Sarana Rumah Sakit Struktur Organisasi Instalasi Central Sterile Supply Department CSSD

BAB III TINJAUAN KHUSUS RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. PIRNGADI MEDAN

3.1 Klasifikasi Rumah Sakit

Rumah sakit umum daerah Dr. Pirngadi Kota Medan adalah rumah sakit milik kota Medan yang digolongkan kedalam rumah sakit kelas B. Rumah sakit kelas B merupakan rumah sakit yang mempunyai fasilitas dan kemampuan medis spesialis dasar, spesialis luas dan beberapa subspesialis. RSUD Dr.Pirngadi Medan terletak di Jl. H. M Yamin no. 47 kelurahan Perintis Kemerdekaan Kecamatan Medan Timur Kota Medan. Kepegawaian RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan meliputi tenaga medis, tenaga non medis, apoteker, tenaga keperawatan, tenaga gizi, tenaga umum dan tenaga kesehatan lainnya.

3.2 Sarana Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum Pringadi Medan mempunyai: a. Luas 76.990,00 m 2 b. Ruang rawatan 29 ruangan c. 646 tempat tidur d. Kamar operasi 12 unit e. Klinik rawat jalan 58 unit

3.3 Struktur Organisasi

Universitas Sumatera Utara RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan dipimpin oleh seorang Direktur yang dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh 3 orang Wakil Direktur yaitu: a. Wakil Direktur bidang administrasi umum. b. Wakil Direktur bidang pelayanan medis dan keperawatan. c. Wakil Direktur bidang sumber daya manusia dan pendidikan. Direktur RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan juga dibantu oleh Staf Medik Fungsional serta berbagai Instalasi yang bertanggung jawab pada Direktur melalui Wakil Direktur. Salah satu instalasi tersebut adalah Instalasi Farmasi yang bertanggung jawab menyelenggarakan semua kegiatan kefarmasian di rumah sakit. Struktur organisasi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan dapat dilihat pada Lampiran 1.

3.4 Struktur Instalasi Farmasi RSUD Dr. Pirngadi Medan

Instalasi Farmasi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan merupakan salah satu unit fungsional yang dipimpin oleh seorang Apoteker dimana dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Direktur melalui Wakil Direktur Bidang Administrasi Umum RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan. Motto instalasi farmasi adalah ”Obat yang Bermutu dan Terjangkau Adalah yang Utama”. Instalasi Farmasi dibagi menjadi empat bagian sub instalasi, yaitu: Sub Instalasi Administrasi, Sub Instalasi Perbekalan, Sub Instalasi Distribusi, dan Sub Instalasi Farmasi Klinis. Struktur Instalasi Farmasi dapat dilihat di Lampiran 2.

3.4.1 Kesekretariatan

Universitas Sumatera Utara Kesekretariatan dipimpin oleh seorang Apoteker yang disebut dengan sekretaris Instalasi Farmasi. Kesekretariatan merupakan bagian dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit yang bertugas melaksanakan kegiatan administrasi kefarmasian di Instalasi Farmasi. Dalam melaksanakan tugasnya kesekretariatan dibagi dua, yaitu: a. Umum, kepegawaian dan rumah tangga. Tugasnya antara lain: 1. Mencatat surat-surat yang masuk ke Instalasi Farmasi dan mengarsipkannya. Pada buku agenda, surat-surat yang masuk dicatat: tanggal, asal surat, isi ringkas, nomor surat dan sebagainya. 2. Mencatat surat-surat yang keluar dari Instalasi Farmasi dan menyampaikan ke alamat yang dituju dengan pertanggungjawaban yang jelas dan mengarsipkannya. 3. Mengarsipkan data dan mengatur mutasi pegawai di Instalasi Farmasi. 4. Membalas surat yang masuk ke Instalasi Farmasi. 5. mengarsipkan resep dan kuitansi penjualan resep. 6. Mengurus permintaan keperluan rumah tangga di Instalasi Farmasi misalnya alat tulis, dan mengurus kerusakan alat-alat rumah tangga. b. Administrasi dan keuangan. Tugasnya antara lain: 1. Mencatat semua data-data pengeluaran dan pemasukan obat-obatan dan alat kesehatan. 2. Membuat laporan pengeluaran obat-obatan dan alat kesehatan yang dikeluarkan Instalasi Farmasi dalam bentuk laporan tahunan. 3. Melakukan pemeriksaan silang cross check terhadap penerimaan dan pengeluaran obat-obatan dan perbekalan farmasi dengan gudang dan sub Universitas Sumatera Utara 4. Membuat laporan bulanan penjualan obat-obatan yang terjual melalui resep setiap bulan. 5. Menyesuaikan jumlah uang hasil penjualan dengan kuitansi penjualan resep yang akan disetor ke Bagian Keuangan Instalasi Farmasi setiap hari. 6. Membuat neraca rugi laba berdasarkan data dari semua bagian IFRS tiap akhir tahun. 7. Membuat, mengatur, dan mengevaluasi perhitungan unit cost. Unit cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh IFRS untuk keperluan pemeriksaan, perawatan, dan tindakan medis bagi pasien. Beberapa perhitungan unit cost: a pasien rawat jalan bulan setiap berkunjung pasien jumlah bulan setiap n dikeluarka yang farmasi perbekalan biaya jumlah farmasi perbekalan cost Unit  Keterangan: Data diambil minimal selama 3 bulan berturut-turut kemudian dihitung rata-ratanya. b pasien rawat inap bulan setiap rawatan hari Jumlah bulan setiap n dikeluarka yang farmasi perbekalan biaya Jumlah farmasi perbekalan cost Unit  Biaya unit cost untuk pasien Askes, Jamkesmas, Medan sehat, PJKMU dan Umum besarnya sama.

