Kemampuan Melaksanakan Proses Belajar Mengajar

5. Relevansi dengan perlengkapanfasilitas sekolah. e SaranaAlat Pendidikan Saranaalat pendidikan adalah alat yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan pendidikan Suharsimi Arikunto, 1987: 10. Lebih lanjut Suharsimi Arikunto 1987: 11 mengemukakan bahwa sarana pendidikan terdiri dari: alat pengajaran, alat peraga dan alat pendidikan. Dasar pemilihan sarana menurut Abdul Gafur 1989: 111, terdiri dari; 1. Tujuan. 2. Materi. 3. Karakteristik sarana. 4. Kemampuan anak dan 5. Biaya. Sementara itu menurut Suharsimi Arikunto 1983: 199 dasar pemilihan sarana pendidikan terdiri dari: 1 Kondisi, kemampuan dan minat siswa. 2 Tersedianya fasilitas lain dan 3 Alokasi waktu. Dari dau pendapat diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa dasar pemilihan sarana pendidikan terdiri dari: 1 Tujuan. 2 Materi. 3 Kemampuan, minat dan usia siswa. 4 Alokasi waktu. f Strategi Evaluasi Dalam menentukan strategi evaluasi yang akan dilakukan selama proses belajar mengajar berlangsung berdasrkan pada: 1. Tujuan evaluasi. 2. Segi-segi yang akan dinilai, yaitu aspek-aspek pengetahuan dan ketrampilan murid. 3. Alat penilaian. 4. Pelaksanaan penilaian. LL. Pasaribu, 1983: 137

B. Kemampuan Melaksanakan Proses Belajar Mengajar

Yang dimaksud dengan pelaksanaan proses belajar mengajar dalah proses berlangsung belajar mengajar di kelas yang merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Jadi pelaksanaan pengajaran adalah interaksi guru dengan murid dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa dan untuk mencapai tujuan pengajaran. Winarno Surachmad, 1983: 257. Sedangkan menurut Roy R. Lefrancois seperti dikutip oleh Dimayati Mahmud 1989: 23, pelaksanaan pengajaran adalah pelaksanaan strategi-strategi yang telah dirancang untuk mencapai tujuan pengajaran. Menurut Nana Sudjana 1987: 148, pelaksanaan proses belajar mengajar meliputi pentahapan sebagai berikut: 1 Tahap pra Intruksional Yakni tahap yang ditempuh pada saat dimulai sesuatu proses belajar mengajar, yaitu; a Guru menanyakan kehadiran siswa dan mencatat siswa yang tidak hadir. b Bertanya kepada siswa sampai di mana pembahasan sebelumnya. c Memberikan kesemnpatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran yang belum dikuasainya, dari pelajaran yang sudah disampaikan. d Mengajukan pertanyaan kepada siswa berkaitan dengan bahan yang sudah diberikan. e Mengulang bahan pelajaran yang lain secara singkat tetapi mencakup semua aspek bahan. 2 Tahap Intruksional Yakni tahap pemberian bahan pelajaran yang dapat diidentifikasikan beberapa kegiatan sebegai berikut: a Menjelaskan kepada siswa tujuan pengajaran yang harus dicapai siswa. b Menjelaskan pokok materi yang akan dibahas. c Membahas pokok materi yang sudah dituliskan. d Pada setiap pokok materi yang dibahas sebaiknya diberikan contoh-contoh yang kongkret, pertanyaan, tugas. e Penggunaan alat bantu pengajaran untuk memperjelas pembahasan pada setiap materi pelajaran. f Menyimpulkan hasil pembahasan dari semua pokok materi. 3 Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut Tahap ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan tahap instruksional, kegiatan yang dapat dilakukan pada tahap ini antara lain; a Mengajukan pertanyaan kepada kelas atau kepada beberapa murid mengenai semua aspek pokok materi yang telah dibahas pada tahap instruksional. b Apabila pertanyaan yang diajukan belum dapat dijawab oleh siswa kurang dari 70, maka guru harus mengulang pengajaran. c Untuk memperkaya pengetahuan siswa mengenai materi yang dibahas, guru dapat memberikan tugas atau PR. d Akhiri pelajaran dengan menjelaskan atau memberikan pokok materi yang akan dibahas pada pelajaran berikutnya. Mendukung pendapat diatas J.J. Hasibuan 1988: 29 mengemukakan tahap mengajar sebagai berikut: 1 Tahap sebelum pengajaran, meliputi: a Menyusun tahunan pelaksanaan kurikulum. b Program semester cawu pelaksanaan kurikulum c Program satpel dan perencanaan program mengajar 2 Tahap pengajaran, yaitu interaksi guru dan siswa, meliputi : a Pengelolaan dan pengendalian kelas b Penyampaian informasi, keterampilan-keterampilan, konsep. c Penggunaan tingkah laku verbal dan non verbal. d Cara mendapat balikin e Mepertimbangkan prinsip-prinsip psikologis yaitu motivasi dan keterlibatan balikin f Mendiagnosis kesulitan belajar g Menyajikan kegiatan sehubungan dengan perbedaan individu. h Mengevaluasi kegiatan interaksi. 3 Tahapan sesudah pengajaran, meliputi : a Menilai pekerjaan siswa b Membuat perencanaan untuk pertemuan berikut c Menilai kembali PBM. Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan mengajar meliputi tiga tahap : 1 Tahap sebelum pengajaran pra instruksional 2 Tahap pengajaran instruksional 3 Tahap sesudah pengajaran evaluasi dn tindak lanjut Sehubungan dengan pelaksanaan pengajaran, berikut ini akan dijelaskan tentang membuka pelajaran, berikut ini akan dijelaskan tentang membuka pelajaran, berikut ini akan dijelaskan tentang membuka pelajaran, menyampaikan materi pelajaran, menggunakan metode mengajar, menggunakan alat peraga, pengelolaan kelas dan menutup pelajaran. 1 Membuka pelajaran Membuka pelajaran adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan pra kondisi bagi murid agar mental maupun perhatiannya terpusat pada apa yang dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek terhadap kegiatan belajar. M. Uzer Usman, 1990: 26. Jadi yang dimaksud dengan membuka pelajaran adalah usaha guru untuk menciptakan kondisi awal agar mental dan perhatian murid terpusat pada apa yang dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek positif terhadap kegiatan belajar mengajar. Sehungan dengan membuka pelajaran, kegiatan yang dilakukan guru untuk menumbuhkan kesiapan mental siswa dalam menerima pelajaran adalah : a Mengemukakan tujuan pelajaran yang akan dicapai b Mengemukakan masalah-masalah pokok yang akan dipelajari c Menentukan langkah-langkah kegiatan belajar mengajar d Menentukan batas-batas tugas yang harus dikerjakan untuk mengusai pelajaran. J.J Hasibuan, 1988: 117. Dalam pada itu, komponen-komponen membuka pelajaran meliputi : 1 Menarik perhatian siswa 2 Menimbulkan motivasi 3 Membrikan acuan 4 Membuat kaitan Untuk menarik perhatian siswa, berbagai cara yang dilakukan guru antara lain : a Menggunakan gaya mengajar yang bervariasi. b Menggunakan berbagai media mengajar c Pola interaksi yang bervariasi, misalnya: 1 Guru menerangkan dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. 