Daftar Pustaka Koleksi Data

Metodologi Penelitian 177 selain itu juga berkaitan dengan hal-hal yang ingin dibahas serta adanya kemungkinan untuk dilaksanakan atau diterapkan.

h. Daftar Pustaka

Hampir seluruh penelitian dibangun berdasarkan penelitian yang sebelumnya. Para peneliti biasanya mulai dengan membaca literatur yang berkaitan dan mendapatkan ide dari literatur-literatur tersebut. Dalam menyajikan hasil kerjanya, maka para peneliti tersebut memberikan acknowledge kepada para pendahulunya dengan menuliskan sumber dokumen tersebut pada bagian daftar bacaan. Daftar pustaka berisi daftar sumber rujukan yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah. Daftar pustaka ini biasanya berisikan perbendaharaan kepustakaan yang benar-benar diacu dalam pembuatan karya ilmiah tersebut. Yang perlu diingat adalah apa yang telah dicantumkan dalam isi tulisan terkait dengan penyitiran pada dokumen orang lain harus dicantumkan pada daftar pustaka untuk menghindari terjadinya plagiat jangan sampai ada pustaka yang diacu tetapi tidak terdaftar pada daftar pustaka atau sebaliknya. Cara penulisan daftar pustaka ini diurut ke bawah menurut abjad nama akhir last name penulis atau pengarang pertama dan tahun penerbitannya. Penulisan daftar kepustakaan sebaiknya mempedomani panduan penulisan sitasi bibliografi yang ada. Dalam menulis daftar pustaka gelar akademis pengarang tidak boleh dicantumkan, dan biasanya daftar pustaka disusun secara alpabet sesuai dengan Style dalam penulisan pustaka acuan daftar pustaka seperti APA American Psychology Association dan MLA Modern Language Association seperti yang telah diuraikan pada Bab 3 tentang penyitiran sitasi. Metodologi Penelitian 178

9.3. Contoh Karya Ilmiah

Berikut ini merupakan kerangka penelitian kualitatif 39 : Di bawah ini diberikan contoh penulisan proposal penelitian dan contoh penulisan jurnal dibidang ilmu komputer dan teknologi informasi. Contoh proposal penelitian: 39 Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revsi. PT Remaja Rosdakarya Bandung. 2005. Kerangka Laporan Penelitian Kualitatif 1. Tujuan Penelitian - Konteks penelitian - Fokus penelitian 2. Keputusan-Keputusan Tentang Metode - Ketetapan metode - Keputusan desain dan sampling 3. Presentasi Data - Deskripsi informasi tentang program - Deskripsi penemuan - Analisis data - Penafsiran dan penjelasan 4. Validasi Dan Verifikasi Penemuan - Rincian tentang pelaksanaan metode dan pelaporan - Derajat kepercayaan penemuan 5. Kesimpulan Dan Rekomendasi - Apa saja hasil penemuan penting - Apa implikasi dari penemuan tersebut - Apa rekomendasi yang diajukan baik rekomendasi dari pihak subjek maupun rekomendasi dari peneliti. Metodologi Penelitian 179 L EARNING O BJECT R ECOMMENDER UNTUK P ERSONALISASI P EMBELAJARAN PADA S TUDENT C ENTERED E-L EARNING E NVIRONMENT Te s is D ia ju ka n s e b a ga i s a la h s a tu s ya ra t m e m p e ro le h ge la r Ma gis te r Ilm u Ko m p u te r - Fa ku lta s Ilm u Ko m p u te r U n ive rs ita s In d o n e s ia Oleh H ARRY B U D I S AN TOS O 720 50 0 110 1 P ro gra m S tu d i Ilm u Ko m p u te r Pa s c a s a rja n a Fa ku lta s Ilm u Ko m p u te r U n ive rs ita s In d o n e s ia D e p o k 2 0 0 7 Metodologi Penelitian 180 Proses pendidikan m em iliki sejum lah tujuan yang ingin dicapai. Berdasarkan tujuan - tujuan in ilah, sem ua kegiatan diran cang un tuk m em fasilitasi m ahasiswa dalam m em peroleh pen getahuan dan keahlian . Pen ulis m en gusulkan Learn ing Object Recom m ender System s yan g akan m em berikan rekom endasi bahan ajar berdasarkan inform asi m engenai prior knowledge m ahasiswa. Prior knowledge awal m asa kuliah dapat diiden tifikasi m elalui Pre-Test assessm en t. Kem ajuan belajar yan g dicapai m ahasiswa juga dapat diketahui m elalui Mid-Test assessm en t. Adapun assessm en t atas keseluruhan topik dalam m atakuliah dapat dilakukan m elalui Post-Test assessm ent. Tiga tahapan assessm en t in i san gat berguna sebagai input sistem . Penelitian in i sejalan den gan sistem e-Learn ing yan g telah diim plem entasikan saat in i di Fakultas Ilm u Kom puter Un iversitas In don esia Fasilkom UI, yaitu Studen t Cen tered E- Learn in g Environ m en t SCELE yan g dikem ban gkan den gan m en ggun akan Learn in g Man agem en t System LMS berbasis open source, yaitu Moodle. Dalam proses pem belajaran serin gkali diasum sikan bahwa m ahasiswa m em iliki prior knowledge yang sam a. Padahal dalam realitasn ya tidaklah selalu dem ikian . Disinilah urgen sinya fasilitas Learn in g Object Recom m en der LOR un tuk m enin gkatkan kualitas in teraksi dalam hal in i kegiatan diskusi dalam m en gkon struksi pengetahuan baru den gan m ekan isme pengayaan prior knowledge m ahasiswa. Metodologi pen elitian in i secara um um m eliputi an alisis perm asalahan , survey atas prior knowledge dan gaya belajar m ahasiswa, peran can gan sistem , uji coba, evaluasi, dan pen arikan kesim pulan . H asil akhir yan g diharapkan dari pen elitian ini berupa sistem perekom endasian Learn in g Object yang adaptif terhadap prior know ledge dan gaya belajar m ahasiswa yan g m am pu m en in gkatkan efektifitas aktivitas belajar. H asil pen elitian ditin jau dari perban din gan n ilai hasil an tara m odel pem belajaran klasikal dan m etode pem belajaran on line m en un jukkan tidak adan ya perbedaan yan g n yata. H al in i dim un gkin kan karen a berbagai hal an tara lain : seluruh aktivitas pada kelas klasikal tern yata dapat diadopsi kedalam kelas on line yan g berbasis in tern et, dengan kelas online ketidakhadiran guru dan tem an belajar secara fisik tidak m enyebabkan peserta m erasa terisolasi dalam arti peserta tetap m erasakan berada pada kom unitas kelas. Metodologi Penelitian 181