3.4.2 Sub Instalasi Perlengkapan

Sub instalasi perlengkapan farmasi dipimpin oleh seorang apoteker yang disebut Koordinator Perlengkapan. Sub instalasi ini bertugas membantu dan Universitas Sumatera Utara menunjang fungsi Instalasi Farmasi Rumah Sakit dalam hal perencanaan, pengadaan, dan penyimpanan perbekalan farmasi kebutuhan rumah sakit. Universitas Sumatera Utara Sub instalasi perlengkapan farmasi dibagi atas dua bagian, yaitu: a. Unit pengadaan Unit pengadaan mempunyai tugas sebagai berikut: i. Merencanakan seluruh kebutuhan perbekalan farmasi dan alat kesehatan di dalam rumah sakit. Perencanaan ini dilakukan berdasarkan data pemakaian periode yang lalu, sisa persediaan, dan data catatan medik, kemudian ditambahkan sebesar 10. ii. Memesan dan menyediakan perbekalan farmasi sesuai permintaan untuk kebutuhan rumah sakit. Prinsip pengadaan perbekalan farmasi yaitu tersedianya seluruh kebutuhan perbekalan farmasi dengan jenis dan jumlah yang memadai sesuai dengan pedoman yang berlaku di rumah sakit tersebut. Obat-obatan dan alat kesehatan habis pakai dipesan oleh bagian perencanaan dan pengadaan untuk kebutuhan selama satu bulan berdasarkan permintaan dari gudang kecuali ada permintaan kebutuhan khusus yang mendesak. Proses pengadaan perbekalan farmasi dapat dijelaskan melalui tahap berikut: 1. Sub instalasi distribusi meminta barang ke gudang dengan menyerahkan formulir B2 Daftar Permintaan dan Pengeluaran Farmasi yang dapat dilihat pada Lampiran 3. Jika barang yang diminta hampir habis dilihat dari kartu stok gudang maka gudang akan membuat permohonan pembelian barang dengan menggunakan Formulir P1 Lampiran 4 dan menyerahkannya pada unit pengadaan. Universitas Sumatera Utara 2. Unit pengadaan memesan perbekalan farmasi dengan menggunakan surat pesanan pembelian kepada Pedagang Besar Farmasi PBF setelah ditandatangani oleh Kepala Instalasi Farmasi dan disetujui Direktur. Untuk pemesanan obat-obat Askes harus sesuai dengan DPHO Daftar Plafon Harga Obat. Selain ditandatangani oleh Kepala Instalasi Farmasi dan Direktur juga harus disetujui oleh petugas Askes. 3. Untuk pengadaan obat golongan narkotika seperti Codein, Pethidin dan Fentanyl dilakukan oleh unit pengadaan dengan menggunakan surat pesanan form N-9 Lampiran 5 kepada PT. Kimia Farma yang ditandatangani oleh Kepala Instalasi Farmasi dan disetujui Direktur. Sedangkan obat psikotropika seperti Diazepam dan Luminal dapat juga dipesan dari PBF selain PT. Kimia Farma. Contoh formulir pemesanan obat psikotropika dapat dilihat pada Lampiran 6 yang ditandatangani oleh kepala instalasi farmasi. 4. Perbekalan farmasi yang telah dipesan selanjutnya akan diantar oleh PBF ke bagian gudang. Adapun prosedur penerimaan dan penyimpanan perbekalan farmasi di gudang instalasi farmasi yaitu dengan memperhatikan: a Kesesuaian nama, jumlah, bentuk dan dosis perbekalan farmasi yang terdapat didalam faktur dengan pesanan pembelian b Bentuk fisik sediaanperbekalan farmasi c Tanggal kadaluwarsa d Apabila telah sesuai maka data perbekalan farmasi yang diterima tersebut dicatat di buku barang masuk disertai potongan harganya bila ada, lalu dicatat di kartu stok gudang dan dimasukkan datanya ke komputer oleh petugas gudang. Harga di buku barang masuk gudang sudah disesuaikan Universitas Sumatera Utara e Petugas gudang menandatangani faktur pembelian. 5. Penagihan oleh PBF dilakukan dua minggu sebelum jatuh tempo dengan menyerahkan faktur asli beserta kuitansi, copy surat pesanan, dan faktur pajak standar. Pembayaran dilakukan apabila berkas penagihan telah diverifikasi kemudian disetujui oleh Direktur Rumah Sakit Lampiran 7-13. b. Unit penyimpanan Unit penyimpanan bertugas menerima, menyimpan dan menyalurkan perbekalan farmasi ke seluruh unit pelayanan yang ada di rumah sakit. Unit penyimpanan dibagi menjadi dua bagian, yaitu: a Gudang obat-obatan Bertugas membuat permohonan pembelian obat, menerima, menyimpan, dan mendistribusikan perbekalan farmasi berupa obat-obatan. Gudang obat terbagi dua yaitu gudang obat AskesJamkesmas dan gudang obat swakelola. b. Gudang alat kesehatan habis pakai Bertugas membuat permohonan pembelian alat kesehatan, menerima, menyimpan, dan mendistribusikan alat kesehatan habis pakai seperti threeway, infus set, plester, urine bag, i.v chateter, dan lain-lain. Bahan-bahan cairan seperti alkohol, formalin, dan hidrogen peroksida juga disimpan dan didistribusikan oleh gudang alat kesehatan habis pakai. Penyimpanan dan pengeluaran perbekalan farmasi dilakukan berdasarkan prinsip FIFO First In First Out dan FEFO First Expired First Out. Obat-obat Universitas Sumatera Utara narkotika dan psikotropika disimpan di dalam lemari khusus yang terkunci. Obat- obat yang penyimpanannya pada suhu tertentu seperti serum, vaksin, insulin, albumin, antitetanus dan supositoria disimpan dalam lemari pendingin. Seluruh perbekalan farmasi yang ada di gudang alat kesehatan dan gudang obat didistribusikan ke: 1. Pelayanan farmasi rawat inaprawat jalan umum 2. Pelayanan farmasi rawat jalan Jamkesmas, Medan Sehat dan PJKMU 3. Pelayanan farmasi rawat inap Askes, Jamkesmas, Medan Sehat dan PJKMU 4. Pelayanan farmasi distribusi ruangan 5. Pelayanan farmasi IBS Instalasi Bedah Sentral 6. Pelayanan farmasi IGD Instalasi Gawat Darurat Permintaan perbekalan farmasi menggunakan Formulir B2 Daftar Permintaan dan Pengeluaran Farmasi, dilayani oleh gudang dua kali seminggu. Keluar masuknya perbekalan farmasi dari gudang harus dicatat dalam buku besar barang masuk dan barang keluar kemudian dicatat dalam kartu stok gudang Lampiran 14 serta dimasukkan datanya ke komputer oleh petugas gudang. Gudang mengeluarkan barang berdasarkan permintaan dari sub Instalasi Distribusi dengan menggunakan Formulir B2 Daftar Permintaan dan Pengeluaran Farmasi. Setiap akhir bulan petugas gudang membuat laporan sisa stok dan menghitung jumlah perbekalan farmasi dan alat kesehatan di gudang dan memperhatikan kadaluwarsanya

3.4.3 Sub Instalasi Distribusi

Universitas Sumatera Utara Sub Instalasi Distribusi dipimpin oleh seorang Apoteker dan disebut dengan Koordinator Distribusi.

