INTERPRETATION OF IP (INDUCTION POLARIZATION) DATA TO KNOW MINERALIZATION ZONE OF BANTEN PROVINCE

ABSTRACT

INTERPRETATION OF IP (INDUCTION POLARIZATION) DATA
TO KNOW MINERALIZATION ZONE OF
BANTEN PROVINCE

BY
SARTIKA

The aim of the research is
Banten Privince using Induction Polarization (IP) method. Induction polarization
method is one of geophysics method which uses polarization efect to get
illustration of subsurface which contains sulphyde mineral. The data was taken
by dipole dipole configuration with space distance of electrode 20 metre per
spot and line space 200 metre. The measurement was done at eight different lines,
namely CS 0 line, CS 1 line, CS 2 line, CS 3 line, CS 4 line, CS 5 line, CS 6 line,
and CS 7 line, so that it was gotten parametres resistivity, PFE and MF for each
line. Contouring data was done by using Surfer program, Res2dinv program and
rocworks program. Based on the result of surfer model and difference of
Res2dinv, it cloud be seen the most prospect area placed at CS 1 line, CS 3 line,
CS 6 line, and CS 7 line which saw a vein system. Mineral zone of gold cloud be

seen clearly from the result of 3D reconstruction by using Rockworks, where
mineralization area was characterized with MF parameter which has high value,
until 4%, that was argilik alteration zone generally.
Key words :

Induction Polarization, Mineralization zone of gold, Banten
Province.

ABSTRAK

INTERPRETASI DATA IP (INDUKSI POLARISASI) UNTUK
MENGETAHUI ZONA MINERALISASI EMAS
PROVINSI BANTEN

OLEH
SARTIKA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui zona mineralisasi emas
Provinsi Banten dengan menggunakan metode Induksi Polarisasi (IP). Metode
induksi polarisasi adalah salah satu metode geofisika yang menerapkan efek

polarisasi untuk mendapatkan gambaran bawah permukaan bumi yang
mengandung mineral sulfida. Pengambilan data dilakukan dengan konfigurasi
dipole-dipole, dengan jarak spasi elektroda pertitik 20 m serta jarak perlintasan
200 m. Pengukuran dilakukan pada delapan lintasan yang berbeda yaitu lintasan
CS 0, lintasan CS 1, lintasan CS 2, lintasan CS 3, lintasan CS 4, lintasan CS 5,
lintasan CS 6, dan lintasan CS 7, sehingga diperoleh parameter-parameter berupa
resistivitas, PFE dan MF tiap lintasan. Pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan program Surfer, Res2dinv dan Rocworks. Berdasarkan hasil
pemodelan Surfer dan perbandingan Res2dinv, terlihat daerah yang paling
prospek berada pada lintasan CS 1, lintasan CS 3, lintasan CS 6 dan lintasan CS 7
yang memperlihatkan sebuah vein system. Zona mineralisasi emas dapat terlihat
jelas dari hasil rekonstruksi 3D dengan menggunakan Rockworks, dimana daerah
mineralisasi dicirikan dengan parameter MF bernilai tinggi yaitu > 150 m.hos/m,
r
PFE sedang antara 2% hingga 4% yang
umumnya merupakan zona alterasi argilik.

Kata kunci : Induksi Polarisasi, Zona Mineralisasi Emas, Provinsi Banten.

1


I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Proses terbentuknya mineral berawal dari menerobosnya larutan hidrothermal
berkosentrasi tinggi pada satuan batuan yang sudah ada sebelumnya. Ketika
larutan tersebut menembus melalui rekahan-rekahan dan patahan, lalu mengalami
proses pendinginan serta pengendapan dengan reaksi kimia yang menyertainya.
Kemudian terakumulasi dalam celah pori batuan, bidang pelapukan dan pelapisan
batuan (Park and Darmin, 1975).
Demikian juga dengan mineral emas. Pada umumnya zona alterasi akibat proses
hidrothermal, diikuti oleh urat kuarsa sehingga zona tersebut dapat digunakan
sebagai petunjuk adanya mineral. Sedangkan emas itu sendiri berasosiasi dengan
jaringan urat kuarsa, dan mineral pirit (Andras and Chovan, 2005). Emas adalah
salah satu jenis mineral yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Tetapi letak
penyebaran emas di setiap daerah tidaklah sama. Maka dibutuhkan metode
geofisika yang dapat melokalisir keberadaan mineral ini.
Salah satu metode geofisika yang dapat digunakan untuk keperluan tersebut

adalah metode Induksi Polarisasi. Metode Induced Polarization ( IP ) adalah salah
satu metode geofisika yang menerapkan efek polarisasi untuk mendapatkan
gambaran bawah permukaan bumi yang mengandung mineral sulfida. Dengan

2
adanya sulfida ini, maka target zona mineral yang berupa emas dapat terdeteksi.
Pada prinsipnya metode Induksi Polarisasi mengukur nilai konduktivitas pada
batuan sebagai akibat dari respon keberadaan mineral yang konduktif. Dan
mineral emas yang kita cari dalam ekplorasi adalah mineral yang memiliki nilai
konduktivitas yang

tinggi dibandingkan lingkungannya, sehingga metode ini

sangat efektif digunakan.
Daerah penelitian merupakan salah satu daerah termineralsasi emas, yang terletak
di Provinsi Banten.

Sejak 1945 sampai kini Unit Pertambangan Emas,

Perusahaan Negara (P.N) Aneka Tambang (sekarang PT. Aneka Tambang),

mengusahakan penambangan emas, perak, timbal, seng dan mineral bijih lainnya
di daerah Banten Selatan. Penambangan tersebut merupakan kelanjutan dari
pertambangan emas dan perak yang pernah diusahakan oleh pihak Belanda,
Jepang dan swasta sebelum 1945 (Sujatmiko dan Santoso, 1992).

B. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui zona mineralisasi emas bawah
Provinsi Banten dengan menggunakan metode Induksi
Polarisasi (IP).

C. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada pendeteksian keberadaan mineral emas
Provinsi Banten melalui hasil inversi 2D dan korelasi 3D.
D. Manfaat Penelitian

3
Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan gambaran daerah termineralisasi
Provinsi Banten berdasarkan variabel fisis yang terukur
menggunakan metode Induksi Polarisasi (IP).