Basis Krim Pelembab TINJAUAN PUSTAKA

14

2.5 Basis Krim

Bahan dasar berfungsi sebagai campuran dasar bahan aktif yang memudahkan penyerapan dan penyebaran bahan aktif kepada target jaringan yang diinginkan. Syarat utama bahan dasar adalah tidak boleh mengubah fungsi dan struktur dasar bahan aktif yang terdapat dalam sebuah produk kosmetik Prianto, 2014. Ada beberapa bahan dasar yang sering digunakan dalam pembuatan krim, di antaranya sebagai berikut: a. Fase minyak, yaitu bahan obat yang larut dalam minyak dan bersifat asam. Contohnya, asam stearat, adeps lanae, parafin cair, parafin padat, minyak lemak, vaselin, setil alkohol, dan sebagainya. b. Fase air, yaitu bahan obat yang larut dalam air dan bersifat basa. Contohnya, Natrium tetraborat, trietanolamin TEA, NaOH, KOH, gliserin, polietilenglikol PEG. c. Pengemulsi, bahan pengemulsi yang digunakan dalam krim disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang akan dibuat atau dikehendaki. Misalnya, lemak bulu domba, setaseum, stearil alkohol. d. Pengawet, yaitu bahan yang digunakan untuk meningkatkan stabilitas sediaan. Bahan pengawet yang sering digunakan umumnya metil paraben nipagin 0,12-0,18 dan propil paraben nipasol 0,02-0,05. e. Pendapar, yaitu bahan yang digunakan untuk mempertahankan pH sediaan. f. Antioksidan, yaitu bahan yang digunakan untuk mencegah ketengikan akibat oksidasi oleh cahaya pada minyak tak jenuh Widodo, 2013. Universitas Sumatera Utara 15

2.6 Pelembab

Kulit merupakan organ tubuh yang paling cepat kekurangan cairan, hal ini disebabkan oleh penguapan akibat paparan sinar matahari dan serangan polusi serta radikal bebas. Kulit tubuh yang tidak dirawat dapat menjadi kering dan bersisik, maka salah satu usaha untuk memperbaikinya adalah dengan menggunakan pelembab kulit Fauzi dan Rina, 2012. Pelembab kulit termasuk ke dalam kosmetik yang bertujuan untuk memelihara kulit Prianto, 2014. Pelembab bekerja dengan cara menjaga kandungan air di lapisan kulit paling luar. Karakter utama sebuah pelembab ditentukan oleh kadar minyaknya. Krim kental baik untuk kulit kering, sedangkan yang encer dan lotion cocok untuk kulit berminyak karena kandungan airnya lebih banyak Jaelani, 2009. Secara umum pelembab tubuh moisturizer dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu body lotion, body cream, dan body butter. Pelembab dalam bentuk krim lebih pekat dibanding lotion dan mengandung lebih banyak minyak pelembab. Pelembab dalam bentuk sediaan krim ini paling baik untuk kulit yang kering, seperti lengan dan kaki yang tidak memiliki banyak kelenjar minyak dibanding dada dan punggung. Krim tubuh yang menggunakan bahan alami menjadi alternatif terbaik untuk perawatan kulit Fauzi dan Rina, 2012. Menurut Prianto 2014, kegunaan pelembab adalah sebagai berikut: a. Mencegah kerusakan tekstur kulit yang disebabkan oleh kulit yang kering. b. Melindungi bagian atas kulit dengan minyak yang merupakan lapisan pelembab dari kotoran dan debu. Universitas Sumatera Utara 16 c. Memberikan warna kulit yang cerah, kulit wajah terlihat lebih elastis dan segar. Kerutan kulit muka tidak terlihat jelas dikarenakan permukaan kulit terangkat ke atas oleh adanya efek pelembab. Ada dua bahan utama yang sering digunakan dalam pelembab yaitu oklusif dan humektan. Oklusif adalah suatu unsur yang berperan dalam memproduksi lapisan minyak di atas permukaan kulit. Peran oklusif adalah untuk mencegah peguapan air dari dalam kulit. Oklusif adalah bahan minyak yang didapat dari hewan, mineral dan tumbuh-tumbuhan Prianto, 2014. Humektan adalah suatu bahan utama dalam pelembab yang dapat menyerap air. Golongan bahan ini dapat menyerap air ke bagian dalam lapisan keratin sehingga menambah konsentrasi air dalam kulit. Penggunaan humektan diperuntukkan daerah yang memiliki kelembaban udara yang tinggi karena fungsi dasarnya adalah menarik air dari luar ke dalam kulit Prianto, 2014. Zat-zat yang bersifat humektan adalah gliserin, propilen glikol, sorbitol, gelatin, asam hialuronat, dan beberapa vitamin Wasitaatmadja, 1997. Universitas Sumatera Utara 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kosmetik adalah sediaan yang diaplikasikan secara topikal dengan tujuan untuk memperbaiki penampilan. Prinsip dasar manfaat kosmetik adalah untuk menghilangkan kotoran kulit, mempercantik pewarnaan kulit sesuai yang diinginkan, mempertahankan komposisi cairan kulit, melindungi dari paparan sinar ultraviolet, dan memperlambat timbulnya kerutan. Setiap komponen yang ada di dalam kosmetik akan mengadakan ikatan kimiawi terhadap sesama bahan kandungannya. Penggunaan suatu jenis produk kosmetik, kalau tidak hati-hati, kekuatan ikatan kimia akan berpengaruh pada kondisi kulit. Bahkan boleh jadi memiliki manisfestasi negatif terutama bagi seseorang yang sangat sensitif terhadap kandungan bahan di dalam kosmetik tersebut Jaelani, 2009. Oleh karena itu, ketika akan menggunakan kosmetik perlu diteliti terlebih dahulu kandungan bahan aktifnya. Mengingat tidak jarang perlengkapan kosmetik seperti bedak, pewarna alis, pewarna bibir, dan sediaan kosmetik lainnya terbuat dari bahan kimia yang memiliki sifat karsinogenik Jaelani, 2009. Definisi kosmetik dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1175MenkesPermenkes2010, kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar atau gigi dan membran mukosa untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan, memperbaiki bau badan, melindungi, memelihara tubuh pada kondisi baik Tranggono dan Latifah, 2007. Universitas Sumatera Utara