2 Guru memberikan tugas, diskusi dan sebagainya. J.J Hasibuan, 1988: 118 a Dengan kehangatan dan keantusiasan, misalnya bersikap ramah, bershabat, hangat, dan akrap. b Dengan menimbulkan rasa ingin tahu c Dengan mengemukakan ide yang bertentangan. d Dengan memperhatikan dan menyesuaikan minat siswa. Dalam hubungannya dengan membuka pelajaran, oleh J.J Hasibuan 1986: 120 diartikan sebagai : Usaha mengemukakan secara spesifik dan singkat serangkaian alternatif yang memungkinkan siswa memperoleh gambaran yang jelas tentang hal-hal yang akan dipelajari dan cara yang hendak ditempuh dalam mempelajari bahan pelajaran. Usaha dan cara member acuan antara lain adalah : a Mengemukan tujuan dan batas-batas tugas b Menyarankan langkah-langkah yang akan dilakukan c Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas d Mengajukan pertanyaan-pertanyaan J.J Hasibuan, 1988: 121. Untuk mempermudah pemahaman siswa dalam mengajarkan bahan pelajaran yang baru guru perlu menghubungkan bahan pengait. Usaha guru untuk membuat kaitan itu, misalnya dengan cara : a Membuat antara aspek-aspek yang relevan dari mata pelajaran yang telah dipelajari. b Membandingkan atau mempertentangkan pengetahuan baru dengan pengetahuan baru dengan penegtahuan yang telah diketahui siswa. c Menjelaskan konsep atau pengertiannya lebih dahulu. d Mengemukakan rician bahan yang baru. Adapun tujuan membuka pelajaran dengan baik dikelas adalah dengan maksud agar diperoleh pengaruh posirif terhadap proses dan hasil belajar. Pengaruh positif tersebut antara lain : a Timbulnya perhatian dan motivasi siswa untuk menghadapi tugas-tugas yang akan dikerjakan. b Siswa tahu batas-batas tugas yang akan dikerjakan c Siswa mempunyai gambaran yang jelas tentang pendekatan-pendekatan yang mungkin diambil dalam mempelajari bagian-bagian dari mata pelajaran. d Siswa mengetahui hubungan anatar pengalaman-pengalaman yang telah dikuasai dengan hal-hal yang baru. e Siswa mengetahui tingkat keberhasilannya dalam mempelajari pelajaran itu. J.J Hasibun, 1988: 120. 2 Menyampaikan materi pelajaran Bahan atau materi pelajaran pada hakikatnya adalah isi dari materi pelajaran yang diberikan kepada siswa sesuai dengan kurikulum yang digunakan. Secara umum sifat bahan pelajaran dapat dibedakan menjadi beberapa kategori yaitu : fakta, konsep, prinsip, dan keterampilan. Dalam menyampaikan bahan pelajaran perlu memperhatikan dalam menetapkan bahan pelajaran. Nana Sudjana 1989: 67, mengemukakan hal-hal yang diperhatikan dalam menetapkan materi pelajaran sebagai berikut : a Bahan harus sesuai dengan menunjang tercapainya tujuan. b Bahan yang ditulis dalam perencanaan pengajaran terbatas pada konsep garis besar bahan, tidak perlu urutan tujuan. c Menetapkan bahan pengajaran harus serasi dengan urutan tujuan. d Urutan bahan pengajaran hendaknya memperhatikan kesinambungan kontinuitas. e Bahan disusun dari yang sederhana menuju yang kompleks, dari yang mudah menuju yang sulit, dari yang kongkrit menuju yang abstrak, sehingga siswa mudah memahami Hal yang diperlukan dalam menetapkan bahan adalah kemampuan guru memilih bahan yang akan diberikan pada siswa. Guru harus memilih bahan mana yang perlu. Dalam menetapkan pilihan tersebut Nana Sudjana 1989: 70, mengemukakan untuk memperhatikan : a. Tujuan pengajaran b. Urgensi bahan c. Tuntutan kurikulum d. Nilai kegunaan e. Terbatasnya sumber bahan 3 Menggunakan metode mengajar Metode mengajar merupakan salah satu cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Oleh kerana itu, peranan metode mengajar sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar. Dengan metode mengajar diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa, sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Dengan kata lain, terciptalah interaksi edukatif. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai penerima dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan baik, kalau siswa lebih banyak aktif disbanding dengan guru. Oleh karenanya metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa, serta menggunakan metode mengajar secara bervariasi. Tugas guru ialah memilih metode yang tepat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang baik. Ketepatan penggunaan metode mengajar sangat tergantung kepada tujuan, isi proses belajar mengajar dan kegiatan belajar mengajar. Menurut Nana Sudjana 1989: 69, dalam praktek mengajar metode yang baik diginakan adalah metode mengajar yang bervariasi kombinasi dari beberapa metode mengajar, seperti : a. Ceramah, tanya jawab dan tugas. b. Ceramah, diskusi dan tugas. c. Ceramah, demontrasi dan eksperimen. d. Ceramah, sosiodrama dan diskusi e. Ceramah, problem solving dan tugas. f. Ceramah, demontrasi dan latihan. Di dalam buku Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar Depdikbud, 1994: 40 – 70, disebutkan metode mengajar dan pendekatan yang digunakan pada tiap-tiap mata pelajaran. Adapun pendekatan dan metode yang digunakan tiap-tiap mata pelajaran adalah sebagai berikut : a Mata Pelajaran Pendidikan Moral Pancasila PMP Metode dan pendekatan yang digunakan yaitu : 1 Ceramah murni 2 Ceramah bervariasi 3 Ekspoitorik bahan, alat peraga. 4 VCT Value Clarification Technique = menguraikan nilai, jenis. 5 Inquiri. 6 Pemecahan masalah 7 Tanya jawab nilai moral 8 Daftar skala sikap 9 Simulasi. 10 Permainan 11 Modeling mengembangkan mode 12 Demontrasi 13 Partisipatorik 14 Karyawisata 15 Observasi b Mata Pelajaran Agama 1 Agama Islam, pendekatan yang digunakan adalah : a Pendekatan pengalaman b Pendekatan pembiasaan pengalaman c Pendekatan emosional menggugah perasaan, d pendekatan rasional dan d Pendekatan rasional dan e Pendekatan fungsional. 2 Agama Kristen, pendekatan dan metode yang digunakan : a Pendekatan dialogis partisipasif tentang pemahaman iman b Metode mendengar pendapat orang lain. c Metode indoktrinasi. c Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Metode yang digunakan adalah : 1 Metode Tanya jawab 2 Diskusi 3 Latihan 4 Penugasan 5 Ceramah 6 Bercerita dan dranatisasi d Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial IPS Pendekatan yang digunakan adalah : 1 Pendekatan factual: memberi berbagai fakta peristiwa. 2 Pendekatan prosesual; menambahkan kesinambungan peristiwa. 3 Pendekatan pemecahan masalah kausal; mengembangkan daya fikir. Sedangkan metode yang digunakan yaitu : 1 Metode ceramah bervariasi 2 Bercerita 3 Tanya jawab 4 Diskusi 5 Pemberian tugas. 6 Widyawisata. 7 Bermain peran. 8 Sosiodrama e Mata Pelajaran Pendidikan Jasmanai dan Kesehatan Metode yang digunakan adalah : 1 Ceramah. 2 Demostrasi. 3 Eksperimen. 4 Kerja kelompok. 5 Diskusi. 6 Inquiri. 7 Diskoveri. f Mata Pelajaran Matematika Pendekatan yang digunakan adalah : 1 Pendekatan induktif: mengkaji kasus-kasus pola-pola. 2 Pendekatan deduktif: menemukan membuktikan prinsip. 3 Ketrampilan proses: menerapkan konsep dan penyelesaian soal. 4 Metode pemberian tugas. 5 Pemecahan masalah. g Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alama IPA Pendekatan yang digunakan adalah : 1 Pendekatan konsep. 2 Ketrampilan proses. 3 Pemecahan masalah. 4 Pendekatan induktif dan deduktif, dan 5 Pendekatan lingkungan. Sedangkan metode yang dipakai : 1 Eksperimen. 2 Demontrasi. 3 Diskusi. 4 Karyawisata. 5 Penugasan 6 Metode Tanya jawab. Dalam pelaksanaan metode-metode tersebut tidak berdiri sendiri tetapi digunakan secara terpadu. Pada prinsipnya dalam semua mata pelajaran metode yang digunakan harus dapat menunjang pendekatan belajar aktif. 4 Menggunakan Alat Peraga dalam Pengajaran Alat peraga dalam mengajar memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang efektif. Metode dan alat merupakan unsur yang tidak bias dilepaskan dari unsur lainnya yang berfungsi sebagai carateknik. Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih efektif dan efisien. Alat peraga dalam proses belajar mengajar penting karena memiliki fungsi pokok sebagai berikut: a Penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar mempunyai fungsi sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif. b Penggunaan alat peraga merupakan bagian integral dari keseluruhaan situasi belajar. c Alat peraga dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan isi pelajaran d Penggunaan alat peraga dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru Nana Sudjana, 1989: 68. 5 Pengelolaan Kelas Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab dalam kegiatan belajar mengajar atau yang memnatu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal, sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan. Suharsimi Arikunto, 1986: 68. Di dalam belajar mengajar, kelas merupakan tempat yang mempunyai ciri khas yang digunakan untuk belajar. Belajar memerlukan konsentrasi, oleh karena itu perlu menciptakan suasana kelas yang dapat menunjang kegiatan belajar yang efektif. Adapun tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib, sehingga tujuan pengajaran tercapai secara efektif dan efisien. Kegiatan mengelola kelas menyangkut kegiatan sebagai berikut: a Mengatur tata ruang, misalnya mengatur meja dan tetmpat duduk, menempatkan papan tulis, dan sebagainya. b Menciptakan iklim belajar mengajar yang serasi, dalam arti guru harus mampu menangani dan mengarahkan tingkah laku anak didik agar tidak merusak suasana kelas. Sardiman A.M., 1986: 167. Guru sangat berperan dalam mengelola kelas. Apabila guru mampu mengelola kelasnya dengan baik, maka tidaklah sukar bagi guru itu untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Adapun pengelolaan kelas yang baik seperti yang dikemukakan oleh John Jarolinek dan Clifford D. Foster 1976: 59-62, adalah : a Good classroom management the mental and social development of pupils. b Good classsrom provides intelectual and physical freedom within know parameters. c Good classroom facilities the chievement of goals of instruction. d Good classroom management allows children the develop skills of self direction and independence. e Good classroom management allows pupils to share some responsibility for classroom management. f Good classroom management work toward sa warm, but form relationship between the teacher and pupuls. g Good classroom management result in positive pupils attitudes towards the class. Untuk lebih jelasnya dapat diterjemahkan secara bebas sebagai berikut : a Pengelolaan kelas yang baik mempertinggi perkembangan mental dan social murid-murid. b Pengelolaan kelas yang baik member kebebasan intelektual dan fisik dalam karakter yang ditentukan. c Pengelolaan kelas yang baik memungkinkan pencapaian tujuan instruksional. d Pengelolaan kelas yang baik mengizinkan kepada murid untuk ikut berpartisipasi atas pengelolaan kelasnya. e Pengelolaan kelas yang baik mengizinkan kepada murid untuk mengembangkan kecakapan sendiri dan tidak tergantung pada orang lain. f Pengelolaan kelas yang baik membuat suasana yang hangat terhadap hubungan antara guru dan murid. g Pengelolaan kelas yang baik menghasilkan sikap murid yang positif terhadap kelasnya. Mendukung pendapat di atas David a. Sguires, William G. Hut dan Jonh K. Segars 1983 1983: 81, mengemukakan : “Our review of research on effective classroom indicate that teacher can have impact on student behavior and student achievement and teacher do that by planning managing and instrukcting in ways that keep student involved on succesfully covering appropriate content.” Maksudnya mengandung makna kurang lebih kurang lebih yaitu kelas yang efektif menunjukkan bahwa guru-guru dapat berdampak pada tingkat laku dan hasil belajar siswa. Untuk itu guru membuat perencanaan pengelolaan dan pengajaran dengan suatu cara tertentu agar siswa terlihat pada suatu peliputan isi pelajaran secara berhasil. Jadi dalam PBM harus berbentuk adanya kelas yang efektif, yaitu dengan melihat berbagai pola tingkat laku guru dan tingkah laku siswa. 6 Interaksi Belajar mengajar Pelaksanaan interaksi balajar mengajar adalah proses hubungan antara guru dengan siswa selama berlangsungnya pengajaran. Sehungan dengan pelaksanaan PBM Suharsimi Arikunto 1989: 96, mengemukakan ineteraksi belajar mengajar meliputi : a Persiapan 1 Menenangkan kelas. 2 Menyiapkan perlengkapan belajar 3 Apersepsi menghubungkan dengan pelajaran yang lalu . 4 Membahas pekerjaan rumah PR. b Kegiatn Pokok Belajar 1 Merusmuskan tujuan pelajaran 2 Guru mencatat atau mendiktekan 3 Guru menerangkan secara lisan tulisan. 4 Guru mendemonsikan. 5 Murid mencoba mendemostrasikan sendiri. 6 Murid mencoba mendemonstrasikan secara kelompok 7 Diskusi kelas. 8 Murid belajar sendiri 9 Guru member bantuan belajar secara individual kepada siswa. 10 Guru bertanya 11 Murid bertanya c Penyelesaian 1 Evaluasi formatif. 2 Guru menjelaskan kembali bagi pelajaran tertentu 3 Guru memberikan tugas tertentu PR. 7 Menutup Pelajaran Menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri pelajaran pelajaran atau kegaiatan belajar mengajar M. Uzer Usman, 1990: 90. Lebih lanjut disebutkan bahwa kegiatan menutup pelajaran tersendiri dari : a Merangkum atau membuat garis besar persoalan yang dibahas. b Mengkonsolidasi perhatian siswa terhadap hal-hal yang diperoleh dalam pelajaran. c Mengorganisasi semua kegiatan pelajaran yang telah dipelajaran sehingga merupakan suatu kesatuan yang berarti dalam memahami materi. M. Uzer Usman, 1990: 91.

C. Kemampuan Mengevaluasi Pelaksanaan Penilaian

Dokumen yang terkait

PERANAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) TERHADAP KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA PROSES Peranan Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Terhadap Kemampuan Guru Dalam Mengelola Proses Belajar Mengajar Di SMP Negeri I Sambi Boyolali Tahun Ajar

0 0 17

PENDAHULUAN Peranan Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Terhadap Kemampuan Guru Dalam Mengelola Proses Belajar Mengajar Di SMP Negeri I Sambi Boyolali Tahun Ajaran 2012/2013.

1 3 9

PERANAN PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU (PLPG) TERHADAP KEMAMPUAN GURU DALAM MENGELOLA PROSES Peranan Pendidikan Dan Latihan Profesi Guru (PLPG) Terhadap Kemampuan Guru Dalam Mengelola Proses Belajar Mengajar Di SMP Negeri I Sambi Boyolali Tahun Ajar

0 0 13

PENGARUH PEMBERIAN TUGAS DAN KREATIVITAS GURU DALAM MENGAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Pengaruh Pemberian Tugas Dan Kreativitas Guru Dalam Mengajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Nege

0 1 17

PENGARUH PEMBERIAN TUGAS DAN KREATIVITAS GURU DALAM MENGAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Pengaruh Pemberian Tugas Dan Kreativitas Guru Dalam Mengajar Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Nege

0 3 13

TINDAKDI KA Tindak Tutur Direktif Dan Ekspresif Di Kalangan Guru Sekolah Dasar Dalam Proses Belajar Mengajar.

0 0 18

PENDAHULUAN Tindak Tutur Direktif Dan Ekspresif Di Kalangan Guru Sekolah Dasar Dalam Proses Belajar Mengajar.

0 0 5

TINDADI K Tindak Tutur Direktif Dan Ekspresif Di Kalangan Guru Sekolah Dasar Dalam Proses Belajar Mengajar.

0 1 21

Peranan Perpustakaan Sekolah Dalam Proses Belajar Mengajar.

0 0 18

SK (Surat Keputusan) Kepala Sekolah Tentang Pembagian Tugas Guru Dalam Kegiatan Proses Belajar Mengajar (SKBM)

0 0 3