Prediksi Panjang Mandibula Dewasa Dengan Menggunakan Usia Skeletal Vertebra Servikalis pada Anak Perempuan Usia 9-14 Tahun di Medan
SERVIKALIS PADA ANAK PEREMPUAN
USIA 9-14 TAHUN DI MEDAN
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi
syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
Oleh :
RAEESA SHAFIQA NIM: 110600027
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
(2)
Tahun 2015
Raeesa Shafiqa
Prediksi panjang mandibula dewasa dengan menggunakan usia skeletal vertebra servikalis pada anak perempuan usia 9-14 tahun di Medan.
vii + 44 halaman
Penilaian tentang potensi pertumbuhan mandibula merupakan komponen penting bagi seorang dokter gigi dalam menentukan rencana perawatan, hal ini dibutuhkan agar pada akhir perawatan dapat dicapai stabilitas oklusi dari maksila terhadap mandibula. Kesederhanaan dan objektivitas dari usia skeletal vertebra servikalis telah terbukti dapat diterapkan dan akurat dalam memprediksi panjang mandibula. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui rerata prediksi panjang mandibula dewasa menggunakan usia skeletal vertebra servikalis pada anak usia 9-14 tahun. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan retrospective cross-sectional. Penelitian ini menggunakan 50 foto sefalometri lateral yang diperoleh dari klinik Ortodonti RSGMP FKG USU yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Penapakan (tracing) sefalometri lateral dilakukan agar diperoleh komponen titik dan garis yang dibutuhkan untuk penentuan usia skeletal dan penentuan panjang mandibula. Prediksi panjang mandibula dewasa ditentukan berdasarkan analisis usia skeletal vertebra servikalis yang dihitung dengan metode Mito, 2003. Untuk memperoleh nilai rerata serta standar deviasi dari masing-masing data, dilakukan pengujian analisis data univariat. Hasil penelitian ini diperoleh rerata prediksi panjang mandibula dewasa mengunakan usia skeletal vertebra servikalis pada anak usia 9-14 tahun adalah 118.43±3.74 mm, dengan
(3)
Maka dapat disimpulkan bahwa panjang mandibula dapat diprediksi dengan menggunakan usia skeletal vertebra servikalis.
(4)
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi
Medan, 28 Mei 2015
Pembimbing Tanda Tangan
Dr. Ameta Primasari, drg, M.DSc, M.Kes ……….
(5)
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa memberikan berkat, anugerah, dan kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ameta Primasari, drg, M.DSc, M.Kes selaku pembimbing skripsi yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya dan dengan sabar memberikan bimbingan, saran, dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada kedua orangtua tercinta, Ir. H. Mansoer Amin dan Ibunda Ir. Hj. Ainul Mardhiah serta abangda Muhammad Zhea Fathara yang telah memberikan kasih sayang tidak terbalas, doa, semangat, dukungan dan bantuan baik moral maupun materi yang senantiasa diberikan kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan pendidikan ini.
Selama proses pembuatan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bimbingan, saran, bantuan, serta doa dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis dengan segala kerendahan hati dan dengan tulus mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Nazruddin, drg., C.Ort., Ph.D, Sp.Ort selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
2. Rehulina Ginting, drg, M.Si selaku ketua Departemen Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
3. Yendriwati, drg, M.Kes, Lisna Unita R, drg, M.Kes, Minasari, drg, MM, dan Yumi Lindawati, drg, M. DSc selaku para staf pengajar Departemen Biologi Oral dan Ibu Ngaisah serta Kak Dani Irma Suryani selaku pegawai Departemen Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah memberi saran, masukan, dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
(6)
5. Teman-teman seperjuangan yang melaksanakan penulisan skripsi di Departemen Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara : Frischa, Shinta, Agnes, Elisabeth, Ashvina, Ayu, Cassie, Dwi, Melissa, Nirosa, Stanley, Steffi, Wibowo, Widya, Kak Ellin, Bang Dimas, dan Kak Santi atas dukungan dan bantuannya selama pengerjaan skripsi.
6. Sahabat-sahabat penulis : Fatur, Aida, Deasy, Cut Nirza, Novita, Meutia, Herna, Shinta, Rachwina, Novia, Susan, Fannisa, Raisa, Yustika dan seluruh teman-teman FKG USU angkatan 2011 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang selalu memberikan semangat dan doa kepada penulis.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas kebaikan dan memberikan kemudahan kepada kita. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis menerima dengan terbuka berbagai kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Akhir kata, penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat menjadi sumbangan buah pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu kedokteran gigi dan masyarakat.
Medan, 28 Mei 2015 Penulis,
(Raeesa Shafiqa) NIM: 110600027
(7)
Halaman HALAMAN JUDUL...
HALAMAN PERSETUJUAN ... HALAMAN TIM PENGUJI ...
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL... .. vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 3
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Hipotesis Penelitian... . 4
1.5 Manfaat Penelitian ... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Kraniofasial ... 5
2.1.1 Ruang Kranium ... 6
2.1.2 Basis Kranium ... 7
2.1.3 Maksila ... 8
2.1.4 Mandibula ... 8
2.2 Vertebra Servikalis... 10
2.2.1 Tahap Maturasi Tulang Vertebra Servikalis(CVMS)... 11
2.2.2 Usia Skeletal Vertebra Servikalis ... 13
2.3 Metode untuk Menilai Pertumbuhan ... 14
2.3.1 Kraniometri ... 14
2.3.2 Anthropometri ... 15
2.3.3 Radiografi Sefalometri ... 15
2.4 Pengukuran Panjang Mandibula ... 15 2.5 Prediksi Panjang Mandibula menggunakan Usia Skeletal
(8)
2.8 Kerangka Konsep ... 21
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 22
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian... 22
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 22
3.3.1 Kriteria Inklusi ... 23
3.3.2 Kriteria Eksklusi ... 23
3.4 Variabel dan Defenisi Operasional ... 23
3.4.1 Identifikasi Variabel... ... 23
3.4.1.1 Variabel Bebas ... 24
3.4.1.2 Variabel Tergantung ... 24
3.4.1.3 Variabel Terkendali ... 24
3.4.1.5 Variabel Tidak Terkendali ... 24
3.4.2 Definisi Operasional ... 24
3.5 Alat dan Bahan Penelitian ... 25
3.5.1 Alat Penelitian ... 25
3.5.2 Bahan Penelitian ... 26
3.6 Metode Pengumpulan Data ... 26
3.7 Pengolahan dan Analisis Data ... 28
BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Usia Skeletal Vertebra Servikalis pada Anak Perempuan Usia 9-14 Tahun ... 30
4.2 Panjang Mandibula pada Anak Perempuan Usia 9-14 Tahun 30 4.3 Hubungan Usia Skeletal Vertebra Servikalis dengan panjang mandibula pada Anak Perempuan Usia 9-14 Tahun ... 31
4.4 Prediksi Panjang Mandibula Dewasa menggunakan Usia Skeletal Vertebra Servikalis pada Anak Perempuan Usia 9-14 tahun ... 32
BAB 5 PEMBAHASAN 5.1 Usia Skeletal Vertebra Servikalis pada Anak Perempuan Usia 9-14 Tahun ... 35
5.2 Panjang Mandibula pada Anak Perempuan Usia 9-14 Tahun 36 5.3 Hubungan Usia Skeletal Vertebra Servikalis dengan panjang mandibula pada Anak Perempuan Usia 9-14 Tahun ... 36
5.4 Prediksi Panjang Mandibula Dewasa menggunakan Usia Skeletal Vertebra Servikalis pada Anak Perempuan Usia 9- 14 tahun ... 37 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
(9)
DAFTAR PUSTAKA ... 41 LAMPIRAN
(10)
Tabel Halaman 1 Distribusi subjek penelitian berdasarkan kelompok usia... 29 2 Hasil perhitungan usia skeletal pada anak perempuan usia 9-14
tahun... 30 3 Hasil pengukuran panjang mandibula (Co-Gn) pada anak
perempuan usia 9-14 tahun... 31 4 Hubungan usia skeletal vertebra servikalis dengan panjang
mandibula pada anak perempuan usia 9-14 tahun ... 31 5 Prediksi penambahan panjang mandibula menggunakan usia
skeletal vertebra servikalis pada anak perempuan usia 9-14 tahun ... 32 6 Rerata prediksi panjang mandibula dewasa... 33
(11)
Gambar Halaman 1 Ukuran relatif dari wajah dan kranium sewaktu bayi dan pada
dewasa... 6
2 Sistem sutura dari kepala... 7
3 Arah pertumbuhan maksila dan Arah pertumbuhan mandibula ... 9
4 Tahap maturasi tulang vertebra servikalis menurut Lamparski (1972) ... 11
5 Tahap maturasi tulang vertebra servikalis menurut Bacceti (2005) ... 13
6 Pengukuran dimensi tulang vertebra servikalis C3 dan C4... ... 14
7 Titik - titik sefalometri untuk pengukuran Mandibula ... 16
8 Titik - titik dan garis referensi pada vertebra servikalis ... 26
9 Titik-titik referensi pada sefalometri ... 27
(12)
Lampiran
1. Skema Alur Pikir 2. Skema Alur Penelitian 3. Lembar Pengamatan Sampel 4. Ethical Clearance
(13)
Tahun 2015
Raeesa Shafiqa
Prediksi panjang mandibula dewasa dengan menggunakan usia skeletal vertebra servikalis pada anak perempuan usia 9-14 tahun di Medan.
vii + 44 halaman
Penilaian tentang potensi pertumbuhan mandibula merupakan komponen penting bagi seorang dokter gigi dalam menentukan rencana perawatan, hal ini dibutuhkan agar pada akhir perawatan dapat dicapai stabilitas oklusi dari maksila terhadap mandibula. Kesederhanaan dan objektivitas dari usia skeletal vertebra servikalis telah terbukti dapat diterapkan dan akurat dalam memprediksi panjang mandibula. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui rerata prediksi panjang mandibula dewasa menggunakan usia skeletal vertebra servikalis pada anak usia 9-14 tahun. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan retrospective cross-sectional. Penelitian ini menggunakan 50 foto sefalometri lateral yang diperoleh dari klinik Ortodonti RSGMP FKG USU yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. Penapakan (tracing) sefalometri lateral dilakukan agar diperoleh komponen titik dan garis yang dibutuhkan untuk penentuan usia skeletal dan penentuan panjang mandibula. Prediksi panjang mandibula dewasa ditentukan berdasarkan analisis usia skeletal vertebra servikalis yang dihitung dengan metode Mito, 2003. Untuk memperoleh nilai rerata serta standar deviasi dari masing-masing data, dilakukan pengujian analisis data univariat. Hasil penelitian ini diperoleh rerata prediksi panjang mandibula dewasa mengunakan usia skeletal vertebra servikalis pada anak usia 9-14 tahun adalah 118.43±3.74 mm, dengan
(14)
Maka dapat disimpulkan bahwa panjang mandibula dapat diprediksi dengan menggunakan usia skeletal vertebra servikalis.
(15)
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Maloklusi merupakan masalah kesehatan gigi yang cukup besar terjadi di Indonesia. Masalah ini menempati urutan ketiga setelah karies dan penyakit periodontal. Beberapa penelitian memperlihatkan prevalensi terjadinya maloklusi pada anak dengan angka yang cukup tinggi. Perawatan terhadap maloklusi perlu dilakukan sejak dini guna mencapai hasil perawatan yang maksimal karena sebelum mencapai maturitas, pertumbuhan tulang rahang lebih signifikan, sehingga dapat menyediakan ruang untuk proses perbaikan maloklusi. Jika masa pertumbuhan telah selesai perawatan yang dapat dilakukan sebatas perawatan yang bersifat kuratif, bukan preventif.1
Tahapan tumbuh kembang atau maturasi seseorang biasa dikaitkan dengan usia kronologisnya. Namun pada beberapa penelitian mengindikasikan bahwa usia kronologis tidak dapat memberikan informasi yang cukup tentang pertumbuhan seseorang secara tepat. Usia kronologis saja adakalanya tidak dapat digunakan untuk menilai tingkat maturasi seorang pasien, sehingga perlu ditentukan usia biologisnya. Usia biologis atau fisiologis yang biasa digunakan dalam bidang kedokteran gigi tebagi atas 3 macam, yaitu berdasarkan pertumbuhan dan perkembangan tulang (skeletal age), gigi-geligi (dental age), dan perkembangan seksual (sexual age).2,3
Pertumbuhan maksila dan mandibula menunjukkan hubungan yang erat dengan tahap pertumbuhan dan maturasi skeletal secara umum. Terdapat banyak metode uji coba untuk mengukur maturasi skeletal. Berbagai indikator biologis telah digunakan selama bertahun-tahun untuk mengevaluasi maturasi skeletal, yaitu peningkatan tinggi badan, maturasi tulang di tangan dan pergelangan tangan, dan maturasi tulang vertebra servikalis.4,5
Beberapa tahun terakhir ini, hubungan antara tahap maturasi tulang vertebra servikalis dengan pertumbuhan mandibula telah banyak mendapatkan perhatian.
(16)
Metode CVMS (cervical vertebrae maturation stage) terbukti efektif secara klinis dapat digunakan untuk menilai pertumbuhan mandibula pada masa pertumbuhan anak. CVMS adalah penilaian tingkat maturasi vertebra servikalis berdasarkan bentuk dan ukuran dari tulang vertebra servikalis ke 2,3, dan 4. Indikator yang digunakan pada analisa radiografi vertebra servikalis dapat dilihat dari kecekungan tepi bawah korpus, ketinggian korpus dan bentuk vertebra servikalis. 3,6
Sonnensen L. dkk (2007) melakukan penelitian terhadap tulang vertebra servikalis untuk melihat hubungannya dengan postur kepala, dasar cranial, dan kondilar mandibula. Pada penelitian tersebut dinyatakan bahwa tulang vertebra servikalis sangat mempengaruhi pertumbuhan mandibula.7 Penelitian Gu Yan dan Mc Namara (2007) di San Fransisco menemukan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan pada panjang corpus, tinggi ramus, dan panjang mandibula selama tahap perkembangan tulang vertebra servikalis.8
Mito dkk (2003) melaporkan bahwa usia skeletal vertebra servikalis dapat dihitung dari gambaran radiografi sefalometri secara objektif.9 Chen F. dkk (2004) melakukan penelitian pada remaja perempuan di Jepang bertujuan membuat suatu metode baru untuk memprediksi potensi pertumbuhan mandibula berdasarkan analisis tulang vertebra servikalis dengan menggunakan foto sefalometri lateral. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa melalui pengukuran tulang vertebra servikalis kita dapat memprediksi panjang mandibula.10 Hasil ini didukung dengan penelitian Modfeghi dkk (2013) di Arab Saudi, dari penelitian tersebut menyebutkan usia skeletal vertebra servikalis terbukti akurat dalam memprediksi potensi pertumbuhan mandibula pada masa tumbuh kembang.11,12
Growth spurt pada anak perempuan berhubungan dengan permulaan menstruasi (menarche). Percepatan pertumbuhan atau growth spurt pada anak perempuan dimulai antara 10-14 tahun.. Pertumbuhan mandibula akan berlanjut kira-kira 2 tahun lebih lama daripada pertumbuhan maksila. Oleh karena itu, penilaian tentang potensi pertumbuhan mandibula merupakan komponen penting untuk membantu dokter gigi dalam menentukan rencana perawatan. Hal ini dibutuhkan agar
(17)
pada akhir perawatan dapat dicapai stabilitas oklusi dari maksila terhadap mandibula.1,13
Dalam merencanakan dan melakukan perawatan, ada baiknya bila kita mampu memprediksi bentuk akhir dan ukuran wajah serta rahang sesudah pertumbuhan terhenti. Jika ini dapat dilakukan, tujuan perawatan akan menjadi lebih realistis. Akan tetapi prediksi mengenai perubahan pertumbuhan dalam ukuran, bentuk, dan hubungan antar-rahang tidak dapat dilakukan dengan pasti, karena adanya variasi individual. Meskipun begitu hal ini bermanfaat bagi pasien yang keadaannya tidak menyimpang dari rata-rata populasi.14
Telah dilakukan penelitian di berbagai belahan dunia mengenai prediksi panjang mandibula. Namun, terdapat variasi nilai pada masing-masing populasi. Belum adanya penelitian mengenai prediksi panjang mandibula pada anak-anak di kota Medan mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tentang prediksi panjang mandibula dewasa menggunakan usia skeletal vertebra servikalis pada pasien perempuan usia 9-14 tahun di klinik Ortodonti RSGMP FKG USU. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran mengenai pertumbuhan mandibula pada anak-anak di kota Medan sehingga dapat dijadikan informasi tambahan dalam membantu praktisi untuk menentukan rencana perawatan yang tepat.
1.2 Perumusan Masalah Penelitian
1. Berapakah rata-rata usia skeletal pada anak perempuan usia 9-14 tahun di Medan?
2. Berapakah rata-rata panjang mandibula pada anak perempuan usia 9-14 tahun di Medan?
3. Apakah terdapat hubungan antara usia skeletal vertebra servikalis dengan panjang mandibula pada anak perempuan usia 9-14 tahun di Medan?
4. Berapakah rata-rata prediksi panjang mandibula dewasa menggunakan analisis usia skeletal vertebra servikalis pada anak perempuan usia 9 -14 tahun di Medan?
(18)
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui rata-rata usia skeletal dan pada anak perempuan usia 9-14 tahun di Medan.
2. Untuk mengetahui rata-rata panjang mandibula pada anak perempuan usia 9-14 tahun di Medan.
3. Untuk mengetahui hubungan antara usia skeletal vertebra servikalis dengan panjang mandibula pada anak perempuan usia 9-14 tahun di Medan.
4. Untuk mengetahui rata-rata prediksi panjang mandibula dewasa menggunakan analisis usia skeletal vertebra servikalis pada anak perempuan usia 9 -14 tahun di Medan.
1.4 Hipotesis Penelitian
Terdapat hubungan antara panjang mandibula dengan usia skeletal vertebra servikalis pada anak perempuan usia 9-14 tahun di Medan.
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan tentang penggunaan usia skeletal vertebra servikalis khususnya bagi dokter gigi.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan untuk penelitian lebih lanjut tentang pertumbuhan panjang mandibula.
1.5.2 Manfaat Praktis
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui rata-rata prediksi panjang mandibula dewasa pada pasien di klinik Ortodonti RSGMP FKG USU.
2. Sebagai pengetahuan tambahan dalam menentukan rencana perawatan dan prognosis perawatan di bidang kedokteran gigi.
(19)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pertumbuhan dan Perkembangan Kraniofasial
Setiap manusia akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan kraniofasial. Meskipun bervariasi antar individu, tetapi kecepatan pertumbuhannya mengikuti suatu pola. Pertumbuhan tulang fasial (maksila dan mandibula) pada bayi, berlangsung dengan kecepatan yang cukup tinggi, melambat secara progresif selama kanak-kanak, dan mencapai kecepatan minimal pada periode prapubertas. Laju pertumbuhan kemudian meningkat kembali selama pubertas dan menjadi lambat setelah maturitas. Penting untuk dapat membedakan standar variasi pertumbuhan normal dengan pertumbuhan ekstrem diluar batas pola normal yang disebut deviasi (abnormal). Waktu pertumbuhan setiap organ/ekstremitas fisik dari tubuh yang tidak selalu sama pada satuan waktu, hal ini dapat dipengaruhi genetik dan faktor lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan antara lain nutrisi, penyakit sistemik/non sistemik, sosial ekonomi, kebiasaan buruk, trauma, dan kelenjar/endokrin/hormon.
Tulang kraniofasial dapat dibagi menjadi neokranium (cranial vault dan basis kranium) dan viserokranium (maksila dan mandibula). Hubungan ukuran antara wajah dan kranium jelas terlihat berbeda pada saat lahir dan dewasa. Kranium (neurokranium) bertumbuh dengan cepat pada periode prenatal untuk tempat otak yang juga berkembang dengan cepat. Wajah (viserokranium) berkembang lebih lambat ke arah ukuran dewasa dibandingkan kranium, sehingga sewaktu lahir wajah akan terlihat lebih kecil pada dimensi vertikal dalam hubungannya dengan ukuran total dari kepala, bila dibandingkan dengan proporsi pada orang dewasa (Gambar 1).14
(20)
Gambar 1. Ukuran relatif dari wajah dan kranium sewaktu bayi dan pada dewasa14
Proses pertumbuhan atau pembentukan tulang terbagi atas osifikasi intramembranus dan osifikasi endokondral15, yaitu:
1. Osifikasi endokondral adalah pembentukan tulang yang terjadi saat sel-sel kartilago berproliferasi dan hipertropi, sehingga mengakibatkan matriks kartilago disekitarnya terkalsifikasi. Sel tulang terus berdegenerasi dan tulang terosifikasi. Kartilago yang tidak terosifikasi akan menjadi jembatan antara beberapa tulang yang disebut sikondrosis.
2. Osifikasi intramembranus adalah pembentukan tulang yang terjadi secara langsung dalam jaringan mesenkim. Jaringan mesenkim berdiferensiasi menjadi osteoblas, lalu osteoblas mensekresi matriks organik membentuk osteoid dan terkalsifikasi. Osteoid membentuk tulang spongeus dan berkondensasi menjadi periosteum. Proses ini banyak terjadi pada tulang pipih tengkorak.
Kraniofasial dibagi menjadi empat daerah pertumbuhan karena cara pertumbuhan masing-masing daerah tersebut berbeda antara satu dengan lainnya. Keempat daerah tersebut adalah ruang kranium (cranial vault), basis kranium, maksila dan mandibula.16
(21)
2.2.1 Ruang Kranium
Ruang kranium (cranial vault) adalah tulang yang menutup bagian atas atau permukaan luar otak. Ruang kranium merupakan tulang pipih yang dibentuk secara langsung melalui pembentukan tulang (osifikasi) secara intramembran, tanpa didahului pembentukan kartilago. Pertumbuhan tulang kranium sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan otak, karena terjadinya tekanan pada sutura yang merangsang pembentukan tulang kranium melalui proses pertumbuhan sutura. Aposisi tulang baru pada sutura adalah mekanisme utama untuk pertumbuhan ruang kranium.13,16
Gambar 2. Sistem sutura dari kepala18
2.2.2 Basis Kranium
Basis kranium merupakan dasar tulang di bagian bawah otak yang juga sebagai garis pembatas antara kranium dan wajah. Basis kranium tidak hanya mendukung dan melindungi otak, akan tetapi juga berguna untuk menegakkan tubuh, melindungi persendian tengkorak, kolumna vertebra, mandibula dan sebagian maksila.13
Berbeda dengan ruang kranium, basis kranium awalnya berbentuk kartilago, kemudian kartilago bertransformasi menjadi tulang melalui osifikasi endokondral. Sisi pertumbuhan yang paling penting pada basis kranium adalah sinkondrosis. Sinkondrosis terdiri atas sinkondrosis sphenoksipital, yaitu antara tulang spehenoidalis dan oksipitalis, sinkondrosis intersphenoid, yaitu antara kedua bagian
(22)
tulang sphenoid, dan sikondrosis sphenoethmoidal, yaitu antara tulang sphenoid dan ethmoidal 16
2.2.3 Maksila
Pada maksila tidak terdapat kartilago, oleh karena itu seluruh pertumbuhannya terjadi dengan osifikasi intramembranus. Pertumbuhan maksila terjadi melalui dua cara yaitu aposisi sutura-sutura yang menghubungkan maksila dengan kranium dan remodeling di permukaan. Pada posterior dan superior maksila terdapat sutura-sutura yang memungkinkan pertumbuhan maksila kebawah dan depan.13 (Gambar 3)
Bjork dan Skieller (1977) melakukan penelitian menggunakan implan dan menyatakan bahwa pertumbuhan sutura sepanjang tulang-tulang zigomatik dan frontal dan pertumbuhan aposisi dari prosesus alveolar akan menambah tinggi maksila. Aposisi juga terdapat pada dasar orbita dengan resorbsi pada permukaan yang lebih rendah. Secara bersamaan, dasar hidung menurun oleh resoprsi sedangkan aposisi terjadi pada palatum durum.13
2.2.4 Mandibula
Mandibula merupakan tulang kraniofasial yang sangat penting karena terlibat dalam fungsi-fungsi vital, antara lain pengunyahan, pemeliharaan jalan udara, berbicara dan ekspresi wajah. Mandibula adalah tulang pipih berbentuk U dengan mekanisme pertumbuhan melalui proses osifikasi endokondral dan osifikasi intramembranus.
Pada saat dilahirkan, kedua ramus mandibula yang berasal dari processus mandibularis belum bersatu dan masih terpisah oleh symphisis yang terdiri dari jaringan fibrokartilago dan jaringan pengikat. Ramus mandibula ini pada waktu lahir sangat pendek dan kondilus sama sekali belum berkembang. Pada usia 4 -12 bulan symphisis mengalami pengapuran dan menjadi tulang. Pada tahun pertama dari kelahiran terjadi pertumbuhan aposisi aktif pada tepi bawah dan permukaan lateral dari mandibula dan kondilus mandibula. Kondilus terdiri atas kartilago hyalin yang ditutupi jaringan pengikat fibrous yang tebal dan padat. Mandibula pada kondilus
(23)
tumbuh dengan 2 cara, pertama kartilago mengadakan pertumbuhan interostium dan diganti tulang selanjutnya pertumbuhan aposisi kartilago di bawah jaringan pengikat yang menutupinya, dari kartilago kemudian terjadi penulangan.
Pertumbuhan mandibula pada kondilus dan aposisi tepi posterior ramus menyebabkan mandibula bertambah panjang, sedangkan pertumbuhan kondilus bersama dengan pertumbuhan alveolus menyebabkan mandibula bertambah tinggi. Aposisi pada permukaan menyebabkan mandibula bertambah tebal. Kemudian mandibula akan terdorong ke depan dan ke bawah karena terfiksir dari artikulasi mandibularis (Gambar 3).17
Gambar 3. (A) Arah pertumbuhan maksila (B) Arah pertumbuhan mandibula18
Pertumbuhan mandibula berlanjut pada tingkat yang relatif stabil sebelum masa pubertas. Laju pertumbuhan kemudian meningkat mencapai puncaknya pada masa pubertas, menurun lagi dan melambat sampai pertumbuhan selesai. Berdasarkan penelitian Riolo et al (1974) pada usia 7-16 tahun rata-rata pertambahan tinggi ramus sekitar 1-2 mm setiap tahunnya dan panjang mandibula bertambah sekitar 2-3 mm pertahun. Pada mandibula pertama sekali pertumbuhan lebar diselesaikan terlebih dahulu, kemudian pertumbuhan panjang, dan akhirnya pertumbuhan tinggi. Pada akhir tahapan itu pertumbuhan dikatakan lengkap. Rata-rata pertumbuhan mandibula
(24)
selesai pada usia 17 tahun pada perempuan dan 2 tahun lebih lambat pada anak laki-laki, tetapi proses tersebut bisa lebih lama.16,19
2.3 Vertebra Servikalis
Vertebra servikalis atau tulang leher adalah salah satu bagian dari tulang vertebra yang terkecil dalam tubuh. Tulang ini berfungsi untuk menopang dan memberi stabilitas pada kepala, pergerakan kepala, serta berfungsi untuk melindungi struktur yang melewati spina terutama medula spinalis, akar saraf, dan arteri vertebra. Tulang vertebra servikalis terdiri dari tujuh buah ruas tulang. Secara anatomi vertebra servikalis dibagi menjadi dua bagian, yaitu daerah servikal atas (CV1 dan CV2) dan daerah servikal bawah (CV3-CV7). Vertebra servikalis 1,2 dan 7 memiliki struktur anatomi yang unik dan telah diberi nama khusus, antara lain CV1 disebut atlas, CV2 disebut axis dan CV7 disebut prominens vertebra. Sedangkan vertebra servikalis ke 3–6 memiliki bentuk yang mirip dan disebut vertebra servikalis tipikal.20
2.3.1 Tahap Maturasi Tulang Vertebra Servikalis (CVMS)
Maturasi skeletal telah lama dinilai dengan menggunakan bentuk dari vertebra servikalis dan hal ini dapat digunakan untuk memperkirakan usia skeletal. Ada berbagai pendapat mengenai penentuan tingkat maturasi dengan menggunakan radiografi vertebra servikalis (Lamparski, 1972; O’Really et al, 1988; Hassel and Farman, 1995; Franchi et al, 2000; Bacceti et al, 2002 dan 2005).21
Klasifikasi CVMS oleh Lamparski
Pada tahun 1972, Lamparski menjelaskan metode untuk menilai usia skeletal menggunakan tahap maturasi dari tulang vertebra servikalis. Penelitian dilakukan pada anak perempuan dan laki-laki usia 10 sampai 15 tahun di University of Pittsburg School. Foto sefalometri disusun berdasarkan karakteristik perkembangan vertebra, kecekungan inferior dan bentuk dari corpus dari C3 sampai C6. Hasil analisis standar yang diperoleh untuk masing-masing umur dari usia 10-15 tahun, yaitu: 21
(25)
Tahap 1 (10 tahun): Tepi inferior semua corpus vertebra servikalis rata dan tepi superior meruncing dari posterior ke anterior.
Tahap 2 (11 tahun): Tepi inferior vertebra servikalis kedua berubah menjadi cekung dan tinggi vertikal bagian anterior corpus vertebra bertambah.
Tahap 3 (12 tahun): Semua corpus vertebra servikalis berbentuk persegi panjang, tepi inferior vertebra servikalis ketiga berubah menjadi cekung.
Tahap 4 (13 tahun): Tepi inferior vertebra servikalis ketiga menjadi lebih cekung dari tahapan sebelumnya.
Tahap 5 (14 tahun): Tepi inferior vertebra servikalis ketiga dan keempat cekung, dan tepi inferior vertebra servikalis kelima dan keenam mulai cekung. Semua corpus vertebra servikalis hampir berbentuk persegi, dan jarak antar corpus vertebra berkurang.
Tahap 6 (15 tahun): Semua corpus vertebra servikalis lebih vertikal daripada horizontal, dan tepi inferior seluruhnya sangat cekung.
Gambar 5. Tahap maturasi tulang vertebra servikalis menurut Lamparski (1972)21
Klasifikasi CVMS oleh Bacceti
Bacceti dkk (2002) pada penelitiannya melaporkan bahwa penilaian maturasi vertebra servikalis dengan 5 tahap maturasi (CVMS I-CVMS V) lebih konsisten dibandingkan dengan membaginya menjadi 6 tahap maturasi (Cvs1-Cvs6). Pada penelitian tersebut disimpulkan bahwa metode dengan 5 tahap maturasi lebih berguna ketika maturasi skeletal dinilai menggunakan sefalogram tunggal dan hanya vertebra
(26)
servikalis kedua sampai keempat yang terlihat. Pada tahun 2005 penulis memperkenalkan perbaikan yang lebih lanjut dengan metode yang menggunakan enam tahapan untuk menilai maturasi vertebra servikalis. Metode ini langsung menilai hubungan antara maturasi vertebra servikalis dengan maturasi skeletal dari mandibula.22.23
Tahap 1 (CS1): Tepi inferior dari C2,C3 dan C4 adalah datar. Corpus C3 dan C4 berbentuk trapesium. Puncak pertumbuhan mandibula rata-rata akan terjadi 2 tahun setelah tahap ini.
Tahap 2 (CS2): Kecekungan mulai terlihat pada tepi inferior dari C2. Corpus C3 dan C4 masi berbentuk trapesium. Puncak pertumbuhan mandibula rata-rata akan terjadi 1 tahun setelah tahap ini.
Tahap 3 (CS3): Kecekungan pada tepi inferior C2 dan C3 sudah terlihat. Bentuk corpus dari dari C3 dan C4 adalah antara trapesium dan persegi panjang. Puncak pertumbuhan mandibula akan terjadi selama setahun setelah tahap ini.
Tahap 4 (CS4): Kecekungan pada tepi inferior C2, C3 dan C4 sudah terlihat. Corpus C3 dan C4 berbentuk persegi panjang horizontal. Puncak pertumbuhan mandibula telah terjadi antara 1 atau 2 tahun sebelum tahap ini.
Tahap 5 (CS5): Kecekungan pada tepi inferior C2-C4 masih tampak. Bentuk corpus dari salah satu C3 dan C4 sudah berbentuk persegi. Puncak pertumbuhan mandibula telah berakhir paling kurang 1 tahun sebelum tahap ini.
Tahap 6 (CS6): Kecekungan pada tepi inferior C2-C4 masih jelas. Bentuk corpus dari salah satu C3 dan C4 adalah persegi panjang vertikal dan yang lain berbentuk persegi. Puncak pertumbuhan mandibula telah berakhir paling kurang 2 tahun sebelum tahap ini.
(27)
Gambar 6. Tahap maturasi tulang vertebra servikalis menurut Bacceti (2005)23
2.3.2 Usia Skeletal Vertebra Servikalis
Jika sebelumnya maturasi skeletal dianalisis berdasarkan bentuk anatomi dari vertebra servikalis, Mito dkk (2003) pada penelitiannya melaporkan bahwa usia skeletal vertebra servikalis dapat dihitung dari gambaran radiografi sefalometri. Penelitian tersebut melakukan pengukuran pada tulang vertebra servikalis ketiga dan keempat (CV3 dan CV4) sehingga hasilnya akan lebih objektif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia skeletal vertebra servikalis dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut:
Rumus matematika di atas dapat dijabarkan bahwa CVA adalah cervical vertebral bone age atau usia skeletal vertebra servikalis. AH3 adalah tinggi anterior
dari CV3, AP3 adalah jarak anteroposterior dari CV3, AH4 adalah tinggi anterior dari
CV4, AP4 adalah jarak anteroposterior dari CV4, dan PH4 adalah tinggi posterior dari
C4 (Gambar 7).9
(28)
Gambar 7. Pengukuran dimensi tulang vertebra servikalis C3 dan C411
2.4 Metode Menilai Pertumbuhan Kraniofasial
Menilai pertumbuhan kraniofasial dapat dilakukan dengan pendekatan melalui metode pengukuran dan eksperimental. Metode pengukuran dapat dilakukan dengan studi kraniometri, antropometri, dan radiografi sefalometri.16
2.4.1 Kraniometri
Kraniometri merupakan tehnik pengukuran yang pertama kali dilakukan untuk mempelajari pertumbuhan, berdasarkan pengukuran dari tengkorak pada manusia. Kraniometri awalnya digunakan untuk mempelajari tengkorak manusia purba yang ditemukan di gua-gua Eropa paba abad ke 18-19 M. Dari pengukuran terhadap tengkorak tersebut, memungkinkan untuk mengumpulkan banyak informasi tentang populasi yang telah punah dan mendapatkan beberapa gagasan tentang pola pertumbuhannya dengan membandingkan satu tengkorak dengan yang lainnya. Kraniometri memiliki kelebihan yaitu dapat dilakukan pada tengkorak kering. Namun kekurangan untuk ilmu pertumbuhannya adalah hanya dapat diteliti dengan metode
cross-sectional. Cross-sectional berarti individu hanya bisa diukur pada satu titik waktu, meskipun terdapat usia tengkorak yang berbeda dalam suatu populasi.
(29)
2.4.2 Antropometri
Dimensi tulang tengkorang juga dapat diukur pada makhluk hidup. Dengan metode yang disebut antropometri, berbagai titik yang digunakan pada pengukuran tengkorak kering dapat juga diukur pada individu yang masih hidup dengan menggunakan titik-titik (landmark) yang diperoleh dari studi tengkorak kering pada jaringan lunak di atasnya. Misalnya, panjang tempurung kepala dapat diukur dari titik di batang hidung ke titik yang tercembung di belakang tengkorak. Walaupun terdapat kelemahan pengukuran akibat variasi ketebalan jaringan lunak yang melapisi tulang, tetapi tehnik antropometri memungkinkan untuk mengevaluasi pertumbuhan pada individu secara langsung, dengan cara membuat pengukuran yang sama berulang-ulang pada waktu yang berbeda. Ini akan menghasilkan data longitudinal, yaitu data dari individu yang sama dalam kurun waktu yang berbeda. Beberapa tahun terakhir ini, Farkas telah mempelajari bahwa melalui tehnik antropometri dapat dihitung proporsi wajah manusia dan perkembanganya.
2.4.3 Radiografi Sefalometri
Tehnik pengukuran yang ketiga adalah foto radiologi sefalometri. Foto rontgen sefalometri sangat penting, tidak hanya dalam ilmu pertumbuhan, tetapi juga dalam perawatan ortodontik. Tehnik ini dapat menggabungkan keunggulan dari kraniometri dan antropometri. Memungkinkan pengukuran langsung dari dimensi tulang tengkorak, dan tidak hanya dapat melihat tulang dan jaringan lunak yang tercakup dalam foto radiograf, tetapi juga memungkinkan mengukur pertumbuhan tulang tengkorak pada satu individu yang sama secara berulang.16
2.5 Pengukuran Panjang Mandibula
Pada peniliaian sefalometri, beberapa titik tertentu ditandai dengan hati-hati pada radiograf, dan dilakukan pengukuran linear serta angulasi pada titik-titik ini. Hasil pengukuran ini dalam berbagai cara akan menghasilkan analisis ukuran skeletal dan bentuknya. Titik sefalometri pada mandibula24 (Gambar 8) :
(30)
Co : Condyle ( Titik paling superior pada kondilus mandibula)
Ar : Articulare ( Titik perpotongan antara batas dorsal kondilar dan batas inferior dari basis kranial posterior)
Go : Gonion ( Titik tengah pada sudut mandibula)
M : Menton (Titik paling inferior pada simfisis mandibula)
Gn : Gnathion ( Titik paling anteroinferior pada simfisis mandibula) P(Pog) : Pogonion (Titik paling anterior pada simfisis mandibula) B : Supramentale (Titik paling dalam pada alveolus mandibula) Id : Infradentale (Titik paling anterosuperior pada alveolus mandibula)
Gambar 8. Titik – titik sefalometri untuk pengukuran Mandibula24
Pada gambaran sefalometri, mandibula dapat diukur dalam arah sagital secara linier maupun anguler. Pengukuran linier meliputi panjang ramus, panjang korpus dan panjang mandibula. Panjang ramus mandibula diukur dari titik Condyle ke titik
Gonion. Panjang korpus mandibula diukur dari titik Gonion ke titik Menton. Panjang mandibula diukur dari titik Condyle ke titik Gnathion. Sedangkan pengukuran anguler pada mandibula ditentukan dari sudut yang terbentuk oleh perpotongan panjang korpus, yang disebut dengan sudut Gonial.25
(31)
2.6 Prediksi Panjang Mandibula Menggunakan Usia Skeletal Vertebra Servikalis
Mito dkk (2003) mengembangkan metode untuk memprediksi panjang mandibula dengan menggunakan usia skeletal vertebra servikalis. Salah satu cara yang digunakan dalam memprediksi panjang mandibula adalah dengan melakukan perhitungan menggunakan rumusan. Rumusan ini didapatkan melalui analisis regresi yang memilki komponen usia skeletal sebagai veriabel bebas (sumbu X) dan pertambahan panjang mandibula sebagai veriabel tergantung (sumbu Y).
Setelah dilakukan analisis regresi, maka akan didapatkan rumusan persamaan linier y = ax + b. Potensi pertumbuhan mandibula dapat diprediksi melalui rumusan seperti pada penelitian Mito, yaitu:
MGP (mm) = -2.76 x CVA + 38.68
MGP adalah mandibular growth potensial atau potensi pertumbuhan mandibula atau pertambahan panjang mandibula. CVA adalah cervical vertebra age atau usia skeletal vertebra servikalis. Hasil dari perhitungan tersebut dibandingkan dengan panjang mandibula sebenarnya pada kelompok yang telah selesai tahap tumbuh kembangnya atau dewasa. Kesederhanaan dan objektivitas dari usia tulang vertebra servikalis ini telah terbukti dapat diterapkan dan akurat dalam memprediksi pertumbuhan mandibula.11
Chen F. dkk (2005) juga melakukan penelitian untuk memprediksi potensi pertumbuhan mandibula pada maloklusi klas III berdasarkan analisis tulang vertebra servikalis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menggunakan pengukuran tulang vertebra servikalis dapat memprediksi panjang mandibula pada maloklusi klas III.26
(32)
2.7 Landasan Teori
Setiap manusia akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan kraniofasial. Meskipun bervariasi antar individu, tetapi kecepatan pertumbuhannya mengikuti suatu pola. Pertumbuhan tulang fasial (maksila dan mandibula) pada bayi, berlangsung dengan kecepatan yang cukup tinggi, melambat secara progresif selama kanak-kanak, dan mencapai kecepatan minimal pada periode prapubertas. Laju pertumbuhan kemudian meningkat kembali selama pubertas dan menjadi lambat selama maturitas. Penting untuk dapat membedakan standar variasi pertumbuhan normal dengan pertumbuhan ekstrem diluar batas pola normal yang disebut deviasi (abnormal). Waktu pertumbuhan setiap organ/ekstremitas fisik dari tubuh yang tidak selalu sama pada satuan waktu, hal ini dapat dipengaruhi genetik dan faktor lainnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan antara lain nutrisi, penyakit sistemik/non sistemik, sosial ekonomi, kebiasaan buruk, trauma, dan kelenjar/endokrin/hormon.14
Kraniofasial dibagi menjadi empat daerah pertumbuhan karena cara pertumbuhan masing-masing daerah tersebut berbeda antara satu dengan lainnya. Keempat daerah tersebut adalah ruang kranium (cranial vault), basis kranium, maksila dan mandibula. Ruang kranium terbentuk langsung melalui osifikasi intramembranus, tanpa didahului pembentukan kartilago. Berbeda dengan ruang kranium, basis kranium awalnya berbentuk kartilago, kemudian kartilago bertransformasi menjadi tulang melalui osifikasi endokondral. Pada maksila tidak terdapat kartilago, oleh karena itu seluruh pertumbuhannya terjadi dengan osifikasi intramembranus. Sedangkan pada mandibula mekanisme pertumbuhan melalui proses osifikasi endokondral dan osifikasi intramembranus.16
Menilai pertumbuhan dapat dilakukan dengan kraniometri, anthropometri, dan sefalometri. Pada peniliaian sefalometri, beberapa titik tertentu ditandai dengan hati-hati pada radiograf, dan dilakukan pengukuran linear pada titik-titik ini. Hasil pengukuran ini akan menghasilkan analisis ukuran skeletal dan bentuknya. Pada gambaran sefalometri, mandibula dapat diukur dalam arah sagital secara linier maupun anguler. Pengukuran linier meliputi panjang ramus, panjang korpus dan
(33)
panjang mandibula. Panjang mandibula sering didefinisikan sebagai jarak linier antara Co (titik paling superior di kondilus) dan Gnathion (Gn).16,24
Pertumbuhan mandibula menunjukkan hubungan yang erat dengan tahap pertumbuhan dan maturasi skeletal secara umum. Terdapat banyak metode uji coba untuk mengukur maturasi skeletal. Berbagai indikator biologis telah digunakan untuk mengevaluasi maturasi skeletal mandibula, yaitu peningkatan tinggi badan, matura si tulang di tangan dan pergelangan tangan, dan maturasi tulang vertebra servikalis.2,3,4
Penilaian maturasi skeletal dengan menggunakan cervical vertebrae maturation stage (CVMS) dapat dilihat melalui radiografi sefalometri telah banyak mendapat perhatian. CVMS adalah penilaian tingkat maturasi vertebra servikalis berdasarkan bentuk dan ukuran dari tulang vertebra servikalis.3,6 Vertebra servikalis atau tulang leher adalah salah satu bagian dari tulang vertebra yang terkecil dalam tubuh. Tulang ini berfungsi untuk menopang dan memberi stabilitas pada kepala, pergerakan kepala, serta berfungsi untuk melindungi struktur yang melewati spina terutama medula spinalis, akar saraf dan arteri vertebra.20
Ada berbagai pendapat mengenai penentuan tingkat maturasi dengan menggunakan radiografi vertebra servikalis (Lamparski, 1972; O’Really et al, 1988; Hassel and Farman, 1995; Franchi et al, 2000; Bacceti et al, 2002 dan 2005) dan Mito dkk (2002).21 Jika sebelumnya maturasi skeletal dianalisis berdasarkan bentuk anatomi dari vertebra servikalis, Mito dkk (2003) pada penelitiannya melaporkan bahwa usia skeletal vertebra servikalis dapat dihitung dari gambaran radiografi sefalometri. Selanjutnya Mito dkk mengembangkan suatu metode untuk memprediksi panjang mandibula dengan menggunakan usia skeletal vertebra servikalis. Salah satu cara yang digunakan dalam memprediksi panjang mandibula adalah dengan melakukan perhitungan menggunakan rumusan. Rumusan ini didapatkan melalui analisis regresi yang memilki komponen usia skeletal sebagai (sumbu X) dan pertambahan panjang mandibula sebagai sumbu Y. Setelah dilakukan analisis regresi, maka akan didapatkan rumusan persamaan linier y = ax + b. Kesederhanaan dan objektivitas dari usia tulang vertebra servikalis ini telah terbukti dapat diterapkan dan akurat dalam memprediksi pertumbuhan mandibula.9,11
(34)
Kerangka Teori
Tumbuh Kembang Kraniofasial
Kranium
Maksila
Wajah
Prediksi Panjang Mandibula Menggunakan Usia Skeletal Vertebra
Servikalis
Ruang Kranium Basis Kranium Mandibula
Metode Penilaian
Kraniometri Anthropometri Radiografi
sefalometri
si skeletal Pertumbuhan
mandibula Vertebra servikalis
Peningkatan tinggi badan Maturasi tulang di tangan Maturasi tulang vertebra servikalis.
Hubungan antara tahap maturasi tulang vertebra servikalis dengan
(35)
2.8 Kerangka Konsep
Pertumbuhan Mandibula
Faktor Eksternal
Gaya Hidup
Lingkungan
Faktor internal
Usia
Ras
Jenis Kelamin
Genetik
Panjang Mandibula Anak (9-14 thn)
DataDitinjau dari Radiografi Sefalometri
Usia Skeletal Vertebra Servikalis
Panjang Mandibula Panjang Korpus Panjang Ramus
Berapakah prediksi panjang mandibula dewasa menggunakan usia skeletal vertebra servikalis?
(36)
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan
retrospective cross-sectional. Dimana setiap subyek hanya diobservasi pada saat pemeriksaan (satu waktu) dan sampel pada penelitian diperoleh dari data sekunder sefalometri pasien yang datang ke klinik Ortodonti RSGMP FKG USU.
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di klinik Biologi Oral dan klinik Ortodonti FKG USU Jl. Alumni No.2 Universitas Sumatera Utara pada bulan Februari-Maret 2015.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian ini adalah foto rontgen sefalometri lateral pasien yang datang ke klinik Ortodonti FKG USU. Besar sampel ditentukan dengan rumus sebagai berikut39 :
� ≥ {� −∝ . �
� }
Keterangan:
n = besar sampel
Zα = deviat baku alpha dimana α = 0,05Zα= 1,96
σ = standar deviasi = 3.49 10
e = presisi (tingkat ketepatan) = 1,00
� ≥ { , . ,
, }
2
(37)
Variabel tak terkendali
Gizi
Bad habit / kebiasaan buruk
Genetik
Penyakit sistemik
Ras
Variabel terkendali
Usia
Jenis kelamin
Hubungan skeletal Klas 1
Perbesaran Foto Variabel bebas
Usia skeletal vertebra servikalis
Panjang mandibula
Variabel tergantung
Prediksi panjang mandibula dewasa Berdasarkan hasil perhitungan tersebut maka jumlah sampel minimal yang dibutuhkan adalah sebanyak 47 sampel foto sefalometri.
3.3.1 Kriteria inklusi
a. Foto diambil saat usia 9-14 tahun b. Jenis kelamin perempuan
c. Belum pernah mendapat perawatan ortodonti d. Hubungan skeletal Klas 1 (2° ≤ANB ≤ 4°) e. Tahun pengambilan foto 2010 – 2013 f. Foto berasal dari lab yang sama g. Kualitas foto sefalometri lateral baik
3.3.2 Kriteria Eksklusi
a. Status pasien tidak lengkap
b. Gambaran tepi tulang vertebra servikalis pada foto roentgen tidak jelas
3.4 Variabel dan Defenisi Operasional 3.4.1 Identifikasi variabel
(38)
3.4.1.1 Variabel bebas
1. Usia skeletal vertebra servikalis 2. Panjang mandibula
3.4.1.2 Variabel tergantung
1. Prediksi panjang mandibula dewasa
3.4.1.3 Variabel terkendali
1. Usia
2. Jenis kelamin
3. Hubungan skeletal Klas 1 (2° ≤ ANB ≤ 4°) 4. Perbesaran Foto
3.4.1.4 Variabel tak terkendali
1. Gizi
2. Bad habit / kebiasaan buruk 3. Genetik
4. Penyakit sistemik 5. Ras
3.4.2 Defenisi Operasional
a. Usia kronologis adalah usia berdasarkan tanggal, bulan, dan tahun dari waktu kelahiran.
b. Usia skeletal vertebra servikalis adalah usia yang ditentukan dari perhitungan vertebra servikalis 3 (CV3) dan vertebra servikalis 4 (CV4) yang diperoleh dari gambaran sefalometri lateral. Pengukuran dilakukan dengan metode mito.10
c. C3ua dan C3up titik paling atas pada anterior dan posterior vertebra servikalis ke-3, C3la dan C3lp adalah titik paling bawah pada anterior dan posterior vertebra servikalis ke-3.
(39)
d. C4ua dan C4up titik paling atas pada anterior dan posterior vertebra servikalis ke-4, C4la dan C4lp adalah titik paling bawah pada anterior dan posterior vertebra servikalis ke-4.
e. AH3 adalah tinggi anterior dari vertebra servikalis 3 (CV3) yaitu jarak antara titik C3ua dan C3la, PH3 adalah tinggi posterior dari vertebra servikalis 3 yaitu jarak antara titik C3up dan C3lp, AP3 adalah jarak anteroposterior dari vertebra servikalis 3 yaitu jarak antara AH3 dan PH3.
f. AH4 adalah tinggi anterior dari vertebra servikalis 4 (CV4) yaitu jarak antara titik C4ua dan C4la, PH4 adalah tinggi posterior dari vertebra servikalis 4 yaitu jarak antara titik C4up dan C4lp, AP4 adalah jarak anteroposterior dari vertebra servikalis 4 yaitu jarak antara AH4 dan PH4.
g. Panjang mandibula adalah jarak yang diukur dari titik Condyle ke titik
Gnathion (Analisis McNamara) pada gambaran sefalometri lateral.
h. Co (Condyle) adalah titik tengah paling superior pada kondilus mandibula, Gn (Gnathion) adalah titik paling anteroinferior pada simfisis mandibula atau titik yang terletak ditengah antara titik paling anterior (Pogonion) dengan titik paling inferior (Menton) pada dagu.
i. Prediksi panjang mandibula adalah pertambahan panjang mandibula yang dihitung menggunakan usia skeletal dari rumusan (Mito, 2003).
j. Dewasa dapat diartikan sebagai suatu periode dalam kehidupan yang ditandai dengan pencapaian kematangan tubuh secara optimal, pada anak perempuan
yaitu ≥17 tahun.
k. Kualitas foto yang baik adalah seluruh gambar pada film dapat terlihat dengan jelas. Tidak terlihat gelap, keabuan, atau berkabut.
3.5 Alat dan Bahan Penelitian 3.5.1 Alat
- Alat tulis
- Viewer (tracing box)
(40)
- Kaliper digital - Formulir penelitian
3.5.2 Bahan
- Foto sefalometri lateral pasien usia 9-14 tahun - Cephalometric tracing paper
3.6 Metode Pengumpulan Data
a. Pengumpulan Sampel
Pengumpulan foto rontgen sefalometri lateral dari pasien di klinik Ortodonti RSGMP FKG USU sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi. b. Penapakan foto sefalometri lateral.
Sefalogram ditracing dengan tracing paper dan pensil 3H diatas pencahayaan tracing box.
c. Penentuan titik dan garis referensi pada vertebra servikalis
Penentuan titik-titik pada vertebra servikalis, yaitu C3up, C3ua, C3lp, C3la dan C4up, C4ua, C4lp, C4la, setelah itu dilakukan penentuan garis untuk pengukuran vertebra servikalis, yaitu AH3, AH4, PH3, PH4, AP3, dan AP4 (Gambar 9).
(41)
d. Perhitungan Usia Skeletal Vertebra servikalis
Garis komponen usia skeletal yang telah didapatkan, dilakukan pengukuran linier menggunakan kaliper dengan skala milimeter. Kemudian dilakukan perhitungan usia skeletal dengan memasukkan ukuran-ukuran tersebut ke dalam rumus. Rumus yang digunakan adalah rumus dengan metode Mito, yaitu:
CVA(years) = -0.20 + 6.20 x AH3/AP3 + 5.90 x AH4/AP4 + 4.74 x AH4/PH4
e. Prediksi pertambahan panjang mandibula
Prediksi pertambahan panjang mandibula dengan menggunakan usia skeletal vertebra servikalis (CVA) yang telah diperoleh sebelumnya dengan rumus:
MGP (mm) = -2.76 x CVA + 38.68
f. Pengukuran panjang mandibula
Penentuan titik-titik referensi mandibula pada foto sefalometri lateral, yaitu Co (Condyle) dan Gn (Gnation) (Gambar 10).
(42)
Untuk megetahui panjang mandibula dilakukan pengukuran linier menggunakan kaliper dengan skala milimeter yang diukur dari titik Co ke titik Gn (Gambar 11).
Gambar 11.Titik garis linier Co dan Gn27
g. Total prediksi panjang mandibula
Total prediksi panjang mandibula diperoleh dengan menambahkan panjang mandibula yang diukur pada sefalogram dengan pertambahan panjang mandibula yang diperoleh dari rumus sebelumnya.
3.7 Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data dilakukan menggunakan sistem komputerisasi. Untuk memperoleh nilai rerata serta standar deviasi dari masing-masing data, dilakukan pengujian analisis data univariat. Uji korelasi Spearman dilakukan untuk mengetahui koefisien korelasi antara usia skeletal vertebra servikalis dan panjang mandibula.
(43)
BAB 4
HASIL PENELITIAN
Penelitian dilakukan di departemen Biologi Oral Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara pada bulan Februari-Maret 2015. Penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan data sekunder dari pasien yang datang ke klinik Ortodonti RSGMP FKG USU. Dari data sekunder yang diperoleh, terdapat 50 subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Keseluruhan subjek pada penelitian ini berjenis kelamin perempuan dengan rentang usia 9-14 tahun.
Tabel 1. Distribusi subjek penelitian berdasarkan kelompok usia
Kelompok Usia N %
9 – 9.9 11 22%
10 – 10.9 12 24%
11 – 11.9 11 22%
12 – 12.9 9 18%
13 – 13.9 7 14%
Jumlah 50 100%
Tabel 1 menunjukkan persentase tertinggi pada penelitian ini terdapat pada kelompok usia 10-10.9 yaitu 24% dan kelompok usia 13-13.9 tahun memiliki persentase paling sedikit yaitu 14% (tabel 1).
Penapakan (tracing) sefalometri lateral dilakukan agar diperoleh komponen titik dan garis yang dibutuhkan untuk penentuan usia skeletal dan penentuan panjang mandibula. Penentuan usia skeletal dilakukan dengan mengukur garis-garis yang telah ditentukan pada gambaran tulang vertebra servikalis yaitu tinggi anterior, tinggi posterior, dan jarak antero-posterior dari vertebra servikalis ke-3 dan ke-4. Kemudian pengukuran panjang mandibula dilakukan dari titik Condyle ke titik Gnathion. Penapakan dan pengukuran pada masing-masing subjek dilakukan tiga kali kemudian dicatat rata-ratanya.
(44)
4.1 Usia Skeletal Vertebra Servikalis pada Anak Perempuan Usia 9-14 Tahun
Penentuan usia skeletal dilakukan dengan mengukur garis-garis yang telah ditentukan yaitu tinggi anterior (AH), tinggi posterior (PH), dan anteroposterior (AP) pada vertebra servikalis ke3-4 dan memasukkannya dalam rumus sesuai metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu :
Usia Skeletal = -0.20 + 6.20 x AH3/AP3 + 5.90 x AH4/AP4 + 4.74 x AH4/PH4
Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan rerata usia skeletal pada anak usia 9-14 tahun seperti pada tabel 3.
Tabel 2. Hasil perhitungan rerata usia skeletal pada anak perempuan usia 9-14 tahun
Kelompok Usia Rerata (th) SD Min Maks
9 – 9.9 th 9.99 1.01 7.99 11.22
10 – 10.9 th 10.16 0.83 9.03 11.61
11 – 11.9 th 11.60 1.62 9.61 14.31
12 – 12.9 th 12.98 1.45 9.74 14.70
13 – 13.9 th 13.10 1.84 10.12 15.79
9 – 14 th 11.36 1.83 7.99 15.79
Tabel 2 menunjukkan hasil perhitungan usia skeletal pada anak perempuan usia 9-14. Rerata usia skeletal pada anak usia 9-14 tahun yaitu 11.36±1.83 tahun. Apabila usia skeletal dibedakan berdasarkan kelompok usia maka dapat dideskripsikan usia skeletal terendah pada kelompok usia 9-9.9 tahun yaitu 9.99±1.01 tahun dan usia skeletal tertinggi pada usia kelompok 13-13.9 tahun yaitu 13.10±1.84 tahun.
