Perjanjian Berbagi Jaminan di PT Bank Mandiri Persero, Tbk Tahap pemberian Hak Tanggungan

126 d. melakukan hal-hal lain dalam hubungannya dengan jaminan hutang seperti mengawasi barang yang menjadi objek jaminan hutang, menerimamemegang polis asuransi dari jaminan hutang dan bila perlu mengurusi masalah-masalah administrasi lainnya.

4. Perjanjian Berbagi Jaminan di PT Bank Mandiri Persero, Tbk

Pada dasarnya segala ketentuan yang mengatur perjanjian berbagi jaminan security sharing agreement yang telah diuraikan di atas adalah juga merupakan suatu standard yang juga diterapkan di PT Bank Mandiri Persero, Tbk. Perjanjian berbagi jaminan ini dapat timbul karena beberapa hal yakni karena joint financing maupun sindikasi. Sehingga perlakuannya pun dibedakan. Khusus untuk sindikasi dalam hal melakukan perjanjian berbagi jaminan maka pengaturannya diserahkan kepada agen jaminan, yang bisa berasal dari salah satu bank yang ditunjuk berdasarkan kesepakatan bersama. Sedangkan untuk kredit dengan jaminan cross collateral yang hanya melibatkan antar bisnis unit di bank mandiri,maka pengaturan berbagi jaminannya lebih sederhana, karena akan dilakukan oleh unit risk and collection unit dari bank mandiri itu sendiri. Sehingga lebih memudahkan dalam hal pengurusan jaminan karena berada dalam satu atap.

D. Tahap Pembebanan Objek Jaminan Kebendaan dengan Hak Tanggungan Pada PT Bank Mandiri Persero, Tbk

Walaupun terdapat perjanjian berbagi jaminan di antara para kreditur, tetapi pembebanan Hak Tanggungan dilakukan oleh masing-masing bank secara bilateral Universitas Sumatera Utara 127 dengan kreditur. Hal inilah yang menyebabkan sesuai dengan ketentuan UUHT, kedudukan para kreditur pemegang Hak Tanggungan dalam pemberian kredit secara cross collateral diklasifikasikan dengan peringkat sesuai dengan waktu pendaftaran Hak Tanggungan pada Kantor Pertanahan. Pembebanan Hak Tanggungan tersebut dilaksanakan dengan tahapan proses sebagai berikut:

1. Tahap pemberian Hak Tanggungan

a. Untuk keperluan pembebanan Hak Tanggungan, pertama-tama debitur harus menyerahkan kepada bank sertipikat hak atas tanah Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai atas Tanah Negara yang akan dibebani dengan Hak Tanggungan. Sertifikat hak atas tanah tersebut dapat atas nama debitur sendiri atau atas nama pihak ketiga. b. Disamping harus menyerahkan sertipikat hak atas tanah, debitur atau pemilik tanah juga harus mengusahakan dan menyerahkan kepada bank Surat Keterangan Pendaftaran Tanah SKPT dari Kantor Pertanahan setempat. SKPT tersebut dapat pula langsung dimintakan oleh bank kepada Kantor Pertanahan. Adapun yang dimaksud dengan SKPT itu adalah surat keterangan yang memuat keterangan mengenai: 90 1 keabsahan dari sertipikat hak atas tanah; 90 Adrian Sutedi, Op. Cit, hlm. 133. Universitas Sumatera Utara 128 2 status tanah tersebut dalam sengketa atau diletakkan sita oleh pengadilan atau tidak; 3 tanah sudah atau belum dibebani dengan Hak Tanggungan; lain-lain yang berkaitan dengan pendaftaran tanah. c. Demi menjamin keamanan, selain informasi yang diperoleh dari SKPT, bank juga mencari informasi lainnya, antara lain dengan cara: 1 melihat rencana tata kota, untuk melihat peruntukkan tanah tersebut di masa yang akan datang 2 memeriksa ke lokasi tanah untuk mencocokkan letak dan batas tanah berikut bangunan bila ada antara rincian yang ada dalam sertipikat dengan keadaan sebenarnya; 3 memperkirakan laku tidaknya apabila kelak tanah tersebut dilelang; 4 menaksir harga untuk menentukan nilai obyek Hak Tanggungan. d. Setelah penelitian bank dianggap cukup, kemudian pihak bank dan pemilik tanah datang ke PPAT yang wewenangnya meliputi daerah dimana tanah tersebut terletak, untuk membuat APHT. APHT mengatur persyaratan dan ketentuan mengenai pemberian Hak Tanggungan dari debitur kepada kreditur sehubungan dengan hutang yang dijaminkan dengan Hak Tanggungan. Pemberian hak ini dimaksudkan untuk memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur yang bersangkutan sebagai kreditur preference daripada kreditur-kreditur yang lain. Jadi, pemberian Hak Tanggungan adalah Universitas Sumatera Utara 129 sebagai jaminan pelunasan hutang debitur kepada kreditur sehubungan dengan perjanjian pinjamankredit yang bersangkutan. Tanah sebagai obyek Hak Tanggungan dapat meliputi benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu. Hal itu dimungkinkan sifatnya secara fisik menjadi satu kesatuan dengan tanahnya, baik yang sudah ada maupun yang akan ada, yang berupa bangunan permanen, tanaman keras dan hasil karya, dengan ketentuan bahwa benda-benda tersebut milik pemegang hak maupun milik pihal lain bila benda-benda itu milik pihak lain, yang bersangkutanpemilik harus ikut menandatangani APHT.

2. Tahap Pendaftaran Hak Tanggungan