3.4.3.1 Pelayanan Farmasi Rawat InapRawat jalan umum.

Pelayanan farmasi rawat jalan melayani pasien umum dan pasien kredit. Permintaan obat dengan menggunakan resep. Pasien umum ini berasal dari poliklinik diantaranya klinik THT, gigi, paru, mata, jantung dan lain-lain. Pasien kredit yaitu pasien yang berasal dari perusahaan yang bekerja sama dengan rumah sakit misalnya PT. Pos Indonesia. Pasien kredit tidak dipungut biaya langsung, pihak rumah sakit akan menagih biaya tersebut pada perusahaan yang bersangkutan setelah pasien pulang. Bagi pasien umum dan kredit pemberian obat sesuai dengan permintaan dokter. Prosedur pelayanan farmasi pasien rawat Inapjalan umum: a. Pasienkeluarga pasien menyerahkan resep kepada Apoteker yang bertugas b. Resep diskrining, diberi harga kemudian diinformasikan kepada pasien oleh petugas farmasi. c. Jika pasien setuju resep dinomori dan dibuat kwitansi pembayaran. d. Obat disiapkan lalu diserahkan kepada pasien beserta kwitansi. e. Penyerahan obat kepada pasien disertai dengan informasi cara pemakaian obat. f. Resep asli dan copy kwitansi diarsipkan. Prosedur pelayanan farmasi pada pasien Rawat Inapjalan kredit: a. Resep diskrining dan obat disiapkan. b. Obat diserahkan kepada pasienkeluarga pasien disertai informasi obat. Universitas Sumatera Utara c. Pasienkeluarga pasien menandatangani resep sebagai bukti tanda telah menerima obat. d. Resep, kuitansi dan surat keterangan dari perusahaan, diarsip untuk diserahkan kepada bagian keuangan rumah sakit. Kemudian bagian keuangan rumah sakit akan melakukan pengklaiman ke perusahaan yang bersangkutan. Pelayanan farmasi rawat jalanrawat inap umum juga melayani obat bagi pasien HIVAIDS. Pasien HIVAIDS membawa resep beserta kartu VCT yang berasal dari poliklinik VCT RSUD Dr. Pringadi. Obat langsung diserahkan tanpa pembayaran. Sesuai dengan kebijakan pemerintah untuk memberikan pengobatan gratis bagi pasien HIVAIDS, maka pasien hanya menandatangani buku dokumentasi. Pemakaian obat golongan narkotika untuk pasien rawat inapjalan dicatat ke Formulir Pemakaian Obat Golongan Narkotika Lampiran 15 yang ditandatangani oleh dokter yang bersangkutan sebagai bukti pertinggal di Sub Instalasi Distribusi untuk keperluan administrasi dan pelaporan narkotika.

3.4.3.2 Pelayanan Farmasi Rawat Inap AskesJamkesmasMedan Sehat

PJKMU Pasien Askes adalah pasien yang berasal dari Instansi Pemerintahan yaitu PNS Pegawai Negeri Sipil beserta keluarga yang meliputi istrisuami dan 2 orang anak. Jaminan untuk anak maksimum sampai umur 21 tahun kecuali disertai surat aktif kuliah, maka jaminan berlaku sampai umur 25 tahun. Prosedur pelayanan farmasi rawat inap untuk pasien AskesPJKMU: a. Perawat membawa resep rangkap dua, rekam medik pasien, kartu obat, fotokopi kartu askes, surat jaminan perawatan dan protokol terapi jika Universitas Sumatera Utara b. Petugas Askes memeriksa kesesuaian resep dengan rekam medik pasien dan memeriksa kelengkapan resep tanda tangan dokter dan kepala ruangan. c. Obat yang diresepkan harus sesuai dengan DPHO dan jumlah maksimum 3 hari pemakaian untuk obat oral dan satu hari pemakaian untuk obat injeksi. Untuk obat-obat tertentu harus disertai protokol terapi dan hasil laboratorium. d. Lalu resep diberikan kepada Apoteker supervisi untuk diperiksa rasionalitas penggunaan obatnya. e. Resep dinomori dan dicatat lalu disiapkan obat-obat sesuai dengan resep. f. Dibuat Catatan Pemberian Obat CPO sesuai dengan obat yang diresepkan. Form Catatan Pemberian Obat dapat dilihat pada Lampiran 17. g. Kemudian obat diantar ke ruangan oleh petugas dan diperiksa oleh perawat. h. CPO ditandatangani oleh pasienkeluarga pasien Prosedur pelayanan farmasi untuk pasien PJKMU sama halnya dengan pasien Askes. Tetapi ada beberapa persyaratan yang harus dilengkapi yaitu: 1. Fotokopi KTP 2. Fotokopi kartu keluarga 3. Surat dari lurah 4. Surat dari dinas kesehatan 5. Surat rujukan dari Puskesmas Jaminan kesehatan masyarakat Jamkesmas adalah program pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu, diselenggarakan secara nasional dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi Universitas Sumatera Utara masyarakat miskin. Peserta Jamkesmas adalah semua anggota keluarga yang termasuk dalam kartu keluarga yang dinyatakan miskin oleh lurah setempat. Medan Sehat adalah program pemerintah daerah kota Medan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi warga kota Medan yang tidak mempunyai jaminan kesehatan apapun seperti Jamkesmas atau Askes. Prosedur pelayanan farmasi rawat inap untuk pasien JamkesmasMedan Sehat: a. Perawat membawa resep rangkap dua, status pasien,kartu obat, fotokopi kartu JamkesmasMedan Sehat,surat jaminan perawatan dan protokol terapi jika di perlukan ke bagian Pelayanan Farmasi Rawat Inap Jamkesmas. b. Obat yang diresepkan harus sesuai dengan Formularium Jamkesmas, jumlah maksimum peresepan adalah tiga hari pemakaian untuk obat oral dan satu hari pemakaian untuk obat injeksi. Untuk obat-obat tertentu harus disertai protokol terapi dan hasil laboratorium Lampiran 18 c. Resep diberikan kepada Apoteker supervisi untuk diperiksa kelengkapan persyaratan dan rasionalitas penggunaan obatnya. d. Resep dinomori dan dicatat lalu disiapkan obat-obat sesuai dengan resep. e. Dibuat Catatan Pemberian Obat CPO sesuai dengan obat yang diresepkan. Form Catatan Pemberian Obat dapat dilihat pada Lampiran 17. f. Obat yang telah disiapkan, diserahkan ke perawat, perawat dan pasienkeluarga menandatangani CPO. Prosedur penagihan biaya pasien JamkesmasMedan Sehat dilakukan dengan cara: a. Semua resep direkap per hari sesuai dengan urutan tanggal resep b. Semua data dalam resep tersebut diketik kembali dan dicetak Universitas Sumatera Utara c. Data akan diperiksa ulang oleh apoteker dan diparaf, kemudian ditandatangani kepala instalasi farmasi d. Lampiran resep yang berwarna merah jambu serta data rekapan yang telah diprint diberikan kepada bagian verifikasi resep setiap sebulan sekali dimana data pasien Jamkesmas diverifikasi oleh Tim Verifikasi Independent sedangkan untuk Medan SehatPemprovsu disebut Verifikasi Internal rumah sakit. e. Hasil dari verifikasi diserahkan ke Instalasi Farmasi dan bagian keuangan rumah sakit f. Bagian keuangan rumah sakit mengajukan klaim ke Menkes untuk pasien Jamkesmas, Dinas Kesehatan Kota untuk Medan Sehat dan Gubernur untuk Pemprovsu g. Farmasi akan menagih ke bagian keuangan rumah sakit, dana pembayaran klaim diserahkan ke bendahara tim swakelola Instalasi Farmasi.