4.2 Panjang Mandibula pada Anak Perempuan Usia 9-14 Tahun
Panjang mandibula diukur sesuai dengan panjang mandibula yang efektif menurut McNamara, yaitu dari titik Condyle (Co) ke titik Gnathion (Gn). Berdasarkan hasil pengukuran panjang mandibula, didapatkan rata-rata panjang mandibula subjek penelitian seperti pada tabel 3.
(45)
Tabel 3. Hasil pengukuran panjang mandibula (Co-Gn) pada anak perempuan usia 9-14 tahun
Kelompok Usia Rerata (mm) SD Min Maks
9 – 9.9 th 106.93 3.07 100.50 110.33
10 – 10.9 th 108.33 3.47 104.17 114.33
11 – 11.9 th 109.95 3.68 106.33 119.33
12 – 12.9 th 114.93 3.96 108.00 119.83
13 – 13.9 th 116.97 4.15 112.00 123.50
9 – 14 th 110.79 5.07 100.50 123.50
Tabel 3 menunjukkan bahwa rata-rata panjang mandibula pada anak perempuan usia 9-14 tahun adalah 110.79±5.07 mm. Bila pengukuran dibedakan berdasarkan kelompok usia maka didapatkan hasil pengukuran panjang mandibula terendah pada usia 9-9.9 tahun yaitu 106.93±3.07 mm dan yang tertinggi terdapat pada usia 13-13.9 tahun yaitu 116.97±4.15 mm. Terlihat peningkatan panjang mandibula pada setiap kelompok usia, peningkatan panjang mandibula tertinggi pada kelompok usia 11-12 tahun yaitu sebanyak 4.9±0.2 mm.
4.3 Hubungan usia skeletal vertebra servikalis dengan panjang mandibula pada anak perempuan usia 9-14 tahun
Hubungan usia skeletal vertebra servikalis dengan panjang mandibula dapat diketahui dengan menggunakan uji korelasi Spearman’s.
Tabel 4. Hubungan usia skeletal vertebra servikalis dengan panjang mandibula pada anak perempuan usia 9-14 tahun
Usia skeletal (tahun) Panjang mandibula
(mm)
Spearman's Correlation 0.648**
Sig. (2-tailed) 0.00
N 50
(46)
Pada Tabel 4 dapat dideskripsikan tingkat kepercayaan korelasi usia skeletal vertebra servikalis dengan panjang mandibula adalah 99% dengan α = 0,01 (1%). Menurut pedoman interpretasi koefisien korelasi Sugiyono (2007) nilai koefisien korelasi 0,60-0,799 disebut kuat, dari tabel diatas diperoleh Spearman’s Correlation
0.648 artinya terdapat hubungan yang kuat antara usia skeletal dengan panjang mandibula. Dengan P-value / Sig. sama dengan 0.00 atau <0,05 dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel tersebut. Tanda positif menunjukkan bahwa korelasi yang terjadi antara usia skeletal dan panjang mandibula
adalah hubungan yang “berbanding lurus” artinya semakin bertambah usia skeletal
seseorang, maka semakin bertambah pula nilai panjang mandibulanya. Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan hipotesis penelitian diterima, artinya terdapat hubungan antara panjang mandibula dengan usia skeletal vertebra servikalis pada anak perempuan usia 9-14 tahun.
4.4 Prediksi panjang mandibula menggunakan usia skeletal vertebra servikalis pada anak perempuan usia 9-14 tahun
Prediksi panjang mandibula menggunakan usia skeletal vertebra servikalis didapatkan dengan rumus berikut:
Potensi pertumbuhan mandibula(mm) = -2.76 x Usia skeletal + 38.68
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan menggunakan rumusan diatas maka dapat diketahui potensi pertumbuhan panjang mandibula pada anak usia 9-14 tahun yaitu 7.66±4.6 mm. Penambahan panjang mandibula tertinggi pada kelompok usia 9-9.9 tahun yaitu 11.08±2.79 mm dan paling rendah pada kelompok usia 13 -13.9 tahun yaitu 3.06±2.90 mm (tabel 5).
(47)
Tabel 5. Potensi pertumbuhan panjang mandibula menggunakan usia skeletal pada anak usia 9-14 tahun
Kelompok Usia Rerata (mm) SD Min Maks
9 – 9.9 th 11.08 2.79 7.71 16.63
10 – 10.9 th 10.61 2.28 6.64 13.76
11 – 11.9 th 6.78 4.24 .82 12.16
12 – 12.9 th 3.41 3.06 .00 11.80
13 – 13.9 th 3.06 2.90 .00 10.75
9 – 14 th 7.66 4.62 .00 16.63
Penambahan panjang mandibula (tabel 5) dijumlahkan dengan panjang mandibula pada keadaan sebenarnya pada masing-masing subjek(tabel 3), maka didapatkan rerata prediksi panjang mandibula dewasa berdasarkan usia skeletal pada anak usia 9-14 tahun yaitu 118.43±3.74 mm (tabel 6).
Tabel 6. Rerata prediksi panjang mandibula dewasa
Rerata
(mm) SD Min Maks
Prediksi panjang
(48)
BAB 5 PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi panjang mandibula dewasa menggunakan usia skeletal vertebra servikalis pada anak usia 9-14 tahun di Medan. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data sekunder berupa foto sefalometri yang diperoleh dari klinik Ortodonti RSGMP FKG USU. Dari data yang dikumpulkan, terdapat 50 subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Keseluruhan sampel pada penelitian ini berjenis kelamin perempuan. Peneliti memlilih subjek penelitian berjenis kelamin perempuan karena tumbuh kembang kraniofasial dipengaruhi oleh faktor genetik dan jenis kelamin. Menurut Proffit, faktor genetik mempengaruhi tumbuh kembang dentokraniofasial. Salah satu pengaruh gen terlihat pada perbedaan percepatan pertumbuhan antara laki-laki dan perempuan. Pertumbuhan pada laki-laki lebih lama daripada perempuan karena kromosom Y pada laki-laki (XY) memiliki kecendrungan mengalami penundaan pertumbuhan daripada kromosom X pada perempuan. Selain itu, hal ini juga dikarenakan pada penelitian ini, peneliti menggunakan rumus yang berasal dari penelitian sebelumnya (Mito) yang hanya menggunakan sampel anak perempuan saja.10,16
Tahap awal penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan dan mengelompokkan subjek berdasarkan usia. Kemudian dilakukan proses penapakan dengan menentukan titik yang akan diukur. Proses dilanjutkan dengan melakukan pengukuran pada garis-garis yang telah ditentukan pada gambaran tulang vertebra servikalis yaitu tinggi anterior (AH), tinggi posterior (PH), dan jarak antero-posterior(AP) dari vertebra servikalis ke-3 dan ke-4. Kemudian pengukuran panjang mandibula dilakukan dari titik Condyle ke titik Gnathion (Co-Gn). Kesalahan (error) pada analisis sefalometri merupakan hal yang tidak terpisahkan. Kesalahan dapat terjadi karena distorsi pada saat prosedur pengambilan gambar, dan hal ini sulit untuk diperbaiki. Sedangkan kesalahan pada sistem pengukuran dapat diminimalisir dengan
(49)
melakukan pengukuran sebanyak dua kali dan mengambil nilai rata-ratanya untuk dianalisis.29 Pada penelitian ini, pengukuran pada tiap bidangnya dilakukan sebanyak tiga kali untuk meminimalisir kemungkinan terjadi kesalahan.
5.1 Usia Skeletal Vertebra Servikalis pada Anak Perempuan Usia 9-14 tahun
Berdasarkan analisis yang dilakukan pada vertebra servikalis 3 dan 4 (C3 dan C4), maka didapatkan rata-rata usia skeletal pada anak usia 9-14 tahun pada penelitian ini adalah 11.36±1.83 tahun seperti pada tabel 2. Hasil perhitungan usia skeletal pada penelitian ini lebih muda dibandingkan penelitian Paula M. dkk (2007) di Brazil pada anak usia 7-15 tahun yaitu 11.62±2.28 tahun.30 Hal ini kemungkinan disebabkan oleh perbedaan populasi dimana pada penelitian Paula M. dilakukan pada anak dengan rentang usia yang lebih luas dibandingkan dengan penelitian ini. Selain itu apabila dibandingkan dengan rentang usia yg tidak jauh berbeda, hasil perhitungan usia skeletal pada penelitian ini lebih dewasa dibandingkan pada penelitian Prasad K. dkk (2013) di India pada anak usia 8-14 tahun yaitu 10.76±1.63 tahun.41 Hal ini menunjukkan bahwa maturasi skeletal juga dipengaruhi oleh banyak faktor seperti genetik dan faktor-faktor eksternal, misalnya asupan nutrisi, status sosio ekonomi, dan keadaan lingkungan. Pada individu yang hidup dengan lingkungan yang kurang baik kemungkinan maturasi skeletalnya akan menjadi lambat.13
Keadaan dimana usia kronologis tidak cukup untuk menilai tingkat perkembangan dan maturasi somatik seorang pasien maka ditentukan usia biologisnya. Usia biologis ini dapat ditentukan dari usia skeletal, dental ataupun permulaan pubertas. Penelitian ini menggunakan usia skeletal yang dihitung berdasarkan metode Mito, dengan mengunakan vertebra servikalis ke 3 dan ke 4 yang tampak dari gambaran sefalometri lateral. Dibandingkan cara penentuan usia skeletal lain, gambaran sefalometri lateral dikatakan lebih efisien karena pada pasien ortodonti pengambilan foto ini merupakan prosedur standar dalam rangkaian perawatan ortodonti. Sehinga peneliti dapat melakukan penelitian menggunakan data
(50)
sekunder yang tersedia dengan menganalisis vertebra servikalis yang terlihat dari gambaran sefalometri lateral.13
5.2 Panjang Mandibula pada Anak Perempuan Usia 9-14 tahun
Pada gambaran sefalometri, mandibula dapat diukur dalam arah sagital secara linier maupun anguler. Pengukuran linier meliputi panjang ramus, panjang korpus dan panjang mandibula. Panjang ramus mandibula diukur dari titik Condyle ke titik
Gonion. Panjang korpus mandibula diukur dari titik Gonion ke titik Menton. Panjang mandibula diukur dari titik Condyle ke titik Gnathion. Sedangkan pengukuran anguler pada mandibula ditentukan dari sudut yang terbentuk oleh perpotongan panjang korpus, yang disebut dengan sudut Gonial.25
Pada penelitian ini, panjang mandibula diukur sesuai dengan panjang mandibula yang efektif menurut McNamara, yaitu dari titik Condyle (Co) ke titik
Gnathion (Gn).13 Hasil penelitian menunjukkan rata-rata panjang mandibula pada anak usia 9-14 tahun adalah 110.79±5.07 mm seperti pada tabel 3. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan hasil penelitian Kim dkk (2012) di Korea pada anak usia 6-13 tahun yaitu 110.1±6.4 mm.31 Bila pengukuran dibedakan berdasarkan kelompok usia, nilai rerata panjang mandibula terlihat meningkat setiap tahunnya dan peningkatan tertinggi terlihat pada kelompok usia 11-12 tahun yaitu 4.9±0.2 mm, hal ini menunjukkan bahwa puncak pertumbuhan mandibula terjadi pada usia tersebut. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Tofani (1972), Lewis (1985), dan Jamal (2008), dimana pada penelitian-penelitian tersebut dijelaskan puncak pertumbuhan mandibula terjadi pada usia 11-12 tahun.38 Hasil ini didukung oleh penelitian Gu Yan (2007) yang menjelaskan peningkatan panjang mandibula yang paling signifikan terjadi pada usia 11 tahun yaitu sebanyak 4,2 mm.8 Walaupun demikian perbedaan yang ada dapat disebabkan oleh variasi individual, dimana genetik berperan pada kecepatan pertumbuhan serta hasil akhir pertumbuhan.
(51)
5.3 Hubungan usia skeletal vertebra servikalis dengan panjang mandibula pada anak perempuan usia 9-14 tahun
Hasil uji korelasi spearman’s antara usia skeletal vertebra servikalis dengan panjang mandibula pada anak usia 9-14 tahun diketahui sebesar 0.648 (tabel 4). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara usia skeletal dengan panjang mandibula. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Ellyeus dkk (2011) koefisien korelasi panjang mandibula memiliki hubungan yang kuat dengan CVMS
(cervical vertebrae maturation stage) dengan r = 0.680, hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan mandibula sejalan dengan maturasi tulang vertebra servikalis, penelitian tersebut juga menyimpulkan bahwa maturasi vertebra servikalis secara klinis berguna dalam mengevaluasi pertumbuhan mandibula.6
Pada penelitian Kim YS dkk (2012) juga menjelaskan terdapat hubungan yang signifikan dengan p<0.05 antara pertumbuhan mandibula dengan maturasi vertebra servikalis dan maturasi tulang tangan dan pergelangan tangan. Koefisien korelasi menunjukkan hasil yang berbeda tetapi searah dengan penelitian ini dimana koefisien korelasi tertinggi adalah hubungan maturasi skeletal dengan panjang mandibula, diikuti hubungan maturasi skeletal dengan panjang korpus dan panjang ramus.31
Gu Yan dan Mc Namara (2007) menjelaskan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan pada panjang corpus, tinggi ramus, dan panjang mandibula selama tahap perkembangan tulang vertebra servikalis.8 Sonnensen dkk (2007) melakukan penelitian terhadap tulang vertebra servikalis untuk melihat hubungannya dengan postur kepala, dasar cranial, dan kondilar mandibula. Pada penelitian tersebut dinyatakan bahwa tulang vertebra servikalis sangat mempengaruhi pertumbuhan mandibula. Ini terbukti pada tulang vertebra servikalis yang mengalami fusi akan mengakibatkan hipoplasia pada kondilar mandibula.7
5.4 Prediksi panjang mandibula dewasa berdasarkan usia skeletal vertebra servikalis pada anak perempuan usia 9-14 tahun
Penambahan panjang mandibula pada anak usia 9-14 tahun yaitu 7.66±4.6 mm. Hasil penelitian ini lebih kecil dibandingkan dengan penelitian Alhadlaq (2010)
(52)
pada anak perempuan usia 10-15 tahun (2010) yaitu 8.02±4.43 mm.11 Hal ini kemungkinan disebabkan oleh variasi populasi pada kedua penelitian, dimana pada populasi yang berbeda memungkinkan pola asuh yang berbeda sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Pola asuh pada suatu keluarga menggambarkan cara pemberian makanan dan minuman serta pola hidup seperti kebiasaan olahraga dan aktivitas tubuh lainnya.13 Tabel 5 menunjukkan penambahan panjang mandibula paling tinggi pada kelompok usia 9-9.9 tahun yaitu 11.08±2.79 mm dan paling rendah pada kelompok usia 13-13.9 tahun yaitu 3.06±2.90 mm. Hasil ini memperlihatkan bahwa pada individu yang telah melewati masa pubertas maka akan mengalami pertumbuhan yang lebih sedikit dibandingkan dengan individu yang berada pada tahap awal tumbuh kembang atau prepubertas. Rata-rata pertumbuhan panjang mandibula terhenti pada usia 17 tahun pada anak perempuan, tetapi proses tersebut bisa lebih cepat atau lebih lama bergantung pada maturasi masing-masing individu, lebih akuratnya pertumbuhan panjang rahang telah sempurna 2-3 tahun setelah menstruasi pertama.19,33
Setelah dijumlahkan dengan panjang mandibula pada anak usia 9-14 tahun, maka didapat rata-rata prediksi panjang mandibula dewasa berdasarkan usia skeletal vertebra servikalis pada penelitian ini yaitu 118.43±3.74 mm. Hasil ini lebih kecil dibandingkan prediksi panjang mandibula dewasa pada penelitian Alhadlaq (2010) 126.01±12.53.11 Hal ini kemungkinan disebabkan karena pada penelitian Alhadlaq dilakukan pada anak-anak di Arab Saudi, sedangkan penelitian ini pada anak Indonesia. Berdasarkan teori, pada kelompok populasi yang berbeda-beda terdapat kecenderungan terbentuknya pola bentuk tengkorak dan rahang tertentu, walaupun pola semacam itu tetap dipengaruhi oleh variasi individu.14 Hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan Hideki (2007) yang membandingkan nilai sefalometri pada ras Mongoloid di Jepang dengan Kaukasian, hasilnya menunjukkan variasi dari profil wajah serta ukuran dari tulang wajah, pada ras Mongoloid didapati posisi dagu yang lebih retrusi dibandingkan pada kaukasian.34 Maka dari itu, hasil pengukuran pada penelitian ini juga mungkin akan memiliki variasi dengan hasil pengukuran pada penelitian sebelumnya.
(53)
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Miyajima dkk (1996) di Jepang yang mengamati nilai sefalometri pada orang dewasa, dari hasil penelitian tersebut didapati rata-rata panjang mandibula pada orang dewasa yaitu 118,8 mm.35 Selain itu pada penelitian longitudinal yang dilakukan Yan GU dkk (2007) juga menjelaskan pada saat tumbuh kembang telah berhenti dimana didapatkan rata-rata panjang mandibula sebesar 118,3±5,6 mm.8
Penggunaan radiografi sefalometri sangat besar manfaatnya dalam bidang kedokteran gigi, misalnya dalam mempelajari pertumbuhan kraniofasial.25 Sefalogram memberikan data objektif terhadap perubahan skeletal, dental, maupun jaringan lunak yang dapat dan mudah diukur secara tepat dan akurat. Radiografi sefalometri telah digunakan secara luas sebagai penunjang diagnosis dan rencana perawatan, juga digunakan untuk menilai perkembangan hasil perawatan, dan memprediksi pertumbuhan. Pengetahuan mengenai pertumbuhan tengkorak dan rahang, terutama maksila dan mandibula sangatlah penting agar bisa dijadikan sebagai panduan dalam menentukan rencana perawatan yang tepat, dengan adanya suatu standar rata-rata, dokter gigi dapat menentukan apakah kelainan yang ada pada anak memerlukan penanganan lebih intensif dengan segera atau tidak dengan mempertimbangkan pertambahan panjang maksila atau mandibula.36
Pada penelitian ini data yang digunakan bersifat cross-sectional, untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal dapat dilakukan penelitian dengan mengumpulkan data tahunan yang bersifat longitudinal, sehingga nilai prediksi yang diperoleh dapat dibandingkan dengan pertumbuhan yang terjadi pada keadaan sebenarnya. Terdapat juga kekurangan titik Co (Condyle) untuk menentukan panjang mandibula karena sering dikaburkan pada foto sefalometri pada posisi mulut tertutup yang mengakibatkan terjadinya superimposisi dari struktur dasar tengkorak dengan pertengahan fossa tengkorak.37 Hal ini mungkin dapat diatasi dengan melakukan analisis gambaran skeletal dengan metode lain, seperti tracing (penapakan) secara digital sehingga biasnya data dapat dihindari.28
(54)
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Rerata usia skeletal pada anak perempuan usia 9-14 tahun di Medan adalah 11.36±1.83 tahun.
2. Rerata panjang mandibula pada anak perempuan usia 9-14 tahun di Medan adalah 110.79±5.07 mm.
3. Terdapat hubungan yang signifikan antara usia skeletal vertebra servikalis dengan panjang mandibula, hasil uji statistik Spearman’s Corellation
(r=0.648) dan signifikan (p=0.001).
4. Rerata prediksi panjang mandibula dewasa mengunakan usia skeletal vertebra servikalis pada anak perempuan usia 9-14 tahun di Medan adalah 118.43±3.74 mm.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dapat disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya dengan membandingkan prediksi panjang mandibula pada anak laki-laki dan perempuan.
2. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya dengan menggunakan data sefalometri yang bersifat longitudinal.
3. Perlu dilakukan penelitian selanjutnya dengan menggunakan indikator maturasi skeletal yang lain seperti maturasi tangan dan pergelangan tangan.
(55)
DAFTAR PUSTAKA
1. Adhani R, Kusuma RH, Widodo. Perbedaan indeks karies antara maloklusi ringan dan berat pada remaja di ponpes darul hijrah martapura. Jurnal Kedokteran Gigi 2014; 1(II) : 13-4.
2. Purbaningsih M, Chusida A, Soegeng B. Penentuan usia growth spurt pubertal mandibula perempuan berdasarkan Cervical Vertebral Maturation Indicators. Jurnal PDGI 2012;61(1):15-9.
3. Baidas L. Correlation between cervical vertebrae morphology and chronological age in Saudi Adolescents. King Saud University J of Dent Sciences 2012; 3, 21-6.
4. Bahirrah S. Hubungan tingkat maturitas vertebra servikalis dan klasifikasi gigi pada pasien di Klinik Ortodonti RSGMP FKG USU. Tesis. Medan: Program Pendidikan Spesialis Ortodonsia FKG USU, 2011: 1-6
5. Franchi L, Baccetti T, Mcnamara J.A. Mandibular growth as related to cervical vertebral maturation and body height. American Association of Orthodontists 2000; 335-40.
6. Ellyeus M.K, Sjahruddin L, Sudhana W, Koesoemahardja H.D. Correlation Craniofacial Growth, Body Height and Cervical Vertebrae Maturation Stage. Journal of Dentistry Indonesia 2011;18(3):73-6.
7. Sonnesen L, Pedersen C.E, Kjaer I. Cervical Column Morphology Related to Head Posture, Cranial Base Angle, and Condylar Malformation. European Journal of Orthodontics 2007;29:398-403.
8. Gu Yan, James A, Mcnamara JA Jr. Mandibular Growth Changes and Cervical Vertebral Maturation. Angle Orthod 2007;77(6):947-53.
9. Mito T, Sato K, Mitani H. Predicting mandibular growth potential with cervical vertebral bone age. Am.J.Orthod.Dentofacial Orthop 2003;124: 173-7.
(56)
10.Chen F, Terada K, Hanada K. A New Method of Predicting Mandibular Length Increment on The Basis of Cervical Vertebrae. Angle Orthodontist 2004;74(5):630-34.
11.Alhadlaq AM. Prediction of Mandibular Growth Potential Using Cervical Vertebral Bone Age in Saudi Subjects. J king Saud Univ 2010;22(1):1-6. 12.Moshfeghi M et al. Predicting mandibular growth increment on the basis of
cervical vertebral dimensions in Iranian girls. Progress in Orthodontics 2013, 14:3.
13.Saidah A. Prediksi panjang mandibula menggunakan usia skeletal vertebra servikalis pada anak usia 9-13 tahun dengan celah bibir dan langit-langit unilateral komplit. Tesis. Jakarta: Program Pendidikan Spesialis Ortodonti FKG UI, 2012: 1-7.
14.Foster T.D, Alih bahasa oleh Yuwono, L. Ortodonsi. Ed 3. Jakarta : EGC, 2012: 5.
15.Sloane, E. Alih bahasa oleh Veldman, J. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC, 2004: 94-5.
16.Proffit WR, Field HW, Sarver DM. Contemporary Orthodontics. 5th ed. Boston, Mosby year book, 2007:26-46.
