Ekstraksi dan Identifikasi Geberelin dari Ekar Eceng Gondok (Eichhornia Crassipes (Mart. Solms)

/

/

EKSTRAKSI DAN IDENTIFIKASI GIBERELIN
DARI AKAR ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes (Mart.) Solms)

Oleh
MUSBAKRI
F 31.1309

1999
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

ヲZjセ[GA・エゥLュᄋ@
Hォゥ\ャWQセGIエ」BAᄋアZヲL、ョァ@

セ@


」ONセアョイ[ーZGゥiヲェᄋQ@

セQGゥ[エAュ@

mqkq mai1fkiil7lJli 077lirekq) 」エGセャj\QゥWHアイ@

Musbakri.

F 31.1309.

Ekstraksi dan Identifikasi Giberelin dal'i Akar Eceng Gondok

(Eichhornia crassipes (Mart.) Solms). Dibawah bimbingan Erliza
iセッイN@

RINGKASAN

Tanaman eceng gondok merupakan tanaman gulma air yang memiliki kemampuan
berkembang biak dengan cepa!. Eceng gondok berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan
baku berbagai produk. Bagian daun eceng gondok telah dimanfclatkan untuk pembuatan

pupuk, kertas dan karton. Tangkai daunnya kaya akan bahan serat dapat digunakan untuk
membuat barang anyaman
eceng gondok tersebut,

dan kantong pengganti karung goni. Diantara bagian tanaman
bag ian akar eceng gondok belum ban yak dimanfaatkan. Hasil

penelitian Sircar dan Kundu (1960) mengatakan bahwa akar eceng gondok mengandung
giberelin. Giberelin adalah hormon pertumbuhan tanaman yang merangsang pemanjangan
batang atau pertumbuhan tanaman secara keseluruhan termasuk daun dan akar.
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi giberelin pada akar eceng gondok,
mempelajari proses ekstraksi giberelin dan menentukan kondisi ekstraksi yang optimal.
ini dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap I dan tahap II. Perlakuan pada tahap I
pセョ・ャゥエ。@

terdiri dari jenis pelarut (etanol, metanol, aseton), konsentrasi pelarut (60% dan 80%) dan
perb"ndingan antara bahan dengan pelarut

(1; 3 dan 1 ; 4). Hasil yang terbaik dari tahapl


akan digunakan pada tahap II. Perlakuan pada tahap II terdiri dari lama ekstraksi (14,18 dan
22 jam) dan suhu ekstraksi (10°C dan 28°C). Analisis kandungan senyawa giberelin dilakukan
secara kualitatif dengan menggunakan KLT (Kromatografi Lapis Tipis) dan kuantitatif dengan
menggunakan KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi).
Nilai Rf (retention factor) hasil analisis KL T baik pada penelitian tahap I maupun pada
penelitian

tahap II memberikan hasil yang mendekati atau sama dengan nilai Rf yang

dihasilkan oleh standar. Pada tahap I nilai Rf berkisar antara 0.94 _. 0.96 (Rf standar = 0.95).
Sedangkan pad a penelitian tahap II nilai Rf berkisar antara 0.90 - 0.95 (Rf stan dar 0.90).
Warna noda yang dillasilkan dari analisis KLT umumnya berwarna kuning kehijauan. Hasil ini
menunjukkan di dalam akar eceng gondok mengandung hormon gib,"relin.
Hasil pengamatan dengan analisis KCKT pada tahap I konsentrasi giberelin tertinggi
dihasilkan pada perlakuan dengan menggunakan pelarut metanol d,"ngan konsentrasi

60 %

dan perbandingan antara bahan dan pelarut 1 ; 4. Nilai konsentraE,i giberelin yang dihasilkan
sebesar 3129.036 ppm. Besarnya kandungan giberelin yang diperoleh dalam 20 ml fraksi etil

asetat akhir adalah 0.063 9 dari 50 9 akar eceng gondok. Konsentrasi giberelin tertinggi pada
tahap II dihasilkan oleh perlakuan dengan waktu ekstraksi 14 jam dan suhu 10°C. Konsentrasi
giberelin tertinggi sebesar 4405.2837 ppm atau terdapat 0.088 9 giberelin dalam 20 ml fraksi
etil asetat akhir. Dari hasil terse but diperoleh nilai rendemen gibemlin = 0.18 %.

EKSTRAKSI DAN IDENTIFIKASI GIBERELIN DARI AKAR ECENG GONDOK

(Eichhornia crassipes (Mart.) Solms)

Oleh
MUSBAKRI
F 31.1309

SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor


1999
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

FAKUL TAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

EKSTRAKSI DAN IDENTIFIKASI GIBERELIN DARI AKAR ECENG GONDOK
(Eichhornia crassipes (Mart.) Solms)

SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

Oleh
MUSBAKRI

F 31.1309

Dilahirkan di Pasar Wajo Tanggal15 Maret 1976

Tanggal Lulus : 27 Mei 1999

/

/

EKSTRAKSI DAN IDENTIFIKASI GIBERELIN
DARI AKAR ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes (Mart.) Solms)

Oleh
MUSBAKRI
F 31.1309

1999
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

ヲZjセ[GA・エゥLュᄋ@
Hォゥ\ャWQセGIエ」BAᄋアZヲL、ョァ@

セ@

」ONセアョイ[ーZGゥiヲェᄋQ@

セQGゥ[エAュ@

mqkq mai1fkiil7lJli 077lirekq) 」エGセャj\QゥWHアイ@

Musbakri.

F 31.1309.

Ekstraksi dan Identifikasi Giberelin dal'i Akar Eceng Gondok

(Eichhornia crassipes (Mart.) Solms). Dibawah bimbingan Erliza

iセッイN@

RINGKASAN

Tanaman eceng gondok merupakan tanaman gulma air yang memiliki kemampuan
berkembang biak dengan cepa!. Eceng gondok berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai bahan
baku berbagai produk. Bagian daun eceng gondok telah dimanfclatkan untuk pembuatan
pupuk, kertas dan karton. Tangkai daunnya kaya akan bahan serat dapat digunakan untuk
membuat barang anyaman
eceng gondok tersebut,

dan kantong pengganti karung goni. Diantara bagian tanaman
bag ian akar eceng gondok belum ban yak dimanfaatkan. Hasil

penelitian Sircar dan Kundu (1960) mengatakan bahwa akar eceng gondok mengandung
giberelin. Giberelin adalah hormon pertumbuhan tanaman yang merangsang pemanjangan
batang atau pertumbuhan tanaman secara keseluruhan termasuk daun dan akar.
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi giberelin pada akar eceng gondok,
mempelajari proses ekstraksi giberelin dan menentukan kondisi ekstraksi yang optimal.
ini dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap I dan tahap II. Perlakuan pada tahap I

pセョ・ャゥエ。@

terdiri dari jenis pelarut (etanol, metanol, aseton), konsentrasi pelarut (60% dan 80%) dan
perb"ndingan antara bahan dengan pelarut

(1; 3 dan 1 ; 4). Hasil yang terbaik dari tahapl

akan digunakan pada tahap II. Perlakuan pada tahap II terdiri dari lama ekstraksi (14,18 dan
22 jam) dan suhu ekstraksi (10°C dan 28°C). Analisis kandungan senyawa giberelin dilakukan
secara kualitatif dengan menggunakan KLT (Kromatografi Lapis Tipis) dan kuantitatif dengan
menggunakan KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi).
Nilai Rf (retention factor) hasil analisis KL T baik pada penelitian tahap I maupun pada
penelitian

tahap II memberikan hasil yang mendekati atau sama dengan nilai Rf yang

dihasilkan oleh standar. Pada tahap I nilai Rf berkisar antara 0.94 _. 0.96 (Rf standar = 0.95).
Sedangkan pad a penelitian tahap II nilai Rf berkisar antara 0.90 - 0.95 (Rf stan dar 0.90).
Warna noda yang dillasilkan dari analisis KLT umumnya berwarna kuning kehijauan. Hasil ini
menunjukkan di dalam akar eceng gondok mengandung hormon gib,"relin.

Hasil pengamatan dengan analisis KCKT pada tahap I konsentrasi giberelin tertinggi
dihasilkan pada perlakuan dengan menggunakan pelarut metanol d,"ngan konsentrasi

60 %

dan perbandingan antara bahan dan pelarut 1 ; 4. Nilai konsentraE,i giberelin yang dihasilkan
sebesar 3129.036 ppm. Besarnya kandungan giberelin yang diperoleh dalam 20 ml fraksi etil
asetat akhir adalah 0.063 9 dari 50 9 akar eceng gondok. Konsentrasi giberelin tertinggi pada
tahap II dihasilkan oleh perlakuan dengan waktu ekstraksi 14 jam dan suhu 10°C. Konsentrasi
giberelin tertinggi sebesar 4405.2837 ppm atau terdapat 0.088 9 giberelin dalam 20 ml fraksi
etil asetat akhir. Dari hasil terse but diperoleh nilai rendemen gibemlin = 0.18 %.

EKSTRAKSI DAN IDENTIFIKASI GIBERELIN DARI AKAR ECENG GONDOK

(Eichhornia crassipes (Mart.) Solms)

Oleh
MUSBAKRI
F 31.1309


SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

1999
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

FAKUL TAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

EKSTRAKSI DAN IDENTIFIKASI GIBERELIN DARI AKAR ECENG GONDOK
(Eichhornia crassipes (Mart.) Solms)

SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN
pada Jurusan Teknologi Industri Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Institut Pertanian Bogor

Oleh
MUSBAKRI
F 31.1309

Dilahirkan di Pasar Wajo Tanggal15 Maret 1976

Tanggal Lulus : 27 Mei 1999