komponen minyak esensial Jahe merah dipengaruhi oleh varietas tanaman, tanah, iklim pertumbuhan, cara budidaya dan umur rimpang.
13
Siswandono menjelaskan bahwa pada minyak atsiri rimpang Jahe merah terdapat zat aktif utama yang memiliki aktivitas antimikroba yaitu linalool, geraniol,
dan sitral. Linalool dan geraniol merupakan golongan alkohol yaitu linalool golongan alkohol tersier sedangkan geraniol adalah alkohol primer. Mekanisme
golongan alkohol dalam menghambat mikroba adalah dengan cara denaturasi protein. Sitral
adalah golongan aldehid. Mekanisme aldehid dalam menghambat pertumbuhan mikroba adalah dengan cara inaktivasi beberapa enzim melalui alkilasi gugus
nukleofil dan denaturasi protein.
11
Komponen aktif dalam ekstrak Jahe merah menurut Gunawan dkk antara lain terdiri dari gingerol, 1,8-cineole, 10-dehydrogingerdione, 6-gingerdione, arginine,
alinolenic acid, aspartic
, β-sitosterol, caprylic farnesene, capcaisin, chlorogenis acid, farnesal, farnesene, farnesol, dan unsur pati. Senyawa-senyawa tersebut ternyata
memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan bakteri yang dapat diamati dengan melihat kejernihan media pada uji MIC.
11,22
Menurut Robinson efek gingerol terhadap sel bakteri disebabkan karena denaturasi protein dan juga perusakan membran sitoplasma, terjadinya denaturasi
protein mengakibatkan sel bakteri tidak dapat melakukan fungsi normalnya sehingga secara tidak langsung akan menghambat pertumbuhan bakteri bahkan dapat berakibat
mematikan sel bakteri.
11,14
2.4 Metode Uji Efektivitas Antibakteri
Pengujian terhadap aktivitas antibakteri dilakukan untuk mengetahui obat- obat yang paling potensial untuk kuman penyebab penyakit terutama penyakit kronis.
Pengujian ini dapat dilakukan dengan cara:
23
a. Agar difusi Media yang dipakai adalah Mueller Hinton.
23
Universitas Sumatera Utara
b. Dilusi cair atau dilusi padat Pada prinsipnya antibakteri diencerkan sampai diperoleh beberapa
konsentrasi. Pada dilusi cair, masing-masing konsentrasi obat ditambah suspensi kuman dalam media. Dilusi padat pada tiap konsentrasi obat dicampur dengan media
agar lalu ditanami bakteri. Metode dilusi cair adalah metode untuk menentukan konsentrasi minimal dari suatu antibakteri yang dapat menghambat atau membunuh
mikroorganisme. Konsentrasi terendah yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri ditunjukkan dengan tidak adanya kekeruhan disebut Konsentrasi Hambat Minimal
KHM atau Minimal Inhibitory Concentration MIC.
23
Universitas Sumatera Utara
2.5 Kerangka Teori
Plak bakteri: Porphyromonas gingivalis
Penyakit periodontal Perawatan
Mekanis Kimia
Rimpang Jahe merah
Minyak atsiri Gingerol
- Denaturasi protein
- Merusak membrane sel
bakteri sehingga menyebabkan lisis
- Meningkatkan kerja
antimikroba -
Inaktivasi beberapa enzim melalui alkilasi gugus
nukleofil -
Denaturasi protein -
Perusakan membran sitoplasma
- Sel bakteri tidak dapat
melakukan fungsi normalnya
Patogen periodontal dan inflamasi Tanin
-
Mengganggu pembentukan
komponen peptidoglikan
dinding sel bakteri
-
Merusak membran sel bakteri
Bakteri Porphyromonas gingivalis
Universitas Sumatera Utara
2.6 Kerangka Konsep Variabel Bebas:
Ekstrak jahe merah dengan konsentrasi 100, 50, 25,
12,5, dan 6,25.
Variabel Tak Terkendali:
- Lama penyimpanan Jahe
merah -
Lama penyimpanan, pengiriman, dan suhu saat
pengiriman bahan coba ekstrak Jahe merah ke
laboratorium
Variabel Terkendali:
- Asal Jahe merah
- Konsentrasi etanol
- Suspensi P. gingivalis
- Jenis media pembiakan
bakteri -
Suhu inkubasi P. gingivalis -
Waktu pengamatan bakteri
Variabel Tergantung:
Pertumbuhan bakteri Porphyromonas gingivalis
pada media Nutrient Agar dengan
pengukuran nilai KHM dan KBM
Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jaringan periodontal merupakan jaringan yang mengelilingi gigi dan dapat mendukung gigi sehingga tidak terlepas dari soketnya. Struktur jaringan periodontal
terdiri dari gingiva, tulang alveolar, ligamen periodontal dan sementum.
1,2
Penyakit periodontal adalah infeksi kronis multifaktorial yang mengakibatkan destruksi jaringan pendukung gigi yang disebabkan oleh mikroorganisme, maloklusi,
dan trauma kronis yang mengakibatkan pembentukan poket periodontal, kerusakan jaringan ikat, dan resorpsi tulang alveolar, dan akan menyebabkan kehilangan gigi.
3,4
Penyebab utama penyakit periodontal adalah iritasi bakteri yang terjadi karena adanya akumulasi plak. Apabila plak dibiarkan lebih lama, plak akan mengalami
kalsifikasi dan berubah menjadi kalkulus.
2,5
Gingivitis dan periodontitis merupakan penyakit periodontal yang sering ditemui. Gambaran klinis dari gingivitis atau inflamasi gingiva yaitu gingiva
berwarna merah sampai kebiruan dengan pembesaran kontur gingiva karena edema dan mudah berdarah jika diberikan stimulasi seperti saat makan dan menyikat gigi.
Periodontitis adalah suatu infeksi dari beberapa mikroorganisme yang menyebabkan infeksi dan peradangan pada jaringan pendukung gigi yang biasanya menyebabkan
kehilangan tulang dan ligamen periodontal.
2,6
Salah satu contoh bakteri yang dapat menyebabkan penyakit periodontal adalah Porphyromonas gingivalis.
Porphyromonas gingivalis adalah bakteri Gram
negatif anaerob yang terlibat dalam patogenesis periodontitis, peradangan yang menghancurkan jaringan pendukung gigi yang akhirnya dapat menyebabkan
kehilangan gigi.
4,7
Bakteri ini dapat ditemukan dalam jumlah sedikit pada rongga mulut individu yang sehat.
8
Prinsip pencegahan penyakit periodontal adalah kontrol plak. Kontrol plak adalah upaya menyingkirkan dan mencegah penumpukan plak pada permukaan gigi.
Universitas Sumatera Utara