dan non rutin,
 Menginput / request by system pembayaran yang menggunakan budget
Opex maupun Capex,
 Bertanggung jawab terhadap penyimpanan dan pencairan giro,
 Menarik bukti Pembayaran (PV) setiap 3 kali sehari,
 Melakukan penginputan perubahan nomor rekening showroom dan sales,
 Filling semua dokumen finance dengan baik,
 Membuat laporan harian,
 Sebagai pengganti Kasir jika kasir berhalangan.
 Membuat laporan bulanan.
Insurance
 Melakukan pengcoveran asuransi secara sistem terhadap kontrak yang
sudah di Golive sampai print SPPA,
 Melakukan follow up terhadap penerimaan polis dari perusahaan asuransi
ke cabang MTF dan melakukan penginputan polis received date,
 Menerimaan laporan klaim dari customer dan melaporkan klaim tersebut
ke pihak asuransi,

28

 Melakukan verifikasi dokumen dan follow up terhadap proses klaim
(Activity Claim),
 Melakukan penginputan proses termination utk kendaraan agunan / lelang
dan follow up pengembalian sisa premi,
 Membuat report harian,
 Memberikan pelayanan terbaik ke customer berkaitan dengan asuransi.
 Membuat laporan bulanan.

BPKB
 Melakukan follow up terhadap Surat Pernyataan Penyerahan BPKB yang
belum di serahkan oleh credit admin,
 Melakukan follow up terhadap BPKB waiting, borrow, ICP dan RRD,
 Melakukan penginputan terhadap aktifitas BPKB,
 Bertanggung jawab terhadap pengeluaran BPKB,
 Melakukan verifikasi dan validasi dokumen BPKB,
 Melakukan booking by system terhadap BPKB yang akan dikeluarkan.
 Membuat report bulanan,
 Melakukan Stock Opname BPKB per periode.

D. Head Collection
 Bertanggung jawab kepada kepala cabang
 Bertanggung jawab terhadap Over Due A/R

29

Memiliki Tugas
 Membuat Laporan overdue untuk kepala cabang
 Memeriksa kebenaran informasi dari Collection dan Eksecutor
 Memeriksa customer yang ada di Surat Keterangan Tarik (SKT)
 Membuat LP untuk customer macet dan sayembara,
 Menyelesaikan perkara di kepolisian,
 Memotifasi dan mengawasi pelaksanaan tugas para staff-nya,
Head Collection secara struktur membawahi :
1. Collector Lancar
 Bertanggung jawab kepada Supervisor Collection
 Bertanggung jawab terhadap kwitansi Out Standing dan pengalihan
customer tertunggak
Memiliki Tugas :
 Mendistribusikan kwitansi ke Collector,
 Membuat Daily Collection Report (DCR),
 Menerima laporan hasil tagih Collector,
 Input laporan Collector untuk customer tidak tertagih,
 Membuat surat peringatan (SP) 1 untuk customer Over Due 20 hari,
2. Collec tion Macet
 Bertanggungjawab kepada Supervisor Collection
 Bertanggungjawab terhadap kwitansi tagihan,

30

Memiliki Tugas :
 Mengecek fisik kendaraan di customer,
 Membuat surat kuasa tarik (SKT),
 Membantu Eksekutor untuk mencari data customer yang pindah alamat,
 Menerima laporan Eksekutor paling lambat 3 hari.

3. Collector
Bagian ini bertugas menagih customer dengan mendatangi tempat tinggal
customer karena overdue (pembayaran angsuran yang telah lewat dari
tanggal jatuh tempo).
4. Executor
Bertugas menarik kendaraan dari pihak customer karena overdue lebih dari
30 hari yang disertai dengan surat kuasa tarik (SK T)

35

V. SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN
1. Bahwa PT Mandiri Tunas Finance cabang Bandar Lampung sudah dapat
menanggulangi kredit bermasalah meskipun masih terjadi situasi yang
tidak stabil karena mengalami kenaikan dan penurunan yang tidak
menentu pada jumlah unit, jumlah kas masuk dan juga total penjualan.
2. Faktor penyebab terjadinya kredit bermasalah pada PT Mandiri Tunas
Finance cabang Bandar Lampung adalah kurang ketatnya seleksi
penerimaan calon debitur, pindahnya konsumen ke instansi di luar wilayah
sehingga menimbulkan kesulitan dalam proses penagihan dan masalah
ekonomi , berbagai kebutuhan hidup lainya juga ikut berperan dalam
meningkatkan adanya kredit bermaslah pada PT Mandiri Tunas Finance.

Upaya yang dilakukan oleh PT Mandiri Tunas Finance cabang Bandar
Lampung dalam menyelesaikan masalah tunggakan ini adalah :
1) Pihak perusahaan mengadakan perjanjian waktu pemabyaran dan
memberikan surat (SP) 1,2 dan .
2) Jika sampai dengan dikeluarkannya surat peringatan ke-3 customer belom
juga beretikat baik untuk menyelesaikan tunggakannya, maka sesuai

36

3) dengan perjanjian awal pihak perusahaan memeliki hak untuk menarik
kendaraan yang bersangkutan. Setelah kendaraan

ditarik oleh pihak

perusahaan, customer masih diberikan waktu 1 minggu oleh perusahaan
untuk melunasi semua administrasi yang menunggak hingga normal
kembali.
4) Apabila telah terjadi oper alih kepada pihak lain, perusahaan akan
memberikan somasi yang mengatasnamakan kendaraan dan secara resmi
perusahaan akan bekerja sama dengan kepolisian setempat dan meminta
bantuan kepada lowyer untuk menangani lebih lanjut.
Upaya yang dilakukan oleh PT Mandiri Tunas Finance dalam menanggulangi
kredit bermasalah yaitu :
1) Melakukan survey dengan melakukan pendekatan secara langsung
terhadap calon customer berdasarkan .
2) Melakukan survey mencari referensi atau pendekatan secara langsung
terdapat lingkungan sekitar tempat tinggal calon customer.
3) Melakukan survey pada instansi dimana calon customer berkerja dengan
tujuan agar pembayaran dapat berjalan dengan lancer dan tidak terjadi
masalah dikemudian hari.

37

5.2 SARAN
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada baba-bab sebelumnya, maka
penulis memberikan beberapa saran yang perlu diperimbangkan oleh PT Mandiri
Tunas Finance cabang Bandar Lampung dalam upaya menanggulangi kredit
bermasalah, adalah sebagai berikut :
1.

PT Mandiri Tunas Finance cabang Bandar lampung diharapkan harus lebih
selektif dalam menerima dan menyetujui permohonan calon debitur.

2.

Menaikkan uang muka atau down payment (DP) supaya perusahaan dapat
meminimalisir kerugian.

DAFTAR PUSTAKA

Firdaus, Rachmat. 2003. Manajemen Perkreditan Bank Umum. Penerbit Alfabet.
Bandung
Kep. Mentri Keuangan No. 1169/KMK.01 tahun 1991. Pengertian Leasing.
Jakarta
Aryati, Maya. 2003. Manajemen Perkreditan Bank Umum. Penerbit Alfabet.
Bandung
Kartadinata, Abas. 1991. Pembelajaran Pengantar Manajemen Keuangan.
Cetak pertama. Balai Aksara. Jakarta.
UU No. 7 tahun 1992. Pasal 1 ayat (12) Pengertian Kredit.
Jakarta.