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKAN G Perkem bangan teknologi inform asi dan kom unikasi TIK telah m en gubah ham pir sem ua pola kegiatan orang saat ini. Tak terkecuali kegiatan di bidan g pen didikan , yaitu belajar- m en gajar. Kin i, den gan adan ya tekn ologi In tern et, proses pem belajaran dapat dilakukan kapan saja dan dim an a saja, tan pa dibatasi kendala geografis. TIK dapat m en dukun g kegiatan belajar m en gajar tan pa harus m elalui m ekan ism e tatap m uka atau berada di ruang kelas. Belajar dengan dukungan TIK berarti intensitas pertem uan antara guru dan siswa dapat berlan gsun g lebih sedikit dibanding kegiatan belajar konvension al. Poten si e-learn in g untuk m en in gkatkan kualitas dan pem erataan pen didikan di tan ah air san gatlah besar. Repositori elektron is yan g dihasilkan dari e-learn in g, selain m udah di- share un tuk pihak-pihak lain yan g m em butuhkan , juga m em udahkan pen gem ban gan m ateri lebih lan jut, dan m em udahkan proses review dan pen jam in an m utu terhadap m ateri pen gajaran . E-learn in g juga akan m em perluas pen getahuan m ahasiswa m aupun pen gajar dan m en dapatkan pen getahuan palin g aktual yan g sedan g berkem ban g di tin gkat in tern asion al. Selain itu, e-learn in g juga berpoten si m en am bah soft skill m ahasiswa, dian taran ya m en in gkatkan ketram pilan m encari inform asi dan m enjadi self- regulated learn er. Nam un , m en yelen ggarakan e-learn ing yan g berkualitas tidaklah m udah. Dalam pem belajaran tatap m uka di kelas, pengajar dengan m udah m engam ati respon dan tingkat pencapaian m ahasiswa terhadap m ateri yang sedang dibahas. J ika m ahasiswa tam pak sulit m en an gkap topik yan g dibahas, pen gajar dapat m en gulang kem bali pengetahuan prasyarat yang harus dim iliki m ahasiswa agar dapat m enguasai topik tersebut. Teori pem belajaran dari Gagn e yan g diken al dengan Nine Even ts of In struction, m enyebutkan bahwa sebelum m enyam paikan m ateri ajar, haruslah ada stim ulasi untuk m em anggil prior kn owledge. Oleh karen a itu, e-learn in g yan g berkualitas haruslah m en yediakan m ateri ajar yan g berbasis person alisasi dan w hen -n eeded con tent Karam an is et al., 20 0 4 dan Eklun d et al., 20 0 3 dalam [41]. Den gan adan ya person alisasi, m ahasiswa yan g m em iliki tin gkat prior kn owledge yan g berbeda diharapkan dapat m en gikuti m ateri ajar den gan baik dan m en capai tujuan pem belajaran . Metodologi Penelitian 182 Pen guasaaan terhadap sebuah topik bahasan san gat diperlukan untuk m em bantu pen guasaan atas topik bahasan selan jutn ya, khususnya yang m em erlukan prasyarat topik bahasan sebelum nya. Dari roadm ap pem belajaran berikut in i terlihat bahwa ada topik-topik yang berjalan secara sekuensial dan paralel. Contoh topik-topik yan g berjalan secara sekuen sial adalah Sistem lin ier dan m atriks, Vector pada bidan g dan ruan g, serta ruan g vektor dan seterusnya. Sedangkan topik-topik yang berjalan secara paralel adalah Ortogon alitas, Nilai eigen , vector eigen , serta Tran sform asi lin ier di R 2 dan R 3 . Pada topik yan g berjalan secara sequen sial tersebut, dapat dijelaskan bahwa pem bahasan ruan g vektor m em butuhkan pen guasaan atas vector pada bidan g dan ruang, sedangkan pem bahasan m engenai vector pada bidan g dan ruan g m em butuhkan penguasaan atas sistem linier dan m atriks. Sedangkan topik-topik yang berjalan secara paralel, tidak salin g m en jadikan dirin ya prasyarat pen guasaan atas topik lain . Pem bahasan ortogon alitas tidak harus m em butuhkan pen guasaan atas n ilai eigen dan vector eigen atau transform asi lin ier. Begitu pula sebalikn ya. Gam bar 1. Con toh roadm ap pem belajaran m atakuliah Aljabar Linier Penelitian ini m en gem ban gkan fitur Learn in g Object Recom m en der LOR dalam learn in g m an agem ent system LMS den gan paradigm a student-cen tered, yaitu Student Centered e-Learnin g En vironm en t. LOR dikem ban gkan un tuk m em berikan rekom en dasi bahan ajar apa saja yan g relevan un tuk diakses m ahasiswa m elalui LMS sesuai dengan kondisi prior knowledge m asing-m asing. In form asi m engenai prior kn owledge diperoleh m elalui assessm en t. Metodologi Penelitian 183 1.2 P ERU MU S AN MASALAH Dalam proses belajar, prior knowledge akan m em bantu m ahasiswa dalam m em proses in form asi baru. Melihat pen tin gn ya prior kn owledge dalam proses pem belajaran sebagaim an a ditun jukkan dalam berbagai penelitian [1][2][3][4][5][6], dibutuhkan penanganan khusus untuk m elakukan assessm ent terhadap prior kn owledge m ahasiswa sebelum m em ulai perkuliahan selam a satu sem ester. In form asi m en gen ai prior kn owledge m asing-m asing m ahasiswa penting artinya sebagai in put terhadap LMS un tuk m en gan alisis level prior knowledge m ahasiswa serta m em berikan rekom endasi m engenai topik apa saja yan g perlu dipelajari kem bali un tuk m em perkuat dan m en gaktifkan kem bali prior kn owledge. Selain pada m asa awal perkuliahan, assessm ent terhadap prior knowledge dapat dilakukan kem bali di tengah-tengah m asa perkuliahan ten gah sem ester un tuk m elihat kem ajuan progress belajar m ahasiswa. H asil proses pem belajaran m elalui segenap pem berian perlakuan ini dapat diketahui pada hasil ujian akhir sem ester. Prior knowledge m ahasiswa bisa sam a, ham pir sam a, atau bahkan secara signifikan tidak sam a. Secara eksplisit, perbedaan prior kn owledge di an tara m ahasiswa dapat diketahui m elalui pre-test yan g dilakukan sebelum pem bahasan m ateri in ti. Siswa yan g m em iliki prior knowledge sedikit atau tidak sejalan den gan topik bahasan yan g akan dipelajari, m em butuhkan proses know ledge construction khusus untuk m em aham i topik tersebut. Diperlukan upaya tam bahan bagin ya, seperti bertan ya kepada pen gajar atau berdiskusi den gan sesam a siswa. Materi ajar m erupakan kom pon en yan g san gat pen tin g dalam pem belajaran on lin e selain aktivitas diskusi. Pen getahuan yan g perlu diakuisisi siswa pada dasarn ya bukan bergan tun g dari segi ban yak secara kuan titas, n am un seberapa relevan m ateri belajar dengan tujuan pem belajaran. Siswa dengan prior kn ow ledge yan g tin ggi akan sebuah topik bahasan yan g diikuti, m em butuhkan m ateri ajar yan g berbeda den gan siswa lain den gan prior kn ow ledge yan g ren dah. In tin ya adalah m asin g-m asin g siswa m em butuhkan aspek personalisasi dalam pem ilihan m ateri belajar. Di sin ilah kita m em butuhkan fasilitas person alisasi yan g secara adaptif m am pu m em fasilitasi siswa untuk m endapatkan m ateri ajar yang sesuai dengan kondisi prior knowledge m asing-m asing. 1.3 RU AN G LIN GKU P P EN ELITIAN Penelitian in i berfokus pada kegiatan e-learn in g pada perguruan tin ggi, dan bukan pada tin gkat pen didikan di bawahn ya. Sistem yan g dikem bangkan bersifat general, dan tidak terbatas un tuk kegiatan e-learn in g pada m ata ajar terten tu atau bidan g studi terten tu. Metodologi Penelitian 184 1.4 AS U MSI Asum si yan g digun akan dalam pen elitian in i adalah bahwa e-learning yang dijalankan m erupakan adult-learn in g yan g m em iliki ciri-ciri sebagai berikut [42]: 1 self-directedness; dim an a pem belajar bebas un tuk m en garahkan dirin ya sen diri dalam belajar. Pen gajar dalam hal in i harus secara aktif terlibat dalam proses pem belajaran dim an a peran an utam an ya sebagai fasilitator. 2 adan ya fon dasi pen galam an belajar life experien ce dan know ledge un tuk belajar; dim an a term asuk di dalam n ya aktivitas-aktivitas yan g berhubun gan den gan belajar, tan ggun g jawab dari keluarga, serta pendidikan yang pernah dijalan i sebelum n ya. Pem belajar dapat m en ghubun gkan pen galam an dan pen getahuan yan g relevan den gan topik yan g dipelajari. 3 pem belajar siap untuk belajar ketika m em iliki asum si atas peranan-peranan baru new roles, dan 4 pem belajar m em iliki kein gin an un tuk m em ecahkan m asalah dan m en erapkan pen getahuan baru yan g diperolehn ya segera. 1.5 TU J U AN P EN ELITIAN Penelitian in i bertujuan un tuk m en yediakan fitur Learn ing Object Recom m en der yan g m am pu m em bantu m ahasiswa m engaktifkan kem bali prior kn owledge m elalui pen gaksesan Learn in g Object yan g relevan . Disam pin g itu, den gan dilakukan n ya penelitian ini, diharapkan dapat: • Memberikan dukungan bagi mahasiswa dalam melihat kemajuan proses belajarn ya. Den gan adan ya m ekan ism e assessm ent yang m enyeluruh, dalam arti diketahuin ya tin gkat pem aham an terhadap topik-topik sebuah m atakuliah m elalui hasil assessm en t, dapat m em ban tu siswa dalam m em pelajari kem bali hal-hal yan g belum dipaham i. • Membantu mahasiswa dalam memperolehnya learning objects bahan ajar yang relevan sesuai den gan tin gkat pem aham an m ahasiswa. H al in i akan m en in gkatkan efektivitas proses belajar, karena hanya inform asi relevan sajalah di dipelajari dan dim atan gkan terlebih dahulu sebelum m elan gkah lebih lan jut m em pelajari bahan ajar yan g lebih adv an ced. • Tersedianya repositori learning object dengan tingkat kedalaman materi berbeda yan g dapat digun akan sesuai den gan kebutuhan m ahasiswa. Repositori in i dapat digun akan untuk pen elitian selan jutn ya dalam bidan g Learn in g Objects. Metodologi Penelitian 185 1.6 RES EARCH QU ES TION S Penelitian in i in gin m en jawab 2 dua pertanyaan m endasar, diantaranya 1 adakah pengaruh penggunaan Learning Object Recom m en der terhadap learn in g outcom e m ahasiswa dan 2 adakah pengaruh perekom endasian learn ing object yan g sesuai den gan tin gkat kedalam an atau kesulitan soal diban din gkan den gan learn ing object yang sifatnya um um walaupun tetap ada kaitannya dengan topik soal. 1.7 METOD OLOGI P EN ELITIAN Adapun m etodologi yan g digun akan dalam penelitian ini m eliputi beberapa tahapan sebagai berikut: 1 Iden tifikasi m asalah, pada tahap in i dilakukan identifikasi terhadap perm asalahan yan g ada, 2 Studi literatur, dim ana literatur-literatur diam bil dari pen elitian -pen elitian sebelum n ya m aupun dari jurn al-jurn al ilm iah, baik dalam n egeri m aupun luar n egeri dan dari beberapa buku, 3 An alisis profil m ahasiswa, dim an a den gan adan ya an alisis in i diharapkan peneliti m endapatkan pem etaan kondisi prior kn owledge m ahasiswa sebagai variabel m asukan untuk perekom endasian learning objects, 4 Peran can gan LOR, dim an a berdasarkan kurikulum yan g ada di Fasilkom UI dan an alisis kam i atas SCELE, kam i m en disain arsitektur Learn in g Object Recom m ender yang berfokus pada prior knowledge assessm ent 5 Im plem entasi LOR m en ggun akan tools yan g m en dukun g in teraktifitas an tara LMS dan learn in g object, 6 Uji coba LOR dilakukan den gan m en ggun akan sam pel m ahasiswa Magister Tekn ologi Inform asi Fasilkom UI, 7 Evaluasi pelaksanaan uji coba. Evaluasi in i dilakukan un tuk m elihat sejauh m an a sistem yan g dikem ban gkan sesuai den gan ran can gan awal pen elitian . Disam pin g itu uji coba dilakukan un tuk m elihat pen garuh pen ggun aan sistem in i terhadap hasil belajar m ahasiswa, dan 8 Pen arikan kesim pulan , dim an a hasil evaluasi pada tahap 7 akan digunakan sebagai dasar untuk penarikan kesim pulan. Pada tahap in i hasil dari perban dingan an tara pem berian perlakuan dan tidak adan ya perlakuan terhadap sam pel akan disam paikan. 1.8 S IS TEMATIKA P EN U LIS AN Tesis in i disusun berdasarkan sistem atika pen ulisan yan g terbagi dalam 8 bab berikut in i: Bab I Pen dahuluan Dalam bab in i akan diuraikan ten tan g latar belakang perm asalahan, identifikasi perm asalahan , m etode pen elitian yan g digun akan , tujuan dan m an faat dari pen elitian in i dan pada sub bab terakhir dijelaskan tentang sistem atika yan g digun akan dalam Metodologi Penelitian 186 Bab II Lan dasan Teori Bab in i akan m en jelaskan lan dasan teori yan g m em uat 4 em pat hal yaitu pen gertian prior knowledge, personalisasi pem belajaran , student cen tered e-learn ing environ m en t, dan learn ing object. Bab III Metodologi Pen elitian Tesis in i dikem ban gkan den gan m elalui 4 em pat tahapan , yaitu pen gem ban gan sistem , peran can gan pen elitian , analisis hasil pen elitian , dan pem bahasan . Bab IV Pen gem bangan Sistem . Pen gem ban gan sistem terdiri dari 2 dua kom pon en utam a, yaitu pen gem ban gan m odul Learnin g Object Recom m ender yan g diin tegrasikan ke dalam SCELE dan spesifikasi un tuk pem buatan m ateri e-Learning yang akan digunakan m ahasiswa m elalui SCELE. Bab V Perancan gan Penelitian Di dalam bab in i akan diuraikan secara rin ci rencan a penelitian yang akan dilakukan. Ran cangan pen elitian in i dim ulai dari studi literatur, pen en tuan variabel-variabel yang akan diam ati, pen en tuan populasi dan sam pel, pem ilihan sam pel, in strum en yan g digun akan dalam pen gum pulan data, tekn ik pen yebaran dan pen gum pulan kuision er, sum ber data, tekn ik pen golahan data dan m etode an alisis data yan g digun akan un tuk m em bahas hasil penelitian tersebut. Bab VI H asil Penelitian Dalam bab in i akan disajikan data hasil pen elitian . An alisis diawali dengan m engetahui sebaran prior kn owledge m ahasiswa. An alisis dilan jutkan den gan pen garuh Learn in g Object Recom m en der terhadap kem ajuan hasil belajar m ahasiswa yan g direpresen tasikan dalam nilai ujian ten gah sem ester dan ujian akhir sem ester. Bab VII Pem bahasan Dalam Bab Pem bahasan ini akan diuraikan pem bahasan hasil penelitian yang dikaitkan den gan tujuan penelitian yan g telah dirum uskan. Pem bahasan ini akan m erangkaikan fakta-fakta yang diperoleh dari analisa hasil pen elitian den gan keran gka teori yan g ada. Bab VIII Penutup Bab Pen utup m em uat kesim pulan dari keseluruhan hasil penelitian dan rekom en dasi un tuk pen elitian yan g dapat dilakukan sebagai pen elitian lan jutan dari pen elitian in i. Metodologi Penelitian 187 Contoh Jurnal: APLIKASI ALGORITMA MAXIMAL FREQUENT SEQUENCES DALAM DOKUMEN TEKS BERBAHASA INDONESIA Dwi Astuti Aprijani dan Zainal A. Hasibuan Abstrak . Paper ini menerapkan algoritma untuk mencari maximal frequent sequences MFS dalam suatu kumpulan dokumen teks berbahasa Indonesia. MFS adalah sekuen kata yang frekuen frequent dalam koleksi dokumen dan tidak merupakan bagian dari sekuen lain yang lebih panjang yang juga frekuen. Suatu sekuen k a a p K 1 = adalah subsekuen dari sekuen q bila semua item i a , k i ≤ ≤ 1 muncul dalam q dan item-item tersebut muncul dalam urutan yang sama seperti dalam p. Jika sekuen p adalah subsekuen dari sekuen q, dapat juga dikatakan bahwa p muncul dalam q. Sekuen p disebut frekuen dalam S jika p adalah subsekuen dari paling tidak σ dokumen dari S, dimana σ adalah frequency threshold yang diberikan. Suatu sekuen p adalah maximal frequent subsequence dalam S jika tidak ada sekuen lain p′ dalam S sedemikian sehingga p adalah subsekuen dari p′ dan p′ frekuen dalam S. Himpunan MFS yang ditemukan dapat digunakan sebagai representasi deskriptif baru dari dokumen, dan dapat digunakan untuk mencari hubungan lebih dalam antara dokumen atau antara sekuen, dan dapat juga dimanfaatkan untuk pengindeksan dalam Sistem Temu-kembali Informasi teks berbahasa Indonesia. Kekuatan utama MFS dapat membentuk indeks yang sangat solid karena menoleransi adanya kata-kata pemisah di antara suatu pasangan kata, dan jumlah istilah yang digunakan sebagai indeks sedikit. Uji coba terhadap 1162 dokumen ilmiah dengan frequency threshold 4, menemukan 3022 MFS untuk dokumen non-stemming dan 3833 MFS untuk dokumen stemming. Sedangkan uji coba terhadap 3000 dokumen berita dengan frequency threshold 7, menghasilkan 10328 MFS untuk dokumen non-stemming dan 15331 MFS untuk dokumen stemming. Kata kunci : frequency threshold, maximal frequent sequences, sekuen, stemming,non- stemming

1. Pendahuluan

Dewasa ini perkembangan jumlah informasi elektronis mengalami peningkatan yang sangat drastis. Ledakan tersebut mengakibatkan timbulnya dua masalah besar, yakni teknologi penyimpanan dan teknologi temu kembali informasi. Penyimpanan informasi berikut pencarian dan penemuankembalinya harus diusahakan secepat mungkin, oleh sebab itu dituntut representasi yang baik dari dokumen-dokumen. Ada berbagai cara untuk merepresentasikan dokumen, salah satunya menggunakan Maximal Frequent Sequences . Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan representasi yang baiktepat untuk dokumen- dokumen, sehingga pada satu sisi, variasi bentuk lanjutannya dapat dengan mudah ditemukembalikan. Pada sisi lain, dari representasi tersebut dapat dibangkitkan deskripsi dokumen yang dapat dibaca oleh pengguna. Metodologi Penelitian 188

2. Maximal Frequent Sequences

Maximal Frequent Sequences MFS adalah sekuen kata yang frekuen dalam koleksi dokumen dan tidak merupakan bagian dari sekuen lain yang lebih panjang yang juga frekuen. Suatu sekuen dikatakan frekuen apabila dia muncul minimal dalam σ dokumen, dimana σ adalah frequency threshold yang diberikan. Misalkan S adalah himpunan dokumen, dan setiap dokumen mengandung sekuen-sekuen kata. Definisi 1 . Suatu sekuen k a a p K 1 = adalah subsekuen dari sekuen q bila semua item i a , k i ≤ ≤ 1 muncul dalam q dan item-item tersebut muncul dalam urutan yang sama seperti dalam p. Jika sekuen p adalah subsekuen dari sekuen q, dapat juga dikatakan bahwa p muncul dalam q. Definisi 2 . Sekuen p disebut frekuen dalam S jika p adalah subsekuen dari paling tidak σ dokumen dalam S, dimana σ adalah frequency threshold yang diberikan. Definisi 3 . Suatu sekuen p adalah maximal frequent subsequence dalam S jika tidak ada sekuen lain p′ dalam S sedemikian sehingga p adalah subsekuen dari p′ dan p′ frekuen dalam S. Tujuan dari teknik MFS ini adalah mendapatkan semua maximal frequent subsequence dalam koleksi dokumen. Kerangka dari metode ini disajikan dalam empat tahap, yaitu tahap inisialisasi, tahap penemuan, tahap ekspansi, dan tahap pemotongan [1]. Namun pada tulisan yang lain, Ahonen membagi metode ini menjadi dua tahap, yaitu tahap inisialisasi dan tahap penemuan [2].

3. Metodologi dan Implementasi

Gambaran secara garis besar mengenai langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini, mulai dari pengolahan data dari sekumpulan dokumen hingga didapatkan representasi dokumen dalam bentuk MFS, terlihat pada Gambar 3.1. Koleksi Dokumen Komponen Dokumen Terstemming Terkode MFS MFS Prapengolahan Dokumen Pengolahan MFS Komponen Dokumen Terkode Komponen Dokumen Asli Gambar 3.1 Alur kerja dalam penelitian pencarian MFS

3.1. Koleksi Data

Koleksi data yang dipergunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua set corpus, yaitu corpus ilmiah dan corpus berita. Corpus ilmiah adalah koleksi dokumen hasil penelitian yang dilakukan dalam lingkungan institusi Badan Tenaga Atom Nasional, terdiri dari 1162 buah dokumen, yang merupakan hasil penelitian dalam rentang waktu antara tahun 1985 sampai dengan tahun 1994 [3,6]. Sedangkan corpus berita merupakan kumpulan artikel yang dimuat antara Januari dan Juni 2002 dalam surat kabar harian Indonesia, Kompas on line, terdiri dari 3000 buah dokumen [5]. Metodologi Penelitian 189

3.2. Implementasi Sistem