3.4.3.3 Pelayanan Farmasi untuk Pasien Rawat Jalan JamkesmasMedan

Sehat Pelayanan farmasi ini khusus melayani pasien rawat jalan JamkesmasMedan Sehat yang berobat di berbagai klinik di rumah sakit. Prosedur pelayanan farmasi pasien rawat jalan JamkesmasMedan Sehat: a. Pasien menyerahkan Resep rangkap dua, kartu JamkesmasMedan Sehat, protokol terapi jika diperlukan dan hasil laboratorium untuk obat-obat khusus. b. Petugas farmasi menyesuaikan nomor peserta JamkesmasMedan Sehat dengan kartu kendali obat pasien Lampiran 19. Universitas Sumatera Utara c. Petugas farmasi memberi nomor antrian lalu mengembalikan kartu JamkesmasMedan Sehat kepada pasien. d. Petugas memberi nomor resep, menulis nama pasien, asal klinik, dan nomor kartu kendali di pembukuan. e. Apoteker memeriksa apakah obat yang diresepkan dokter sudah sesuai dengan formularium Jamkesmas, kemudian resep ditandatangani oleh Apoteker. f. Petugas farmasi menyiapkan obatnya, memberi etiket dan menulis obat yang diresepkan oleh dokter tersebut di kartu kendali obat, lalu memeriksa ulang kebenaran obat tersebut. g. Obat diserahkan ke bagian penerimaan resep dan dilakukan pemeriksaan ulang, kemudian obat diserahkan kepada pasien dengan memanggil sesuai nomor antrian. h. Pasien memberikan nomor antrian kepada petugas farmasi. i. Petugas farmasi menyerahkan obat serta memberi informasi cara pemakaiannya, lalu pasien menandatangani lembar resep. Obat-obat yang diberikan biasanya untuk pengobatan selama tiga hari, sedangkan untuk penyakit kronis diberikan selama lima belas hari. Penagihan biaya dilakukan satu bulan sekali setelah semua berkas dan data-data terkumpul dan telah diperiksa oleh apoteker dan disetujui oleh Kepala Instalasi Farmasi. Kemudian bagian keuangan rumah sakit akan mengklaim ke Menteri Kesehatan untuk peserta Jamkesmas dan Pemerintah Kota Medan untuk Medan Sehat. Jika klaim sudah dibayar ke Rumah Sakit, Instalasi Farmasi akan menagih ke bagian Universitas Sumatera Utara keuangan rumah sakit, dana yang berasal dari pembayaran klaim diserahkan ke bendahara Tim Swakelola Instalasi farmasi.

