Pendapatan investasi Metode alokasi surplus underwriting dana tabarru' pada asuransi kerugia Syariah (studi pada unit Syariah Pt.asuransi umum Bumuputra muda 1967)

67 12 13 c. CAKYBMP tahun triwulan lalu d. CAKYBMP tahuntriwulan berjalan 2,065,803,824.00 4,192,443,232.50 14 Penurunan kenaikan CAKYBMP 13-14 -2,126,639,408.50 15 Jumlah pendapatan premi neto 11+15 7,005,517,969.80 16 Pendapatan underwriting lain neto 0.00 17 PENDAPATAN UNDERWRITING 16+17 7,005,517,969.80 18 19 20 21 22 23 24 BEBAN UNDERWRITING Beban klaim d. Klaim bruto e. Klaim reasuransi f. Kenaikan penurunan cadangan klaim c.1 Cadangan klaim neto tahun triwulan berjalan c. 2 Cadangan klaim netto tahuntriwulan llau 4,525,487,333.39 456,085,682.82 749,713,793.00 644,171,760.00 25 Jumlah beban klaim 21-22+24-25 4,174,943,683.58 26 Beban underwriting lain neto 9,754,018.53 27 BEBAN UNDERWRITING 26-27 4,184,697,702.11 28 SURPLUS DEFISIT UNDERWRITING 18-28 2,820,820,267.70 29 30 31 PENDAPATAN INVESTASI Hasil investasi dana peserta Beban pengelolaan portofolio investasi 53,668,561.16 26,834,280.58 32 HASIL INVESTASI NETTO 26,834,280.58 33 SURPLUS DEFISIT UNDERWRITING DANA PESERTA 2,847,654,548.28 Sumber : Laporan perhitungan Surplus Defisit underwriting Dana Peserta Tabarru Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Tahun 2010 Berdasarkan tabel 4.2 PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 tetap mengalami surplus underwriting dana peserta sebesar 2,847,654,548.28 nilai tersebut diperoleh dari nilai pendapatan underwriting sebesar 7,005,517,969.80 dengan dikurangi surplus underwriting yang diperoleh sebesar 2,820,820,267.70 dan hasil investasi neto sebesar 26,834,280.58. 68 Dari pendeskripsian perhitungan surplus defisit dana peserta pada tabel 4.1 dan tabel 4.2 Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 mengalami kenaikan surplus yang sangat signifikan disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya : Peningkatan produksi pada kontribusi penutupan langsung dan kontribusi penutupan tidak langsung masing-masing sebesar 66,69 dan 26,42, peningkatan pendapatan underwriting sebesar 22,44 dan yang paling mempengaruhi dalam peningkatan surplus deficit underwriting dana tabarru ’ adalah penurunan beban underwriting sebesar 23,33 sehingga menyebabkan peningkatan surplus underwriting yang sangat signifikan sebesar 1,336,596,765.29 atau 88,45 dari 1,511,057,782.99 surplus pada tahun 2009 dan surplus sebesar 2,847,654,548.28 pada tahun 2010.

B. Ketentuan Dalam Alokasi Surplus Dana Tabarru

’ Dalam PMK No. 18PMK.0102010 Tentang Penerapan Prinsip Dasar Penyelenggaraan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi Dengan Prinsip Syariah juga mengatur pengalokasian surplus underwriting dana tabarru ’ dimana surplus underwriting dapat dibagikan dengan pilihan sebagai berikut : 1 1. Seluruhnya ditambahkan ke dalam dana tabarru’ 2. Sebagian ditambahkan ke dalam dana tabarru ’ dan sebagian dibagikan kepada peserta; atau 1 PMK No. 18PMK.0102010 Tentang Penerapan Prinsip Dasar Penyelenggaraan Usaha Asuransi dan Usaha Reasuransi Dengan Prinsip Syariah, Pasal 13 Ayat 1 69 3. Sebagian ditambahkan ke dalam dana tabarru’ sebagian dibagikan kepada peserta, dan sebagian dibagikan kepada perusahaan Namun dalam pasal 14 perusahaan dilarang melakukan pembagian surplus underwriting kepada peserta atau perusahaan dalam hal : 1. Masih terdapat Qardh didalam kewajiban dana tabarru’ 2. Pembagian surplus underwriting dapat mengakibatkan tingkat solvabilitas dana tabarru’ tidak memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan. Apabila hal itu terjadi maka surplus underwriting seluruhnya ditambahkan ke dalam dana tabarru’. Setiap perusahaan memiliki kebijakan masing-masing dalam membagikan surplus underwriting kepada peserta tertanggung. Pembagian atau pengalokasian surplus underwriting dana tabarru’ pada peserta PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 memilih alternatif yang ketiga dimana alokasi surplus masuk ke peserta, pengelola dan cadangan tabarru’ dan PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda biasa menyebutnya dengan bagian insentif surplus operasi dana tabarru’ bagi peserta. PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 memiliki ketentuan-ketentuan khusus mengenai insentif surplus dana tabarru’ sebagai berikut :

