berinteraksi dengan lingkungannya, maka anak akan mempunyai pengalaman yang akan menentukan sikap, menilai orang lain, dan
berkomunikasi. Mengelola emosi adalah salah satu dari unsur kecerdasan emosi,
Goleman menjelaskan bahwa dengan mengelola emosi individu mampu untuk mengendalikan dirinya sendiri. Hal ini didukung oleh filosofi
Aikdio yang menekankan hati nurani aikidoka. Dalam aplikasinya, teknik beladiri Aikido juga tidak pernah melukai dan menyerang lawan.
Aikido mempunyai filosofi bahwa berhubungan dengan orang lain seperti menghargai keberadaan orang lain, kelas sosial, pekerjaan, maupun
hak dan
kewajiban perlu
dibarengi dengan
kemampuan untuk
menyelaraskan diri dengan sesama manusia. Artinya, aikidoka diharapkan mampu untuk peduli dan ikut merasakan terhadap perasaan orang lain dan
mampu untuk meredam konflik antar sesama manusia. Hal tersebut sesuai dengan teori kecerdasan emosi yang mengatakan berempati berarti ikut
merasakan dan mampu memahami perasaan orang lain. Selain itu, salah satu ketrampilan kecerdasan emosi adalah berhubungan dengan orang lain,
hal ini sesuai dengan filosofi dari Aikido tersebut seperti mampu meredam konflik dan mampu untuk bekerjasama dengan orang lain. Utomo 2002,
menjelaskan bahwa dengan seringnya seseorang mengikuti Aikido maka akan semakin mengerti “roh” dari Aikido itu sendiri, hal tersebut ditandai
dengan tingkatan dalam warna sabuk.
50
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data diatas, maka dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan kecerdasan emosi remaja yang mengikuti pelatihan beladiri
Aikido dengan remaja yang tidak mengikuti pelatihan beladiri Aikido. Kecerdasan emosi remaja yang mengikuti Aikido lebih tinggi daripada yang
tidak mengikuti Aikido
B. Saran
Bedasarkan kesimpulan diatas, ada beberapa saran yang perlu diperhatikan:
1. Untuk para remaja Dalam penelitian ini, telah diungkapkan bahwa remaja yang
memiliki kegiatan atau “wadah” yang positif dapat melatih kecerdasan emosinya. Maka remaja diharapkan dapat mengikuti
kegiatan yang positif seperti beladiri Aikido
2. Untuk para orang tua Dari penelitian ini, maka orang tua lebih memperhatikan anak
remajanya yang mulai tumbuh remaja. Perlu disadari bahwa perkembangan fisik, kognitif, maupun sosioemosinya juga ikut
berkembang. Maka dari itu, orang tua perlu mengarahkan anak remajanya yang belum berkegiatan, untuk segera berkegiatan
yang positif. Aikido adalah salah satu kegiatan yang positif yang terbukti mampu melatih kecerdasan emosi anak remaja
3. Untuk para guru Dari penelitian ini, para guru diharapkan untuk memasukkan
kegiatan ekstrakurikuler yang tidak hanya bersifat kompetisi tapi juga sifatnya murni untuk pengelolaan diri, seperti beladiri
Aikido yang mampu untuk melatih kecerdasan emosi remaja.
4. Bagi penelitian yang selanjutnya Penelitian
ini memiliki
keterbatasan, yaitu
tidak ditetapkannya tingkatan sabuk atau level pada subjek yang
mengikuti beladiri Aikido, sehingga untuk penelitian selanjutnya diharapkan untuk menentukan tingkatan sabuk pada subjek yang
akan diambil dalam pelatihan beladiri Aikido. Penelitian ini
mengambil subjek remaja yang sudah SMA hingga kuliah di semester 3 atau 4, hal tersebut sangatlah terbatas. Maka dari itu,
jika ingin melakukan penelitian serupa perlu diperhatikan jumlah subjeknya, misalnya remaja yang masih SMP atau bahkan masih
SD sangat banyak yang mengikuti beladiri Aikido