PENUTUP SUMBER STRES DI TEMPAT KERJA DAN HUBUNGANNYA DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT BANGSAL RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA.

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya
dapat disimpulkan:
1.

Hasil analisis menggunakan independent t-test menunjukkan tidak ada
perbedaan yang signifikan stres kerja yang terjadi diantara perawat bangsal
atau yang bertugas di rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta
berdasarkan status pernikahan, hasil analisis menggunakan one way ANOVA
juga menunjukan tidak ada perbedaan signifikan stres kerja perawat bangsal
menurut usia, dan lama bekerja, maka Hipotesis 1 ditolak.

2.

Data yang telah diolah menunjukkan stres kerja dan peran karyawan dalam
organisasi berhubungan secara negatif dan tidak signifikan, maka Hipotesis 2
ditolak.


3.

Dari hasil olah data stres kerja dan hubungan sosial di tempat kerja saling
berhubungan secara positif dan signifikan, maka Hipotesis 3 diterima.

4.

Hasil olah data menunjukkan stres kerja dengan iklim dan struktur organisasi
memiliki hubungan yang negatif dan tidak signifikan, maka Hipotesis 4
ditolak.

68

5.

Berdasarkan hasil olah data yang telah dilakukan, stres kerja dan aspek
pengembangan karir memiliki hubungan yang negatif dan tidak signifikan,
maka Hipotesis 5 ditolak.

6.


Hasil olah data menunjukkan, stres kerja dan aspek intrinsik yaitu beban kerja
memiliki hubungan yang negatif dan signifikan, maka Hipotesis 6 diterima.

7.

Hasil analisis menggunakan regresi linier berganda menunjukkan bahwa
empat dari lima sumber stres yaitu peran dalam organisasi, iklim dan struktur
organisasi, aspek pengembangan karir, dan aspek intrinsik tidak berpengaruh
terhadap terjadinya stres kerja perawat yang bertugas di bangsal atau ruang
rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta, namun sumber stres yang
berasal dari hubungan sosial di tempat kerja berpengaruh terhadap stres kerja
bagi para perawat bangsal Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Maka
Hipotesis 7 diterima.

8.

Dari hasil olah data yang telah dilakukan diketahui bahwa secara keseluruhan
semua sumber stres memiliki hubungan yang positif dengan kepuasan kerja,
namun hanya sumber stres yang berasal dari hubungan sosial di tempat kerja,

iklim dan struktur organisasi, dan aspek pengembangan karir yang memiliki
hubungan positif dan signifikan. Ini berarti terdapat hubungan antara sumber
stres kerja dengan kepuasan kerja perawat bangsal Rumah Sakit Panti Rapih
Yoyakarta, maka Hipotesis 8 diterima.

69

5.2. Saran
Banyak program dan kegiatan yang sudah dilakukan Rumah Sakit Panti
Rapih Yogyakarta untuk menghindarkan stres kerja pada karyawanya, termasuk
perawat bangsal. Program dan kegiatan tersebut biasanya tidak hanya melibatkan
para perawat namun juga keluarga mereka, sehingga para perawat merasa lebih
diperhatikan oleh Rumah Sakit. Kegiatan-kegiatan yang rutin dilakukan biasanya
adalah acara Natalan Bersama dan Ulang Tahun Rumah Sakit yang selalu
diadakan setiap tahunnya, dimana dalam acara tersebut para perawat yang menjadi
bagian dari acara selalu disuguhi dengan hiburan dan doorprice yang membuat
para perawat melupakan sejenak pekerjaannya dan dapat bersenang-senang
dengan keluarga melalui acara yang diadakan. Program liburan bersama keluarga
besar Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta bagi para perawat bangsal dapat
dinikmati secara bergiliran, ini juga dapat menjadi penghilang stres kerja dan

memberikan kepuasan kerja tersendiri karena para perawat dapat berlibur bersama
keluarga sekaligus teman sekerjanya.
Walaupun banyak kegiatan yang sudah dilakukan Rumah Sakit Panti Rapih
Yogyakarta agar para perawat bangsal tidak mengalami stres kerja, tetap saja stres
kerja rentan terjadi akibat hubungan buruk yang dialami antar rekan perawat dan
atasannya di bangsal. Untuk menghindari hubungan dan komunikasi yang buruk,
Rumah Sakit dapat mengadakan suatu program liburan bernuansa outbond yang
dapat bergilir dilakukan, dengan tujuan agar para perawat yang bekerja sama di
dalam satu bangsal dapat lebih meningkatkan kerja sama, komunikasi, dan
hubungan menjadi lebih baik lagi, melalui segala permainan yang yang melatih

70

kerja sama. Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta juga dapat membuat program
sharing atau konseling setiap minggu atau setiap bulan bagi para perawat bangsal,
Overell (1998) dalam Ayupp dan Nguok (2011) mengatakan organisasi yang
menyediakan manajemen stres dan jasa konseling kepada para karyawannya
memiliki kinerja yang tinggi dan tingkat absensi yang rendah. Konseling adalah
program yang baik, sebab tidak hanya membantu individu mengatasi stres tapi
juga membantu mengidentifikasi sumber stres kerja yang terjadi. Sharing

meminta pendapat apa yang perlu ditingkatkan dan diperbaiki dapat membuat
para perawat bangsal merasa lebih dihargai karena mereka diberi kesempatan
untuk memberikan saran pada manajemen Rumah Sakit, hal ini dapat
menciptakan dan mempererat hubungan baik antara atasan dan perawat bangsal,
sehingga terciptalah kepuasan kerja, dan stres kerja pada perawat bangsal juga
dapat diminimalkan.
5.3. Implikasi Manajerial
Pada penelitian ini, terbukti dari kelima variabel sumber stres hanya variabel
hubungan sosial di tempat kerja yang berhubungan positif signifikan dan
mempengaruhi stres kerja perawat bangsal Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.
Ini berarti Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta telah mempunyai manajemen
stres yang baik. Walaupun begitu Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta juga harus
menjaga betul hubungan sosial antar perawat bangsal dan juga atasan mereka. Jika
terjadi konflik atau hubungan yang buruk antar sesama perawat yang bekerja di
bangsal dapat membuat stres kerja pada perawat bangsal, hal tersebut dapat
mempengaruhi kinerja perawat dan dapat mempengaruhi citra dari Rumah Sakit,

71

karena kinerja perawat yang buruk dapat membuat pasien dan keluarga merasa

tidak puas, ini dapat menyebabkan isu yang tidak baik mengenai Rumah Sakit
Panti Rapih di mata masyarakat.
Tiga sumber stres memiliki korelasi positif dan signifikan dengan kepuasan
kerja perawat bangsal Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Ketiga sumber stres
ini bersifat eustres atau stres yang bersifat membangun, yang berarti ketiga
sumber stres ini memberikan motivasi bagi perawat bangsal Rumah Sakit Panti
Rapih agar kinerja mereka lebih baik lagi dan kepuasan kerja dapat tercipta.
Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta perlu memperhatikan betul agar ketiga
sumber stres ini tidak mempengaruhi kinerja para perawat bangsal. Untuk
menciptakan kepuasan kerja bagi para perawat bangsal, Rumah Sakit Panti Rapih
harus menjaga hubungan baik antar perawat bangsal. Jika terjadi konflik atau
masalah di bangsal manajemen Rumah Sakit Panti Rapih dapat menjadi penengah
agar masalah tersebut dapat terselesaikan dengan baik.
Rumah Saikit Panti Rapih juga harus selalu menyosialisasikan prosedur,
peraturan dan tata cara menguasai teknologi baru pada perawat bangsal, agar para
perawat bangsal tidak merasa kaget dengan semua prosedur yang baru dan dapat
dengan mudah beradaptasi. Agar tercipta kepuasan kerja bagi perawat bangsal,
Rumah Sakit Panti Rapih dapat memberikan suatu penghargaan atas hasil kinerja
selama ini, seperti pemberian bonus, kenaikan gaji, atau kenaikan jabatan.


72

5.4. Keterbatasan Peneliti
Peneliti menyadari bahwa pada penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu :
1.

Kuesioner

yang

dipergunakan

berasal

dari

bahasa

Inggris


yang

dialihbahasakan ke bahasa Indonesia, sehingga dapat menyebabkan
perbedaan presepsi pada responden dalam mengartikan setiap butir
pertanyaan yang ada.
2.

Keadaan dan situasi antar bangsal yang berbeda juga mempengaruhi jawaban
responden, sehingga jawaban responden dapat berbeda-beda di setiap
bangsal.

3.

Penyebaran kuesioner tidak dibagikan langsung kepada responden, namun
dititipkan kepada kepala bangsal untuk diberikan kepada para responden,
sehingga dapat terjadi ketidaksesuaian kriteria responden yang mengisi
kuesioner seperti yang dikehendaki peneliti dan dapat terjadi manipulasi
dalam pengisian kuesioner.

