Inventarisasi Hama dan Penyakit pada Pertanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas Linn.) di Lampung dan Jawa Barat

INVENTARISASI HAMA DAN PENYAKIT PADA
PERTANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas Linn.) DI
LAMPUNG DAN JAWA BARAT

DAVID CHANDRA

PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

ABSTRAK

DAVID CHANDRA. Inventarisasi Hama dan Penyakit pada Pertanaman Jarak
Pagar (Jatropha curcas Linn.) di Lampung dan Jawa Barat. Dibimbing oleh
DADANG dan GEDE SUASTIKA.
Indonesia yang sedang mengalami krisis energi perlu mencari sumber energi
alternatif lain yang salah satunya yaitu dengan pemanfaatan tanaman jarak pagar
(Jatropha curcas Linn.) sebagai bahan baku biodisel. Penanaman jarak pagar
secara besar-besaran dengan sistem monokultur berpotensi menimbulkan serangan

organisme pengganggu tanaman (OPT) yang dapat menurunkan produksi.
Sementara itu OPT pada tanaman jarak pagar ini belum banyak diketahui,
sehingga penelitian ini perlu dilakukan.
Penelitian bertujuan untuk
menginventarisasi hama dan penyakit pada pertanaman jarak pagar serta
mengevaluasi kerusakan yang ditimbulkannya di beberapa lokasi di Lampung dan
Jawa Barat. Pengamatan dilakukan di enam lokasi yang berbeda yaitu Lampung
(Lampung Selatan dan Bandar Lampung) serta Jawa Barat (Sukabumi, Ciawi, dan
2 lokasi di Citeureup). Pengamatan dilakukan pada lima petak tanaman contoh
dengan pola diagonal, 1 petak pada pertemuan garis diagonal dan 4 petak lainnya
pada ujung-ujung garis diagonal. Hama yang ditemukan menyerang tanaman jarak
pagar yaitu kutu putih (Ferrisia virgata, Hemiptera: Pseudococcidae), tungau
(Tetranychus sp., Acarina: Tetranychidae), thrips (Selenothrips rubrocinctus,
Thysanoptera: Thripidae), kepik lembing (Chrysocoris javanus, Hemiptera:
Pentatomidae), walang sangit (Leptocorisa oratorius, Hemiptera: Alydidae),
kepik hijau (Nezara viridula, Hemiptera: Pentatomidae), belalang (Valanga
nigricornis, Orthoptera: Acrididae), ulat api (Parasa lepida, Lepidoptera:
Limacodidae), ulat kolang-kaling (Chalcocelis albiguttata, Lepidoptera:
Limacodidae), Coreidae (Hemiptera), Pyrochroidae (Coleoptera), Amatidae
(Lepidoptera), Empoasca sp. (Hemiptera: Cicadellidae), dan Liriomyza sp.

(Diptera: Agromyzidae). Patogen yang ditemukan pada pertanaman jarak pagar
yaitu Botryodiplodia sp., Curvularia sp., Fusarium sp., Helmynthosporium sp.,
Camarosporium sp., Bipolaris sp., Rhizopus sp., dan Cacumisporium sp..
Kerusakan oleh hama yang cukup tinggi ditemukan berupa daun berkerut atau
kerdil, bercak keperakan pada daun, dan titik-titik merah pada daun, sedangkan
gejala penyakit yang ditemukan berupa bercak daun, bercak daun coklat, busuk
buah atau bunga, busuk batang, dan embun tepung. Faktor-faktor yang
mempengaruhi populasi hama dan penyakit yaitu cara budidaya, fase tanaman,
lingkungan sekitar, iklim atau cuaca, dan teknik pengendalian. F. virgata
merupakan hama yang ditemukan pada semua lokasi pertanaman jarak pagar,
populasi tertinggi hama ini di Lampung Selatan yaitu 3,35 ekor/daun. Gejala daun
kerdil yang disebabkan oleh Tetranychus sp. adalah gejala serangan hama yang
cukup tinggi yang terdapat pada hampir di semua lokasi pertanaman jarak pagar.
Persentase gejala daun kerdil tertinggi terjadi di lahan Bandar Lampung yang
mencapai 22,8%, sedangkan penyakit yang banyak ditemukan pada hampir semua
lokasi pertanaman jarak pagar yaitu bercak daun. Persentase luas serangan dan
keparahan penyakit tertinggi di lahan Bandar Lampung mencapai 84% dan
26,3%.

INVENTARISASI HAMA DAN PENYAKIT PADA

PERTANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas Linn.) DI
LAMPUNG DAN JAWA BARAT

DAVID CHANDRA
A44104055

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

Judul

Nama Mahasiswa


: Inventarisasi Hama dan Penyakit pada Pertanaman Jarak
Pagar (Jatropha curcas Linn.) di Lampung dan Jawa
Barat
: David Chandra

NIM

: A44104055

Menyetujui,

Dosen Pembimbing 1

Dosen Pembimbing 2

Dr. Ir. Dadang, M.Sc.

Dr. Ir. Gede Suastika, M.Sc.

NIP 131879337


NIP 131669946

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr.
NIP 131124019

Tanggal lulus:

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Krui, Lampung Barat pada tanggal 21 Oktober 1986
sebagai anak ke-enam dari tujuh bersaudara dari pasangan Bapak M. Rusdi Yahya
dan Ibu Hilyati.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 5 Sukarame, Bandar
Lampung pada tahun 1998 dan menyelesaikan sekolah lanjutan tingkat pertama di
SLTPN 21 Bandar Lampung pada tahun 2001. Penulis melanjutkan ke SMUN 3
Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun yang sama penulis

diterima di Program Studi Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor melalui jalur Saringan Penerimaan Mahasiswa Baru
(SPMB).
Selama di IPB penulis ikut serta dalam berbagai kegiatan dan kepanitiaan
yang diadakan Himpunan Mahasiswa Proteksi Tanaman (HIMASITA), Badan
Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian (BEM A), Himpunan Mahasiswa
Perlindungan Tanaman Indonesia (HMPTI) serta menjadi pengurus HIMASITA
periode 2005-2006, BEM A periode 2006-2007, HMPTI periode 2006-2008.
Selain itu, penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Entomologi
Umum pada tahun 2006, pendamping Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada
tahun 2007, ikut pelatihan siaran radio komunitas IPB (Agri FM) April-Mei 2007,
serta asisten praktikum mata kuliah Dasar-Dasar Proteksi Tanaman pada tahun
2008.

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat
kehadirat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir penelitian dan skripsi
yang berjudul Inventarisasi Hama dan Penyakit pada Pertanaman Jarak Pagar
(Jatropha curcas Linn.) di Lampung dan Jawa Barat.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua, Bapak M.
Rusdi Yahya dan Ibu Hilyati beserta kakak-adikku (Iwan Setiawan, SE., Heri
Wihansen alm., Yulian Handika, Riza Pahlevi, Febri Himawan, SS., Ria Lestari)
yang telah memberikan kasih sayangnya. Kepada Dr. Ir. Dadang, M.Sc. dan Dr.
Ir. Gede Suastika. M.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing penelitian penulis hingga selesai. Kepada Dr. Ir.
Kikin H. Mutaqin, M.Si. selaku dosen penguji dalam sidang skripsi atas saran dan
kritik yang diberikan untuk kesempurnaan laporan akhir ini. Terima kasih juga
kepada Bapak Abas, Ketua Perhimpunan Petani Jarak Pagar Indonesia-Lampung
beserta staff (Pak Suhaili dan Mas Teddy), Bapak Ical, petani jarak pagar
Lampung Selatan, Bapak H. Sofyan, petani jarak pagar Cigawir beserta staff (Pak
Haris dan Pak Dindin), Bapak Suprianta, petani jarak pagar Ciawi beserta staff
(Pak Maryanto dan Pak Tugiyo), PT. Indocement beserta staff (Mas Misnen) yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian ini hingga
selesai. Kepada Dr. Ir. Sri Hendrastuti Hidayat selaku dosen pembimbing
akademik yang membimbing penulis selama masa perkuliahan. Dr. Ir. Nina
Maryana, Dr. Ir. Giyanto, M.Sc dan Dra. Dewi Sartiami, M.Si. yang telah
memberikan dukungan kepada penulis selama ini. Kepada Dimas, Ferdi, Mika,
Alfi, Heni, Budi, Amanda, Cok, Deri, Afiat beserta anak-anak HPT angkatan 41,
anggota Laboratorium Fistok, The Kumbang’s, Rusdan SP. beserta HPT 40

lainnya, teman-teman KKP (Yohana, Dwi, Yamin, Sekar, Ari), temen-teman
HIMASITA, BEM A, dan HMPTI, serta pihak-pihak yang membantu penelitian
ini hingga penelitian ini selesai yang tidak dapat penulis sajikan satu persatu.

Bogor, Mei 2008

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL .....................................................................................

ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................

xiv

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................


xvi

PENDAHULUAN ..................................................................................

1

Latar Belakang ...............................................................................

1

Tujuan Penelitian ...........................................................................

2

Manfaat Penelitian .........................................................................

2

TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................


3

Karakteristik dan Produksi Minyak Tanaman Jarak Pagar ..............

3

Morfologi dan Bioekologi Tanaman Jarak Pagar ............................

4

Budidaya Tanaman Jarak Pagar .......................................................

6

Hama dan Penyakit Tanaman Jarak Pagar .......................................

7

Hama ...........................................................................................


8

Belalang (Valanga nigricornis dan Locusta migratoria) ......

8

Ulat Api (Parasa lepida, Lepidoptera: Limacodidae) .............

9

Tungau (Tetranychus sp., Acarina: Tetranycidae) ..................

10

Kepik Hijau (Nezara viridula, Hemiptera: Pentatomidae) .....

11

Walang Sangit (Leptocorisa oratorius, Hemiptera: Coreidae)

12

Kepik Lembing (Chrysochoris javanus, Hemiptera:
Pentatomidae)..........................................................................

12

Thrips (Selenothrips rubrocinctus, Thysanoptera: Thripidae )

13

Ulat Jengkal (Lepidoptera: Geometridae) ..............................

14

Kutu Putih, Ferrisia virgata (Hemiptera: Pseudococcidae) ...

15

Kumbang Moncong (Coleoptera: Curculionidae) ...................

16

Wereng Daun (Empoasca sp., Hemiptera: Cicadellidae) .......

16

Penyakit .......................................................................................

16

Bercak/Penyakit Kulit Botryodiplodia (Botryodiplodia sp.) ...

16

Embun Tepung (Oidium sp.) ...................................................

17

Layu Fusarium (Fusarium sp.) ................................................

19

Busuk Botrytis (Botrytis ricini) ...............................................

19

Bercak Daun Bakteri (Xanthomonas ricinicola) .....................

20

Musuh Alami Hama.....................................................................

20

Belalang Sembah (Mantodea: Mantidae) ................................

20

Coccinellidae Predator (Coleoptera) .......................................

21

BAHAN DAN METODE ........................................................................

22

Tempat dan Waktu .........................................................................

22

Metode Penelitian ............................................................................

22

Penentuan Petak Tanaman Contoh dan Tanaman Contoh ...............

22

Pengamatan Hama............................................................................

22

Pengamatan Penyakit .......................................................................

23

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................

25

Karakteristik Lahan ..........................................................................

25

Lahan Lampung Selatan ...............................................................

25

Lahan Bandar Lampung ...............................................................

25

Lahan Cigawir ..............................................................................

26

Lahan Ciawi ..................................................................................

27

Lahan Citeureup............................................................................

28

Hama ................................................................................................

28

Kutu Putih .....................................................................................

29

Thrips ..........................................................................................

31

Tungau ........................................................................................

33

Belalang .......................................................................................

35

Kepik Lembing .............................................................................

36

Walang Sangit .............................................................................

38

Hama lainnya ................................................................................

39

Penyakit ..........................................................................................

39

Bercak Daun ................................................................................

39

Bercak Daun Coklat ....................................................................

41

Busuk Buah .................................................................................

44

Busuk Batang ...............................................................................

45

Embun Tepung ..............................................................................

48

KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................

50

Kesimpulan ..................................................................................

50

Saran ...........................................................................................

51

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................

52

LAMPIRAN ............................................................................................

54

DAFTAR TABEL

No

Halaman
Teks

1. Luas serangan dan keparahan penyakit bercak daun bakteri .............

40

2. Luas serangan dan keparahan penyakit bercak daun coklat ...............

43

3. Luas serangan dan keparahan penyakit busuk buah/bunga ................

48

4. Luas serangan dan keparahan penyakit busuk batang ........................

50

INVENTARISASI HAMA DAN PENYAKIT PADA
PERTANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas Linn.) DI
LAMPUNG DAN JAWA BARAT

DAVID CHANDRA

PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

ABSTRAK

DAVID CHANDRA. Inventarisasi Hama dan Penyakit pada Pertanaman Jarak
Pagar (Jatropha curcas Linn.) di Lampung dan Jawa Barat. Dibimbing oleh
DADANG dan GEDE SUASTIKA.
Indonesia yang sedang mengalami krisis energi perlu mencari sumber energi
alternatif lain yang salah satunya yaitu dengan pemanfaatan tanaman jarak pagar
(Jatropha curcas Linn.) sebagai bahan baku biodisel. Penanaman jarak pagar
secara besar-besaran dengan sistem monokultur berpotensi menimbulkan serangan
organisme pengganggu tanaman (OPT) yang dapat menurunkan produksi.
Sementara itu OPT pada tanaman jarak pagar ini belum banyak diketahui,
sehingga penelitian ini perlu dilakukan.
Penelitian bertujuan untuk
menginventarisasi hama dan penyakit pada pertanaman jarak pagar serta
mengevaluasi kerusakan yang ditimbulkannya di beberapa lokasi di Lampung dan
Jawa Barat. Pengamatan dilakukan di enam lokasi yang berbeda yaitu Lampung
(Lampung Selatan dan Bandar Lampung) serta Jawa Barat (Sukabumi, Ciawi, dan
2 lokasi di Citeureup). Pengamatan dilakukan pada lima petak tanaman contoh
dengan pola diagonal, 1 petak pada pertemuan garis diagonal dan 4 petak lainnya
pada ujung-ujung garis diagonal. Hama yang ditemukan menyerang tanaman jarak
pagar yaitu kutu putih (Ferrisia virgata, Hemiptera: Pseudococcidae), tungau
(Tetranychus sp., Acarina: Tetranychidae), thrips (Selenothrips rubrocinctus,
Thysanoptera: Thripidae), kepik lembing (Chrysocoris javanus, Hemiptera:
Pentatomidae), walang sangit (Leptocorisa oratorius, Hemiptera: Alydidae),
kepik hijau (Nezara viridula, Hemiptera: Pentatomidae), belalang (Valanga
nigricornis, Orthoptera: Acrididae), ulat api (Parasa lepida, Lepidoptera:
Limacodidae), ulat kolang-kaling (Chalcocelis albiguttata, Lepidoptera:
Limacodidae), Coreidae (Hemiptera), Pyrochroidae (Coleoptera), Amatidae
(Lepidoptera), Empoasca sp. (Hemiptera: Cicadellidae), dan Liriomyza sp.
(Diptera: Agromyzidae). Patogen yang ditemukan pada pertanaman jarak pagar
yaitu Botryodiplodia sp., Curvularia sp., Fusarium sp., Helmynthosporium sp.,
Camarosporium sp., Bipolaris sp., Rhizopus sp., dan Cacumisporium sp..
Kerusakan oleh hama yang cukup tinggi ditemukan berupa daun berkerut atau
kerdil, bercak keperakan pada daun, dan titik-titik merah pada daun, sedangkan
gejala penyakit yang ditemukan berupa bercak daun, bercak daun coklat, busuk
buah atau bunga, busuk batang, dan embun tepung. Faktor-faktor yang
mempengaruhi populasi hama dan penyakit yaitu cara budidaya, fase tanaman,
lingkungan sekitar, iklim atau cuaca, dan teknik pengendalian. F. virgata
merupakan hama yang ditemukan pada semua lokasi pertanaman jarak pagar,
populasi tertinggi hama ini di Lampung Selatan yaitu 3,35 ekor/daun. Gejala daun
kerdil yang disebabkan oleh Tetranychus sp. adalah gejala serangan hama yang
cukup tinggi yang terdapat pada hampir di semua lokasi pertanaman jarak pagar.
Persentase gejala daun kerdil tertinggi terjadi di lahan Bandar Lampung yang
mencapai 22,8%, sedangkan penyakit yang banyak ditemukan pada hampir semua
lokasi pertanaman jarak pagar yaitu bercak daun. Persentase luas serangan dan
keparahan penyakit tertinggi di lahan Bandar Lampung mencapai 84% dan
26,3%.

INVENTARISASI HAMA DAN PENYAKIT PADA
PERTANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas Linn.) DI
LAMPUNG DAN JAWA BARAT

DAVID CHANDRA
A44104055

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian
pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

Judul

Nama Mahasiswa

: Inventarisasi Hama dan Penyakit pada Pertanaman Jarak
Pagar (Jatropha curcas Linn.) di Lampung dan Jawa
Barat
: David Chandra

NIM

: A44104055

Menyetujui,

Dosen Pembimbing 1

Dosen Pembimbing 2

Dr. Ir. Dadang, M.Sc.

Dr. Ir. Gede Suastika, M.Sc.

NIP 131879337

NIP 131669946

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr.
NIP 131124019

Tanggal lulus:

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Krui, Lampung Barat pada tanggal 21 Oktober 1986
sebagai anak ke-enam dari tujuh bersaudara dari pasangan Bapak M. Rusdi Yahya
dan Ibu Hilyati.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN 5 Sukarame, Bandar
Lampung pada tahun 1998 dan menyelesaikan sekolah lanjutan tingkat pertama di
SLTPN 21 Bandar Lampung pada tahun 2001. Penulis melanjutkan ke SMUN 3
Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2004. Pada tahun yang sama penulis
diterima di Program Studi Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian,
Institut Pertanian Bogor melalui jalur Saringan Penerimaan Mahasiswa Baru
(SPMB).
Selama di IPB penulis ikut serta dalam berbagai kegiatan dan kepanitiaan
yang diadakan Himpunan Mahasiswa Proteksi Tanaman (HIMASITA), Badan
Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian (BEM A), Himpunan Mahasiswa
Perlindungan Tanaman Indonesia (HMPTI) serta menjadi pengurus HIMASITA
periode 2005-2006, BEM A periode 2006-2007, HMPTI periode 2006-2008.
Selain itu, penulis pernah menjadi asisten praktikum mata kuliah Entomologi
Umum pada tahun 2006, pendamping Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada
tahun 2007, ikut pelatihan siaran radio komunitas IPB (Agri FM) April-Mei 2007,
serta asisten praktikum mata kuliah Dasar-Dasar Proteksi Tanaman pada tahun
2008.

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena berkat
kehadirat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir penelitian dan skripsi
yang berjudul Inventarisasi Hama dan Penyakit pada Pertanaman Jarak Pagar
(Jatropha curcas Linn.) di Lampung dan Jawa Barat.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua, Bapak M.
Rusdi Yahya dan Ibu Hilyati beserta kakak-adikku (Iwan Setiawan, SE., Heri
Wihansen alm., Yulian Handika, Riza Pahlevi, Febri Himawan, SS., Ria Lestari)
yang telah memberikan kasih sayangnya. Kepada Dr. Ir. Dadang, M.Sc. dan Dr.
Ir. Gede Suastika. M.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing penelitian penulis hingga selesai. Kepada Dr. Ir.
Kikin H. Mutaqin, M.Si. selaku dosen penguji dalam sidang skripsi atas saran dan
kritik yang diberikan untuk kesempurnaan laporan akhir ini. Terima kasih juga
kepada Bapak Abas, Ketua Perhimpunan Petani Jarak Pagar Indonesia-Lampung
beserta staff (Pak Suhaili dan Mas Teddy), Bapak Ical, petani jarak pagar
Lampung Selatan, Bapak H. Sofyan, petani jarak pagar Cigawir beserta staff (Pak
Haris dan Pak Dindin), Bapak Suprianta, petani jarak pagar Ciawi beserta staff
(Pak Maryanto dan Pak Tugiyo), PT. Indocement beserta staff (Mas Misnen) yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian ini hingga
selesai. Kepada Dr. Ir. Sri Hendrastuti Hidayat selaku dosen pembimbing
akademik yang membimbing penulis selama masa perkuliahan. Dr. Ir. Nina
Maryana, Dr. Ir. Giyanto, M.Sc dan Dra. Dewi Sartiami, M.Si. yang telah
memberikan dukungan kepada penulis selama ini. Kepada Dimas, Ferdi, Mika,
Alfi, Heni, Budi, Amanda, Cok, Deri, Afiat beserta anak-anak HPT angkatan 41,
anggota Laboratorium Fistok, The Kumbang’s, Rusdan SP. beserta HPT 40
lainnya, teman-teman KKP (Yohana, Dwi, Yamin, Sekar, Ari), temen-teman
HIMASITA, BEM A, dan HMPTI, serta pihak-pihak yang membantu penelitian
ini hingga penelitian ini selesai yang tidak dapat penulis sajikan satu persatu.

Bogor, Mei 2008

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL .....................................................................................

ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................

xiv

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................

xvi

PENDAHULUAN ..................................................................................

1

Latar Belakang ...............................................................................

1

Tujuan Penelitian ...........................................................................

2

Manfaat Penelitian .........................................................................

2

TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................

3

Karakteristik dan Produksi Minyak Tanaman Jarak Pagar ..............

3

Morfologi dan Bioekologi Tanaman Jarak Pagar ............................

4

Budidaya Tanaman Jarak Pagar .......................................................

6

Hama dan Penyakit Tanaman Jarak Pagar .......................................

7

Hama ...........................................................................................

8

Belalang (Valanga nigricornis dan Locusta migratoria) ......

8

Ulat Api (Parasa lepida, Lepidoptera: Limacodidae) .............

9

Tungau (Tetranychus sp., Acarina: Tetranycidae) ..................

10

Kepik Hijau (Nezara viridula, Hemiptera: Pentatomidae) .....

11

Walang Sangit (Leptocorisa oratorius, Hemiptera: Coreidae)

12

Kepik Lembing (Chrysochoris javanus, Hemiptera:
Pentatomidae)..........................................................................

12

Thrips (Selenothrips rubrocinctus, Thysanoptera: Thripidae )

13

Ulat Jengkal (Lepidoptera: Geometridae) ..............................

14

Kutu Putih, Ferrisia virgata (Hemiptera: Pseudococcidae) ...

15

Kumbang Moncong (Coleoptera: Curculionidae) ...................

16

Wereng Daun (Empoasca sp., Hemiptera: Cicadellidae) .......

16

Penyakit .......................................................................................

16

Bercak/Penyakit Kulit Botryodiplodia (Botryodiplodia sp.) ...

16

Embun Tepung (Oidium sp.) ...................................................

17

Layu Fusarium (Fusarium sp.) ................................................

19

Busuk Botrytis (Botrytis ricini) ...............................................

19

Bercak Daun Bakteri (Xanthomonas ricinicola) .....................

20

Musuh Alami Hama.....................................................................

20

Belalang Sembah (Mantodea: Mantidae) ................................

20

Coccinellidae Predator (Coleoptera) .......................................

21

BAHAN DAN METODE ........................................................................

22

Tempat dan Waktu .........................................................................

22

Metode Penelitian ............................................................................

22

Penentuan Petak Tanaman Contoh dan Tanaman Contoh ...............

22

Pengamatan Hama............................................................................

22

Pengamatan Penyakit .......................................................................

23

HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................

25

Karakteristik Lahan ..........................................................................

25

Lahan Lampung Selatan ...............................................................

25

Lahan Bandar Lampung ...............................................................

25

Lahan Cigawir ..............................................................................

26

Lahan Ciawi ..................................................................................

27

Lahan Citeureup............................................................................

28

Hama ................................................................................................

28

Kutu Putih .....................................................................................

29

Thrips ..........................................................................................

31

Tungau ........................................................................................

33

Belalang .......................................................................................

35

Kepik Lembing .............................................................................

36

Walang Sangit .............................................................................

38

Hama lainnya ................................................................................

39

Penyakit ..........................................................................................

39

Bercak Daun ................................................................................

39

Bercak Daun Coklat ....................................................................

41

Busuk Buah .................................................................................

44

Busuk Batang ...............................................................................

45

Embun Tepung ..............................................................................

48

KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................

50

Kesimpulan ..................................................................................

50

Saran ...........................................................................................

51

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................

52

LAMPIRAN ............................................................................................

