Sikap Konsumen tentang Residu Pestisida pada Sayuran Tindakan Konsumen tentang Residu Pestisida pada Sayuran

84 2015, diketahui bahwa pada selada yang dicuci dengan air 0,080 ppm mengalami penurunan kadar dari selada yang tidak dicuci 0,204 ppm sebesar 60,1. Terjadinya penurunan residu pestisida pada saat pencucian, hal ini disebabkan karena sifat kimia dari organofosfat adalah dapat dihidrolisis oleh air.

5.9 Sikap Konsumen tentang Residu Pestisida pada Sayuran

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan diketahui bahwa sikap konsumen dengan kategori baik sebanyak 36 orang 37,5, dan konsumen dengan kategori sikap sedang sebanyak 60 orang 62,5. Dengan demikian, mayoritas tingkat sikap konsumen berada pada kategori sedang, hal ini terjadi karena tingkat pengetahuan konsumen juga berada pada kategori sedang. Menurut Notoatmodjo 2010, sikap terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu. Interaksi sosial mengandung arti lebih daripada sekedar kontak sosial dan hubungan antar individu sebagai anggota kelompok sosial. Dalam interaksi sosial terjadi hubungan saling mempengaruhi diantara individu yang satu dengan yang lainnya, terjadi hubungan timbal balik yang turut mempengaruhi pola perilaku tiap individu sebagai anggota masyarakat. Sikap menentukan apakah seseorang akan pro atau kontra terhadap sesuatu, menentukan apakah yang disukai, diharapkan, dan diinginkan, mengesampingkan apa yang tidak diinginkan dan apa yang harus disukai. Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui bahwa terdapat 53 orang 55,2 konsumen yang tidak setuju jika semua sayuran yang dijual pedagang mengandung racun serangga dan rumput, sementara pada saat ini semua tanaman sayuran sudah disemprot dengan menggunakan pestisida. Universitas Sumatera Utara 85 Sikap konsumen terhadap pernyataan bahwa jika terdapat lobang-lobang pada sayaran menjadi ciri bahwa pada sayuran tersebut terdapat sisa racun serangga sebanyak 57 orang 59,4 konsumen setuju akan hal itu. Menurut Badan Ketahanan Pangan 2004 mengatakan bahwa, ciri-ciri sayuran yang mengandung residu pestisida.alah, tampak lebih mengkilat, licin dan menarik, tidak dimakan ulat..

5.10 Tindakan Konsumen tentang Residu Pestisida pada Sayuran

Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan dapat diketahui bahwa terdapat tindakan konsumen terhadap sayuran yang mengandung residu pestisida berada pada kategori baik sebanyak 16 orang 16,7, dan kategori sedang sebanyak 80 orang 83,3. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas konsumen memiliki tingkat tindakan berada pada kategori sedang. Hal in disebabkan karena pada tingkat pengetahuan dan sikap konsumen juga sedang. Konsumen yang selalu mencuci sayuran dengan menggunakan cairan antiseptik tertentu hanya sebanyak 10 orang 10,4, dan yang tidak pernah sebanyak 39 orang 40,6. Berdasarkan penelitian Sembiring 2011, pencucian dengan cairan antiseptik tertentu mampu menurunkan residu pestisida pada cabai sebesar 16,59. Penelitian yang dilakukan Alen dkk 2015 menunjukkan adanya penurunan residu pestisida pada sayuran selada setelah dilakukan pencucian dengan cairan antiseptik dimana selada yang tidak dicuci 0,204 ppm, mengalami penurunan setelah dicuci yaitu 0,061 ppm penurunan sebesar 70,1. Terdapat konsumen yang selalu memasak sayuran hingga matang dengan kondisi wadah tidak tertutup sebanyak 25 orang 26,0 dan kadang-kadang sebanyak 46 orang Universitas Sumatera Utara 86 47,9. Penelitian Atmawidjaja tahun 2004 ada beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan residu insektisida antara lain 1 penguapan, 2 perlakuan mekanis dan fisik, pestisida berkurang karena terlarut akibat pencucian dan 3 kimiawi pencucian dengan detergen. Tidak ada konsumen yang melakukan tindakan sebelum memasak, sayuran terlebih dahulu direndam pada air panas dan terdapat 60 orang 62,5 yang tidak pernah melakukan tindakan terlebih dahulu merendam sayuran pada air panas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Sembiring 2011 terjadi penurunan residu pestisida dengan bahan aktif profenofos yaitu dari 0,3399 mgkg setelah mengalami pencucian dengan air hangat terjadi penurunan yaitu 0,3079 mgkg atau sebesar 9,41 . Menurut penelitian Ameriana dalam Munarso 2009, yang menunjukkan adanya perbedaan kandungan pestisida diazinon sebesar 0,013 mgkg ppm antara kubis yang dibuang bagian luarnya dengan yang tidak dibuang. Hasil penelitian tersebut juga memberikan informasi bahwa pencucian pada kubis dapat menurunkan kadar diazinon sekitar 55. Sehingga walaupun penelitian tersebut hanya terhadap residu diazinon, namun dapat memberikan gambaran bahwa membuang kulit bagian luar dan pencucian dapat menurunkan residu pestisida terutama yang bersifat sistemik. Universitas Sumatera Utara 87 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Hasil penelitian diperoleh data bahwa sampel sayuran tomat terdapat residu pestisida dengan bahan aktif profenofos sebesar 0,0188 mgkg, pada sampel sayuran jenis wortel dan kacang panjang residu pestisida tidak terdeteksi, dan pada sampel sayuran jenis kubis terdapat residu pestisida dengan bahan aktif klorpirifos sebesar 0,098 mgkg. 2. Kadar residu pestisida yang terdapat pada sayur tomat dan kubis masih berada dibawah Batas Maksimum Residu Pestisida BMR berdasarkan SNI 7313:2008, yaitu 0,5 mgkg. 3. Sebagian besar konsumen berada pada kategori pengetahuan sedang 61,5 sikap sedang 625 dan tindakan sedang 83,3.

6.2 Saran