1. Ketentuan khusus mengenai insentif surplus tabarru

a. Insentif surplus hanya akan dibayarkan jika terdapat surplus atas pengelolaan dana tabarru’ b. Insentif surplus tabarru’ bagian peserta adalah hak peserta dan oleh 70 karenanya wajib dibayarkan kepada peserta c. Terdapat beberapa kategori yang disepakati bahwa insentif surplusnya tidak dibayarkan melainkan disimpan dalam cadangan dana tabarru’ d. Rate insentif surplus bagian peserta tidak dapat ditentukan diawal periode, oleh karena itu kantor operasional syariah tidak diperkenankan menjanjikan besaran rate insentif surplus tersebut kepada peserta sebelum ada pemberitahuan dari kantor pusat. Dalam klausula syariah hanya disebutkan wa’adnisbahprosentase pembagian insentif surplus antara peserta dan operator yaitu 30:67,5:2,5 e. Insentif surplus dana tabarru’ bukanlah discount premi perpanjangan. Untuk itu setiap perpanjangan premi tetap dicatat 100 tanpa dikurangi insentif surplus, insentif surplus tetap dikeluarkan dengan akun pos yang berbeda f. Insentif surplus dana tabarru’ tetap dibayarkan kepada peserta yang berhak walaupun polis tidak diperpanjang. Pada dasarnya setiap polis yang diterbitkan ketika jatuh tempo berhak mendapat intensif surplus operasi dana tabarru ’, namun demikian tidak semua peserta menerima secara langsung akan tetapi tergantung pada kondisi tertentu yang terletak dalam klausula syariah atau syarat khusus lain yang disepakati sehingga insentif tidak diberikan. Kondisi-kondisi tertentu yang menyebabkan peserta tidak menerima insentif surplus operasi adalah sebagai berikut : 71 a. Polis untuk kelas bisnis Marine Cargo, marine Hull, asuransi pembiayaan, surety bond, kontrak garansi bank, dan dokter liability b. Polis dengan jangka waktu kurang dari satu tahun atau polis jangka pendek c. Polis yang dibatalkan pada saat periode asuransi berjalan d. Polis yang mengalami klaim baik yang masih berstatus dalam proses OS maupun yang sudah berstatus pasti e. Polis yang berdasarkan izin akseptasi kantor pusat diterbitkan tanpa insentif surplus

2. Cadangan dana

tabarru’ digunakan untuk : 2 a. Menutipi defisit yang kemungkinan akan terjadi diperiode mendatang b. Tujuan memitigasi dampak risiko kerugian yang luar biasa yang terjadi pada periode mendatang untuk jenis asuransi class of business yang menunjukkan derajat volatitalitas klaim yang tinggi c. Cadangan dana tabarru ’ dicatat dalam akun terpisah dari akun pool tabarru’ d. Cadangan dana ta barru’ diperhitungkan dalam penentuan rate insentif surplus dana tabarru’ tahun berikutnya e. Cadangan dana tabarru ’ hanya dipergunakan untuk membayar klaim apabila dana tabarru ’ tahun berjalan tidak mencukupi. f. Apabila dana tabarru’ tahun berjalan ditambah cadangan tabarru’ yang 2 PSAK No 108 Tentang Akuntansi Transaksi Asuransi syariah 72 tersedia tidak mencukupi untuk membayar klaim, maka akan ditutup melalui dana pengelola sebagai dana qardh dana pinjaman atau talangan yang akan dikembalikan pada saat tutup buku tahun berikutnya apabila surplus operasi menghasilkan angka positif.

C. Pengalokasian Surplus Underwriting Dana Tabarru

’ Unit Syariah PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Mekanisme alokasi surplus merupakan janji yang disepakati oleh peserta pemegang polis dan pengelola untuk membagi surplus underwriting atas dana tabarru’ apabila surplus tersebut ada. Selanjutnya sesuai dengan Waad nisbah pembagian insentif surplus dana tabarru ’ PT. Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967 Mengacu kepada Peraturan Mentri Keuangan No. 18 dan Fatwa DSN-MUI No. 53 pengalokasian dibagi kepada peserta, pengelola, dan sebagai cadangan dana tabarru ’ yang komposisinya ditetapkan dengan persetujuan DPS yaitu sebesar 30 untuk peserta, 67,5 untuk pengelola dan 2,5 untuk cadangan. 3 Surplus underwriting dana tabarru’ tahun 2009 berdasarkan tabel 4.1 sebesar 1,551,057,782.99 dengan demikian pengalokasian surplus dana tabarru ’ sebagai berikut : 3 Wawancara pribadi dengan Drs. Saiful Hadi. Jakarta, 1 Juni 2011