54

DAFTAR TABEL

No

Halaman
Teks

1. Luas serangan dan keparahan penyakit bercak daun bakteri .............

40

2. Luas serangan dan keparahan penyakit bercak daun coklat ...............

43

3. Luas serangan dan keparahan penyakit busuk buah/bunga ................

48

4. Luas serangan dan keparahan penyakit busuk batang ........................

50

DAFTAR GAMBAR

No

Halaman
Teks

1. Buah jarak pagar dengan berbagai tingkat kematangan .....................

4

2. Lahan pertanaman jarak pagar............................................................

5

3. Hama tungau .......................................................................................

10

4. Hama L. oratorius ..............................................................................

12

5. Hama Thrips .......................................................................................

14

6. Lahan jarak pagar di Lampung Selatan ..............................................

25

7. Lahan jarak pagar di Cigawir .............................................................

27

8. Lahan jarak pagar di Ciawi.................................................................

27

9. Lahan jarak pagar di Citeureup (a) budidaya dan (b) persemaian......

28

10. Gejala serangan hama F. virgata pada daun .....................................

29

11. Populasi hama F. virgata di beberapa lokasi ......................................

29

12. Gejala serangan hama S. rubrocinctus ..............................................

31

13. Populasi hama S. rubrocinctus di beberapa lokasi .............................

31

14. Persentase gejala S. rubrocinctus di beberapa lokasi .........................

32

15. Gejala daun kerdil serangan hama Tetranychus sp. ...........................

33

16. Populasi hama Tetranychus sp. di beberapa lokasi ............................

33

17. Persentase gejala daun kerdil di beberapa lokasi ...............................

34

18. Persentase gejala titik-titik merah di beberapa lokasi ........................

35

19. Hama belalang, Valanga nigricornis ..................................................

35

20. Populasi hama V. nigricornis di beberapa lokasi ...............................

36

21. (a) Imago dan (b) nimfa C. javanus...................................................

37

22. Populasi hama C. javanus di beberapa lokasi ....................................

37

23. Populasi hama L. oratorius di beberapa lokasi ..................................

38

24. Gejala penyakit bercak daun jarak .....................................................

40

25. Gejala penyakit daun melepuh/terbakar .............................................

42

26. Cendawan Curvularia sp. ...................................................................

42

27. Cendawan Botryodiplodia sp .............................................................

42

28. Cendawan Helminthosporium sp. .......................................................

43

29. Cendawan Bipolaris sp. ......................................................................

43

30. Busuk bunga/buah pada tanaman jarak pagar ....................................

44

31. Bercak/busuk batang tanaman jarak pagar (a) tanaman mulai
terserang, (b) tanaman

rebah, (c) penghitaman bagian empulur

setelah batang dibelah melintang........................................................

46

32. Cendawan Fusarium sp. .....................................................................

47

33. Cendawan Cacumisporium sp. ...........................................................

47

34. Cendawan Rhizopus sp. ......................................................................

47

35. Cendawan Camarosporium sp. ..........................................................

47

DAFTAR LAMPIRAN
No

Halaman
Teks

1. Gambar hama tanaman jarak pagar ....................................................

56

2. Gambar sarang semut pada pertanaman jarak pagar ..........................

56

3. Populasi rata-rata S. rubrocinctus.......................................................

57

4. Populasi rata-rata hama F. virgata .....................................................

57

5. Populasi rata-rata hama C. javanus ....................................................

57

6. Populasi rata-rata hama L. oratorius ..................................................

58

7. Populasi rata-rata hama V. nigricornis ...............................................

58

8. Populasi rata-rata hama Tetranychus sp. ...........................................

58

9. Rata-rata persentase gejala daun mengkerut atau kerdil oleh
Tetranychus sp. ..................................................................................

59

10. Rata-rata persentase gejala titik-titik merah pada daun oleh
Tetranychus sp. ..................................................................................

59

11. Rata-rata persentase gejala daun keperakan oleh S. rubrocinctus ......

59

12. Sidik ragam populasi hama di berbagai lokasi ...................................

58

13. Sidik ragam gejala serangan hama di berbagai lokasi ........................

58

14. Sidik ragam luas serangan penyakit di berbagai lokasi ......................

58

15. Sidik ragam keparahan penyakit di berbagai lokasi ...........................

58

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Jumlah penduduk di Indonesia tiap tahunnya meningkat, sehingga
kebutuhan akan bahan bakar minyak (BBM) pun akan meningkat. Sejak tahun
1995 konsumsi BBM di Indonesia telah melebihi produksi dalam negeri.
Diperkirakan 10-15 tahun ke depan cadangan minyak dalam negeri akan habis
(Hambali et al. 2006).

Negara-negara anggota Organization of Petroleum

Exporting Country (OPEC) yang penduduknya padat seperti Indonesia, harus
dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi krisis energi, terutama kelangkaan
BBM yang menyebabkan harganya meningkat. Untuk menanggulangi kelangkaan
BBM, beberapa cara yang dapat ditempuh diantaranya gerakan hemat energi
hingga

mencari

sumber-sumber

energi

lain

pengganti

BBM,

seperti

mengusahakan peningkatan pemanfaatan gas alam, energi panas bumi, tenaga air,
energi surya, energi angin, energi nuklir dan sebagainya. Pembangunan bukan
berarti merusak, tetapi suatu usaha yang bijak dengan memanfaatkan energi hijau
yang berasal dari tumbuhan (Sanusi 1984). Bahan bakar yang ramah lingkungan
yang berasal dari tumbuhan disebut bahan bakar nabati (BBN).
Menurut Riberio et al. (1997) dalam Indartono (2006) BBN telah memenuhi
dua syarat utama sebagai sumber energi baru: (1) tidak menciptakan
ketergantungan, karena bahan baku BBN dapat dibudidayakan di Indonesia, dan
(2) ramah lingkungan. Emisi pembakaran BBN yang juga merupakan gas rumah
kaca yaitu CO2, pada prinsipnya akan diserap kembali oleh tanaman sumber BBN.
Terbukti telah terjadi penurunan emisi CO2 sebesar 12% di Brazil setelah negara
ini menggunakan bioetanol dalam skala besar.

Komoditas perkebunan dapat

diolah menjadi minyak nabati yang bersifat seperti minyak disel/solar, diantaranya
minyak kelapa sawit, kelapa, jagung, kedelai, dan jarak pagar. Tetapi peluang
jarak pagar sebagai bahan bakar biodisel lebih besar dikarenakan minyak jarak
pagar tidak termasuk dalam kategori edible oil.

Selain itu jarak pagar juga

merupakan tanaman yang mudah untuk dibudidayakan karena tahan akan
kekeringan, juga mampu tumbuh dengan cepat dan kuat di lahan beriklim panas,
tandus dan berbatu. Penanaman jarak pagar dengan skala besar dengan sistem

2

pertanaman monokultur sangat berpotensi munculnya hama dan penyakit tanaman
yang dapat menurunkan produksi buah atau biji (Hambali et al. 2006). Banyak
orang beranggapan bahwa tanaman jarak pagar adalah jenis tanaman yang
beracun dan memiliki sifat fungisidal sehingga tidak perlu mengkhawatirkan
adanya serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), tetapi dari hasil laporan
diketahui adanya beberapa hama dan penyakit pada pertanaman yang
menyebabkan kerusakan secara ekonomi (Djudawi 2006).
Informasi mengenai hama dan penyakit pada pertanaman jarak pagar hingga
saat ini belum banyak diketahui dan terbatas. Oleh karena itu, inventarisasi OPT
pada pertanaman jarak pagar perlu dilakukan agar pengelolaan tanaman jarak
pagar dapat dilakukan dengan baik.

Tujuan
Menginventarisasi hama dan penyakit pada pertanaman jarak pagar serta
mengevaluasi kerusakan yang ditimbulkannya di beberapa lokasi di Lampung dan
Jawa Barat.

Manfaat
Memberikan informasi hama dan penyakit pada pertanaman jarak pagar
agar dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam mengelola pertanaman
tersebut.

3

TINJAUAN PUSTAKA
Karakteristik dan Produksi Minyak Tanaman Jarak Pagar
Produksi bahan bakar dari tanaman disebut biodisel atau minyak nabati.
Biodiesel didefinisikan sebagai metil ester yang diproduksi dari minyak tumbuhan
atau hewan dan memenuhi kualitas untuk digunakan sebagai bahan bakar di dalam
mesin diesel (Vicente et al. 2006 dalam Indartono 2006). Dahulu minyak jarak
pagar jarang diproduksi karena harga BBM yang rendah karena adanya subsidi
dari pemerintah yang mengakibatkan minyak dari tumbuhan tidak dapat bersaing
dengan minyak dari penambangan. Meningkatnya harga bahan bakar dunia saat
ini menyebabkan minyak jarak pagar diproduksi kembali yang sebelumnya pada
zaman Jepang tanaman jarak pagar pernah diproduksi sebagai bahan bakar
pesawat terbang dan minyak lampu di perumahan (Indartono 2006).
Kandungan minyak jarak pagar dipengaruhi oleh tingkat kemasakan buah.
Buah jarak pagar dapat dibedakan dalam beberapa tingkatan dalam satu ranting
dalam hubungannya dengan kandungan minyaknya yaitu (1) buah muda ditandai
dengan kulit buah berwarna hijau muda, biji berwarna putih, daging biji belum
terbentuk masih berupa air yang keruh, biji ini belum mengandung minyak, (2)
buah setengah tua ditandai dengan kulit buah berwarna hijau, kulit biji berwarna
coklat muda keputih-putihan, daging biji telah terbentuk namun masih lunak, biji
juga belum mengandung minyak, (3) buah tua, ditandai dengan kulit buah
berwarna hijau tua, biji berwarna hitam dan keras, biji telah mengandung minyak
walaupun masih rendah, (4) buah masak kulit buah berwarna kuning sampai
hitam, biji telah berwarna hitam mengkilat dan keras, kandungan minyak paling
tinggi, dan (5) buah lewat masak, buah telah kering atau telah jatuh, tergantung
pada kondisi lingkungan, jika kondisi kering maka buah dapat tergantung di
pohon selama 2–3 bulan ditandai dengan kulit buah telah mengering dengan
warna coklat kehitaman, sedang jika kondisi basah, buah akan jatuh dan
berkecambah, pada kondisi demikian kandungan minyak sangat rendah (Gambar
1) (Indartono 2006).

4

Gambar 1 Buah jarak pagar dengan berbagai tingkat kematangan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa panen buah pada tingkat 4 buah
masak, memberikan hasil minyak tertinggi yaitu 30,32% untuk buah berwarna
kuning dan 31,47% untuk buah hitam sedang buah pada tingkat 3 buah tua dengan
kulit berwarna hijau tua dan biji berwarna hitam, kandungan minyaknya hanya
20,70% (Yeyen et al. 2006). Bila setiap hektar terdiri atas 2.500 tanaman jarak
pagar unggul yang sudah dewasa (umur 4 tahun setelah tanam) dengan kondisi
syarat tumbuh (tanah dan iklim) dan pemeliharaan yang optimal maka setiap
pohon memiliki 40 cabang, setiap cabang mempunyai 3 tandan buah per tahun,
setiap tandan menghasilkan 10–15 buah per tandan (30–45 biji). Dalam kondisi
yang demikian, jumlah biji yang akan dihasilkan dari luasan 1 ha adalah 2.500
tanaman x 40 cabang x 3 tandan x (10–15) buah x 3 biji = 9.000.000–13.500.5000
biji. Bila 1 kg terdiri atas 2.000 biji kering maka produksi jarak pagar per hektar
per tahun adalah 4,5–6,75 ton biji kering (Indartono 2006).

Morfologi dan Bioekologi Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas Linn.)
Klasifikasi tanaman jarak pagar (J. curcas) yaitu:
Divisi

: Spermathopyta

Subdivisi

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledone

Famili

: Euphorbiaceae

Genus

: Jatropha

Spesies

: Jatropha curcas Linn.

