PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN PENERAPAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASONAL DAN PENGARUHNYA TERHADAP USAHAN EKSTRA KARYAWAN PADA INDUSTRI MANUFAKTUR SURAKARTA

11

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dunia usaha yang sedang berkembang dengan pesat dan marak diera
globalisasi ini sangat membutuhkan dukungan kebijakan dan gagasan–gagasan dari
seorang pemimpin (manajer) yang mumpuni. Hal ini dimaksudkan untuk menghadapi
persaingan yang semakin tajam dalam percaturan bisnis, baik di tingkat nasional
maupun internasional.
Pada era globalisasi dan pasar bebas ini hanya perusahan yang mampu
melakukan perbaikan terus menerus (continuous improvement) dalam pembentukan
keunggulan kompetitif yang mampu untuk berkembang, sedangkan perusahan atau
organisasi yang merasa puas dengan kondisis yang ada dan mempertahankan status
quo akan tenggelam daan selanjutnya tinggal menunggu saat-saat kematiannya.
Organisasi sekarang

harus dilandasi oleh keluwesan, team kerja yang baik,

kepercayaan, dan peyebaran informasi yang memadai. Dalam hal ini kepemimpinan

menduduki peranan yang strategis dalam upaya memandu usaha kearah perbaikan
yang terus menerus kearah depan. Kepemimpinan sebagai penentu arah dan tujuan
organisasi harus mampu mensikapi perkembangan zaman. Pemimpin yang tidak
dapat mengantisipasi dunia yang selalu berubah ini,

besar kemungkinan

organisasinya akan mengalami situasi stagnasi dan pada akhirnya mengalami
keruntuhan.
Kesuksesan seorang pemimpin sangat banyak dipengaruhi oleh model
kepemimpinannya, yang mencakup kemampuan memimpin dan interaksi sesama

12

pemimpin, bawahan-atasan, organisasi, serta lingkungan. Pengalaman pada diri
seseorang sangat mempengaruhi cara pengambilan keputusan dan kinerja dari
organisasi

yang


dipimpin.

Setiap

pemimpin

akan

memperlihatkan

model

kepemimpinan kedalam situasi tertentu melalui ucapan, sikap dan tingkah laku yang
dirasakan diri sendiri maupun oleh orang lain sehingga menimbulkan motivasi atau
dorongan bagi mereka untuk berbuat atau berperilaku sesuai dengan apa yang
dikehendaki organisasi. Kondisi demikianlah yang menjadikan sebab keterkaitan
antara kepemimpinan dengan kinerja bawahan. Keberhasilan seorang pemimpin
dalam menggerakan orang lain atau pengikutnya dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sangat tergantung kepada kewibawaan, dan juga pemimpin itu dalam
menciptakan motivasi di dalam diri setiap bawahan, kolega, maupun atasan

pemimpin itu sendiri.
Teori kepemimpinan telahpun banyak diteliti dan dikaji, terutama dari aspek
keefektivan kepemimpinan. Keefektivan dalam arti bagaimana model kepemimpinan
tersebut mampu mempengaruhi kinerja bawahannya baik dari segi motivasi kerja,
kepusaan, produktivitas dan usaha lebih dari seorang bawahan. Berbagai penelitian
tersebut melahirkan berbagai teori antara lain kepemimpinan antara lain salah satunya
kepemimpinan transformasional.
Teori kepemimpinan transformasional merupakan pendekatan terakhir yang
hangat dibicarakan selama dua dekade terakhir ini. Konsep awal tentang
kepemimpinan transformasional telah diformulasi oleh Burns (1978) dari penelitian
deskriptif mengenai

pemimpin-pemimpin organisasi politik. Namun dalam

perkembangannya model ini bisa diterapkan dalam konteks organisasional profit

13

motive. Burns (1978) menjelaskan kepemimpinan transformasional sebagai proses
yang padanya “para pemimpin dan pengikut saling menaikan diri ketingkat moralitas

dan motivasi yang lebih tinggi”. Para pemimpin tersebut mencoba meimbulkan
kesadran dari para pengikut dengan menyerukan cita-cita yang lebih tinggi dan nilainilai moal seperti kemerdekaan, keadilan, dan kemanusiaan bukan berdasarkan atas
emosi, seperti keserakahan, kecemburuan, atau kebencian.
Kepemimpinan tranformasional menunjuk kepada proses membangun
komitmen terhadap sasaran organisasi dan memberi kepercayaan kepada para
pengikut untuk mencapai sasaran-sasaran tersebut. Kepemimpinan tranformasional
juga menunjuk bagaiamana pemimpin mengubah budaya dan struktur organisasi agar
lebih konsisten dengan strategi-strategi manajemn untuk mencapai sasaran
organisasional (Yukl, 1994). Kepemimpinan ini didefinisikan sebagai kepemimpinan
yang melibatkan perubahan dalam organisasi. Diyakini bahwa gaya ini akan
mengarah pada kinerja superior dalam organisasi yang sedang menghadapi tuntutan
pembaharuan dan perubahan. Dalam

hubungannya dengan hirarki kebutuhan

Maslow (1954), maka para pemimpin transformasional menggerakan kebutuhankebutuhan tingkatan yang lebih tinggi dari pada pengikut. Para pengikut dinaikan dari
“diri sehari-hari” ke “diri yang lebih baik” bagi mereka. Menurut Burns (1978),
kepemimpinan yang mentransformasi (transforming leadership) dapat diperlihatkan
oleh siapa saja dalam organsisasi pada jenis posisi apa saja. Dapat menyangkut orangorang yang mempengaruhi teman-teman sejawatnya dan para pengikut atau bawahan
atau atasannya.


14

Beberapa peneliti kepemimpinan tranformasional telah menemukan hasil
antara lain bahwa kepemimpinan tranformasional mempunyai dampak yang kuat atas
hasil kepemimpinan (leadership outcomes), seperti usaha ekstra para bawahan
terhadap organisasi, kepuasan terhadap pemimpin, dan penilaian bawahan terhadap
ketrampilan kepemimpinan (Bass, 1990 seperti dikutip oleh Tjiptono dan Syakhroza,
1999). Menurut Bass (1985) mengusulkan tingkat sejauh mana seseorang pemimpin
disebut transformasional terutama dukur daam hbungannya dengan efek pemimpin
tersebu terhadap pengikut. Para

bawahan merasakan adanya kepercayaan,

kekaguman, kesetiaan, dan horamat pada pemimpin tersebut dan mereka termotivasi
untuk melakukan usaha yang lebh daripada awalnya diharapkan dari mereka. Bass
(1985) juga menemukan kepemimpinan kharismatik merupaka elemen penting bagi
kepemimpinan efektif artinya model kepemimpinan tersebut berperan sebagai hal
yang penting tetapi tidak cukup bagi kepemimpinan transformasional.
Hasil riset Bass (1985) menemukan para pemimpin transformasional

memotivasi nbaahannya dengan : 1) membuat mereka leih sadar mengenai
pentimngnya hasil-hasil suatu pekerjaan, 2) mendorong mereka untuk lebih
mementingkan organisasi atau tim daripada kepentingan diri sendiri, dan 3)
mengaktikan kebutuhan-kebutuhan mereka pada yan lebih tinggi. Sedangkan hasil
riset deskriptif yang dilakukan oleh Tichy & Devana (1990) menunjukan bahwa
pemimpin transformasional melakukan proses transformasi yang meliputi tiga tahap
pokok : 1) identifikasi kebutuhan akan perubahan, 2) menciptakan visi baru dan 3)
melembagakan perubahan. Sedangkan penelitian yang dilakukan Dumphy & Stace
(1990) memberikan hasil serupa bahwa pemimpin transformasional memiliki tiga

15

karakteristik utama yaitu : 1) merumuskan visi baru mengenai masa depan organisasi
(menciptakan visi baru, menghentikan kerangka lama dan mendemonstrasikan
komitmen

pribadi

atas


visi

tersebut),

2)

mengkomunikasikan

visi

baru

(mengkomunikasikan visi baru, berfokus pada SDM, dan memanfaatkan momentum
khusus), dan 3) mengimplementasikan visi baru (membentuk tim yang efektif,
melakukan reorganisasi, dan membentuk budaya baru).
Podsakooff, Mackenzie, Mormann, dan Fetter (1990) mengembangkan sebuah
kuisioner untuk mengukur perilaku kepemimpinan kharismatik dan transformasional.
Kuisioner tersebut telah digunakan oleh para bawahan manajer dalam sebuah
perusahaan petrokimia untuk menjelaskan perilaku para manajernya. Hasilnya
memperlihatkan bahwa para bawahan dari manajer-manajer yang telah menggunakan

tiga buah perilaku transformasional yaitu menekankan kepada visi, pemodelan
perilaku yang diinginkan, mengkomunikasikan harapan-harapan mengenai kinerja
yang tinggi, mempercayai para manajer mereka, mempunyai kesetiaan yang lebih
tinggi terhadap manajer mereka, dan memperlihatkan lebih banyak perilaku warga
organisasi yang baik (misalnya melakukan pekerjaan ekstra, mengambil tanggung
jawab

dalam

mencegah

masalah,

mentoleransi

kondisi-kondisi

yang

tidakmenguntungkan tanpa mengeluh).

Hasil penelitian eksploratori yang dilakukan oleh Behling dan Mc Fillen
(1996) pada organisasi sosial dan keagamaan menunjukan bahwa dalam
kepemimpinan transformasional, perilaku pemimpin yang terdiri dari kemampuan
berempati (displays empathy), tindakan yang mencerminkan misi (dramatizes the
mission), rasa percaya diri (project self- assurance), perilaku pengembangan citra diri

16

(enhances the leader’s image), keyakinan terhadap kompetensi pengikut (assures
followers of their competency) dan perilaku penciptaan peluang bagi pengikut untuk
mengalami kesuksesan (provides followers with opportunities to experience succes)
akan mempengaruhi keyakinan pengikut (follower belief ).
Seting penelitian ini semula telah diterapkan di dunia organisasi sosial, agama
dan politik dimana karakteristik organisasinya kebanyakan bercorak non profit. Pada
saat ini peneliti akan berusaha menerapkan kepemimpinan transformasional model
Behling dan Mc Fillen (1996) pada dunia industri manufaktur yang berkarakter profit.
Sehingga penelitian ini

berusaha untuk menguji pengaruh


kepemimpinan

transformasional terhadap usaha ekstra bawahan di industri manufaktur Surakarta,
Sekaligus pula penelitian ini berusaha menerapkan pada dunia industri sebagai upaya
untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan.
B. PERUMUSAN MASALAH
Sebagaiamana di uraikan dalam latar belakang masalah, peneloitian ini
bermaksud untuk menguji sebuah model Behling dan Mc Fillen (1996) secara
spesifik pada dunia dunia industri manufaktur, maka rumusan permasalahan dalam
penelitian ini adalah :
1. Apakah dimensi kepemimpinan transformasinal pengelola industri manufaktur
Surakarta yang terdiri dari kemampuan berempati, penyampaian misi,
kepercayaan diri, penciptaan kesan, kepercayaan terhadap kompetensi bawahan
dan penciptaan peluang kesuksesan karir bawahan
terhadap usaha eksta bawahan.

mempunyai pengaruh

17


2. Dari

keenam

dimensi

kepemimpinan

transformasional

manakah

yang

mepengaruhi dominan terhadap usaha ekstra bawahan di industri manufaktur
surakarta.

58

DAFTAR PUSTAKA
Ackoff, R.L (1999), Transformational Leadership, Strategy & Leadersip, Jan/ Feb,
PP. 20-25
Arikanto, Suharsiwi (1991), Manajemen Penelitian, Penerbit Rhineka Cipta, Jakarta
Bass, B.M. (1990), Handbook of Leadership : A survey of theory and research, 3rd
ed. New York : Free Press
Behling, O & Mc Fillen, JM. (1996), A Syncretical Model Of Charismatic /
Transformational Leadership. Group and Organizational management Studies
Conger, JA & Kanungo, RN. 1994, Charismatic Leaderhip in Organizations :
Perceived Behavioral attributes and their measurement. Journal of
Organization behavior, 15 : 439 - 452

59

Conger, JA & Kanungo, RN & Menon , ST (2000), Charismatic Leadership and
Follower Effects, Journal of Organization Behavior,21, 747 – 767
Dhofier, Zamakhsyari.1985, Tradisi Pesantren, Studi Pandangan Hidup kiyai,
LP3ES, Edisi Ke empat, Jakarta
Dubinsky, AJ Yammarino, FJ & Jolson , MA (1995), An Examination Of Linkages
Between Personal Characteristic And Dimension Of Transformational
Leadership. Journal Of Business And Psychology Vol. 9 ( 3 ) : 315 – 335
Fiedler, F.E (1973), The Contingency Model : A Reply to Ashour. Organizational
Behavior and Human Performance, 9,356 - 368
Gibson. L & Ivancevich JM & Donelly JH (1995), Organizations . Richard D. Irwin,
Inc. ( terjemah PT. Binarupa aksara, Jakarta, 1997 )
Handoko, H Dan Tjiptono, F . 1996. Kepemimpinan Tranformasional Dan
Pemberdayaan. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Indonesia1 ( 1 ) : 23 –24
Heru, Tri. (2002), Pengaruh Kepemimpinan Transaksional dan Transformasional
Terhadap Keefektifan Pemimpin, Kepuasan Bawahan, dan Upaya Ekstra
Bawahan : pengujian Argumentation Hypothesis, Tesis Pascasarjana UGM,
Yogyakarta
House, R.J & Howel, J.M (1992), Personality and Charismatic Leadership.
Leadershig Quarterly, 3 (2), 81 –108
Kreitner R & Kinicki A (2001), Organizational Behavior, Mc Graw Hill companies,
Inc. New York
Podsakoff, P.M.,Mckenzy, S.B.,Moorman, R. H. & Petter, R (1990),
Transformational Leader Behaviors and Their Effects and Follower’s trust in
Leader, Satisfaction, and Organizational citizenship Behaviors.Leadersip
Quartelly, 1, 107 – 142
Ralp M. Stogdill (1974), Handbook of Leadership, Free Press, New York , Hal 43 44
Shamir,B (1991), The Charismatic Relationship: Alternative Explanations and
predictions. Leadership Quartely, 2, 81 - 104
Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofyan (1995), Metode Penelitian Survey, Cetakan
Kedua, PT Pustaka LP3S, Jakarta
Sugiyono (1999), Metode Penelitian Bisnis, Penerbit Alfabeta, Bandung

60

Tjiptono , F dan Syakhroza, A (1999), Kepemimpinan Transformasional. Usahawan
Th. XXIII ( 9 ) : 5 - 13
Yukl GA (1998), Leadership in Organizations, Prentice Hall Inc. Englewoods Cliffs,
New Jersey, USA

1

LAPORAN PENELITAN
DOSEN MUDA

,

PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN PENERAPAN
KEPEMIMPINAN TRANSFORMASONAL DAN PENGARUHNYA
TERHADAP USAHAN EKSTRA KARYAWAN
PADA INDUSTRI MANUFAKTUR SURAKARTA

Oleh :
Lukman Hakim, SE., M.Si.
Zulfa Irawati, SE., M.Si.
Soepatini., M.Si.

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2009

HALAMAN PENGESAHAN

3

Penelitian ini merupakan penelitian perilaku keorganisasian dengan tema
kepemimpinan transformasional. Tujuan penelitian ini untuk menerapkan konsep
kepemimpinan transformasional modelnya Behling dan Mc Fillen (1996) pada dunia
industri manufaktur di Surakarta. Konsep kepemimpinan model Behling Mc Fillen
(1996) merupakan konsep kepemimpinan transformasional yang relatif menyatukan
berbagi konsep kepemimpinan transformasional. Konsep banyak diterapkan pada
kepemimpinan di industri Amerika Serikat dan terbukti dapat meningkatkan motivasi
kerja karyawan.
Penelitian

ini

juga

dalam

rangka

menganalisis

pengaruh

dimensi

kepemimpinan transformasional terhadap usaha ekstra bawahan industri manufaktur
di Kota Surakarta. Ada enam variabel independen kepemimpinan transformasional
yang terdiri dari kemampuan berempati, penyampaian misi, kepercayaan diri,
penciptaan kesan, kepercayaan terhadap kompetensi bawahan dan penciptaan peluang
kesuksesan karir bawahan, sedangkan variabel dependennya adalah usaha ekstra
bawahan.

Variabel Independen yang digunakan dalam penelitian
ini

adalah

kepemimpinan

transformasional,

terdiri

kemampuan berempati, penyampaian misi, kepercayaan
diri, penciptaan kesan, kepercayaan terhadap kompetensi
bawahan

dan

penciptaan

peluang

kesuksesan

karir

bawahan. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

4

usaha ekstra bawahan. Usaha ekstra bawahan adalah usaha
yang lebih dari seorang bawahan dimana dalam bekerja
penuh

optimisme

dan

antusiasme

(semangat

tinggi)

sehingga menghasilkan sesuatu yang lebih dari yang
diharapkan bawahan.
Peneltian ini merupakan penelitian survey, yaitu mengadakan kunjungan
langsung ke lokasi industri manufaktur di Kota Surakarta. Jenis data adalah data
primer yaitu data yang merupakan hasil pengisian angket dari para responden. Tehnik
pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling didapatkan
rsponden sebanyak 90 reponden. Dari 90 reponden, kuisioner yang kembali dan dapat
dianalisis 80 responden. Hipotesis di uji dengan analisis regresi linier berganda,
dengan serangkaian uji F test dan t test.
Hasil dari pengujian dengan menggunakan alat bantu program software SPSS
versi 12 didapatkan bahwa kepemimpinan transformasional secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap usaha

lebih bawahan. Pengujian

secara terpisah mendapatkan dimensi kepemimpinan transformasional yang
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap usaha ekstra karywan yaitu variabel
kemampuan berempati, kepercayaan diri, dan perilaku yang memberikan kesan
mendalam pemimpin kepada bawahan sedangkan tiga dimensi lainnya yang tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap usaha ekstra karyawan.

5

SUMMARY
The research examined the impact transformational leadership that be
aplicated at manufacturing industries in Surakarta. It was really to re-examine The
research once conducted by Behling & Mc Fillen (1996) using organizational
commitment called “ a Syncretical Model” comprising two different types of
variables respectively attributes of top leader’s behavior and beliefs of midlle-level
leader’s. It was also related to that conducted by Bass (1990) as a dependent variabel.
The objective was to analyze whether the variable of behavioral attributes
model of transformational leadership consisting of displays empathy, dramatizes the
mission, projects self- assurances, enhances the leader’s image, assures follower of
their competency and provides followers with opportunities to experience succes and
significanly affecting the follower extra effort.
The research object was the industries of manufacturing in Surakarta. The
sampling as many as 90 persons was taken by using purposive method. They
comprised the top managers whose qualifications were as follows : they had twoyear work period and their administrative status was valid. of the 90 persons taken as
samples through questioner sheets, 81 quistioner sheets were returned but one of
them was damaged. Therefore, there wereonly 80 quistioner sheets which were valid
to be analyzed.
The result of regression analysis by using the instrument called the program
SPSS of tenth version showed that displays empathy, projects self assurances, and
enhances the leader’image, and significanly affecting the follower’s extra efforts.
Whereas the behaviors such as dramatizes the mission, assures folloers of
competency and provides opportunities to experience succes had no significant
influence toward the followers’ extra effort in industries of manufacturing Surakarta.
Keywords : displays empathy, dramatizes the mission, projects self- assurance,
enhances the leader’s image, assures followers of their competency and provides
followers with opportunities to experience success, follower’s extra effort.

6

KATA PENGANTAR
Bismillaahirohmaanirrohiim.
Alhamdulillahirobbil ‘alamiin, Segala puji bagi Allah Swt. Yang telah
melimpahkan cucuran rahmat serta hidayah sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian dan sebagai laporannya dalam bentuk buku laporan.
Dalam penelitian ini masalah yang dibahas adalah bagaimana menerapkan
teori kepemipinan tranformasional dengan serangkaian uji di industri manufaktur
Surakarta. Dimensi kepemimpinan transformasional terdiri dari kemampuan
berempati, penyampaian misi, kepercayaan diri, penciptaan kesan, kepercayaan
terhadap kompetensi bawahan dan penciptaan peluang kesuksesan karir bawahan.
Penelitian ini sangat bermanfaat bagi pengembangan ilmu manajemen, khususnya
manajemen sumberdaya manusia dan studi perilaku keorganisasian. Penelitian ini
juga bermanfaat bagi praktisi khusunya pengelola industri manufaktur Surakarta
dalam hal mempengaruhi bawahannya sehingga mempunyai usaha ekstra.
Tim peneliti menyadari bahwa laporan hasil penelitian ini masih banyak
kekurangan yang disebabkan keterbatasan yang dimiliki oleh tim peneliti. Dengan
segala kerendahan hati, peneliti menerima kritik dan saran demi sempurnanya
penelitian ini.
Surakarta,

Oktober 2009

Tim Peneliti

7

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………..............i
RINGKASAN HASIL PENELTIAN DAN SUMMARY……………….................ii
KATA PENGANTAR……………………………………………………..............iv
DAFTAR ISI…………………………………………………………….................v
DAFTAR TABEL………………………………………………………................vi
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………..............vii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………..............viii
BAB I. PENDAHULUAN……………………………………………...................1
A. LATAR BELAKANG..…………………………...................................1
B. PERUMUSAN MASALAH....................................................................6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................8
A. KEPEMIMPINAN TRANSAKSIONAL................................................8
B. KEPEMIMPINAN KHARISMATIK.....................................................9
C. KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL......................................18
D. USAHA EKSTRA BAWAHAN............................................................22
BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN..........................................24
E. TUJUAN PENELITIAN........................................................................24
F. MANFAAT PENELITIAN...................................................................24
BAB IV. METODE PENELITIAN.......................................................................25
A. KERANGKA PENELITIAN.................................................................25
B. HIPOTESIS PENELITIAN....................................................................26
C. DEFINISI OPERASIOAL VARIABEL................................................26
D. SUMBER DATA...................................................................................30
E. METODE PENGUMPULAN DATA....................................................30
F. POPULASI AN TEHNIK PENENTUAN SAMPEL............................31
G. UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS..............................................31
H. UJI ASUMSI KLASIK..........................................................................32

8

I. TEHNIK ANALISIS.............................................................................33

BAB V. HASIL DANPEMBAHASAN..................................................................35
A. DESKRIPSI RESPONDEN..................................................................35
B. UJI INSTRUMEN PENELITIAN........................................................37
C. ANALISIS HASIL PENELITIAN.......................................................39
D. PEMBAHASAN...................................................................................42
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................46
A. KESIMPULAN.....................................................................................46
B. SARAN.................................................................................................46

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 5.1 Karakteristik Jenis Kelamin.................................................................35
Tabel 5.2 Karakteristik Usia Responden..............................................................35
Tabel 5.3 Karakteristik Tingkat Pendidikan........................................................36
Tabel 5.4 Karakteristik Tingkat Jabatan Responden...........................................36
Tabel 5.5 Masa Kerja Responden........................................................................37
Tabel 5.6 Uji Validitas Variabel Independen......................................................38
Tabel 5.7 Uji Validitas Variabel Dependen........................................................38
Tabel 5.8 Uji Reliabilitas.....................................................................................39

9

Tabel 5.9 Hasil Uji Multikolinearitas..................................................................40
Tabel 5.10 Signifikansi Uji t................................................................................42

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1.................................................................................................................25

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Kuisioner Untuk direspon Karyawan
Lampiran 2. Lembar Kuisioner Untuk direspon Karyawan
Lampiran 3. Hasil Analisis Regresi Berganda
Lampiran 4. Validitas dan Reliabilitas X1
Lampiran 5. Validitas dan Reliabilitas X2
Lampiran 6. Validitas dan Reliabilitas X3
Lampiran 7. Validitas dan Reliabilitas X4
Lampiran 8. Validitas dan Reliabilitas X5
Lampiran 9. Validitas dan Reliabilitas X6

10

Lampiran 10. Validitas dan Reliabilitas Y
Lampiran 11. Hasil Uji Normalitas dan Heterokedastisitas
Lampiran 12. Hasil Uji Multikolinearitas X1
Lampiran 13. Hasil Uji Multikolinearitas X2
Lampiran 14 Hasil Uji Multikolinearitas X3
Lampiran 15. Hasil Uji Multikolinearitas X4
Lampiran 16. Hasil Uji Multikolinearitas X5
Lampiran 17. Hasil Uji Multikolinearitas X6
Lampiran 18. Input Data Variabel

RINGKASAN HASIL PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian perilaku keorganisasian dengan tema
kepemimpinan transformasional. Tujuan penelitian ini untuk menerapkan konsep
kepemimpinan transformasional modelnya Behling dan Mc Fillen (1996) pada dunia
industri manufaktur di Surakarta. Konsep kepemimpinan model Behling Mc Fillen
(1996) merupakan konsep kepemimpinan transformasional yang relatif menyatukan
berbagi konsep kepemimpinan transformasional. Konsep banyak diterapkan pada
kepemimpinan di industri Amerika Serikat dan terbukti dapat meningkatkan motivasi
kerja karyawan.
Penelitian

ini

juga

dalam

rangka

menganalisis

pengaruh

dimensi

kepemimpinan transformasional terhadap usaha ekstra bawahan industri manufaktur
di Kota Surakarta. Ada enam variabel independen kepemimpinan transformasional
yang terdiri dari kemampuan berempati, penyampaian misi, kepercayaan diri,
penciptaan kesan, kepercayaan terhadap kompetensi bawahan dan penciptaan peluang
kesuksesan karir bawahan, sedangkan variabel dependennya adalah usaha ekstra
bawahan.
Variabel

Independen

yang

digunakan dalam

penelitian

ini

adalah

kepemimpinan transformasional, terdiri kemampuan berempati, penyampaian misi,
kepercayaan diri, penciptaan kesan, kepercayaan terhadap kompetensi bawahan dan
penciptaan peluang kesuksesan karir bawahan. Adapun variabel-variabelnya sebagai
berikut : 1) kemampuan berempati yaitu perilaku pemimpin didalam memahami
keinginan bawahan. Pengukuran variabel ini mengadopsi model karakteristik yang
dikembangkan oleh Behling dan Mc Fillend (1996). 2) penyampaian misi, yaitu

1

perilaku pemimpin dalam menyampaikan misi organisasi dengan antusias, ekspresif
dan gaya yang menarik melalui metafora, perumpamaan, analogi atau nilai-nilai
kultur organisasi. Pengukuran variabel ini mengadopsi model karakteristik yang
dikembangkan oleh Behling dan Mc Fillend (1996), dengan lima poin skala likert
(sangat setuju – sangat tidak setuju). 3) kepercayaan diri (project self- assurance),
yaitu perilaku pemimpin yang bertindak dengan percaya diri dan penuh keyakinan
dan bertindak memperlihatkan hal yang bersifat kepastian. 4) penciptaan kesan, yaitu
perilaku pemimpin yang mempertunjukan kemampuan dan keberhasilan dirinya
sehingga memberikan kesan mendalam bagi bawahannya, misalnya
pemimpin yang mempertunjukkan kemampuan-kemampuannya yang

tindakan
tinggi atau

luar biasa seperti kecerdasan, kewibawaan, supranatural, dan sebagainya. 5)
kepercayaan terhadap kompetensi bawahan (assures followers of competency), yaitu
perilaku pemimpin yang percaya terhadap kompetensi pengikutnya antara lain bahwa
bawahan dapat meningkatkan kinerjanya, mengatasai hambatan dan mengendalikan
situasi disekitar mereka. Karakteristik pemimpin tipe ini menyampaikan pujian yang
biasa dilakukan pemimpin terhadap bawahan yang menunjukkan kinerja yang baik. 6)
penciptaan peluang bagi pengikut untuk mengalami kesuksesan, yaitu perilaku
pemimpin yang mendelegasikan tanggung jawab kepada bawahan dengan cara
memberikan target atau sasaran yang dapat dicapai oleh bawahannya, memberikan
kesempatan pada bawahan untuk menyelesaikan segala sesuatu dengan caranya
sendiri dan menciptakan kesempatan untuk merasakan keberhasilan.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah usaha ekstra bawahan. Usaha
lebih bawahan adalah usaha yang lebih dari seorang bawahan dimana dalam bekerja

2

penuh optimisme dan antusiasme (semangat tinggi) sehingga menghasilkan sesuatu
yang lebih dari yang diharapkan bawahan.
Peneltian ini merupakan penelitian survey, yaitu mengadakan kunjungan
langsung ke lokasi industri manufaktur di Kota Surakarta. Jenis data adalah data
primer yaitu data yang merupakan hasil pengisian angket dari para responden. Tehnik
pengambilan sampel dengan menggunakan metode purposive sampling didapatkan
rsponden sebanyak 90 reponden. Dari 90 reponden, kuisioner yang kembali dan dapat
dianalisis 80 responden. Hipotesis di uji dengan analisis regresi linier berganda,
dengan serangkaian uji F test dan t test.
Hasil dari pengujian dengan menggunakan alat bantu program software SPSS
versi 12 didapatkan bahwa kepemimpinan transformasional secara bersama-sama
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap usaha

lebih bawahan. Pengujian

secara terpisah mendapatkan dimensi kepemimpinan transformasional yang
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja lebih bawahan yaitu variabel
kemampuan berempati, kepercayaan diri, dan perilaku yang memberikan kesan
mendalam pemimpin kepada bawahan sedangkan tiga dimensi lainnya yang tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap usaha ekstra karyawan.

3