Pertumbuhan Aus Pahat flank Wear Menentukan Umur pahat dari kondisi pemotongan dengan keausan minimal 0.125 mm

penting dan signifikan dalam menentukan mode aus pahat CBN pada pemesinan laju tinggi keras dan kering bahan AISI 4140.

4.2. Pertumbuhan Aus Pahat flank Wear

Pertumbuhan aus tepi yang dicatat untuk setiap kondisi pemotongan 1-10 menunjukkan suatu trend yang memiliki persamaan. beberapa kurva petumbuhan aus tepi yang disajikan pada Gambar 4.3 dapat mewakili penjelasan dimaksud Gambar 4.3 Kurva 3 Fasa Pertumbuhan Aus Tepi Dari Gambar kurva pertumbuhan aus tepi pada Gambar 4.3 dapat dilihat bahwa trend yang dimaksud adalah kurva pertumbuhan aus pahat dapat dibagi kedalam 3 fasa. Para peneliti terdahulu C. H. Che Haron et al. 2001 sebenarnya telah melaporkan bahwa pertumbuhan aus tepi masih dapat dikelompokkan pada 3 fasa. Namun dari hasil penelitian ini batas antara fasa tidak dapat dilihat terpisah secara signifikan. fasa –fasa dimaksud adalah : aus inisial, aus Gradual dan aus mendadak. Dari Gambar 4.3 pada laju pemotongan 200 mmin aus inisial berada pada VB 0-0.06 dalam waktu 3 menit selanjutnya pada VB 0.06-0.12 dalam Universitas Sumatera Utara waktu 6 menit adalah aus gradual sedangkan pada VB 0.12 adalah aus mendadak. Pada laju pemotongan 225mmin aus inisial berada pada VB 0-0.10 dalam waktu 3 menit, sedangkan aus gradual berada pada VB 0.10-0.18 dalam waktu 4.5 menit, VB 0.18 adalah Aus mendadak. Laju pemotongan 250mmina aus inisial berada pada VB 0-0.04 dalam waktu 1.2 menit, aus gradual berada pada VB 0.04-0.06 dalam waktu 2.8 menit sedangkan pada VB 0.06 adalah Aus mendadak .

4.3 Menentukan Umur pahat dari kondisi pemotongan dengan keausan minimal 0.125 mm

Laju keausan wear rate yang terjadi pada pahat selama proses pemotongan pada setiap kondisi percobaan adalah: ………………………………………………4.1 Dimana : VBc : Laju keausan mmmin VB : Keausan tepi mm tc : Waktu pemotongan min Dalam hal ini keausan yang diambil adalah 0.125 mm, kondisi ini diambil sebagai kriteria untuk menentukan umur pahat Tc, dengan asumsi bahwa kondisi ini dialami oleh setiap pahat pada percobaan yang lainnya dan kondisi ini juga memperlihatkan bahwa pada keausan sebesar 0.125 sudah rentan dengan terjadinya kegagalan pada pemotongan. Sehingga umur pahat dengan kriteria Universitas Sumatera Utara keausan sebesar 0.125 mm dapat dihitung secara matematika untuk setiap kondisi sebagai berikut: ……………………………………………4.2 Dimana : T c : Umur pahat min 0,125 : Nilai keausan tepi yang digunakan sebagai kriteria untuk menentukan umur pahat mm V B c : Laju keausan tepi [mmmin] Maka umur pahat Tabel 4.2 Data Experimen dan Umur Pahat Run vmmin fmmrev amm VB Tc1 VBc Vb2 Tc2 1 200 0.1 0.3 0.31 32.10 0.01 0.125 12.94 2 200 0.1 1 0.14 5.79 0.02 0.125 5.17 3 200 0.15 0.3 0.16 8.16 0.02 0.125 6.38 4 225 0.1 0.7 0.14 8.39 0.02 0.125 7.43 5 225 0.125 0.7 0.30 6.64 0.05 0.125 2.78 6 225 0.125 1.1 0.20 7.35 0.03 0.125 4.69 7 225 0.16 0.7 0.20 6.98 0.03 0.125 4.36 8 250 0.1 0.3 0.30 9.55 0.03 0.125 4.00 9 250 0.1 1 0.21 5.82 0.04 0.125 3.46 10 250 0.15 0.3 0.10 1.87 0.05 0.125 2.33 Seluruh data-data umur pahat yang dihitung atau diprediksi menurut hasil eksperimental pada VB 0.125 mm maka dapat diGambarkan kurvanya yang diplot antara umur pahat versus keausan tepi yang disajikan pada Gambar 4.3. Kurva yang disajikan pada Gambar tersebut dilukis plotnya dengan kartesian dobel logaritma. Universitas Sumatera Utara Gambar 4.4 Grafik laju keausan CBN Laju pemotongan Vs umur pahat dobel logaritma Dari paparan data dan plot pada Gambar diatas dapat dilahirkan satu model sebagaimana lazimnya disebut dengan model umur pahat taylor VT n =C. Kurva pada Gambar diatas menunjukkan bahwa garis trend yang menghubungkan data-data tersebut dengan persamaan: Y=1x10 11 X -4.51 …………………..………………………………….4.3 Dengan nilai r 2 dari persamaan tersebut adalah = 0.62 persamaan model matematika yang dilahirkan seperti pada persamaan 4.3 diatas ditransformasikan kedalam bentuk persamaan taylor sehingga persamaan dapat disajikan V.T 0.226 = 312.12…………………………………………………….4.4 Persamaan taylor tersebut artinya adalah bahwa pada laju pemotongan 312.12 maka umur pahat yang dihasilkan adalah 1 menit.

4.4 Menentukan Hubungan Kondisi Pemotongan V, f, dan a dengan Umur