Landasan hukum Ta’zir

Artinya: “pada dasarnya, segala bentuk mu’amalat boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya.” Al-dhararu yuzaalu Artinya: “bahaya beba berat harus dihilangkan”

C. TA’WIDH

1. Pengertian Ta’widh

Kata al- ta’widh bersal dari kata ‘iwadha yang mempunyai arti memberi ganti atau mengganti, sedangkan kata ta’widh sendiri mempunyai arti secara bahasa mengganti. 41 Secara umum pengertian ta’widh adalah menutup kerugian yang terjadi akibat pelanggaran atau kekeliruan dengan ketentuan kerugian rill yang dapat diperhitungkan dengan jelas dengan upaya untuk memperoleh pembayaran dan bukan kerugian yang diperkirakan akan terjadi karena adanya peluang yang hilang. 42

2. Ganti Rugi menurut KUH Perdata

Ada dua sebab timbulnya ganti rugi, yaitu ganti rugi Karena wanprestasi dan perbuatan melawan hukum. 43 41 Tim Kashiko, Kamus Lengkap Arab Indonesia, Surabaya: Kashiko, 2000, h.449. 42 Samnur Abdullah, Mekanisme Penetapan Ta’widh di Bank BNI Syariah Pada Produk Hasanah Card, ” Skripsi S1 Fakutas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,2012, h.90. 43 Salim H.S, Hukum Kontrak, cet.IV, Jakarta: Sinar Grafika, 2006, h.100. Ganti rugi Karena perbuatan melawan hukum adalah suatu bentuk ganti rugi yang dibebankan kepada orang yang telah menimbulkan kesalahan kepada pihak yang telah dirugikan. Ganti rugi itu timbul karena adanya kesalahan, bukan karena adanya perjanjian. 44 Ganti rugi karena wanprestasi adalah suatu bentuk ganti rugi yang dibebankan kepada debitur yang tidak memenuhi isi perjanjian yang telah dibuat antara debitur dan kreditur. Misalnya, A berjanji akan mengirimkan barang kepada B pada tanggal 10 januari 1998. Akan tetapi, pada tanggal yang telah ditentukan, A belum juga mengirimkan barang tersebut kepada B. supaya B dapat menuntut ganti rugi karena keterlambatan tersebut maka B harus memberikan peringatan somasi kepada A, menimal tiga kali. 45 Apabila peringatan atau teguran telah dilakukan, maka barulah B dapat menuntut kepada A untuk membayar ganti kerugian,. Jadi, momentum timbulnya ganti rugi pada saat telah dilakukan somasi. 46 Ganti kerugian yang dapat dituntut oleh kreditur kepada debitur adalah sebagai berikut: 47 44 Salim H.S, Hukum Kontrak, cet.IV, Jakarta: Sinar Grafika, 2006, h.100. 45 Ibid., 46 Ibid., 47 Ibid., h.101 1. Kerugian yang telah dideritanya, yaitu berupa penggantian biaya-biaya dan kerugian. 2. Keuntungan yang sedianya akan diperoleh pasal 1246 KUH Perdata, ini ditunjukan kepada bunga-bunga. Untuk ketentuan yang nomor dua itu dilarang dalam syariat islam karena bunga itu merupakan riba, yang dalam prekteknya bank syariah mengharamkan dan tidak menerapkan bunga dalam setiap transaksi perbankan. Dalam pasal 1249 KUH Perdata ditentukan bahwa penggantian kerugian yang disebabkan wanprestasi hanya ditentukan dalam bentuk uang. 48

3. Landasan Hukum

QS. al-Maidah ayat 1: اقݟُي ق أٓ قي قݚيق َ َٱ قب ْاݠهفۡغقث ْاكݠهݜقماقء قلݠهݐه݇ ۡلٱ هܟقݙيقݟقب ݗهك قل ۡ َݖقحهث قݗٰ قعۡن ق ۡ َٱ ق كِق هُ ق ۡۡق ۡݗهكۡيقݖقع ٰقِۡܢهي اقم ََقإ قܯۡي َص ٱ ن ق ثقغ ۡݗهܢ َنقإ ۗ عهܱهح ق َّٱ هܯيقܱهي اقم هݗهكۡ قَ ١ Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. yang demikian itu dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki-Nya ”. QS. al-Is ra’ ayat 34 غ ق َق฀ قظاقم ْاݠهبقܱۡݐق قݗيقتق ۡ ۡٱ قب َ َقإ قت َلٱ هعَܯ هش ق ث ق݈هݖۡܞقي ٰ َتقح هݚ قسۡح ق ث ق قِ ۥ قب ْاݠهفۡغقثقغ قܯۡݟق݇ ۡلٱ َنقإ قܯۡݟق݇ۡلٱ ۡسقم قن قَ م َݠ ٤ 48 Salim H.S, Hukum Kontrak, cet.IV, Jakarta: Sinar Grafika, 2006, h.101.