3.4.3.4 Pelayanan Farmasi Instalasi Gawat Darurat IGD

Pelayanan farmasi di IGD dipimpin oleh seorang apoteker. Pelayanan farmasi di IGD buka 24 jam dilaksanakan oleh petugas yang dibagi atas 3 shift yaitu pagi, siang dan malam hari. Pada setiap pergantian shift dilakukan serah terima barang dan uang. Pengadaan barang dari unit gudang dengan menggunakan formulir B2 Daftar Permintaan dan Pengeluaran Farmasi. Tugas dan fungsi dari pelayanan farmasi di IGD: a. Melayani perbekalan farmasi untuk pasien yang masuk dari IGD, baik pada jam kerja maupun diluar jam kerja dan hari libur. Melayani pasien umum, pasien Askes, pasien Jamkesmas, pasien Medan Sehat, pasien PJKMU, pasien kredit dan pasien yang tidak diketahui identitasnya Mr.Ms. X. b. Melayani perbekalan farmasi untuk pasien yang memerlukan tindakan bedah di KBE Kamar Bedah Emergensi, yaitu tindakan bedah yang tidak terjadwal. c. Pasien yang membutuhkan Observasi ODC One Day Care Fungsi ODC One Day Care yaitu sebagai tempat observasi pasien yang memerlukan penanganan khusus seperti pasien jantung dan hipertensi. Pemantauan keadaan pasien di ODC ini dilakukan selama 12 jam, jika pasien belum diperbolehkan pulang setelah lebih dari 12 jam, maka pasien dimasukkan ke ruang rawat inap. Prosedur pelayanan farmasi di IGD: a. Pasien Umum Universitas Sumatera Utara a Dokter menulis perbekalan farmasi yang diperlukan oleh pasien di kartu obat Lampiran 20 dan di resep sementara Lampiran 21 b Perawat IGD membawa kartu obat dan resep tersebut ke pelayanan c Petugas pelayanan farmasi IGD memberikan perbekalan farmasi yang diminta dan menginput data ke komputer pada pelayanan obat pasien umum. d Pembayaran langsung dipungut oleh juru pungut IGD untuk pasien PBJ Pulang Berobat Jalan. Sedangkan untuk pasien rawat inap dipungut oleh juru pungut ruangan. Selanjutnya juru pungut instalasi farmasi akan menghitung dan mengklaim jumlah biaya perbekalan farmasi yang dipakai ke keuangan RSUD Dr. Pirngadi. e Pada resep bebas petugas farmasi IGD memberi harga dan menginformasikan pada keluarga pasien. Bila keluarga pesien setuju maka petugas IGD menyiapkan perbekalan farmasi dan menginput ke komputer pada penjualan langsung dan mencetak kuitansi. Kuitansi asli diberikan pada keluarga pasien bersamaan dengan penyerahan perbekalan farmasi setelah pembayaran. b. Pasien Askes Persyaratan yang harus dipenuhi oleh pasien Askes yaitu pasien harus membawa kartu Askes. Perbekalan farmasi yang diberikan untuk pasien Askes harus sesuai dengan DPHO Daftar Plafon Harga Obat. Universitas Sumatera Utara Prosedur pelayanan pasien Askes: a Dokter menulis perbekalan farmasi yang dibutuhkan pada resep sementara yang dibawa oleh perawatkeluarga pasien ke pelayanan farmasi IGD. b Obat yang diresepkan harus sesuai DPHO. Jika diluar DPHO, maka petugas farmasi IGD mengkonfirmasikan ke dokter untuk mengganti obat sesuai dengan DPHO. c Petugas farmasi memberikan perbekalan farmasi tersebut kepada perawatkeluarga pasien. d Jika pasien tidak membawa kartu Askes, maka pasien dianggap pasien Calon Askes dan resep diinput di komputer pada pelayanan obat pasien umum. Apabila dikemudian harinya pasien telah menyerahkan fotokopi kartu Askes, maka petugas IGD merubah status pasien ke komputer menjadi pelayanan obat pasien Askes. Penyerahan dilakukan paling lambat 3 hari kerja. e Penagihan biaya obat dilakukan oleh bagian keuangan Instalasi Farmasi dengan mengarsipkan kuitansi dan kopi resep, untuk diberikan kepada Wakil Direktur Administrasi Umum dan Keuangan. Setelah disetujui kemudian oleh bendahara Tim Swakelola farmasi dilakukan pengklaiman ke perusahaan yang bersangkutan PT. Askes. c. Pasien JamkesmasMedan Sehat Persyaratan yang harus dipenuhi oleh pasien JamkesmasMedan Sehat yaitu membawa kartu JamkesmasMedan Sehat. Perbekalan farmasi yang diberikan harus sesuai dengan formularium Jamkesmas. Prosedur pelayanan pasien JamkesmasMedan Sehat: Universitas Sumatera Utara a Dokter menulis perbekalan farmasi yang dibutuhkan pada resep sementara yang dibawa oleh perawatkeluarga pasien ke pelayanan farmasi IGD. b Obat yang diresepkan harus sesuai formularium Jamkesmas. Jika diluar Formularium Jamkesmas, maka petugas farmasi IGD mengkonfirmasikan ke dokter untuk mengganti obat yang sesuai dengan Formularium Jamkesmas. c Petugas farmasi memberikan perbekalan farmasi tersebut kepada perawatkeluarga pasien. d Jika pasien tidak membawa kartu JamkesmasMedan Sehat , maka pasien dianggap pasien Umum dan resep diinput di komputer pada pelayanan obat pasien Umum. Apabila pasien telah menyerahkan kelengkapan jaminan kesehatan paling lambat 3 hari kerja, maka petugas farmasi IGD merubah status pasien di komputer menjadi pelayanan obat sesuai dengan jaminan kesehatan pasien tersebut. d. Pasien Mr.Ms. X Untuk pasien Mr.Mrs. X perbekalan farmasi yang diberikan sama seperti pada pasien Jamkesmas. Biaya perbekalan farmasi dimasukkan ke komputer pada pelayanan obat pasien umum dan akan ditagih ke bagian keuangan rumah sakit setelah pasien meninggalkan rumah sakit. Jika pasien tidak mampu membayar, maka petugas farmasi IGD melaporkan ke bagian pelayanan medis agar membuat surat keterangan miskin yang ditandatangani oleh direktur rumah sakit, sehingga pasien tersebut tidak perlu membayar biaya pengobatan dan perbekalan farmasi yang digunakan. Penagihan biaya dilakukan ke bagian keuangan rumah sakit. Universitas Sumatera Utara e. Pasien Kamar Bedah Emergancy KBE a Petugas KBE akan mencatat semua kebutuhan operasi ke dalam formulir pemakaian obat-obatan dan alat kesehatan untuk pasien operasi. b Obat dan alat kesehatan disiapkan, petugas farmasi IGD menganalisa dan melayani kebutuhan operasi sesuai dengan jenis operasi. Petugas KBE menulis kebutuhan perbekalan farmasi selama operasi berlangsung dan setelah operasi selesai maka petugas farmasi akan menginput total pengeluaran farmasi ke komputer pada pelayanan obat pasien berdasarkan status pasien tersebut. c Untuk obat golongan narkotika, petugas farmasi IGD mencatat ke formulir pemakaian narkotika yang dilengkapi nama dokter, nama pasien dan ditandatangani oleh dokter yang bersangkutan untuk keperluan pelaporan narkotika setiap bulannya. Pembuatan laporan seluruh narkotika yang digunakan di rumah sakit dilakukan oleh bagian administrasi instalasi farmasi rumah sakit RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan.

3.4.3.5 Pelayanan Farmasi Instalasi Bedah Sentral IBS

Pelayanan farmasi Instalasi Bedah Sentral IBS memenuhi kebutuhan perbekalan farmasi untuk operasi yang terencana. Untuk pasien umum, pembiayaan obat dan alat kesehatan yang digunakan dalam operasi di tanggung sendiri oleh pasien. Untuk pasien AskesPJKMU, biaya penggunaan obat-obat operasi ditanggung oleh PT. Askes dan obat yang digunakan harus sesuai DPHO. Sedangkan untuk pasien JamkesmasMedan Sehat, biaya penggunaan obat-obat ditanggung oleh pemerintah dan obat yang digunakan harus sesuai formularium Universitas Sumatera Utara Jamkesmas. Bagi pasien Askes, Jamkesmas, Medan Sehat dan PJKMU harus memenuhi persyaratan terlebih dahulu, yaitu: a. Kartu AskesJamkesmasMedan SehatPJKMU b. Surat Jaminan Perawatan SJP c. Protokol terapi yang dapat dilihat pada Lampiran 22 untuk penggunaan alat- alat yang mahalnarkotikobat yang melebihi batas ketentuan DPHO d. Resep Prosedur pelayanan farmasi IBSInstalasi Bedah Sentral: a Satu hari sebelum operasi dilaksanakan kepala IBS, membuat jadwal operasi b Jadwal disampaikan ke CSSD, anestesi, ruangan dan farmasi IBS paling lambat jam 11.00 c Pada format operasi, kebutuhan farmasi untuk bagian bedah diminta pada saat operasi, sedangkan kebutuhan obat-obat anestesi, diminta obatnya satu hari sebelum tindakan operasi dilakukan. d Petugas farmasi IBS mengambil obat-obatan dan alat kesehatan yang habis pakai dari farmasi IBS. e Selesai operasi, alat kesehatan habis pakai dan obat-obatan yang berlebih dikembalikan ke satelit farmasi IBS dan dilakukan serah terima. Prosedur pelayanan IBS untuk pasien sebagai berikut: A. Pasien Askes. Jamkesmas, PJKMU, Medan Sehat: 1. Perawat di ruangan membawa pasien ke kamar bedah 2. Perawat menulis permintaan perbekalan farmasi di form pemakaian obat- obatan dan alat kesehatan untuk pasien operasi Lampiran 23 Universitas Sumatera Utara 3. Petugas farmasi menyerahkan perbekalan farmasi sesuai dengan permintaan yang ada di format tersebut. 4. Form pemakaian obat-obat dan alat kesehatan untuk pasien operasi ditandatangani oleh perawat yang memesan dan petugas farmasi yang menyerahkan. 5. Setelah selesai operasi, perbekalan farmasi yang tidak digunakan dikembalikan oleh perawat ke pelayanan Farmasi IBS, jumlah obat yang dipakai ditulis pada Form. 6. Dokter bedah dan dokter anestesi menandatangani form tersebut. 7. Petugas farmasi menuliskan perbekalan farmasi yang digunakan sesuai dengan DPHOFormularium Jamkesmas ke resep sementara Lampiran 24, kemudian menempelkannya di status pasien untuk dibuatkan resep AskesJamkesmas. 8. Perawat di ruangan memindahkan resep sementara tersebut ke resep asli dan melampirkan persyaratan-persyaratan yang diperlukan seperti yang telah disebutkan di atas. 9. Keluarga pasien membawa resep asli tersebut beserta kelengkapannya ke pelayanan farmasi IBS dan petugas farmasi menginput perbekalan farmasi ke komputer. 10. Petugas farmasi menyerahkan resep tersebut ke administrasi pelayanan AskesJamkesmasMedan Sehat rawat inap untuk diklaim. Untuk perbekalan farmasi yang masuk paket operasi seperti benang, ETT, elektroda dan Prostigmin dibuat harganya di form pemakaian obat-obatan dan alat Universitas Sumatera Utara kesehatan untuk pasien operasi, lalu form tersebut diserahkan ke bagian administrasi instalasi farmasi untuk diklaim ke bagian keuangan rumah sakit. B. Pasien Umum 1. Perawat di ruangan membawa pasien ke kamar bedah 2. Petugas farmasi meminta keluarga pasien untuk membayar sejumlah tertentu uang ke Bank Bukopin sebagai panjar biaya perbekalan farmasi 3. Perawat menulis permintaan perbekalan farmasi di form pemakaian obat- obatan dan alat kesehatan untuk pasien operasi Lampiran 23 4. Petugas farmasi menginput data obat ke sistem SIRS sesuai dengan nama dan nomor MR pasien. Kemudian menyerahkan perbekalan farmasi sesuai dengan permintaan yang ada di form tersebut. 5. Perawat yang menerima perbekalan farmasi menandatangani form pemakaian obat-obat dan alat kesehatan habis pakai untuk pasien operasi dan juga petugas farmasi yang menyerahkan. 6. Setelah selesai operasi, perbekalan farmasi yang tidak digunakan dikembalikan oleh perawat ke apotek. 7. Dokter bedah dan dokter anestesi menandatangani form tersebut. 8. Semua biaya perbekalan diiput ke komputer dan ditagih ke bendahara rumah sakit oleh petugas keuangan farmasi. Perbekalan farmasi yang terdapat di pelayanan farmasi IBS adalah sediaan injeksi terutama obat anestesi dan alat kesehatan habis pakai. Obat dan alat kesehatan habis pakai di pelayanan farmasi IBS ini berasal dari gudang instalasi farmasi. Universitas Sumatera Utara Pemakaian obat golongan narkotika di kamar bedah dicatat dalam formulir Pemakaian Obat Golongan Narkotika dan ditandatangani oleh dokter yang bersangkutan. Formulir ini merupakan pertinggal di sub instalasi distribusi. Ini akan memudahkan untuk mengetahui data pemakaian obat narkotik sebagai bahan membuat Laporan Penggunaan obat-obat golongan narkotik. Pemasukan dan pengeluaran barang dicatat dalam Buku Pemasukan dan Pengeluaran, lalu dimasukkan ke kartu stok dan di cross check dengan sub instalasi administrasi setiap bulan. Setiap akhir bulan petugas Instalasi Farmasi melakukan stock opname.

3.4.3.6 Distribusi Ruangan

Distribusi ruangan melayani permintaan dari poliklinik rawat jalan dan ruang inap. Perbekalan farmasi yang didistribusikan ke poliklinik dan ruang inap adalah perbekalan farmasi yang termasuk ke dalam unit cost. Obat dan alat kesehatan habis pakai yang didistribusikan dari distribusi ruangan ke poliklinik dan ruangan inap merupakan kebutuhan rutin seperti kapas, alkohol, plester, dan sebagainya. Perbekalan farmasi didistribusikan ke poliklinik dan ruang rawat inap berdasarkan permintaan pemakaian dengan menggunakan Formulir B2Daftar Permintaan dan Penggunaan Farmasi Lampiran 25. Permintaan ini dilakukan seminggu sekali yaitu pada hari Senin. Pengadaan perbekalan farmasi berasal dari gudang instalasi farmasi yang biasanya diamprah pada hari Jumat dengan menggunakan Formulir B2 Daftar Permintaan dan Pengeluaran Farmasi. Universitas Sumatera Utara Pemasukan perbekalan faramasi dari gudang dan pengeluaran ke ruanganpoliklinik didokumentasikan dalam buku pemasukan dan pengeluaran, kemudian dipindahkan ke kartu stok.

3.4.4 Sub Instalasi Farmasi Klinis

Instalasi farmasi RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan memiliki sub instalasi farmasi klinis, dipimpin oleh seorang apoteker, disebut dengan koordinator farmasi klinik yang membawahi beberapa bidang, diantaranya Pelayanan Informasi Obat PIO dan pengembangan serta konsultasi obat.

3.4.4.1 Pelayanan Informasi Obat PIO

Pemberian informasi obat dilakukan terhadap pasien yang mengambil obat di unit pelayanan farmasi rawat jalan. Dengan adanya informasi, diharapkan pasien mengerti tentang cara penggunaan obat, mewaspadai efek samping obat yang mungkin timbul selama penggunaan obat, mengetahui manfaat pengobatan sehingga dapat meningkatkan kepatuhan pasien dan tujuan pengobatan yang optimal dapat tercapai. Form PIO dapat dilihat pada Lampiran 26.

3.4.4.2 Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit PKMRS

Instalasi farmasi rumah sakit juga melakukan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit yang pelaksanaanya dilakukan oleh apoteker. Penyuluhan diberikan kepada pasien yang menderita penyakit kronis seperti tuberkulosis, hipertensi, dan diabetes melitus di ruang tunggu pelayanan farmasi rawat jalan JamkesmasMedan Sehat. Adapun penyuluhan yang diberikan meliputi: a. Pola hidup yang seharusnya dilaksanakan oleh pasien untuk menunjang pengobatan yang sedang dijalaninya. Universitas Sumatera Utara b. Memberikan informasi akan pentingnya kepatuhan dalam mengkonsumsi obat. c. Memberikan informasi tentang cara penggunaan obat. Data pelaksanaan PKMRS dapat dilihat pada lampiran 27 dan Lampiran 28. Untuk pasien hipertansi dilakukan pelayanan konseling seperti pada Lampiran 29.

3.4.4.3 Pencampuran Obat Sitotoksik

Pelayanan farmasi di ruang sitotoksik dipimpin oleh apoteker sebagai penanggung jawab. Sebelumnya pencampuranpengoplosan obat suntik dilaksanakan oleh perawat di ruang perawatan. Sekarang Instalasi Farmasi sudah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sesuai Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit bahwa pencampuranpengoplosan obat sitotoksik harus dilaksanakan oleh apoteker dan atau asisten apoteker di ruang steril, sehingga diperoleh hasil akhir yang terjamin sterilitasnya. Prosedur penyiapan obat sitotoksik yaitu: a. Dokter menulis resep, resep dikirim kebagian farmasi. Apoteker akan memeriksa data pasien. Nama obat, dosis dan larutan infus yang digunakan. Bila tidak lengkap, dihubungi perawat ruangandikembalikan lagi ke ruang rawat. b. Asisten apoteker setiap hari memeriksa jadwal untuk pasien rutin yang telah diketahui jadwal kemoterapinya dan menyesuaikan dengan resep yang masuk. c. Apoteker kenudian memeriksa dosis yang akan diberikan apakah sudah masuk range dosis, dengan melakukan perhitungan berdasarkan luas permukaan tubuh. Bila dosis tidak sesuai dikonfirmasikan kembali kepada dokter yang bertanggung jawab. Universitas Sumatera Utara d. Bila semua data telah lengkap dan benar, asisten apoteker akan melakukan: a perhitungan volume pelarut yang diperlukan dan volume akhir campuran konsentrasi akhir sesuai dosis. b pembuatan label obat yang terdiri dari: Nama pasien, nomor MR, nama obat, dosis, jumlah pelarut, tanggal dan jam pembuatan, tanggal kadaluwarsa, kondisi penyimpanan. c setelah semua lengkap akan di paraf apoteker. Prosedur pencampuran obat sitostatika: a. Petugas pencampuran membawa obat-obat kemoterapi ke ruang pencampuran. b. Sebelum memasuki ruangan steril, matikan lampu UV, nyalakan AC dan lampu penerang ruangan. c. Lepaskan perhiasan, jam tangan serta barang lain yang melekat pada tangan, kemudian cuci tangan dengan sabun antiseptik sampai bersih. d. Gunakan APD Alat Pelindung Diri dengan benar. e. Bersihkan area kerja dengan alkohol 70, kemudian nyalakan Laminair Air Flow LAF sesuai dengan protap yang telah ditentukan. f. Lakukan pencampuran obat sesuai dengan format pencampuran obat kemoterapi. g. Setelah pencampuran obat dilakukan, matikan Laminair Air Flow, kemudian bersihkan kembali area kerja dengan Alkohol 70. h. Tuliskan jam selesainya obat tersebut dicampurkan pada etiket. i. Lepaskan Alat Pelindung Diri, antar obat yang sudah dicampur ke ruangan pasien dan lakukan serah terima dengan perawat. Universitas Sumatera Utara Pelayanan perbekalan farmasi untuk pasien sitotoksik hanya dilakukan untuk pasien umum, Askes dan Jamkesmas. Sebagai peserta PKP kami diberi kesempatan untuk melakukan pencampuran obat sitostatika. Data dapat dilihat pada lampiran 29.

3.4.4.4 Wawancara dan Konseling Kemoterapi Sitotoksik

Sub instalasi farmasi klinis juga melakukan wawancara dan konseling terhadap pasien yang mendapat kemoterapi. Kegiatan ini dilakukan agar pasien dapat menyampaikan hal-hal yang dirasakan selama pengobatan kepada apoteker, dan pasien mendapatkan penjelasan tentang terapi yang dijalaninya. Form pelayanan kefarmasian kemoterapi sitotoksik dapat dilihat pada Lampiran 29.

