Pemanfaatan B3 Aspek Teknis

49

6.3 Aspek Hukum

Penilaian kelayakan aktivitas pengangkutan, pengolahan, dan pemanfaatan limbah B3 perlu dinilai dari aspek hukum, karena hal ini bukanlah bidang yang mudah untuk dijalankan terutama karena karakteristiknya. Aktivitas perlakuan pada limbah harus sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan agar tidak merugikan baik masyarakat luar, lingkungan, atau bahkan perusahaan itu tersendiri. PT. X tidak dapat beroperasi jika tidak mendapat ijin resmi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan untuk mendapatkan ijin, maka segala aktivitas yang dilakukan harus sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Perizinan untuk kegiatan pengolahan dan pemanfaaatan B3 dijelaskan pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.18 Tahun 2009 tentang Tata Cara Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Untuk pembangunan gedungbangunan tempat penyimpanan bahan berbahaya dan beracun di PT. X sejalan dengan yang diatur dalam UU No.28 tahun 2002 tentang bangunan gedung seperti jarak plant yang sejauh mungkin dengan aktivitas manusia, berada pada daerah bebas banjir sehingga mencegah terjadinya bercampurnya B3 dengan air dan terbawa keluar lingkungan. PT. X memang dekat dengan badan air tetapi memiliki perlindungan yang memadai. Selain itu, PT. X juga memenuhi syarat akses yang dapat dijangkau dengan mudah jika terjadi keadaan darurat seperti kemudahan pemadaman kebakaran, ambulans, atau keadaan tanggap darurat. Untuk pengangkutan limbah, telah ditetapkan bahwa limbah B3 hanya dapat diangkut oleh badan yang telah disetujui oleh Kementerian Perhubungan yang direkomendasikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup sehingga PT. X telah memenuhi persyaratan tersebut. Untuk kegiatan pengolahan limbah B3, sebelum diangkut limbah harus dipisahkan untuk mencegah reaksi yang kemungkinan terjadi jika bercampur tanpa memperhatikan sifatnya. Pemisahan limbah berdasarkan karakteristiknya, pewadahan, pemberian label pada kemasan seperti yang diatur dalam Keputusan Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor: Kep-05BAPEDAL091995 tentang Simbol dan Label Bahan Berbahaya dan Beracun, yang juga mencakup pencataan segala limbah yang masuk dan keluar dari PT. X pada dokumen neraca limbah. 50 Pengoperasian alat yang digunakan baik untuk mengolah seperti incinerator dan penjernih solvent juga diatur oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Untuk pengolahan limbah dengan menggunakan incinerator, maka hal-hal yang perlu diperhatikan adalah spesifikasinya yang sesuai dengan karakteristik dan jumlah limbah yang diolah, memenuhi efisisensi minimal 99,99, memenuhi standar efisiensi udara, dan residu wajib dikelola sesuai ketentuan. Untuk pemanfaatan limbah B3 seperti pemanfaatan limbah menjadi paving block harus sesuai dengan Standar Nasional Indonesia SNI Nomor : 03-0348-1989. Selain itu, setiap usaha danatau kegiatan yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki amdal, sehingga dalam pelaksanaan pengelolaan dan pemanfaatan B3 oleh PT.X ini pun harus memiliki amdal. Setiap perde tertentu, segala kegiatan harus dilaporkan dan dilakukan uji kesesuaian dengan standar lingkungan yang ditetapkan.

6.4 Aspek Sosial dan Lingkungan

6.4.1 Aspek Sosial

Penilaian aspek sosial dari suatu proyek adalah bagimana proyek berimplikasi sosial secara luas, seperti kesempatan kerja dan kualitas hidup masyarakat dimana proyek bediri. Keberadaan usaha pengangkutan, pengolahan, dan pemanfaatan limbah B3 oleh PT. X ini telah memberikan dampak positif dan berperan penting bagi kehidupan sosial masyarakat yang berada disekitar PT. X. Keberadaan PT. X sebagai badan usaha yang berorientasi pada profit berarti menjadi pemasukan bagi pemerintah melalui pajak yang dibayarkan. Hal ini juga membuka kesempatan kerja bagi masyarakat. Jumlah tenaga kerja yang ada di PT. X adalah sebanyak 335 orang dengan jumlah tenaga kerja yang khusus pada pengelolaan limbah 160 orang, sisanya pada pengangkutan dan ekspedisi. Itu artinya, aktivitas usaha PT. X berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar, terutama karena sebagian besar pekerja adalah masyarakat sekitar yang tidak terdidik. Selain itu, PT. X juga melakukan bentuk kepedulian bagi kegiatan sosial bagi masyarakat sekitar seperti peningkatan kualitas tempat ibadah, beasiswa, dan perbaikan jalan melalui pemberian paving block. 51

6.4.2 Aspek Lingkungan

Selain menjadi bisnis yang memberikan keuntungan bagi para manajemen dan pemilik usaha, bentuk pengelolaan limbah B3 ini juga berperan dalam perbaikan kualitas lingkungan karena membantu pemerintah dan masyarakat pelaku bisnis untuk mengelola limbahnya, sehingga dapat mencegah kerusakan lingkungan atau kerugian jika limbah tidak diolah. Keberadaan industri seperti ini juga membantu mengatasi permasalahan lahan yang terbatas jika digunakan untuk mendumping limbah-limbah seperti fly ash yang jumlahnya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pemanfaatan B3 menjadi produk baru adalah salah bentuk teknik produksi bersih yang juga memberikan manfaat karena dengan demikian, maka dapat meningkatkan penggunaan sumberdaya yang efisien, mengurangi resiko dan dampak pencemaran sludge akan lebih “ramah lingkungan” jika dimanfaatkan menjadi kertas dibandingkan harus dibakar dengan incinerator misalnya selain memberikan keuntungan ekonomi. Selain itu, pemanfaatan B3 adalah salah satu bentuk kegiatan yang efisien karena hampir seluruhnya dapat dimanfaatkan, berbeda dengan pengelolaan sebatas pengolahan saja yang menyisakan residu yang masih bersifat berbahaya dan beracun. Meskipun demikian, pengelolaan B3 bisa saja justru berdampak negatif jika pelaksanaan pengelolaannya tidak memperhatikan kaida-kaidah yang telah ditetapkan. Jika limbah tidak ditangani dengan tepat misalnya, bisa saja aktivitas ini justru membahayakan karena kuantitasnya yang besar dan jenisnya yang beragam, sehingga jika bercampur dan bereaksi akan meningkatkan resiko B3 yang lebih besar. Hal yang perlu diperhatikan adalah masalah alokasi sumberdaya dan keputusan kapan limbah harus masuk dan keluar, pembatasan jumlah timbunan B3, kapasitas dan daya tampung alat pengolah limbah, tidak hanya berfokus pada keuntungan profit saja agar keberlangsungan usaha dan keberlanjutan ditiga aspek tersebut profit, people, dan planet dapat dicapai.