5

Gambar 2 Lahan pertanaman jarak pagar
Jarak pagar ialah tanaman perdu yang agak besar dengan cabang yang tidak
teratur. Tanaman ini mulai berbuah pada umur lima bulan, dan mencapai
produktivitas optimal pada umur lima tahun. Tanaman ini mencapai ketinggian
3–5 m. Daun jarak pagar berbentuk jantung dan bertangkai panjang, cabang
pohonnya mengandung getah, buah berbentuk elips dengan panjang sekitar 2,5
cm, dan di dalamnya terdapat 2–3 biji. Bunga berwarna kuning kehijauan dan
berupa bunga majemuk berumah satu, bunga ini tersusun dalam rangkaian
berbentuk cawan yang tumbuh di ujung batang atau ketiak daun, setiap tandan
memiliki lebih dari 15 bunga, serta jumlah bunga betina lima kali lebih banyak
dari bunga jantan. Beberapa varietas jarak pagar yang dikenal saat ini ialah Cape
Verde, Nicaragua, Ife Nigeria, dan Non-Toksik Mexico (Syah 2006). Tanaman
jarak pagar mulai berbunga setelah umur 3–4 bulan, sedangkan pembentukan
buah mulai pada umur 4–5 bulan. Pemanenan dilakukan jika buah telah masak,
dicirikan kulit buah berwarna kuning dan kemudian mulai mengering. Buah
biasanya masak setelah berumur 5–6 bulan. Tanaman jarak pagar merupakan
tanaman tahunan yang dapat hidup lebih dari 20 tahun jika dipelihara dengan baik
(Indartono 2006).
Tanaman jarak pagar sebagai tanaman yang mudah beradaptasi terhadap
lingkungan tumbuhnya. Lingkungan tumbuh yang optimal bagi pertumbuhannya
yaitu antara 50 °LU–40 °LS, ketinggian antara 0–2000 m dpl, suhu berkisar antara
18–30 °C, dan curah hujan antara 300–1200 mm/tahun. Pada daerah dengan suhu

6

rendah (< 18 °C) dapat menghambat pertumbuhan tanaman, sedangkan pada suhu
tinggi (> 35 °C) dapat menyebabkan gugur daun dan bunga, serta buah menjadi
kering sebelum waktunya, sehingga menurunkan produksi. Tanaman jarak pagar
dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur, tetapi memiliki drainase baik, tidak
tergenang, dan pH tanah 5–6,5 (Indartono 2006).

Budidaya Tanaman Jarak Pagar
Tanaman jarak pagar hidup dengan baik pada curah hujan optimum 625
mm/tahun dan temperatur tahunan 20–28 °C. Tanaman jarak pagar tumbuh baik
pada tanah gembur (Syah 2006).

Suhu ekstrim 35 °C akan

menghambat pertumbuhan serta dapat mengurangi kadar minyak dalam biji dan
mengubah komposisinya. Jarak pagar memiliki sistem perakaran yang mampu
menahan air dan tanah sehingga tahan kekeringan serta berfungsi menahan erosi.
Lahan hendaknya memiliki drainase baik, tidak tergenang dan pH tanah 5–6,5
(Djudawi 2006). Penanaman dengan jarak tanam 2 m x 3 m (populasi 1600
pohon/ha), 2 m x 2 m (populasi 2500 pohon/ha) atau 1,5 m x 2 m (populasi 3300
pohon/ha). Pada areal yang miring sebaiknya digunakan sistem kontur dengan
jarak dalam barisan 1,5 m. Lubang tanam dibuat dengan ukuran 40 cm x 40 cm x
40 cm. Bibit dipilih yang sehat dan cukup kuat serta tinggi bibit sekitar 50 cm
atau lebih.
Pembibitan dapat dilakukan di polibag atau bedengan. Setiap polibag diisi
media tanam berupa tanah lapisan atas (top soil) yang dicampur dengan pupuk
kandang, dan ditanami 1 benih/polibag. Pembibitan diberi penaung atau atap
dengan bahan berupa daun kelapa, jerami atau paranet. Kegiatan yang dilakukan
selama pembibitan antara lain penyiraman (2 kali sehari yaitu pagi dan sore),
penyiangan, dan seleksi bibit. Setelah 2–3 bulan bibit dipindahkan ke lapang.
Penanaman dapat juga dilakukan secara langsung di lapangan (tanpa pembibitan)
dengan menggunakan stek cabang atau batang (Indartono 2006). Setelah tanaman
cukup besar perlu dilakukan pemangkasan tanaman agar tumbuh banyak
percabangan, dan dilakukan penjarangan yang berfungsi untuk mengurangi
terjadinya kompetisi diantara tanaman yang akan digunakan sebagai sumber bibit
atau stek. Pemangkasan dan penjarangan perlu dilakukan secara periodik dalam

7

usaha budidayanya. Selain itu tanaman juga perlu diberi pupuk NPK, karena jika
tanah kekurangan nitrogen akan menyebabkan bunga akan gugur. Pemupukan
dilakukan 2 kali dalam setahun, yaitu 150 kg SP dan pada pemupukan ke dua
dengan dosis 180 kg NPK, dan tiap tahunnya ditingkatkan sebanyak 10% (Syah
2006).
Produksi bunga dan buah dipengaruhi oleh curah hujan dan unsur hara, jadi
tanaman jarak pagar harus mendapatkan pengairan yang cukup.

Jika dalam

setahun terdapat satu kali musim hujan maka pembuahan biasanya hanya terjadi
satu kali dalam setahun, tetapi jika diberi pengairan dapat berbuah hingga tiga kali
setahun.

Setelah tanaman berumur lima tahun tanaman jarak pagar dapat

menghasilkan 4–12 ton biji/ha per tahun (Syah 2006) atau 1–4 ton rendemen.

Hama dan Penyakit Tanaman Jarak Pagar
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) merupakan salah satu masalah
yang terjadi pada setiap komoditas pertanian. OPT yang menyerang pertanaman
jarak pagar ialah hama tanaman muda: ulat tanah (Agrotis ipsilon, Lepidoptera:
Noctuidae), Lundi scarabaeid (Coleoptera: Acarabaeidae), belalang (Valanga spp.
dan Locusta migratoria, Orthoptera: Acrididae), ulat grayak (Spodoptera litura,
Lepidoptera: Noctuidae). Hama tanaman dewasa: hama pada batang (Ostrinia
furnacalis, Lepidoptera: Pyralidae), ulat daun jarak (Achaea janata), ulat api
(Parasa lepida, Lepidoptera: Limacodidae), wereng daun (Empoasca sp.,
Hemiptera), tungau (Tetranychus sp., Acarina: Tetranychidae), ulat tongkol
jagung (Helicoverpa armigera, Lepidoptera: Noctuidae). Hama bunga dan buah:
kepik hijau (Nezara viridula, Hemiptera: Pentatomidae), ulat penggerek pucuk
jarak (Dichocrosis punctiferalis). Penyakit: bercak bibit, bercak alternaria
(Alternaria ricini), karat (Melampsora ricini), bercak daun cercospora
(Cercospora ricinella), layu fusarium (Fusarium oxysporum), busuk botrytis
(Botrytis ricini), dan bercak daun bakteri (Xanthomonas ricinicola) (Hambali et
al. 2006).

8

Hama
Belalang (Valanga spp. dan Locusta migratoria, Orthoptera: Acrididae)
Belalang tergolong ke dalam ordo Orthoptera dan famili Acrididae. Imago
betina memiliki panjang tubuh 58–71 mm dan imago jantan 49–63 mm. Imago
meletakan telurnya pada kedalaman 5–8 cm dan dibungkus material seperti busa.
Serangga ini umumnya bertelur pada awal musim hujan dan menetas awal musim
kemarau (Dadang et al. 2007). Anggota dari ordo ini umumnya memilki sayap
dua pasang. Sayap depan lebih sempit daripada sayap belakang dengan vena-vena
menebal/mengeras dan disebut tegmina. Sayap belakang membranus dan melebar
dengan vena-vena yang teratur. Pada waktu istirahat sayap belakang melipat di
bawah sayap depan. Serangga ini memiliki dua buah (sepasang) mata majemuk
(facet), sepasang antena, serta tiga buah mata sederhana (oceli). Dua pasang
sayap serta tiga pasang tungkai terdapat pada thorax. Pada segmen (ruas) pertama
abdomen terdapat suatu membran alat pendengar yang disebut tympanum.
Spirakel yang merupakan alat pernafasan luar terdapat pada tiap-tiap segmen
abdomen maupun thorax. Anus dan alat genetalia luar dijumpai pada ujung
abdomen (segmen terakhir abdomen), dan tipe alat mulut menggigit mengunyah.
Metamorfose sederhana (paurometabola) dengan perkembangan melalui tiga
stadia yaitu telur–nimfa–dewasa (imago) (Indartono 2006).
Belalang daun maupun belalang kembara dapat menyerang pertanaman
setiap saat dan memiliki inang yang banyak/polifag. Serangan berat umumnya
terjadi pada tanaman muda. Panjang belalang kembara dewasa jantan berkisar
antara 3,4–4,1 cm, sedangkan yang betina relatif lebih panjang, yaitu sekitar 4–4,7
cm. Semakin tua umur belalang maka warnanya akan semakin cerah. Warna
belalang dewasa yang semula coklat abu-abu akan berubah menjadi kuning
mengkilat pada belalang jantan dan berwarna coklat kekuning-kuningan pada
belalang betina. Adanya bintik coklat-hitam pada sayap depan yang berwarna
kuning transparan, sedangkan untu sayap belakang tidak berbintik.

Belalang

memiliki kemampuan jelajah yang tinggi mencapai 200 km, kemampuan
pembentukan kelompok dengan anggota yang sangat banyak, serta kemampuan
makan yang sangat lahap.

Kemampuan makan belalang yang sangat tinggi

menyebabkan tanaman dalam jumlah besar akan habis dan rusak dalam waktu

9

yang sangat singkat. Sebagai contoh, tanaman padi akan rusak seluruhnya dan
tanaman jagung hanya tinggal batangnya jika terjadi serangan berat oleh kawanan
belalang kembara.
Populasi belalang kembara yang melimpah tersebut berhubungan dengan
kemampuan bertelur belalang yang memang tinggi. Seekor belalang betina dapat
bertelur mencapai 24 butir dan dapat bertelur hingga 9 kali. Hasil salah satu
penelitian menunjukkan bahwa masa aktif bertelur seekor betina rata-rata selama
63 hari (Indartono 2006).

Pengendalian yang selama ini dilakukan dalam

mengatasi hama ini ialah sanitasi lahan, tidak menanam tanaman yang dapat
menjadi inangnya di luar tanaman utama, dan pengandalian secara kimiawi yaitu
dengan menggunakan insektisida berbahan aktif betasiflutrin, sipermetrin,
tiodikarb, MIPC, dan fipronil (Dadang et al. 2007).

Ulat Api (Parasa lepida, Lepidoptera: Limacodidae)
Ulat api tergolong dalam ordo Lepidoptera, famili Limacodidae. Larva ulat
ini berwarna hijau terang dengan garis membujur berwarna biru, pada bagian
dorsal memiliki rambut-rambut/duri yang muncul dari tubuhnya. Ulat ini disebut
ulat api karena apabila duri ulat ini tersentuh tangan akan terasa panas seperti
terbakar. Pada awalnya ulat hidup secara berkelompok/gregarius pada daun jarak,
kemudian menyebar ke seluruh bagian tanaman seiring dengan pertumbuhan
larva. Imago meletakan telur pada bagian tanaman yang lunak dalam kelompok
kecil. Hama ini bersifat polifag, satu ekor imago betina dapat menghasilkan 400–
600 butir telur dalam waktu 3–5 hari. Ulat dapat menyebabkan daun tanaman
jarak berlubang, serangan berat daun akan habis.

Pengendalian yang pernah

dilakukan terhadap serangga ini ialah dengan memanfaatkan musuh alami seperti
parasitoid Apanteles parasae, Chrysis shanghaiensis, Trachysphyrus (Cryptus)
oxymorus (Tosq.), Chlorocryptus sp., Goryphus mesoxanthus (Br.), beberapa
golongan Ichneumonidae, Fornicia sp. (Braconidae), Meteorus sp., Rogas sp.,
Euplectomorpha sp., dan Platyplectrus orthocraspedae Ferr., dan predator
Canthecona sp. dan Sycanus sp.. Pengendalian juga dapat menggunakan musuh
alami dari golongan cendawan atau disebut entomopatogen, cendawan yang
digunakan dalam pengendalian hama ini yaitu Cordyceps coccinea. Selain itu

10

pengendalian sering dilakukan dengan penggunaan senyawa kimia yaitu
insektisida dengan bahan aktif klorpirifos dan organofosfat lainnya, serta
insektisida berbahan aktif Bacillus thuringiensis (Dadang et al. 2007).

Tungau (Tetranychus sp., Acarina: Tetranychidae)
Tetranychus sp. termasuk dalam ordo Acarina. Telur Tetranychus sp. yang
berwarna merah tua dan berbentuk bulat adalah fase yang mudah untuk
membedakan dari tungau jenis lain.

Telur sebagian besar diletakkan di

permukaan bagian atas sepanjang tulan