73


DAFTAR PUSTAKA
Ahari, M.B., Mehrabi, J., Kord, K., Karimi, F., (2013), “Studying the Relation of Job
stress with Job satisfaction and Organizational Productivity among the
Telecommunications Employees in Lorestan”, INTERDISCIPLINARY JOURNAL
OF CONTEMPORARY RESEARCH IN BUSINESS, vol 5. No 1.
Arimayanti, D., (2009), “Faktor – faktor yang Mempengaruhi Stres Kerja Pada Pekerja
Bagian Produksi PT ISM Bogasari Flour Mills TBK Tanjung Priok Jakarta
Utara”, Tesis, Program Studi kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ayupp, Kartika., Nguok, T.M., (2011), “A Study Of Workplace Stress And Its
Relationship With Job Satisfaction Among Officers In The Malaysian Banking
Sector”, INTERDISCIPLINARY JOURNAL OF CONTEMPORARY RESEARCH
IN BUSINESS, VOL 2, NO 11.
Gaib, Malonda., (2011), “Uji T Independen”, Blog Biostatistik, 21 Maret 2011 diakses
dari http://statistik-kesehatan.blogspot.com/2011/03/uji-t-independen.html.
Hu, Yixin., Wang, Dawei., Xu, Guangxing., Xu, Ping., (2014), “ The Relationship
Between Work Stress And Mental Health in Medical Workers in East China”,
Jornal of Society for Personality Research, vol 42(2), pp. 237-244.
Jehangir, M., Kareem, N., Khan, A., Jan, M.T., (2011), “EFFECTS OF JOB STRESS ON

JOB PERFORMANCE & JOB SATISFACTION”,INTERDISCIPLINARY
JOURNAL OF CONTEMPORARY RESEARCH IN BUSINESS, VOL 3, NO 7.
Kristianto, A.A., Dewi, K.S., Dewi, E.K.,”Faktor-Fakor Penyebab Stres Kerja Pada
Perawat -ICU Rumah Sakit Tipe C di Kota Semarang”. Diakses dari
http://eprints.undip.ac.id107821(jurnal)-andreas_agung_k.pdf.
Kuncoro, M,. (2009), Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi: Bagaimana Meneliti dan
Menulis Tesis, Cetakan I, Edisi 3, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Losyk, B., (2007), Kendalikan Stres Anda! Cara Mengatasi Stres dan Sukses di Tempat
Kerja, Cetakan I, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Mansoor, M., Jinnar, M.A., Fida, S., Nasir, S., Ahmad, Z., (2011), “THE IMPACT OF
JOB STRESS ON EMPLOYEE JOB STASFACTION A STUDY ON
TELECOMMUNICATION SECTOR OF PAKISTAN”, Journal of Business
Studies Quarterly, vol 2, no 3.
Nisfiannor, Muhamad., (2009), Pendekatan Statistik Modern Untuk Ilmu Sosial, Cetakan
I, Penerbit Salemba Humanika, Jakarta.
Purwanto,. (2006), Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan: Pengembangan dan
Pemanfaatan, Cetakan I, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

74


Robbins, S.P., Judge, T.A., (2008), Organizational Behavior, Edisi 12, Penerbit Salemba
Empat, Jakarta.
Santosa, P.B. & Ashari., (2005), Analisis Statistik dengan Ms. Excel dan SPSS,Cetakan I,
Penerbit Andi, Yogyakarta.
Sarjono, H. & Julianita W., (2011), SPSS vs LISREL Sebuah Pengantar, Aplikasi untuk
Riset, Cetakan I, Penerbit Salembat Empat, Jakarta.
Sejati, P., (2013), “Pengertian Tugas dan Fungsi Kerja Dalam Organisasi”, Karang
Taruna
Bakti
Mandiri,
10
Maret
2013
diakses
dari
http://mandirigotongroyong02.blogspot.com/2013/03/pengertian-tugas-danfungsi-kerja-dalam.html?m=1.
Soeratno & Arsyad, L., (2003), Metodologi Penelitian Untuk Ekonomi dan Bisnis,
Cetakan 4, Edisi Revisi, Penerbit UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Suparmoko,.(1991), Metode Penelitian Praktis, Cetakan I, Edisi 3, Penerbit BPFE,
Yogyakarta.
Teasdale, E., Drew, S., Taylor, C., Ramirez, A., (2008), “Hospital Consultants’ Job Stress
& Satisfaction Questionnaire (HCJSSQ) User Manual”. Diakses dari
http://www.iop.kcl.ac.uk/iopweb/blob/downloads/locator/l_370_HCJSSQ_Manua
l.pdf.
Thihendradi, C., (2012), Step by Step SPSS 20 Analisis Data Statistik, Cetakan I,
Penerbit C.V ANDI OFFSET, Yogyakarta.
Waluyo, M,.(2009), Psikologi Teknik Industri, Cetakan I, Edisi 1, Penerbit Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Wijaya, T., (2009), Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS: Untuk Skripsi, Tesis
dan Disertasi Disertai Contoh – Contoh Penelitian dan Interprestasi Output
SPSS, Cetakan I, Penerbit Universitas Atma Jaya, Yogyakarta.
“Workplace
Stress
Survey”.
Diakses
dari
http://www.stress.org/wpcontent/uploads/2011/08/Workplace-Stress-Survey.pdf.

75