17.Mokhtar M, Dasar- Dasar Ortodonti: Pertumbuhan dan perkembangan Kraniofasial. Jakarta: IDI, 1998;4:27-38.
18.Bishara SE, Ferguson D. Introduction to the Growth of the Face. In: Rudolph P, Textbook of Orthodontics, Philadelphia: WB Saunders Co, 2001: 45-8. 19.Millet D, Orthodontic I: Development, assessment, and treatment planning.
In: Master Dentistry. Vol 2. ELSIVIER, 2008: 217:12.
20.Norton NS. Netter’s Head and Neck Anatomy for Dentistry. Philadelphia: Saunders Elsevier, 2007: 60-1.
21.Caro C. Maturation of cervical vertebrae in patients with complete unilateral cleft lip and palate. Thesis. Departemen of dentistry University of Toronto, 2012: 8-17.
(1)
18 10.00 6.00 8.83 12.1 7
5.83 8.00 12.6 7 52.0 0 70.1 7 109.3 3 19 10.00 6.67 8.67 11.6
7
6.50 8.83 12.6 7 51.0 0 64.6 7 104.5 0 20 10.00 7.17 9.33 11.3
3
7.00 9.17 11.0 0 53.0 0 68.3 3 105.1 7 21 10.08 10.0
0
12.6 7
13.5 0
8.33 11.1 7 13.3 3 56.0 0 69.8 3 112.1 7 22 10.41 7.17 10.0
0
12.6 7
6.50 10.0 0 12.8 3 55.0 0 66.3 3 107.3 3 23 10.58 7.33 9.83 13.0
0
7.50 10.1 7 13.0 0 50.0 0 71.5 0 104.1 7 24 11.00 7.00 9.33 13.1
7
7.17 9.33 12.5 0 55.0 0 62.3 3 106.3 3 25 11.00 10.1
7
11.8 3
13.0 0
9.00 12.5 0 13.1 7 56.0 0 74.0 0 112.1 7 26 11.00 6.67 10.8
3
13.3 3
7.50 10.5 0 13.3 3 52.0 0 67.0 0 107.0 0 27 11.00 7.33 11.1
7
12.6 7
6.83 10.3 3 12.8 3 53.0 0 68.0 0 110.3 3 28 11.00 8.83 10.8
3
12.3 3
8.67 10.6 7 11.8 3 55.0 0 65.8 3 106.3 3 29 11.00 8.50 12.1
7
13.3 3
8.83 11.3 3 12.5 0 56.0 0 66.6 7 109.3 3 30 11.16 10.3
3
12.1 7
12.6 7
9.33 11.6 7 12.3 3 52.0 0 76.0 0 111.8 3 31 11.16 7.83 11.0
0
13.3 3
7.50 11.3 3 13.5 0 52.0 0 66.3 3 108.3 3 32 11.41 8.83 10.8
3
14.0 0
9.00 10.1 7 14.5 0 53.0 0 68.8 3 109.0 0 33 11.75 10.3
3 13.1 7 13.0 0 10.0 0 11.8 3 12.8 3 55.0 0 71.3 3 109.5 0 34 11.75 11.1
7 13.5 0 12.5 0 10.6 7 13.3 3 12.1 7 61.0 0 78.8 3 119.3 3 35 12.00 10.1
7 12.0 0 12.8 3 10.0 0 12.0 0 12.6 7 56.0 0 74.5 0 119.8 3 36 12.00 9.83 12.1
7 12.5 0 10.1 7 12.5 0 13.0 0 55.0 0 74.1 7 113.1 7 37 12.00 11.0
0 13.1 7 12.1 7 11.0 0 12.6 7 12.0 0 56.0 0 69.8 3 111.3 3 38 12.00 8.83 11.5
0
12.3 3
9.00 12.0 0 12.3 3 54.0 0 73.1 7 113.0 0 39 12.16 11.0
0 13.5 0 14.0 0 11.1 7 13.3 3 13.8 3 58.0 0 79.8 3 118.3 3
(2)
40 12.41 12.1 7 14.8 3 13.1 7 11.6 7 14.5 0 13.3 3 56.0 0 67.0 0 108.0 0 41 12.50 8.17 12.1
7
14.3 3
7.83 11.6 7 14.3 3 56.0 0 77.3 3 118.1 7 42 12.50 12.3
3 15.3 3 13.5 0 12.3 3 14.6 7 13.1 7 65.0 0 74.8 3 114.6 7 43 12.58 12.6
7 13.8 3 12.8 3 11.6 7 12.0 0 13.3 3 61.0 0 73.5 0 118.3 3 44 13.00 10.0
0 13.1 7 14.3 3 11.0 0 14.3 3 13.6 7 64.0 0 72.6 7 121.5 0 45 13.00 7.00 10.0
0
12.5 0
6.67 9.17 12.1 7 58.0 0 71.0 0 112.0 0 46 13.08 10.0
0
12.3 3
13.8 3
9.50 13.1 7 13.8 3 54.0 0 71.5 0 113.5 0 47 13.33 12.0
0 15.1 7 14.3 3 12.3 3 15.1 7 13.5 0 62.0 0 75.3 3 117.0 0 48 13.50 11.8
3 13.3 3 13.6 7 10.8 3 12.0 0 13.8 3 53.0 0 76.1 7 116.1 7 49 13.50 11.1
7 13.0 0 13.6 7 10.6 7 13.6 7 13.3 3 59.0 0 73.8 3 115.1 7 50 13.83 12.5
0 14.1 7 12.8 3 12.3 3 13.6 7 12.8 3 61.0 0 77.1 7 123.5 0
Hasil prediksi panjang mandibula dewasa berdasarkan usia skeletal vertebra servikalis pada anak perempuan usia 9-14 tahun
Sampel USIA Usia skeletal Prediksi pertambahan panjang mandibula {A} Panjang mandibula anak {B} Prediksi Panjang mandibula dewasa {A+B}
01 9.00 9.91 11.33 105.17 116.50
02 9.00 10.16 10.64 110.00 120.64
03 9.00 11.12 7.99 106.17 114.16
04 9.00 11.22 7.71 109.17 116.88
05 9.00 9.13 13.48 103.33 116.81
06 9.00 7.99 16.63 100.50 117.13
07 9.00 8.89 14.14 106.17 120.31
08 9.00 11.09 8.07 109.83 117.90
09 9.16 10.10 10.80 107.83 118.63
10 9.58 9.93 11.27 110.33 121.60
11 9.75 10.46 9.81 107.83 117.64
(3)
13 10.00 10.26 10.36 111.00 121.36
14 10.00 10.33 10.17 107.17 117.34
15 10.00 11.42 7.16 114.33 121.49
16 10.00 9.85 11.49 104.17 115.66
17 10.00 9.47 12.54 111.83 124.37
18 10.00 9.03 13.76 109.33 123.09
19 10.00 9.86 11.47 104.50 115.97
20 10.00 11.10 8.04 105.17 113.21
21 10.08 11.61 6.64 112.17 118.81
22 10.41 9.38 12.79 107.33 120.12
23 10.58 10.20 10.53 104.17 114.70
24 11.00 10.12 10.75 106.33 117.08
25 11.00 12.10 5.28 112.17 117.45
26 11.00 9.61 12.16 107.00 119.16
27 11.00 9.66 12.02 110.33 122.35
28 11.00 12.42 4.40 106.33 112.73
29 11.00 11.62 6.61 109.33 115.94
30 11.16 13.11 2.50 111.83 114.33
31 11.16 9.86 11.47 108.33 119.80
32 11.41 11.57 6.75 109.00 115.75
33 11.75 13.33 1.89 109.50 111.39
34 11.75 14.31 .82 119.33 120.15
35 12.00 13.32 1.92 119.83 121.75
36 12.00 13.15 2.39 113.17 115.56
37 12.00 13.93 0.23 111.33 111.56
38 12.00 12.10 5.28 113.00 118.28
39 12.16 12.41 4.43 118.33 122.76
40 12.41 13.51 1.39 108.00 113.90
41 12.50 9.74 11.80 118.17 129.97
42 12.50 13.97 0.12 114.67 114.79
43 12.58 14.70 0.00 118.33 118.33
44 13.00 12.51 4.15 121.50 125.65
45 13.00 10.12 10.75 112.00 122.75
46 13.08 11.75 6.25 113.50 119.75
47 13.33 14.23 0.59 117.00 117.59
48 13.50 14.06 0.13 116.17 116.30
49 13.50 13.29 2.00 115.17 117.17
50 13.83 15.79 0.00 123.50 123.50
Rumus:
1. Usia skeletal(th) = ( -0.20 + 6.20 x AH3/AP3 + 5.90 x AH4/AP4 + 4.74 x AH4/PH4 )
(4)
RERATA HASIL PENGUKURAN VERTEBRA SERVIAKLIS KE 3-4 DAN PANJANG MANDIBULA
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
AH3 50 5.33 12.67 8.6264 2.04486
PH3 50 8.17 15.33 11.3100 1.84735
AP3 50 10.00 14.33 12.7434 .95334
AH4 50 5.17 12.33 8.4372 1.97475
PH4 50 7.00 15.17 11.0436 1.85982
AP4 50 10.00 14.50 12.6596 .94757
CD-GO 50 50.00 65.00 55.4100 3.38618
GO-ME 50 62.33 79.83 70.2696 4.36192
CD-GN 50 100.50 123.50 110.7896 5.07448
Valid N (listwise) 50
RERATA HASIL PERHITUNGAN USIA SKELETAL
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Usia skeletal 9 11 7.99 11.22 9.9983 1.01104
Usia skeletal 10 12 9.03 11.61 10.1678 .83058
Usia skeletal 11 11 9.61 14.31 11.6082 1.62677
Usia skeletal 12 9 9.74 14.70 12.9803 1.45155
Usia skeletal 13 7 10.12 15.79 13.1071 1.84938
Usia skeletal 9-14 50 7.99 15.79 11.3620 1.83629
Valid N (listwise) 7
RERATA HASIL PENGUKURAN PANJANG MANDIBULA
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Panjang mandibula 9
11 100.50 110.33 106.9394 3.07614
Panjang mandibula 10
12 104.17 114.33 108.3333 3.47865
Panjang mandibula 11
11 106.33 119.33 109.9545 3.68261
Panjang mandibula 12
(5)
Panjang mandibula 13
7 112.00 123.50 116.9762 4.15936
Panjang mandibula 9-14
50 100.50 123.50 110.7900 5.07470
Valid N (listwise) 7
RERATA HASIL PREDIKSI PERTAMBAHAN PANJANG MANDIBULA
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
prediksi 9 tahun 11 7.71 16.63 11.0800 2.79022
prediksi 10 tahun 12 6.64 13.76 10.6131 2.28965
prediksi 11 tahun 11 .82 12.16 6.7847 4.24066
prediksi 12 tahun 9 .00 11.80 3.4100 3.06975
prediksi 13 tahun 7 .00 10.75 3.0624 2.90525
prediksi 9-14 tahun 50 .00 16.63 7.6688 4.62488
Valid N (listwise) 7
RERATA PREDIKSI PANJANG MANDIBULA DEWASA
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
VAR00020 50 111.39 129.97 118.4352 3.74503
Valid N (listwise) 50
UJI NORMALITAS DATA
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Usia Skeletal
.153 50 .005 .949 50 .032
Panjang mandibula
.096 50 .200* .972 50 .282
a. Lilliefors Significance Correction
(6)
KORELASI
Correlations
Usia skeletal
Panjang mandibula
Spearman's rho Usia skeletal Correlation Coefficient 1.000 .648**
Sig. (2-tailed) . .000
N 50 50
Panjang mandibula
Correlation Coefficient .648** 1.000
Sig. (2-tailed) .000 .
N 50 50