52
Berikut ini hubungan antara Behaviorisme dan urutan pemerolehan kosa kata dasar bahasa Indonesia dalam bahasa lisan anak usia 3
−4 tahun
4.2.1 Pemerolehan Kosakata Dasar Anak Usia Tiga Tahun
Untuk melihat hubungan kosa kata dasar anak usia tiga tahun dilakukan dengan menganalisis lingkungan tempat tinggal, sekolah, dan karakter yang ada
dalam diri anak. Putri tiga tahun mempunyai karakter yang cukup pasif dan jarang
berbicara. Namun, dari segi fisik Putri cukup aktif. Sifatnya sedikit cuek, sehingga saat peneliti bertanya yang dia jawab hanya seputar yang peneliti tanyakan tanpa
banyak bercerita. Saat penelitian ini ia tidak banyak mengeluarkan kata-kata, jika tidak dipancing dengan pertanyaan maka ia tidak akan berujar apapun, kecuali
saat teman-temannya berceloteh atau bercerita tentang apapun, dia akan berceletuk kecil atau hanya menimpali pembicaraan teman-temannya. Usianya
yang masih kecil juga memengaruhi dalam hal pengucapan. Ada beberapa kasus Putritentang pemerolehan bahasanya, yaitu:
1. Putri hanya memberi respon jika ada stimulus, tidak ada stimulus tidak ada
respon. 2.
Pemerolehan kata benda lebih banyak. 3.
Perkembangan bahasanya sangat terbatas dibandingkan dengan yang lain. 4.
Kosa kata dasar yang diperoleh masih berupa satu kata, dan pengucapan juga masih belum sempurna.
5. Mampu mengenal warna, dan gambar dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
53
6. Belum mampu mengenal orang di sekitarnya dengan baik, seperti nama
gurunya. Peneliti tetap memberikan rangsangan kepada Putri agar dapat menjawab
pertanyaan dengan baik, peneliti memberikan kata-kata pujian yang membantu Putri agar tetap bersemangat sewaktu ditanya oleh peneliti walaupun Putri sedang
bermain ataupun sedang belajar.
4.2.2 Pemerolehan Kosakata Dasar Anak Usia Empat Tahun
Anak usia empat tahun sudah lebih aktif dalam berkomunikasi dengan orang disekitarnya dan mampu dengan berani mengajukan pernyataan-pernyataan
yang mungkin tidak ia mengerti. Pengucapan kosa kata anak usia empat tahun juga sudah lebih baik dibanding anak anak usia tiga tahun.
Naysila berumur empat tahun. Naysila memiliki badan yang sehat dan tergolong anak yang ceria, tidak malu atau takut terhadap orang asing, mudah
akrab dengan siapa saja. Keingintahuaannya yang tinggi merupakan faktor utama ia memeroleh kosa kata baru. Ketika peneliti datang pertama kali, sudah
menunjukkan sikap keingintahuannya dengan bertanya kepada gurunya terlebih dahulu, walaupun awalnya Nampak seperti malu-malu akhirnya cepat akrab
dengan peneliti. Berikut kasus Naysila tentang pemerolehan bahasanya: 1.
Mampu merspon dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dengan baik.
2. Sangat rentan untuk mengikuti sesuatu yang dilihatnya, baik itu ucapan
langsung ataupun audio visual yang sering dilihatnya di televisi.
Universitas Sumatera Utara
54
3. Mampu mengucapkan kalimat sederhana.
4. Pemerolehan kosa kata sangat baik.
5. Pemerolehan kata benda lebih banyak.
6. Mampu mengucapkan tempat tinggal, kata kekerabatan, dan mampu
mengucapkan tiga kosa kata secara langsung. 7.
Mampu mengenal warna, dan gambar dengan baik.
Selain Putri dan Naysila di dalam penelitian ini juga dibandingkan dengan Dila. Dila seorang anak perempuan berumur empat tahun. Dila anak perempuan
yang cukup aktif, ramah, ceria, dan sedikit pemalu akan tetapi dengan cepat ia akrab dengan peneliti dan juga cerewet atau banyak bicara. Awalnya kosa kata
yang dikeluarkan sedikit bahkan tidak terdengar karena ia sedikit tegang bertemu dengan orang yang baru dikenalnya akan tetapi lama kelamaan ia mulai terbiasa
dan banyak bercerita mengenai apa yang ia suka, bahkan sesekali bersama teman- temannya ia menyanyikan lagu yang sangat disukai. Berikut kasus Dila tentang
pemerolehan bahasanya: 1.
Mampu merespon dengan baik. 2.
Kosa kata yang banyak diperoleh adalah kata benda. 3.
Mampu menggunakan kalimat sederhana. 4.
Mampu mengenal warna dan gambar dengan baik. 5.
Perkembangan bahasa sangat baik, dan aktif dikelas.
Universitas Sumatera Utara
55
6. Mampu mengingat, dan mengikuti gaya bicara dari acara televisi yang ia
gemari. dalam tahap pemerolehan ini, Dila sedang mengalami proses performansi, yaitu pross penerbitan atau penghasilan kalimat.
Bila dilihat dari Psikolinguistik Behaviorisme Skinner, anak usia 3 −4
tahun yaitu,Putri, Naysila dan Dila rata-rata memeroleh kosa kata benda yang lebih banyak dibanding dengan kata kerabat, kata kerja, kata bilangan, dan kata
nama– nama bagian tubuh. Hal ini terjadi bukan karena penguasaan kaidah gramatikal yang baik, tetapi anak dibentuk secara langsung oleh faktor
lingkungannya. Stimulus rangsangan berupa kosa kata dasar yang diberikan kepada anak menjadi ingatan jangka panjang dan setiap kali mendengar stimulus
kosa kata dasar tersebut akan direspon anak dengan baik. Selain karena lingkungan anak telah diberikan imbalan berupa kata–kata manis, seperti
bagus,pintar, kamu hebat, maka anak selalu merespon dengan baik pula. Hal ini sekaligus menjawab permasalahan nomor dua.
Dalam psikolinguistik Behaviorisme, pengaruh lingkungan sangat menentukan proses berkembangnya kosa kata dasar anak usia 3
−4 tahun. Putri, Naysila dan Dila berasal dari latar belakang keluarga yang berbeda dan perlakuan
yang berbeda setiap hari dari lingkungannya. Anak yang selalu didampingi oleh keluarganya, terutama kedua orang tuanya akan lebih cepat berkembang proses
pemerolehan bahasanya. Bukan hanya lingkungan keluarga, tetapi tempat bermain dan belajar anak juga sangat berpengaruh dalam proses pemerolehan kosa kata
dasar anak.
Universitas Sumatera Utara
56
Dari hasil percakapanantara peneliti dengan anak usia 3–4 tahun yaitu, Dila, Naysila, dan Putri sudah dapat membuktikan bahwa Penerapan teori
Behaviorisme Skinner ini didasarkan oleh adanya rangsangan stimulus kemudian diikuti oleh reaksi respon. Bila rangsangan menghasilkan reaksi yang
benar, maka akan diberi hadiah atau imbalan reinforcement yang menyenangkan dan kemungkinan rangsangan itu akan dilakukan berulang-ulang itu terjadi pada
Dila, Sila, dan Putri, karena mengetahui akan diberikan hadiah oleh peneliti Naysila, Putri, dan Dila mau menyanyi, dan memberi respon yang baik.
Dari data di atas Putri paling sedikit mengalami pemerolehan kosakata dasar, hal ini disebabkan terutama oleh faktor usia. Putri yang masih berusia tiga
tahun belum sepenuhnya mampu merespon hal yang ada disekitarnya. Bahkan, kosakata putri belum sempurna pengucapannya. Selain itu, Putri juga berasal dari
keluarga yang kedua orang tuanya bekerja dan jarang berada di rumah, sehingga menyebabkan Putri jarang berkomunikasi dengan ayah dan ibunya.. Putri lebih
sering diurus oleh kakeknya.. Naysila dan Dila memiliki usia yang sama, tetapi mereka berasal dari
keluarga dan lingkungan yang berbeda. Naysila dan Dila memiliki kosa kata dasar yang lebih berkembang dibanding dengan Putri. Faktor media sosial, seperti
televisi sangat memengaruhi proses pemerolehan kosa kata Naysila dan Dila. Beberapa kosa kata yang mampu diucapkan oleh Naysila dan Dila berasal dari
media televisi, seperti wakwau, cibi, cibi sangat mudah untuk ditiru. Hal ini membuktikan bahwa proses pemerolehan bahasa seorang anak
sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Rangsangan positif yang diberikan kepada
Universitas Sumatera Utara
57
anak dan diterima oleh anak akan direspon positif, juga dapat menambah motivasi anak untuk menghasilkan kosa katanya.
Universitas Sumatera Utara
58
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan