Uji Mann-Whitney Analisis Probit

B . Analisis Data

1. Uji Kruskal Wallis

Dari hasil percobaan pada tabel 2, setelah dilakukan uji Kruskal Wallis dengan program SPSS 16.0 for Windows pada taraf kepercayaan α 0,05 didapatkan statistik hitung 23,075 dan p probabilitas = 0.000. Dengan melihat tabel Chi-square untuk df derajat kebebasan = 4 dan tingkat signifikansi α = 5 , maka didapatkan statistik tabel = 9,487. Sehingga statistik hitung statistik tabel dan p 0.05, maka H ditolak dan H 1 diterima atau terdapat perbedaan jumlah kematian larva yang signifikan diantara kelompok uji.

2. Uji Mann-Whitney

Hasil pengujian data dengan uji Mann-Whitney menggunakan SPSS 16.0 for Windows, didapatkan adanya perbedaan yang signifikan antara masing-masing pasangan kelompok p = 0,003, p = 0,005, p = 0,008 ; p 0,05, kecuali antara kelompok IV dan kelompok V p = 0.05 tidak signifikan. Berarti kelompok IV dan kelompok V memiliki pengaruh yang sama terhadap mortalitas larva Anopheles aconitus. Hasil uji Mann- Whitney selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.

3. Analisis Probit

Selanjutnya data hasil penelitian dianalisis Probit dengan program SPSS 16.0 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95 untuk mendapatkan nilai LC 50 dan LC 99 . Dari hasil analisis Probit, didapatkan estimasi besar konsentrasi yang mengakibatkan kematian larva Anopheles aconitus sebesar 50 LC 50 adalah konsentrasi 54,145 ppm dengan interval antara 41,910 ppm dan 87,019 ppm. Sedangkan kematian larva sebesar 99 LC 99 didapatkan pada konsentrasi 129,052 ppm dengan interval antara 93,273 ppm dan 227,491 ppm. Hasil analisiis Probit selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4. BAB V PEMBAHASAN Pada uji pendahuluan didapatkan LC 50 pada konsentrasi 76,94 ppm dengan interval antara 57,769 ppm dan 102,972 ppm, sedangkan LC 99 pada konsentrasi 174,346 dengan interval antara 134,571 ppm dan 298,008 ppm. Karena tidak dilakukan ulangan pada uji pendahuluan maka hasilnya digunakan sebagai dasar penetapan konsentrasi pada penelitian, maka konsentrasi minyak atsiri yang digunakan dalam penelitian yaitu 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm, dan 200 ppm. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa minyak atsiri daun cengkeh mempunyai pengaruh terhadap mortalitas larva Anopheles aconitus.. Hasil analisis menunjukkan bahwa antar kelompok konsentrasi minyak atsiri daun cengkeh mempunyai efek larvasida yang berbeda p = 0.000. Secara garis besar, kenaikan konsentrasi minyak atsiri daun cengkeh juga diikuti kenaikan jumlah kematian larva sampai tingkat konsentrasi tertentu seperti yang dapat dilihat pada grafik 1. Dari analisis Probit, didapatkan hasil estimasi besar LC 50 adalah pada konsentrasi minyak atsiri daun cengkeh 54,145 ppm dengan interval antara 41,910 ppm dan 87,019 ppm. Bila dikonversikan kedalam satuan persen senilai 0,0054145 . Pada penelitian lain yang menggunakan kandungan eugenol pada minyak atsiri serai wangi Cymbopogon nardus L. terhadap kematian larva Anopheles aconitus didapatkan hasil LC 50 pada konsentrasi 0,0097104 dan pada ekstrak selasih Ocimum basilicum didapatkan hasil LC 50 pada konsentrasi 2,75 Cahyati, 2005; Fatimah, 1997. Pada penelitian lain dengan menggunakan ekstrak daun kecubung Datura mentel didapatkan hasil LC 50 pada konsentrasi 6,626 , ekstrak buah tomat Solanum lycopersicum L. LC 50 pada konsentrasi 1,271 , dan ekstrak daun pandan wangi LC 50 pada konsentrasi 0,231 Supriyanti, 2004; Nugroho, 2004; Hastuti, 2008. Pemakaian istilah Lethal Concentration LC lebih dipilih daripada istilah Lethal Dose LD karena pada penelitian ini sulit untuk menentukan dosis jumlah minyak atsiri daun cengkeh yang masuk ke dalam tubuh serangga sehingga lebih dipilih istilah Lethal Concentration yang secara lebih tepat menggambarkan konsentrasi minyak atsiri pada media percobaan Matsumura, 1975. Semakin rendah nilai LC 50 suatu zat berarti zat tersebut mempunyai aktivitas yang lebih tinggi dalam membunuh hewan coba, karena dengan zat tersebut perlu konsentrasi yang lebih rendah untuk mematikan hewan coba dalam waktu yang lama Chang, 2004. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa minyak atsiri daun cengkeh Syzygium aromatisum L. dengan LC 50 54,145 ppm mempunyai aktivitas larvasida yang lebih tinggi dibandingkan minyak atsiri serai wangi, ekstrak selasih, ekstrak daun kecubung , ekstrak buah tomat, dan ekstrak daun pandan wangi. Sedangkan estimasi besar LC 99 minyak atsiri daun cengkeh terhadap larva Anopheles aconitus didapatkan pada konsentrasi 129,052 ppm dengan interval antara 93,273 ppm dan 227,491 ppm. Estimasi konsentrasi insektisida yang diperlukan untuk mendapatkan probabilitas 0,99 untuk membunuh seekor serangga LC 99 sangat penting karena penggunaan dosis yang lebih besar dari pada nilai estimasi ini dapat berbahaya bagi lingkungan, kehidupan binatang lain, dan kehidupan manusia. Sedangkan menggunakan dosis yang lebih kecil juga menyebabkan tidak tercapainya target dan mungkin akan berakibat adanya resistensi terhadap insektisida tersebut Payton et al., 2003. BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan