PERBEDAAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) DAN SUSU FORMULA TERHADAP BERAT BADAN BAYI USIA 1-3 BULAN DI POSYANDU WILAYAH KERJA PUSKESMAS KENDALKEREP
KARYA TULIS AKHIR
PERBEDAAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) DAN SUSU FORMULA TERHADAP BERAT BADAN BAYI USIA 1-3 BULAN DI POSYANDU
WILAYAH KERJA PUSKESMAS KENDALKEREP
Oleh :
LAILATUL FITRIYAH 07020012
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN
(2)
LEMBAR PENGESAHAN KARYA TULIS AKHIR
PERBEDAAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) DAN SUSU FORMULA TERHADAP BERAT BADAN BAYI USIA 1-3 BULAN DI POSYANDU
WILAYAH KERJA PUSKESMAS KENDALKEREP
Telah disetujui sebagai hasil penelitian untuk memenuhi persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang Tanggal 31 Januari 2011
Pembimbing I
dr. Hawin Nurdiana, M.Kes
Pembimbing II
dr. Indah Serinurani E
Mengetahui,
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang
(3)
LEMBAR PENGUJIAN KARYA TULIS AKHIR
PERBEDAAN PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) DAN SUSU FORMULA TERHADAP BERAT BADAN BAYI USIA 1-3 BULAN DI POSYANDU
WILAYAH KERJA PUSKESMAS KENDALKEREP
oleh Lailatul Fitriyah (07020012)
Telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji Pada tanggal 31 Januari 2011
Tim Penguji
………., Ketua dr. Febri Endra Budi Setyawan, M.Kes
………., Anggota dr. Hawin Nurdiana, M.Kes
………., Anggota dr. Indah Serinurani E
(4)
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim Assalamualaikum Wr. Wb.
Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayatnya. Shalawat serta salam terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya. Syukur Alhamdulillah, penulis telah menyelesaikan karya tulis akhir yang berjudul “Perbedaan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) dan Susu Formula Terhadap Berat Badan Bayi Usia 1-3 Bulan di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kendalkerep”
Karya tulis ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Kedokteran S1 (strata 1). Dalam penyusunan karya tulis akhir ini, penulis tidak lepas dari bantuan banyak pihak. Oleh karena itu penulis ingin berterimakasih kepada:
1. dr Irma suswati, M.Kes selaku dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
2. dr. Hawin Nurdiana, M.Kes selaku dosen pembimbing 1. 3. dr. Indah Serinurani E selaku dosen pembimbing 2. 4. dr. Febri Endra Budi Setyawan, M.Kes selaku penguji.
5. Pak Yono, Bu Romlah, Mas Jamil selaku Tata Usaha Fakultas Kedokteran Muhammadiyah Malang.
6. Seluruh keluargaku yang aku sayangi, papa, mama, dan kakak. 7. Seluruh sahabat yang selalu membantu.
8. Dan seluruh pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu
Karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan. Dengan kerendahan hati penulis mohon maaf yg sebesar-besarnya dan mengharapkan saran kritik yg membangun. Semoga karya tulis akhir ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi seluruh pihak.
Wassalamualaikum wr. Wb.
Malang, Januari 2011
(5)
Ucapan terimakasih
Allah SWT
Nabi Muhammad SAW
Kepada semua keluargaku:
Ayahku H. Chamidun
Ibuku HJ. Lilik Machsunah
Kakakku Alifiyah Zunaidah A.Md
Terimakasih atas segala semangat,
kasih sayang, dan doa yang selalu
diberikan kepadaku
Love you all….
Kepada kedua keponakan lucuku
Raeyhan Adhe Noefwan Poetra
Devara Faiq Syakhi
Canda tawa mereka menjadikan
semangat tersendiri buatku
Tante selalu sayang kalian….
Kepada yogi koe tercinta
“Albertus Sri Agseyogi”
Terimakasih atas segala
ketulusan kasih dan sayang
serta semangat yang tak
pernah henti-hentinya
diberikan.
(6)
Kepada teman-teman
tercinta koe
Novalia chumaladewi G.
Dita Rosita Marsudi Putri
Gde Ganjar Oka Narasara
Terimakasih atas segala
bantuan, semangat, dan doa
yang telah diberikan.
Ingatlah, kebersamaan kita
adalah selamanya.
Kepada temen kos pink
Ernawati
Adelia Suryani
Suud Hanifah
Masbahah
Terimakasih atas segala
semangat dan doa kalian.
Love you all…
Kepada semua teman-teman
FK UMM 07
Ayo semangat
teman-teman..!!!
Kita past bisa lulus
bersama…!!!
We’re seven forever…!!!!
(7)
ABSTRAK
Fitriyah, Lailatul. Januari 2011. Perbedaan Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Dan Susu Formula Terhadap Berat Badan Bayi Usia 1-3 Bulan Di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Kendalkerep. Fakultas Kedokteran. Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing (1) Hawin Nurdiana* (II) Indah Serinurani E**.
Latar Belakang: ASI adalah makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi karena mengandung berbagai zat gizi yang tidak dimiliki oleh susu formula (DepKes RI, 2001). Di puskesmas Kendalkerep jumlah bayi yang memakai ASI hanya 1,77%. Para ibu banyak yang beralih menggunakan susu formula. Padahal terdapat banyak kerugian dengan menggunakannya, diantaranya adalah sebagian besar akan mengalami berat badan berlebih
Tujuan: Mengetahui adanya perbedaan pemberian ASI dan susu formula terhadap berat badan bayi usia 1-3 bulan di posyandu wilayah kerja puskesmas Kendalkerep
Metode: Penelitian observational analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah bayi usia 1-3 bulan yang datang ke posyandu wilayah kerja puskesmas Kendalkerep periode Desember 2010 sejumlah 65 orang. Analisis data pada penelitian ini menggunakan Uji Mann-Whitney
Hasil penelitian dan diskusi: Dari 65 sampel didapatkan 47 bayi mendapat ASI dengan 21,5% bayi dengan berat badan kurang, 30,8% berat badan normal, dan 20% berat badan berlebih. Dan 18 bayi mendapat susu formula dengan kriteria berat badan kurang 0%, berat badan normal 15,4%, berat badan berlebih 12,3%. Rata-rata berat badan bayi yang mendapat ASI adalah 4,970 kg dan yang mendapat susu formula adalah 5,217 kg
Kesimpulan: Didapatkan perbedaan yang bermakna antara pemberian ASI dan susu formula terhadap berat badan bayi usia 1-3 bulan di posyandu wilayah kerja puskesmas Kendalkerep
Kata kunci: ASI, susu formula, dan berat badan
Keterangan:
(*) : Staff pengajar Fakultas Kedokteran UMM bagian fisiologi
(8)
ABSTRACT
Fitriyah, Lailatul. January, 2011. The Difference on the Weight of Breast-Fed and Formulated-Milk-Fed Infants Aging from 1-3 Months at Integrated Service Center Working Unit of Public Health Center Kendalkerep. Final Assingment, Medical Faculty, University of Muhammadiyah Malang. Advisors: (1) Hawin Nurdiana* (2) Indah Serinurani E**.
Background: Breast-freeding is the first and best staple diet for infants as it contains various nutrients not found in formulated milk (Ministry Of Health RI, 2001). At Public Health Center Kendalkerep, the total breast-fed infants was only 1.77%. A number of mothers switched to formulated milk. In fact, it results in a number of disadvantages such as over-weight infants.
Purpose: To investigate the difference on the weight of breast-fed and formulated-milk-fed infants aging from 1-3 months at Integrated Service Center Working Unit of Public Health Center Kendalkerep.
Method: Analytical observation with cross sectional approach. The samples were 65 infants aging from 1-3 months at Public Health Center Kendalkerep, December 2010. The data were analyzed by using Mann Whitney Test.
Finding and Discussion: From the 65 total samples, 47 infants were breast-fed - 21.5% was under-weight, 30,8% was in normal-weight, and 20% was over-weight; and for 18 formulated-milk-fed infants, 0% was under weight, 15,4% was in normal-weight, and 12,3% was over-weight. The average weight of breast-fed infants was 4.970 kg and formulated-milk-fed infants was 5.217 kg.
Conclusion: There was significant difference on the weight of breast-fed and formulated-milk-fed infants aging from 1-3 months at Integrated Service Center Working Unit of Public Health Center Kendalkerep.
Key words: Breast-feeding, formulated milk, and weight
Note:
(*) :Lecturer of Medical Faculty UMM divisions of Physiology
(9)
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……… i
LEMBAR PENGESAHAN………. ii
LEMBAR PENGUJIAN……….. iii
KATA PENGANTAR………. iv
LEMBAR PERSEMBAHAN………. v
ABSTRAK………. vii
ABSTRACT……… viii
DAFTAR ISI ……….………. ix
DAFTAR TABEL……….. xiv
DAFTAR GAMBAR………... xv
DAFTAR SINGKATAN……… xvi
BAB 1 PENDAHULUAN……….…………. 1
1.1 Latar Belakang……….. 1
1.2 Rumusan Masalah………. 3
1.3 Tujuan Penelitian……….. 3
1.3.1 Tujuan umum………. 3
1.3.2 Tujuan khusus……… 3
1.4 Manfaat Penelitian……… 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA……….….. 5
2.1 Air Susu Ibu (ASI)……… 5
(10)
2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan ASI………. 6
2.1.3 Manfaat ASI……… 7
2.1.4 Keunggulan ASI…………...………. 8
2.1.5 Komposisi ASI ……….. 9
2.1.6 Pembagian ASI menurut stadium laktasi………. 11
2.1.7 Inisiasi Menyusui Dini ………. 15
2.2 Susu Formula………. 16
2.2.1 Pengertian susu formula……… 16
2.2.2 Keuntungan susu formula………. 16
2.2.3 Jenis susu formula………. 16
2.2.4 Kerugian susu formula……….. 17
2.3 Perbedaan ASI dan Susu Formula…...……… 19
2.4 Parameter Berat Badan untuk Menilai Status Gizi……….. 23
2.4.1 Parameter berat badan………... 23
2.4.2 Keuntungan parameter berat badan……….. 24
2.4.3 Kartu Menuju Sehat (KMS) untuk menilai perubahan berat badan………. 24
2.4.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan…………. 26
2.4.5 Jenis-jenis pertumbuhan……… 31
2.4.6 Perkiraan pengukuran berat badan anak……… 32
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS……… 34
3.1 Kerangka Konsep………. 34
3.2 Hipotesis……… 36
(11)
4.1 Jenis Penelitian………..………… 37
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian……….………… 37
4.3 Populasi dan Sampel………..………… 37
4.3.1 Populasi …….………. 37
4.3.2 Sampel………. 37
4.3.3 Teknik pengambilan sampel……… 37
4.3.4 Karakteristik sampel penelitian……… 37
4.3.5 Variabel penelitian……… 38
4.3.5.1 Variabel bebas………. 38
4.3.5.2 Varibel tergantung……… 39
4.3.6 Definisi operasional variable……… 39
4.4 Alat dan Bahan Penelitian………. 39
4.5 Prosedur Penelitian……… 40
4.5.1 Kerangka operasional……….. 40
4.5.2 Prosedur pengambilan dan pemgumpulan data……… 40
4.6 Analisis Data……… 41
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA………. 42
5.1 Deskripsi Karakteristik Sampel………. 42
5.1.1 Deskripsi karakteristik sampel berdasarkan umur bayi……… 43
5.1.2 Deskripsi karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin….. 43
5.1.3 Dekripsi karakteristik sampel berdasarkan jenis nutrisi…….. 43
5.2 Data Khusus……….. 44
5.2.1 Data pertumbuhan bayi usia 1-3 bulan………. 44
(12)
5.3.1 Uji Mann-Whitney……… 45
BAB 6 PEMBAHASAN………. 47
6.1 Deskripsi Karaktersitik Sampel……… 48
6.1.1 Status pemberian nutrisi……….. 48
6.2 Pertumbuhan Bayi Usia 1-3 Bulan Berdasarkan Status Pemberian Nutrisi……… 49
6.3 Analisa Data………. 52
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN……… 54
7.1 Kesimpulan……… 54
7.2 Saran………. 54
DAFTAR PUSTAKA……….. 56
Lampiran 1……….. 58
Lampiran 2……….. 64
Lampiran 3……….. 65
Lampiran 4……….. 66
Lampiran 5……….. 67
Lampiran 6……….. 69
(13)
DAFTAR PUSTAKA
Andi, 2009, ASI dan Susu Formula, diakses 15 Oktober 2010, <http://andiku.wordpress.com/2009/07/24/asi-vs-susu-formula/>.
Ariani, 2010, Keajaiban ASI, diakses 22 Oktober 2010, <http://uswah.org/new/2010/11/keajaiban-asi-it%E2%80%99s-amazing/>. BPS, 2003, Indonesia Demographic and Health Survey 2002-2003, National
Family Planning Coordinating Bord, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2001, Pemberian ASI Eksklusif, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2002, Manajemen Laktasi, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2003, Pedoman Umum Gizi Seimbang, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Dewanti, A, 2007, Berat Badan Bayi, diakses 6 Oktober 2010, <http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/msg06529.html>. Dinas Kesehatan Kota Malang 2010, Profil Kesehatan Kota Malang Tahun 2008,
Dinas Kesehatan Kota Malang, Malang.
Dinkes Kulon Progo, 2010, Inisiasi Menyusui Dini, diakses 29 November 2010, <http://www.dinkes.kulonprogokab.go.id/?pilih=news&mod=yes&aksi=li hat&id=12>.
Elok, Citra, 2005, Analisis Regresi Logistik OrdinalUntuk Mengetahui Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Status Gizi Balita Masyarakat Nelayan Kecamatan Bulak Srabaya, Statistika ITS Surabaya.
Emi Yudina, 2005, Hubungan Status Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Berat Badan dan Tinggi Badan Anak Baru Masuk Sekolah di SD Negeri No. 060834 Kota Medan Tahun 2005, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Meutia, Nuraiza, 2001, Peran Hormon Ghrelin Dalam Meningkatkan Nafsu Makan, Bagian Fisiologi, Universitas Sumatera Utara.
Notoatmodjo, Soekidjo, dr, 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
(14)
Roesli, U, 2007, Bagaimana Agar Anak Kita Sehat dan Cerdas, diakses 27 Oktober 2010, <http://medicastore.com/asi_susuformula/>.
Roesli, U, 2009, ASI 20 Kali Lebih Hebat, diakses 6 Oktober 2010, <http://www.bayisehat.com/breastfeeding-mainmenu-33/541-air-susu-ibu-20-kali-lebih-hebat.html>.
Roesli, U, Suradi, R, 2008, Manfaat ASI dan Menyusui, FKUI, Jakarta.
Sastroasmoro, S, Sofyan, I, 1995, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Binarupa Aksara, Jakarta.
Scientific Advisory Commite On Nutrition, 2007, Application Of The WHO Growth Standards in The UK, The Royal College Paediatrics and Child Health.
Sediaoetama, AD, 2004, Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi, Dian Rakyat, Jakarta.
Soetjinigsih, 1997, ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan, EGC, Jakarta. Soetjiningsih, 1995, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta.
Supariasa, Bakri, B, Fajar, I, 2002, Penilaian Status Gizi, EGC, Jakarta.
Suparyanto, 2010, Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Atau Balita Melalui KMS, diakses 24 Januari 2011. <http://dr- suparyanto.blogspot.com/2010/09/deteksi-dini-tumbuh-kembang-anak-balita.html>.
Suparyanto, 2010, Konsep Dasar ASI, diakses 23 Oktober 2010, <http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/07/konsep-dasar-asi-air-susu-ibu.html>. Suyatno, 1997, Pemberian ASI Eksklusif dan Pertumbuhan Bayi, Universitas
Diponegoro, Semarang.
Wahab, S, 2000, Ilmu Kesehatan Anak Nelson Vol.1, EGC, Jakarta.
Widodo, R, 2009, Pemberian Makanan, Suplemen, dan Obat Pada Anak, EGC, Jakarta.
(15)
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
ASI adalah makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi karena bersifat steril, aman dari pencemaran, mengandung antibodi, tidak terdapat bahaya alergi, tidak menimbulkan karies dentis dan berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi (Depkes RI, 2001).
Dewasa ini penggunaan ASI mengalami penurunan. Menurut SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) pada tahun 1997 terdapat sekitar 42,4% ibu yang memberikan ASI selama 6 bulan kepada bayinya tetapi pada tahun 2002 mengalami penurunan menjadi 39,5% (BPS 2003). Di Malang, sasaran bayi yang seharusnya mendapatkan ASI adalah 13.144 bayi, dan cakupan perolehannya adalah 10.163 bayi atau sekitar 77,32%. Sedangkan di puskesmas Kendal kerep, sasaran bayi yang seharusnya mendapat ASI adalah 1.186 bayi dan cakupan perolehannya sebesar 21 bayi atau sekitar 1,77%. Puskesmas Kendal Kerep merupakan puskesmas dengan angka pemberian ASI terendah dibandingkan dengan puskesmas-puskesmas lainnya di kota Malang (Dinkes Malang, 2008).
Kandungan susu formula yang hampir menyerupai kandungan ASI serta cara pemberian yang praktis menyebabkan banyak ibu beralih ke susu formula (Soetjiningsih, 1997). Tetapi terdapat beberapa kerugian pada pemberian susu formula yaitu adanya kontaminasi mikroorganisme, terjadinya diare kronik, dan masih banyak lagi manfaat ASI yang tidak dimiliki oleh susu formula (Roesli, 2008).
(16)
Penggunaan susu formula meningkat hampir lebih dari 3 kali lipat. Menurut SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) Pada tahun 1997 terdapat sekitar 10,8% bayi yang diberi susu formula dan pada tahun 2002 bayi yang diberi susu formula mengalami peningkatan menjadi 32,5% (BPS 2003).
Bayi yang diberi susu formula sebagian besar akan mengalami berat badan berlebih. Hal tersebut dikarenakan susu formula berbasis susu sapi yang mengandung protein jauh lebih banyak dari protein manusia. Sehingga pertumbuhan bayi yang mendapat ASI lebih bagus dan jarang sakit daripada bayi yang diberi susu formula. (Roesli, 2008). Selain itu ASI mengandung hormon dan faktor pertumbuhan (growth factor) yang sesuai agar pertumbuhan badan bayi ideal. Berbeda dengan kandungan susu formula yang memerlukan pengenceran dengan kadar tertentu yang berbeda-beda untuk setiap anak. Jika terlalu cair, dapat menyebabkan bayi kekurangan gizi sehingga pertumbuhannya terhambat. Sebaliknya, jika penganceran terlalu pekat dapat memicu terjadinya berat badan yang berlebih atau bahkan obesitas (kegemukan). Dua kasus ini sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari (Roesli, 2006).
Pengukuran kecukupan nutrisi pada awal kehidupan bayi sangat penting. Dan untuk menilainya sering digunakan indikator berat badan untuk pengukuran pertumbuhan ataupun kecukupan nutrisi tersebut. Karena indikator berat badan merupakan alat ukur yang mudah dan sederhana. Walaupun untuk mengetahui hasil yang lebih akurat diperlukan indikator-indikator yang lain, seperti tinggi badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan atas (Soetjiningsih, 1995).
Grafik pertumbuhan dan perkembangan menurut WHO menunjukkan perubahan berat badan yang menonjol pada anak usia 1-3 bulan. Pada kurva tersebut menunjukkan kesamaan perbedaan berat badan antara anak laki-laki dan perempuan. Setelah usia 3 bulan perbedaan berat badan akan berbeda pada anak laki-laki dan perempuan (WHO, 2007).
(17)
Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti perbedaan pemberian ASI dan susu formula terhadap berat badan bayi usia 1-3 bulan di Posyandu wilayah kerja Puskesmas Kendalkerep karena pada puskesmas tersebut angka pemakaian susu formula masih sangat tinggi.
1.2 Rumusan Masalah
Adakah perbedaan pemberian ASI dan susu formula terhadap berat badan bayi usia 1-3 bulan di Posyandu wilayah kerja Puskesmas Kendalkerep?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1Tujuan Umum
Mengetahui perbedaan pemberian ASI dan susu formula terhadap berat badan bayi usia 1-3 bulan di Posyandu wilayah kerja Puskesmas Kendalkerep
1.3.2Tujuan Khusus
1. Mengetahui jumlah bayi yang diberi ASI dan susu formula di Posyandu wilayah kerja Puskesmas Kendalkerep.
2. Mengetahui berat badan pada bayi usia 1-3 bulan yang diberi ASI di Posyandu wilayah kerja Puskesmas Kendalkerep.
3. Mengetahui berat badan bayi usia 1-3 bulan yang diberi susu formula di Posyandu wilayah kerja Puskesmas Kendalkerep
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai masukan terhadap ibu-ibu menyusui tentang pentingnya pemberian ASI di Posyandu wilayah kerja Puskesmas Kendalkerep.
(18)
2. Sebagai masukan kepada Posyandu wilayah kerja Puskesmas Kendalkerep untuk meningkatkan upaya informasi mengenai pentingnya pemberian ASI
3. Sebagai data dasar untuk penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan program pemberian ASI
(1)
DAFTAR PUSTAKA
Andi, 2009, ASI dan Susu Formula, diakses 15 Oktober 2010, <http://andiku.wordpress.com/2009/07/24/asi-vs-susu-formula/>.
Ariani, 2010, Keajaiban ASI, diakses 22 Oktober 2010, <http://uswah.org/new/2010/11/keajaiban-asi-it%E2%80%99s-amazing/>. BPS, 2003, Indonesia Demographic and Health Survey 2002-2003, National
Family Planning Coordinating Bord, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2001, Pemberian ASI Eksklusif, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2002, Manajemen Laktasi, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2003, Pedoman Umum Gizi Seimbang, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Dewanti, A, 2007, Berat Badan Bayi, diakses 6 Oktober 2010, <http://www.mail-archive.com/milis-nakita@news.gramedia-majalah.com/msg06529.html>. Dinas Kesehatan Kota Malang 2010, Profil Kesehatan Kota Malang Tahun 2008,
Dinas Kesehatan Kota Malang, Malang.
Dinkes Kulon Progo, 2010, Inisiasi Menyusui Dini, diakses 29 November 2010, <http://www.dinkes.kulonprogokab.go.id/?pilih=news&mod=yes&aksi=li hat&id=12>.
Elok, Citra, 2005, Analisis Regresi Logistik OrdinalUntuk Mengetahui Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Status Gizi Balita Masyarakat Nelayan Kecamatan Bulak Srabaya, Statistika ITS Surabaya.
Emi Yudina, 2005, Hubungan Status Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Berat Badan dan Tinggi Badan Anak Baru Masuk Sekolah di SD Negeri No. 060834 Kota Medan Tahun 2005, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Meutia, Nuraiza, 2001, Peran Hormon Ghrelin Dalam Meningkatkan Nafsu Makan, Bagian Fisiologi, Universitas Sumatera Utara.
Notoatmodjo, Soekidjo, dr, 2005, Metodologi Penelitian Kesehatan, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
(2)
Roesli, U, 2007, Bagaimana Agar Anak Kita Sehat dan Cerdas, diakses 27 Oktober 2010, <http://medicastore.com/asi_susuformula/>.
Roesli, U, 2009, ASI 20 Kali Lebih Hebat, diakses 6 Oktober 2010, <http://www.bayisehat.com/breastfeeding-mainmenu-33/541-air-susu-ibu-20-kali-lebih-hebat.html>.
Roesli, U, Suradi, R, 2008, Manfaat ASI dan Menyusui, FKUI, Jakarta.
Sastroasmoro, S, Sofyan, I, 1995, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis, Binarupa Aksara, Jakarta.
Scientific Advisory Commite On Nutrition, 2007, Application Of The WHO Growth Standards in The UK, The Royal College Paediatrics and Child Health.
Sediaoetama, AD, 2004, Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi, Dian Rakyat, Jakarta.
Soetjinigsih, 1997, ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan, EGC, Jakarta. Soetjiningsih, 1995, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta.
Supariasa, Bakri, B, Fajar, I, 2002, Penilaian Status Gizi, EGC, Jakarta.
Suparyanto, 2010, Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Atau Balita Melalui KMS, diakses 24 Januari 2011. <http://dr- suparyanto.blogspot.com/2010/09/deteksi-dini-tumbuh-kembang-anak-balita.html>.
Suparyanto, 2010, Konsep Dasar ASI, diakses 23 Oktober 2010, <http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/07/konsep-dasar-asi-air-susu-ibu.html>. Suyatno, 1997, Pemberian ASI Eksklusif dan Pertumbuhan Bayi, Universitas
Diponegoro, Semarang.
Wahab, S, 2000, Ilmu Kesehatan Anak Nelson Vol.1, EGC, Jakarta.
Widodo, R, 2009, Pemberian Makanan, Suplemen, dan Obat Pada Anak, EGC, Jakarta.
(3)
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
ASI adalah makanan pertama, utama dan terbaik bagi bayi karena bersifat steril, aman dari pencemaran, mengandung antibodi, tidak terdapat bahaya alergi, tidak menimbulkan karies dentis dan berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan bayi (Depkes RI, 2001).
Dewasa ini penggunaan ASI mengalami penurunan. Menurut SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) pada tahun 1997 terdapat sekitar 42,4% ibu yang memberikan ASI selama 6 bulan kepada bayinya tetapi pada tahun 2002 mengalami penurunan menjadi 39,5% (BPS 2003). Di Malang, sasaran bayi yang seharusnya mendapatkan ASI adalah 13.144 bayi, dan cakupan perolehannya adalah 10.163 bayi atau sekitar 77,32%. Sedangkan di puskesmas Kendal kerep, sasaran bayi yang seharusnya mendapat ASI adalah 1.186 bayi dan cakupan perolehannya sebesar 21 bayi atau sekitar 1,77%. Puskesmas Kendal Kerep merupakan puskesmas dengan angka pemberian ASI terendah dibandingkan dengan puskesmas-puskesmas lainnya di kota Malang (Dinkes Malang, 2008).
Kandungan susu formula yang hampir menyerupai kandungan ASI serta cara pemberian yang praktis menyebabkan banyak ibu beralih ke susu formula (Soetjiningsih, 1997). Tetapi terdapat beberapa kerugian pada pemberian susu formula yaitu adanya kontaminasi mikroorganisme, terjadinya diare kronik, dan masih banyak lagi manfaat ASI yang tidak dimiliki oleh susu formula (Roesli, 2008).
(4)
Penggunaan susu formula meningkat hampir lebih dari 3 kali lipat. Menurut SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) Pada tahun 1997 terdapat sekitar 10,8% bayi yang diberi susu formula dan pada tahun 2002 bayi yang diberi susu formula mengalami peningkatan menjadi 32,5% (BPS 2003).
Bayi yang diberi susu formula sebagian besar akan mengalami berat badan berlebih. Hal tersebut dikarenakan susu formula berbasis susu sapi yang mengandung protein jauh lebih banyak dari protein manusia. Sehingga pertumbuhan bayi yang mendapat ASI lebih bagus dan jarang sakit daripada bayi yang diberi susu formula. (Roesli, 2008). Selain itu ASI mengandung hormon dan faktor pertumbuhan (growth factor) yang sesuai agar pertumbuhan badan bayi ideal. Berbeda dengan kandungan susu formula yang memerlukan pengenceran dengan kadar tertentu yang berbeda-beda untuk setiap anak. Jika terlalu cair, dapat menyebabkan bayi kekurangan gizi sehingga pertumbuhannya terhambat. Sebaliknya, jika penganceran terlalu pekat dapat memicu terjadinya berat badan yang berlebih atau bahkan obesitas (kegemukan). Dua kasus ini sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari (Roesli, 2006).
Pengukuran kecukupan nutrisi pada awal kehidupan bayi sangat penting. Dan untuk menilainya sering digunakan indikator berat badan untuk pengukuran pertumbuhan ataupun kecukupan nutrisi tersebut. Karena indikator berat badan merupakan alat ukur yang mudah dan sederhana. Walaupun untuk mengetahui hasil yang lebih akurat diperlukan indikator-indikator yang lain, seperti tinggi badan, lingkar kepala, dan lingkar lengan atas (Soetjiningsih, 1995).
Grafik pertumbuhan dan perkembangan menurut WHO menunjukkan perubahan berat badan yang menonjol pada anak usia 1-3 bulan. Pada kurva tersebut menunjukkan kesamaan perbedaan berat badan antara anak laki-laki dan perempuan. Setelah usia 3 bulan perbedaan berat badan akan berbeda pada anak laki-laki dan perempuan (WHO, 2007).
(5)
Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti perbedaan pemberian ASI dan susu formula terhadap berat badan bayi usia 1-3 bulan di Posyandu wilayah kerja Puskesmas Kendalkerep karena pada puskesmas tersebut angka pemakaian susu formula masih sangat tinggi.
1.2 Rumusan Masalah
Adakah perbedaan pemberian ASI dan susu formula terhadap berat badan bayi usia 1-3 bulan di Posyandu wilayah kerja Puskesmas Kendalkerep?
1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1Tujuan Umum
Mengetahui perbedaan pemberian ASI dan susu formula terhadap berat badan bayi usia 1-3 bulan di Posyandu wilayah kerja Puskesmas Kendalkerep
1.3.2Tujuan Khusus
1. Mengetahui jumlah bayi yang diberi ASI dan susu formula di Posyandu wilayah kerja Puskesmas Kendalkerep.
2. Mengetahui berat badan pada bayi usia 1-3 bulan yang diberi ASI di Posyandu wilayah kerja Puskesmas Kendalkerep.
3. Mengetahui berat badan bayi usia 1-3 bulan yang diberi susu formula di Posyandu wilayah kerja Puskesmas Kendalkerep
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai masukan terhadap ibu-ibu menyusui tentang pentingnya pemberian ASI di Posyandu wilayah kerja Puskesmas Kendalkerep.
(6)
2. Sebagai masukan kepada Posyandu wilayah kerja Puskesmas Kendalkerep untuk meningkatkan upaya informasi mengenai pentingnya pemberian ASI
3. Sebagai data dasar untuk penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan program pemberian ASI