buruh, perdagangan ikan, warung, PNS, aparat desa dan lain sebagainya yang tidak berhubungan dengan kegiatan pertanian.
5.3 Pengeluaran Rumah Tangga Masyarakat
Pengeluaran rumah tangga merupakan biaya yang dikeluarkan oleh suatu rumah tangga untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Jenis pengeluaran ini
terdiri dari : sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, telekomunikasi, listrik, transportasi dan pajak Tabel 9.
Tabel 9 Jenis dan jumlah pengeluaran rata-rata rumah tangga
Jenis pengeluaran Jumlah pengeluaran Rpbulan
Sandang 60.583
Papan 15.764
Pangan 639.583
Pendidikan 208.750
Kesehatan 38.702
Telekomunikasi 34.550
Listrik 36.168
Transportasi 15.000
Pajak 4.863
Total 1.053.963
Tabel 9 memberikan informasi bahwa pengeluaran rumah tangga untuk jenis kebutuhan pangan merupakan pengeluaran tertinggi rumah tangga dengan rata-
rata jumlah pengeluaran sebanyak Rp 639.583bulan, dan pengeluaran terkecil untuk jenis pajak dengan rata-rata pengeluaran tiap rumah tangga adalah Rp
4.863bulan. Jenis-jenis kebutuhan keluarga ini dapat disesuaikan dengan kondisi perekonomian masing-masing rumah tangga. Rumah tangga dengan kondisi
perekonomian yang kecil akan menyesuaikan pengeluaran rumah tangga sedemikian rupa agar kebutuhan utama tetap terpenuhi dan mengesampingkan
kebutuhan-kebutuhan lain yang dianggap kurang perlu. Besar kecilnya pengeluaran suatu rumah tangga juga tergantung pada jumlah
anggota keluarga, semakin banyak jumlah anggota keluarga maka jumlah pengeluarannya pun semakin besar. Jumlah anggota keluarga pada dasaranya
mempengaruhi jumlah pengeluaran untuk jenis kebutuhan pangan, sandang, pendidikan dan kesehatan.
5.4 Pemanfaatan Sumberdaya Hutan 5.4.1 Kayu Bakar
Kayu bakar merupakan salah satu sumberdaya hutan yang banyak dimanfaakan oleh masyarakat Desa Buniwangi. Sebagian besar masyarakat
memperolehnya dari hutan desa dan kebun milik masyarakat. Kayu bakar digunakan sebagai sumber energi untuk kebutuhan memasak di dapur. Tabel 10
menyajikan data jumlah pemanfaatan kayu bakar oleh masyarakat Desa Buniwangi.
Tabel 10 Pemanfaatan kayu bakar oleh masyarakat
Jumlah anggota
keluarga Jumlah
KK N Jumlah konsumsi
kayu bakar ikatbulan
Rata-rata konsumsi kayu bakar ikatbulan
persentase 1 – 2
8 74
9,25 13,12
3 – 4 42
391 9,30
69,33 4
10 99
9,90 17,55
Total 60
564 9,40
100,00
Tabel 10 memberikan informasi bahwa jumlah anggota keluarga
mempengaruhi tingkat pemanfaatan kayu bakar. Keluarga yang mempunyai jumlah anggota 1
–
2 orang rata-rata mengkonsumsi kayu bakar sebanyak 9,25 ikatbulan, keluarga yang mempunyai jumlah anggota 3
–
4 orang mengkonsumsi kayu bakar rata-rata sebanyak 9,30 ikatbulan, sedangkan keluarga yang
mempunyai jumlah anggota lebih dari 4 orang rata-rata mengkonsumsi kayu bakar sebanyak 9,90 ikatbulan. Jumlah anggota keluarga mempengaruhi tingkat
konsumsi kayu bakar, semakin banyak jumlah anggota keluarga maka konsumsi kayu kayu bakar juga semakin besar, hal ini dikarenakan bahwa semakin banyak
anggota keluarga maka kebutuhan akan pangan semakin meningkat yang mengakibatkan intensitas kegiatan rumah tangga untuk memasak yang
memerlukan kayu bakar semakin tinggi. Pekerjaan pengambilan kayu bakar dilakukan oleh pria dengan frekuesi
pengambilan rata-rata 3
–
4 kali pengambilan dalam satu bulan. Dalam pengambilan kayu bakar tidak memerlukan waktu khusus, responden melakukan
pengambilan kayu bakar ini pada saat pulang dari ladang karena letak hutan desa dengan ladang masyarakat berdekatan. Kayu bakar diambil dengan cara
memungut ranting-ranting yang sudah jatuh atau memotong bagian batang pohon yang sudah rapuh atau mati. Jenis pohon yang dijadikan kayu bakar paling
dominan adalah jenis sengon, hal ini dikarenakan pohon jenis sengon paling banyak ditanam di lahan-lahan milik masyarakat desa. Selain itu juga terdapat
jenis karet, mahoni, jati dan pohon buah seperti durian, rambutan, dan lainnya yang digunakan sebagai kayu bakar tetapi jumlahnya hanya sedikit Gambar 2.
Gambar 2. Kayu bakar yang dimanfaatkan masyarakat. Konsumsi kayu bakar oleh masyarakat Desa Buniwangi berasal dari hutan
dan kebun masyarakat di sekitar hutan. Jumlah konsumsi kayu bakar dari hutan hanya 38,65 dari total konsumsi bakar yang dikonsumsi rumah tangga, lebih
dari 60 kayu bakar didapatkan dari kebun disekitar hutan, hal ini dikarenakan jumlah ketersediaan kayu bakar yang ada di kebun lebih banyak daripada di hutan
serta lokasi kebun yang dekat dengan tempat tinggal masyarakat Tabel 11. Tabel 11 Konsumsi kayu bakar berdasarkan lokasi pengambilan
Lokasi pengambilan Jumlah konsumsi ikatbulan
Persentase Kayu bakar dari hutan
218 38,65
Kayu bakar dari luar hutan 346
61,35 Total konsumsi kayu bakar
564 100,00
Kayu bakar termasuk energi yang paling konvensional dan untuk memanfaatkannya tidak memerlukan teknologi pengolahan. Walaupun produksi
dan konsumsi kayu bakar cukup tinggi, tetapi sebagian besar bukan berasal dari kawasan hutan Rostiwati et al.2007.
Kayu bakar yang dikonsumsi oleh rumah tangga mempunyai nilai yang didasarkan pada harga kayu bakar di Desa Buniwangi. Harga kayu bakar di Desa
Buniwangi adalah Rp 10.000ikat. Nilai kayu bakar yang dikonsumsi oleh rumah tangga di sajikan dalam Tabel 12.
Tabel 12 Nilai konsumsi kayu bakar rumah tangga
Konsumsi kayu bakar ikatKKbulan
Harga kayu bakar Rp
Nilai kayu bakar Rpbulan
9,40 10.000
94.000
5.4.2 Air Hutan
Kontribusi hutan bagi masyarakat Desa Buniwangi yang paling penting adalah adanya mata air hutan yang mengalir sepanjang tahun. Keberadaan mata
air di hutan ini sangat berperan penting dalam pemenuhan kehidupan sehari-hari, baik itu untuk MCK, air minum, dan keperluan rumah tangga lainnya.
Suparmoko 1989 dalam Affandi dan Patan 2004 mengemukakan bahwa air merupakan produk penting dari hutan. Tanah dihutan merupakan busa raksasa
yang mampu menahan air hujan sehingga meresap perlahan ke dalam tanah. Banyak daerah yang menggantungkan diri terhadap persediaan air dari hutan
dengan sungai-sungai yang mengalir sepanjang tahun. Pemanfaatan air hutan oleh masyarakat Desa Buniwangi diperoleh dengan
cara melalui pipa atau selang penyalur air ke tiap-tiap rumah di desa Buniwangi. Penyaluran air hutan ini dilakukan oleh masing-masing rumah tangga dan melalui
kelola desa Gambar 3.
Gambar 3 a Sumber mata air hutan Cirenghas b sumber air hutan untuk umum c penampungan air hutan oleh masyarakat d penampungan air hutan oleh desa.
a b
c d
Selain dari mata air hutan, masyarakat Desa Buniwangi juga menggunakan sumur untuk memperoleh air. Masyarakat yang menggunakan sumur adalah
masyarakat yang letak rumahnya terlalu jauh dengan mata air dan belum banyak disalurkannya melalui kolam-kolam penampungan air oleh pemerintah desa.
Masyarakat yang mempunyai sumur merasa sulit dalam mendapatkan air hutan sehingga mereka mengadakan air sumur dengan cara menggunakan mesin pompa
air atau dengan cara ditimba. Pengadaan sumber-sumber air yang beragam oleh masyarakat Desa Buniwangi memberikan adanya biaya pengadaan yang beragam
untuk memperoleh air. Biaya pengadaan sumber air rumah tangga masyarakat Desa Buniwangi dapat dilihat dari Tabel 13.
Tabel 13 Biaya pengadaan dan perbaikan sumber air rumah tangga responden
Sumber air Komponen
pengadaan Biaya
pengadaan dan
perbaikan Rp
Umur pakai
bulan Biaya
pengadaan dan
perbaikan Rpbulan
Total biaya
pengadaan dan
perbaikan Rpbulan
Mata air
hutan mata air
langsung selangpipa
310.000 60
5.167 11.667
penampung 520.000
120 4.333
gayung 3.000
6 500
ember 10.000
6 1.667
mata air kelola desa
selangpipa 110.000
60 1.833
18.333 penampung
520.000 120
4.333 gayung
3.000 6
500 ember
10.000 6
1.667 biayabulan
10.000 10.000
pemandian umum
gayung 3.000
6 500
2.167 ember
10.000 6
1.667
Sumur sumur
timba pembuatan
sumur 500.000
240 2.083
10.056 penampung
520.000 120
4.333 kerekan
20.000 36
556 tali kerekan
33.000 36
917 ember
10.000 6
1.667 gayung
3.000 6
500 sumur
mesin pompa
pembuatan sumur
500.000 240
2.083 24.897
penampung 520.000
120 4.333
mesin air 350.000
36 9.722
pipa ledeng 70.000
60 1167
gayung 3.000
6 500
ember 10.000
6 1.667
listrik 5.925
5.925
Dari Tabel 13 diketahui bahwa biaya pengadaan sumber air paling besar adalah sumur yang menggunakan mesin pompa dengan biaya pengadaan dan
perbaikan perbulannya adalah Rp 24.897 sedangkan biaya pengadaan terkecil adalah sumber air umum dengan biaya pengadaan perbulannya adalah
Rp 2.167
.
Untuk mata air hutan yang diambil langsung oleh responden biaya pengadaan dan perbaikannya adalah Rp 11.667bulan sedangkan untuk mata air
hutan yang dikelola desa biaya pengadaannya adalah Rp 18.333bulan. Pemanfaatan mata air hutan yang dikelola desa mempunyai biaya pengadaan yang
cukup tinggi perbulannya dikarenakan tiap bulan masyarakat dikenakan tarif Rp 10.000bulan.
Penarikan biaya retribusi merupakan hasil dari musyawarah antara warga dengan pihak desa, sehingga tidak ada warga merasa dirugikan dengan tarif
tersebut. Biaya restribusi dimaksudkan dengan tujuan untuk kas perbaikan alat- alat penyalur air dan penampung air 20, pemasukan desa 20, sewa tanah 10,
dan untuk pengelola sebanyak 50. Pihak pengelola bertanggung jawab jika ada permasalahan tentang aliran air. Pengecekan saluran air oleh pihak pengelola
dilakukan setiap hari, sehingga kebutuhan air warga tetap terpenuhi. Tabel 14 Konsumsi air rumah tangga responden
Jumlah anggota keluarga orang
N jumlah konsumsi
air m
3
bulan Rata-ratarumah tangga
m
3
bulan 1 – 2
8 94,95
11,86 3 – 4
42 908,70
21,63 4
10 256,35
25,63 Total
60 1.260,00
21,00
Tingkat konsumsi air rumah tangga masyarakat Desa Buniwangi mencapai 1.260 m
3
bulan60 responden dengan rata-rata konsumsi air keluarga sebesar 21 m
3
bulan. Dari Tabel 14 dapat dilihat bahwa tingkat konsumsi air rata-rata tertinggi oleh keluarga dengan Jumlah anggota 4 orang sebesar 25,63 m
3
bulan. Konsumsi air rumah tangga terkecil pada rumah tangga dengan jumlah anggota
keluarga 1–2 orang dan rata-rata konsumsi air rumah tangganya adalah 11,86 m
3
bulan. Rata-rata konsumsi air di
Desa Buniwangi adalah
190,90 literoranghari untuk kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Adanya mata air hutan menjadikan masyarakat bisa mencukupi kebutuhan air keluarga sehari-hari. Masyarakat dapat lebih berhemat jika dibandingkan
dengan air yang didapatkan dari PDAM dengan tarif dasar air PDAM Sukabumi tahun 2011 untuk rumah tangga adalah Rp 1.700m
3
. Tabel 16 memberikan gambaran perbandingan biaya yang harus dikeluarkan masyarakat jika dihitung
dari tarif dasar air dari PDAM Sukabumi. Tabel 15
Nilai ekonomi air rumah tangga berdasarkan harga PDAM dan penghematannya
Sumber air N
Konsumsi m3KK
bln Biaya
pengadaan perbaikan
RpKKbln Harga
PDAM RpKKbln
Pengehematan RpKKbulan
Penghematan RpKKthn
1. Air hutan langsung
37 21,20
11.488 36.040
24.552 294.620
2. Air hutan Kelola desa
7 23,53
18.000 40.001
22.001 264.012
3. Mata air hutan
umum 6
18,88 2.167
32.096 29.929
359.152 4. Sumur
timba 7
17,67 9.889
30.039 20.150
241.801 5. Sumur
mesin Pompa
3 23,74
24.897 40.358
15.461 185.529
Rata-rata 60
21,00 13.288
35.706 22.419
269.023
Dari Tabel 15 dapat dilihat bahwa pemanfaatan sumber-sumber air di Desa Buniwangi mempunyai nilai penghematan biaya bulanan bagi masyarakat
dibandingkan dengan pemanfaatan air dari sumber PDAM sukabumi. Nilai pengehematan ekonomi sumberdaya air dihitung berdasarkan perbandingan antara
biaya pengadaan dan perbaikan sumberdaya air terhadap harga air PDAM di Sukabumi. Biaya penghematan terbesar yaitu pada pemanfaatan sumber air umum
yaitu Rp 359.152tahun sedangkan biaya penghematan terkecil dari pemanfaatan air menggunakan sumur mesin pompa yaitu Rp 185.529 tahun.
5.5 Kontribusi Sumberdaya Hutan dan Kawasan Sekitar Hutan terhadap Pendapatan Rumah Tangga Masyarakat Desa Buniwangi
Interaksi antara masyarakat dengan hutan telah memberikan banyak manfaat bagi kehidupan masyarakat. Sumber-sumber daya yang terdapat di hutan
seperti kayu bakar, air hutan dan hasil hutan lainnya akan memberikan kontribusi bagi pendapatan keluarga, terutama bagi masyarakat yang berada di sekitar
kawasan hutan. Dalam studi ini kontribusi sumberdaya hutan terhadap pendapatan rumah
tangga dianalisis berdasarkan karakteristik responden yaitu berdasarkan sumber pendapatan, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga dan luas kepemilikan
lahan. Tabel 16
Nilai penghematan dari pemanfaatan SDH terhadap pendapatan keluarga berdasarkan sumber pendapatan
Sumber pendapatan
N Rata-rata
pendapatan keluarga
Rpbulan Rata-rata penghematan
SDHkeluarga Rpbulan Persentase
penghematan Kayu
bakar Air
Total Kayu
bakar Air
Total 1. Pertanian
13 2.148.996
94.000 22.419
116.419 4,37
1,04 5,42
2. Non- pertanian
19 1.135.526
94.000 22.419
116.419 8,28
1,97 10,25
3. Pertanian dan non-
pertanian 28
2.043.433 94.000
22.419 116.419
4,60 1,10
5,70
Tabel 16 memperlihatkan nilai penghematan dari pemanfaatan sumberdaya hutan terhadap pendapatan berdasarkan sumber pendapatan masyarakat di Desa
Buniwangi. Rumah tangga yang mempunyai sumber pendapatan hanya dari sektor pertanian mempunyai penghematan sebesar 5,42 dari pendapatannya setiap
bulan. keluarga yang mempunyai sember pendapatan hanya dari sektor non- pertanian mempunyai penghematan sebesar
10,25 terhadap pendapatannya sedangkan keluarga yang mempunyai pendapatan dari sektor pertanian dan non-
pertanian mempunyai penghematan sebesar 5,70 terhadap pandapatannya setiap bulan. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat yang mempunyai sumber
penghasilan hanya dari sektor non-pertanian lebih banyak menggantungkan hidupnya pada hutan Cirengahas.
Tabel 17 Nilai penghematan dari pemanfaatan SDH terhadap pendapatan
keluarga berdasarkan tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan
N Rata-rata
pendapatan keluarga
Rpbulan Rata-rata penghematan
SDHkeluarga Rpbulan Persentase penghematan
Kayu bakar
Air Total
Kayu bakar
Air Total
1. Tidak tamat
SD 26
1.204.247 94.000
22.419 116.419
7,81 1,86
9,67 2. SD
20 2.341.160
94.000 22.419
116.419 4,02
0,96 4,97
3. SMP 7
1.726.190 94.000
22.419 116.419
5,45 1,30
6,74 4. SMA
4 1.500.000
94.000 22.419
116.419 6,27
1,49 7,76
5. PT 3
3.503.704 94.000
22.419 116.419
2,68 0,64
3,32
Tabel 17 memperlihatkan nilai penghematan sumberdaya hutan terhadap pendapatan keluarga berdasarkan tingkat pendidikan masyarakat di Desa
Buniwangi. Penghematan terbesar terdapat pada masyarakat yang mempunyai pendidikan terakhir tidak tamat SD yaitu sebesar 9,67, hal ini menunjukkan
bahwa masyarakat yang mempunyai pendidikan tidak tamat SD lebih banyak menggantungkan hidupnya pada hutan cirenghas dibandingkan dengan
masyarakat yang mempunyai tingkat pendidikan tamat SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi.
Tabel 18 Nilai penghematan dari pemanfaatan SDH terhadap pendapatan
keluarga berdasarkan jumlah anggota keluarga
Jumlah anggota
Keluarga orang
N Rata-rata
pendapatan keluarga
Rpbulan Rata-rata penghematan
SDHkeluarga Rpbulan Persentase
penghematan Kayu
bakar Air
Total Kayu
bakar Air
Total 1. 3
8 2.148.996
94.000 22.419
116.419 4,37
1,04 5,42
2. 3
–
4 42
1.135.526 94.000
22.419 116.419
8,28 1,97
10,20 3. 4
10 2.043.433
94.000 22.419
116.419 4,60
1,10 5,70
Tabel 18 menunjukkan bahwa pada tingkat banyaknya jumlah anggota keluarga di Desa Buniwangi, rumah tangga yang mempunyai jumlah anggota
keluarga antara 3
–
4 orang mempunyai penghematan terbesar daripada rumah tangga yang lainnya yaitu 10,25. Hal ini menunjukkan bahwa ketergantungan
masyarakat yang mempunyai jumlah anggota keluarga 3
–
4 lebih besar terhadap hutan lebih besar dibandingkan dengan rumah tangga yang lainnya.
Tabel 19 Nilai penghematan dari pemanfaatan SDH terhadap pendapatan
keluarga berdasarkan luas kepemilikan lahan
Luas kepemilikan
lahan Ha N
Rata-rata pendapatan
keluarga Rpbulan
Rata-rata penghematan SDHkeluarga Rpbulan
Persentase penghematan
Kayu bakar
Air Total
Kayu bakar
Air Total
1. 0.25 41
1.420.224 94.000
22.419 116.419
6,62 1,58
8,20 2. 0.25
–
0.5 12
1.436.829 94.000
22.419 116.419
6,54 1,56
8.10 3. 0.5
7 4.465.278
94.000 22.419
116.419 2.11
0,50 2,61
Tabel 19 menunjukkan nilai penghematan yang dicapai oleh rumah tangga masarakat Desa buniwangi berdasarkan luas kepemilikan lahan. Masyarakat yang
mempunyai luas lahan 0,25 Ha mempunyai penghematan terbesar daripada rumah tangga yang lainnya yaitu sebesar 8,20. Hal ini
menunjukan bahwa ketergantungan masyarakat yang mempunyai lahan 0,25 Ha terhadap hutan
Cirenghas lebih besar daripada rumah tangga yang lainnya. Desa Buniwangi memiliki jumlah penduduk 9.454 orang dengan jumlah
kepala keluarga sebanyak 2.046 KK. Jika seluruh masyarakat di Desa Buniwangi ini memanfaatkan sumberdaya hutan Cirengahas maka nilai dari sumberdaya
hutan itu sendiri sangat besar dan kontribusi sumberdaya hutan akan semakin besar dan keberdaaan hutan dapat dirasakan oleh semua masyarakat di Desa
buniwangi. Tabel 20 memberikan informasi nilai kontribusi sumberdaya hutan jika dimanfaatkan oleh seluruh masayarat Desa buniwangi.
Tabel 20 Jumlah penghematan dari pemanfaatan sumberdaya hutan oleh
masyarakat di Desa Buniwangi 2.046 KK
Jenis SDH Nilai penghematan Rpbulan
Persentase kayu bakar
192.324.000 80,74
air hutan 45.868.415
19,26 Total
238.192.415 100,00
Pemanfaatan sumberdaya hutan yang dilakukan masyarakat
Desa Buniwangi mempunyai kontribusi penghematan yang berbeda dari tiap jenis
sumberdaya hutan yang dimanfaatkan. Untuk pemanfaatan kayu bakar memberikan nilai penghematan sebesar Rp 192.324.000bulan sedangkan untuk
pemanfaatan sumberdaya air hutan memberikan nilai penghematan sebesar Rp 45.868.415bulan. Jumlah pemanfaatan dari kedua jenis sumberdaya hutan yang
dimanfaatkan oleh masyarakat desa buniwangi adalah Rp 238.192.415bulan.
5.6 Persepsi Masyarakat tentang Keberadaan Hutan
Sumberdaya hutan yang mempunyai manfaat besar bagi masyarakat akan mengakibatkan ketergantungan yang besar pula terhadap hutan tersebut.
Ketergantungan inilah yang menjadikan masyarakat Desa Buniwangi lebih menghargai keberadaan hutan sehingga tingkat kepedulian masyarakat terhadap
hutan itu semakin tinggi. Tabel 21 Persepsi masyarakat tentang keberadaan hutan
Kriteria Jawaban
Jumlah responden Persentase
Apakah bapakIbu merasakan manfaat adanya hutan?
Ya 60
100 Tidak
apakah bapakIbu merasakan kerugian jika hutan gundul atau
rusak? Ya
60 100
Tidak
Dari Tabel 21 diketahui bahwa semua responden dapat merasakan manfaat keberadaan hutan, baik manfaat berupa kayu maupun non kayu. Selain itu
masyarakat dapat menikmati manfaat lain dari hutan, seperti manfaat jasa lingkungan sebagai daerah penyangga air, kesejukan, dan sebagai pencegah
longsor dan banjir. Jenis kerugian yang bisa dirasakan jika hutan di Desa Buniwangi rusak atau gundul adalah kekeringan, udara panas, timbul banjir dan
longsor seperti yang sudah dirasakan penduduk pada awal tahun 2000 dimana ketika terjadi penjarahan kayu di hutan-hutan desa dan wilayah Perhutani terjadi
permasalahan kekurangan air bersih dan udara panas. Ismawan 2001 dalam Zulaifah 2006 menyatakan bahwa manfaat keberadaan hutan bagi kehidupan
baru dapat dirasakan oleh masyarakat terutama yang hidup di sekitar hutan, justru setelah terjadi perubahan hutan yang cukup drastis akibat adanya perusakan hutan
oleh sekelompok oknum, berbagai dampak negatif mulai dirasakan masyarakat dengan ketiadaan hutan.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan
Sumberdaya hutan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Buniwangi berupa kayu bakar dan sumberdaya air. Nilai kayu bakar yang dikonsumsi
masyarakat Desa Buniwangi adalah Rp 94.000bulan setara dengan nilai penghematan sebesar 5,28 terhadap pendapatan rata-rata keluarga.
Sumber daya air hutan yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Buniwangi rata-rata 21 m
3
KKbulan, dengan nilai Rp
22.419
bulan atau setara dengan penghematan sebesar 1,26 terhadap pendapatan rumah tangga. Jumlah
penghematan pengeluaran rumah tangga dari sumberdaya hutan adalah Rp
238.192.415
bulan atau 6,54 dari pendapatan seluruh masyarakat di Desa Buniwangi
.
6.2 Saran
Hutan Cirenghas merupakan hutan desa dengan komposisi tanaman kayu, buah dan bambu-bambuan. Untuk saat ini hasil hutan buah dan bambu-bambuan
belum dimanfaatkan oleh masyarakat karena pohon buah yang ada dihutan itu sendiri belum menghasilkan, akan tetapi jika tanaman tersebut sudah
menghasilkan buah
bukan tidak
mungkin bagi
masyarakat untuk
memanfaatkannya. Oleh karena itu perlu adanya pengaturan pengelolaan pemanfaatan sumberdaya hutan oleh pemerintah desa dan pihak-pihak yang
berwenang lainnya agar nantinya pemanfaatan sumberdaya hutan tidak dinikmati oleh sekelompok pihak atau golongan tertentu saja tetapi dapat dinikmati oleh
semua kalangan masyarakat. Pengelolaan sumberdaya air hutan oleh pihak pemerintah desa sebenarnya
sudah sangat membantu dalam menyalurkan air hutan untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat, akan tetapi penyaluran air hutan ini belum cukup luas dan
cakupannya masih kecil yaitu hanya daerah yang ada di dekat kantor desa, oleh karena itu perlu adanya penampungan air tambahan di daerah-daerah yang
letaknya jauh dari sumber mata air hutan melalui kelola desa sehingga semua masyarakat dapat menikmatinya.