3.5 Instalasi Central Sterile Supply Department CSSD

Instalasi CSSD adalah pusat sterilisasi rumah sakit. Sejak tahun 2005 pengelolaan CSSD dipisah dari instalasi farmasi. Instalasi CSSD dipimpin oleh seorang Apoteker sebagai Kepala Instalasi yang bertanggung jawab langsung kepada direktur RSUD Dr. Pirngadi Medan. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Instalasi CSSD dibantu oleh tenaga lain seperti asisten apoteker, perawat, administrasi dan teknisi. Sistem pelayanan yang dilakukan dibagi atas: a. Sistem titipan Menerima alat kesehatan yang belum steril dari ruangan untuk disterilkan di CSSD, kemudian menyerahkannya kembali dalam keadaan steril kepada ruangan yang bersangkutan. Ruangan yang dilayani adalah klinik atau ruang perawatan yang membutuhkan. Universitas Sumatera Utara b. Sistem distribusi CSSD memproses kebutuhan alat atau perlengkapan bedah dimulai dari pencucian, pengeringan, pengepakan, sterilisasi, penyimpanan dan pendistribusian. Melayani kebutuhan alat dan perlengkapan bedah steril untuk IBS, KBE, kamar bedah THT, kamar bedah mata dan kamar bedah kulit. Kegiatan sterilisasi yang dilakukan di CSSD dilakukan dengan beberapa tahapan berikut: 1. Alat kotor yang telah dipakai dikamar bedah disortir dan dicek kelengkapannya kemudian dicuci dengan larutan Aniosyme dan disikat dengan air mengalir untuk membuang darah yang melekat pada alat. 2. Rendam dengan larutan Aniosyme selama 30 menit dengan menggunakan alat ultrasonik. 3. Kemudian dibilas di alat ultrasonik dengan air panas 4. Keringkan di alat ultrasonik 5. Alat dikeluarkan dan disusun sesuai tindakan operasi 6. Beri tanda indikator paper 7. Sterilkan pada suhu 132 o C, selama 14 menit 8. Distribusikan ke bagian yang membutuhkan 9. Selama proses sterilisasi dilakukan uji kualitas sterilitas. Universitas Sumatera Utara BAB IV PEMBAHASAN Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Kota Medan adalah Rumah Sakit milik pemerintah Kota Medan. Rumah Sakit ini merupakan Rumah Sakit Pendidikan dengan tipe B. Pimpinan Rumah Sakit adalah seorang dokter yang dalam pelaksanaan tugasnya dibantu oleh tiga wakil direktur yaitu: Wakil Direktur Bidang Administrasi Umum, Wakil Direktur Bidang Pelayanan Medis dan Keperawatan, serta Wakil Direktur Bidang Sumber Daya Manusia dan Pendidikan. Instalasi Farmasi Rumah sakit IFRS memiliki 4 sub instalasi yaitu administrasi, farmasi klinis, perlengkapan, dan distribusi. Dimana setiap bagian tersebut mempunyai tugas dan fungsi yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Pengelolaan perbekalan farmasi di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Pirngadi Medan menggunakan sistem dana bergulir Revolving Fund System. Instalasi Farmasi di rumah sakit ini belum menerapkan sistem satu pintu. Masih ada apotek lain yang berada di lingkungan rumah sakit yang melayani kebutuhan pasien. Apotek tersebut adalah apotek Husada Farma yang melayani pasien Askes rawat jalan dan Apotek Kimia Farma yang sudah dibawah koordinasi dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Sebagai standar penulisan resep oleh dokter, RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan memiliki Formularium Rumah Sakit yang disusun oleh Komite Farmasi dan Terapi dibawah komite medis yang terdiri dari dokter, Staf Medis Fungsional SMF serta apoteker dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit. Formularium ini Universitas Sumatera Utara direvisi setiap 3 tahun sekali dengan mempertimbangkan perkembangan pola penyakit di masyarakat serta kemajuan dibidang obat-obatan dan kedokteran. Formularium yang digunakan saat ini adalah formularium rumah sakit tahun 2010. Perbekalan farmasi yang tidak dapat ditentukan jumlah satuan kebutuhan per orangnya seperti penggunaan plester, kapas dan alatbahan habis pakai, pembayaran biayanya dibuat dalam sistem unit cost. Unit Cost dikenakan kepada pasien rawat inap, rawat jalan, tindakan medis, operasi dan lain-lain. Besarnya biaya unit cost ditentukan untuk tiap tindakan berbeda dan ditetapkan dalam suatu surat keputusan. Setiap bulan dilakukan perhitungan penerimaan dan biaya yang dikeluarkan untuk unit cost. Apabila dari hasil perhitungan instalasi farmasi memperoleh keuntungan, maka melalui biaya unit cost akan dipertahankan untuk periode selanjutnya. Apabila mengalami kerugian maka akan dilakukan evaluasi dan revisi pada bagian yang mengalami kerugian. Revisi biaya unit cost perbekalan farmasi dilakukan untuk mengantisipasi kerugian, misalnya karena kenaikan harga perbekalan farmasi atau adanya pemakaian yang berlebihan. Perbekalan farmasi di RSUD Dr. Pirngadi Medan sudah didistribusikan dengan baik. Untuk pasien rawat jalan Jamkesmas, Medan Sehat dan PJKMU dilakukan dengan kartu kendali yang disimpan di unit pelayanan farmasi tersebut. Kartu ini akan memudahkan petugas untuk memonitor penggunaan obat terutama untuk pasien penyakit kronis yang membutuhkan pengobatan dalam jangka waktu yang lama. Misalnya pasien TBC dan penyakit degeneratif. Pasien rawat jalan umum obat diberikan menggunaan individual prescription dimana obat sesuai dengan jumlah yang tertera dalam resep yang diberikan dokter. Universitas Sumatera Utara Pasien rawat inap Askes, Jamkesmas, Medan Sehat dan PJKMU pendistribusian perbekalan kesehatan dilakukan dengan sistem One Day Dose Dispensing ODDD dan dikendalikan dengan menggunakan CPO Catatan Pemberian Obat dan Kartu Obat. Pasien umum belum menggunakan sistem ODDD. Sistem Floor Stock di lemari emergency di ruangan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasien akan obat sesegera mungkin. Pembagian tempat pelayanan farmasi dimaksudkan untuk memudahkanmendekatkan pelayanan kepada pasien. Pelayanan farmasi untuk pasien Askes, Jamkesmas, Medan Sehat dan PJKMU rawat inap terletak di lantai 3. Untuk pasien Askes rawat inap yang berada dilantai 5 sampai 8 perbekalan farmasinya dilayani oleh unit pelayanan farmasi yang terletak di lantai 5. Untuk pasien Jamkesmas, Medan Sehat dan PJKMU rawat jalan dilayani oleh unit pelayanan farmasi rawat jalan Jamkesmas, Medan Sehat dan PJKMU. Untuk pasien umum rawat jalanrawat inap umum unit pelayanan farmasi berada di lantai 1 berdekatan dengan poliklinik. Instalasi pelayanan farmasi unit IBS Instalasi Bedah Sentral yang terletak di lantai 4 disamping IBS untuk melayani pasien- pasien bedah terencana. Untuk pasien yang masuk ke ruang gawat darurat dan atau memerlukan bedah emergensi dilayani unit pelayanan farmasi IGD. Pengelolaan administrasi di Instalasi Farmasi sudah baik karena semua sistem sudah melibatkan komputerisasi yang terhubung ke setiap bagian sehingga lebih memudahkan petugas dalam hal proses penagihan dan pembayaran langsung pasien, pemeriksaan perbekalan farmasi dan lain-lain. Instalasi CSSD Central Steril Supply Department adalah pusat sterilisasi dan penyediaan alat-alat steril untuk keperluan rumah sakit. Pengelolaan instalasi Universitas Sumatera Utara ini dilakukan terpisah dari Instalasi Farmasi. Selain menyediakan kebutuhan alat- alat steril, CSSD juga berperan dalam proses sterilisasi ruangan, misalnya ruang bedah serta penyediaan desinfektan. Pelaksanaan farmasi klinis di RSUD Dr. Pirngadi Medan meliputi pemberian informasi obat, baik kepada pasien maupun tenaga kesehatan lainnya. Selain itu juga dilakukan konseling bagi penderita, pengkajian kerasionalan pemberian obat dan penggunaan obat, penanganan obat sitostatika serta analisa efektifitas biaya. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit PKMRS yang merupakan bagian dari Pelayanan Informasi Obat PIO juga telah dilaksanakan. Sedangkan pelaksanaan farmasi klinis lain seperti, pencampuran obat suntik secara aseptis, penentuan kadar obat dalam darah, penyiapan total parenteral nutrition TPN masih belum telaksana karena keterbatasan sumber daya manusia dan peralatan. Universitas Sumatera Utara BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan