Pengaruh Solvabilitas dan Rentabilitas Terhadap Kinerja Keuangan dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderating Pada Grup Mopoli Raya Tahun 2005-2013
SKRIPSI
PENGARUH SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS TERHADAP PROFITABILITAS DENGAN UKURAN PERUSAHAAN
SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI PADA GRUP MOPOLI RAYA
OLEH
FACHRIAL PAWANGLEMAN 110503056
PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2015
(2)
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Solvabilitas dan Rentabilitas Terhadap Kinerja Keuangan dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderating Pada Grup Mopoli Raya Tahun 2005-2013“ adalah benar karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, Juli 2015
Yang Membuat Pernyataan,
Fachrial Pawangleman NIM: 110503056
(3)
ABSTRAK
PENGARUH SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS TERHADAP PROFITABILITAS DENGAN UKURAN PERUSAHAAN
SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI PADA GRUP MOPOLI RAYA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh solvabilitas dan rentabilitas terhadap profitabilitas dengan ukuran perusahaan sebagai variabel pemoderasi pada Grup Mopoli Raya. Penelitian ini merupakan penelitian kausal dengan sampel penelitian sebanyak 6 perusahaan dengan 9 tahun penelitian. Pengumpulan data dilakukan menggunakan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, variabel debt to equity ratio dan profit margin berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap return on equity. Secara parsial, debt to equity ratio memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap return on equity, sedangkan variabel profit margin memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap return on equity. Ukuran perusahaan sebagai variabel pemoderasi tidak mampu memoderasi hubungan antara solvabilitas dan rentabilitas terhadap profitabilitas perusahaan.
(4)
ABSTRACT
EFFECT OF SOLVABILITY AND RENTABILITY TO PROFITABILITY WITH COMPANY SIZE AS MODERATING VARIABLE OF MOPOLI
RAYA GROUP
This research aim is to analyse the effect of solvability and rentability to profitability with company size as moderating variable of Mopoli Raya Group. This is a causal research with number of samples of 6 companies and 9 years of research. Data collection are taken using documentary studies. Research shows that simultaneously, debt to equity ratio and profit margin are affecting positively and significantly to return on equity. Partially, debt to equity ratio has a negative and significant effect to return on equity, while profit margin has a positive and significant effect to return on equity. Company size as a moderating variable is not sufficient to moderate between those variables.
(5)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada ALLAH SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Solvabilitas dan Rentabilitas Terhadap Kinerja Keuangan dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderating Pada Grup Mopoli Raya Tahun 2005-2013 “.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada kedua orangtua tercinta Bapak Faisal Pawangleman dan Ibu Yanti Zulfinar yang telah menjadi sumber inspirasi dan motivasi bagi penulis untuk selalu berusaha memberikan yang terbaik selama ini, selama perkuliahan dan terlebih dalam pada penulisan skripsi ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:
1. Bapak. Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak dan Bapak Drs.
Hotmal Ja’far, MM, Ak selaku ketua dan sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Binis Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak dan Dra. Mutia Ismail, MM, Ak selaku ketua dan sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
(6)
4. Bapak Iskandar Muda, S.E., M.Si., Ak. selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah berbaik hati memberikan bimbingan, koreksi, dan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Mutia Ismail, S.E., M.M., Ak. dan Bapak Drs. Syamsul Bahri TRB, M.M.Ak. selaku Dosen Pembanding dan Dosen Penguji penulis yang banyak membantu dan memberikan masukan dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Adik-adikku tercinta Muhammad Fadhil Zufar Pawangleman dan Siti Firyal Zahira. Teman-teman terbaik ku Yogi, Sofra, Bayu, Faizah, Sadid, Alfi, Edi, Rahmadan, Syahrizal, Putti, Isrok dan Randi dan teman-teman S1 Akuntansi stambuk 2011 yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang tidak berhenti mendoakan, memberi semangat dan menghibur. Terimakasih atas doa dan dukungan kalian selama ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang dapat membangun untuk menyempurnakan skripsi ini agar menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian terutama penulis.
Medan, Juli 2015 Penulis,
Fachrial Pawangleman NIM: 110503056
(7)
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ... ii
ABSTRAK ... iii
ABSTRACT... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1
1.2Perumusan Masalah ... 4
1.3Tujuan Penelitian ... 5
1.4Manfaat Penelitan... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 6
2.1.1 Laporan Keuangan ... 6
2.1.2 Analisis Laporan Keuangan ... 11
2.1.2.1 Metode Analisis Laporan Keuangan ... 12
2.1.2.2 Teknik Analisis Laporan Keuangan ... 13
2.1.3 Rasio Keuangan ... 14
2.1.3.1 Bentuk Rasio Keuangan... 15
2.1.4 Solvabilitas ... 17
2.1.4.1 Debt to Equity Ratio ... 18
2.1.5 Rentabilitas... 18
2.1.5.1 Profit Margin on Sales ... 19
2.1.6 Ukuran Perusahaan ... 19
2.1.7 Kinerja Keuangan ... 21
2.1.7.1 Return on Equity ... 22
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 23
2.3 Kerangka Konseptual ... 24
2.4 Hipotesis Penelitian ... 25
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 26
3.2 Identifikasi Variabel... 26
(8)
3.3.1 Variabel Bebas ... 26
3.3.2 Variabel Terikat ... 28
3.3.3 Variabel Moderator... 29
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian ... 30
3.5 Jenis Data Penelitian ... 32
3.6 Sumber Data Penelitian ... 32
3.7 Metode Pengumpulan Data ... 33
3.8 Teknik Analisis Data... 33
3.8.1 Uji Asumsi Klasik... 33
3.8.2 Pengujian Hipotesis ... 36
3.8.3 Analisis Regresi Linear Berganda ... 38
3.8.4 Analisis Regresi dengan Variabel Moderating ... 38
3.9 Tempat dan Waktu Penelitian ... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 41
4.1.1 Statistik Deskriptif ... 41
4.1.2 Analisis Regresi tanpa Variabel Moderasi ... 42
4.1.2.1 Uji Normalitas ... 42
4.1.2.2 Uji Multikolinearitas ... 45
4.1.2.3 Uji Heteroskedastisitas... 46
4.1.2.4 Uji Autokorelasi ... 47
4.1.2.5 Model regresi Berganda ... 49
4.1.2.6 Uji Koefisien Determinasi ... 50
4.1.2.7 Uji Signifikansi Parameter Individual ... 51
4.1.2.8 Uji Signifikansi Simultan ... 53
4.1.3 Analisis Regresi dengan Variabel Moderasi ... 54
4.1.3.1 Uji Normalitas ... 54
4.1.3.2 Uji Multikolinearitas ... 56
4.1.3.3 Uji Heteroskedastisitas... 57
4.1.3.4 Uji Autokorelasi ... 59
4.1.3.5 Model Regresi Berganda dengan Variabel Moderating ... 60
4.2 Pembahasan ... 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 64
5.2 Saran ... 64
DAFTAR PUSTAKA ... 66
(9)
DAFTAR TABEL
No Tabel Judul Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu 24
3.1 Populasi Penelitian 31
3.2 Sampel Penelitian 32
3.3 Jadwal Penelitian 40
4.1 Statistik Deskriptif 41
4.2 Uji Kolmogorov Smirnov 45
4.3 Uji Multikolinearitas 45
4.4 Uji Autokorelasi 48
4.5 Analisis Berganda 49
4.6 Model Summary 50
4.7 Uji t 52
4.8 Uji F 53
4.9 Uji Kolmogorov Smirnov 56
4.10 Uji Multikolinearitas 57
4.11 Uji Autokorelasi 60
(10)
DAFTAR GAMBAR
No Gambar Judul Halaman
2.1 Kerangka Konseptual 25
4.1 Grafik Histogram 43
4.2 Normal Probability Plot 44
4.3 Scatterplot 47
4.4 Grafik Histogram 54
4.5 Normal Probability Plot 55
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Penelitian 68
Lampiran 2 Hasil Analisis Regresi Berganda 69
(12)
ABSTRAK
PENGARUH SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS TERHADAP PROFITABILITAS DENGAN UKURAN PERUSAHAAN
SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI PADA GRUP MOPOLI RAYA
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh solvabilitas dan rentabilitas terhadap profitabilitas dengan ukuran perusahaan sebagai variabel pemoderasi pada Grup Mopoli Raya. Penelitian ini merupakan penelitian kausal dengan sampel penelitian sebanyak 6 perusahaan dengan 9 tahun penelitian. Pengumpulan data dilakukan menggunakan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, variabel debt to equity ratio dan profit margin berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap return on equity. Secara parsial, debt to equity ratio memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap return on equity, sedangkan variabel profit margin memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap return on equity. Ukuran perusahaan sebagai variabel pemoderasi tidak mampu memoderasi hubungan antara solvabilitas dan rentabilitas terhadap profitabilitas perusahaan.
(13)
ABSTRACT
EFFECT OF SOLVABILITY AND RENTABILITY TO PROFITABILITY WITH COMPANY SIZE AS MODERATING VARIABLE OF MOPOLI
RAYA GROUP
This research aim is to analyse the effect of solvability and rentability to profitability with company size as moderating variable of Mopoli Raya Group. This is a causal research with number of samples of 6 companies and 9 years of research. Data collection are taken using documentary studies. Research shows that simultaneously, debt to equity ratio and profit margin are affecting positively and significantly to return on equity. Partially, debt to equity ratio has a negative and significant effect to return on equity, while profit margin has a positive and significant effect to return on equity. Company size as a moderating variable is not sufficient to moderate between those variables.
(14)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Perusahaan adalah suatu organisasi dimana sumber daya (input) dasar seperti bahan dan tenaga kerja dikelola serta diproses untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan. Sebahagian besar, hampir di semua perusahaan mempunyai tujuan yang sama, yaitu memaksimalkan laba. Oleh sebab itu setiap perusahaan diwajibkan untuk membuat sebuah laporan keuangan pada setiap akhir periode sebagai acuan pemasukan dan pengeluaran perusahaan. Laporan keuangan yang wajib disajikan terdiri dari laporan neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan. Jenis perusahaan dibedakan menjadi tiga, yaitu perusahaan manufaktur, perusahaan dagang, dan perusahaan jasa.
Salah satu contoh perusahaan manufaktur adalah Perusahaan Perkebunan Kelapa sawit. Perkebunan Kelapa Sawit adalah sebuah perusahaan industri penting sebagai penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Kelapa sawit memiliki banyak produk turunan dan bisa memenuhi beragam keperluan, dari makanan, bahan pokok berbagai industri, hingga sumber energi berupa biodiesel dan dapat terus diproduksi.
Perusahaan perkebunan biasanya menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Kelapa sawit mempunyai potensi besar dan Indonesia adalah satu dari sedikit negara tropis di dunia yang kondisi iklim dan tanahnya cocok untuk
(15)
pengembangan kelapa sawit berskala luas. Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Beberapa penyebaran kelapa sawit di Indonesia diantaranya adalah daerah Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.
Aceh merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki kondisi yang bagus untuk pertumbuhan kelapa sawit. Hal inilah yang mendorong Grup Mopoli Raya bergerak dalam perkebunan kelapa sawit. Grup Mopoli Raya memiliki anak perusahaan yang bergerak di perkebunan kelapa sawit, dan perkebunan yang mereka miliki tersebar di wilayah Aceh.
Walaupun memiliki potensi yang bagus yang didukung oleh kondisi iklim yang baik untuk pertumbuhan kelapa sawit, belum tentu menjamin perusahaan dapat meraup keuntungan yang besar. Kinerja keuangan menjadi faktor penting dalam keberhasilan perusahaan. Salah satu hal penting yang harus di perhatikan oleh perusahaan adalah kinerja pada perusahaan tersebut. Kinerja yang buruk berdampak terhadap posisi keuangan yang ada di perusahaan tersebut. Kinerja keuangan juga dapat dilihat dan dianalisis dari informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dan dapat diukur melalui banyak teknik salah satunya dengan menggunakan rasio keuangan seperti likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas. Untuk dapat mengukur kinerja tersebut diperlukan rasio lain sebagai pembanding, baik membandingkan rasio dari satu periode ke periode lain maupun rasio satu perusahaan ke perusahaan lain sehingga akan menghasilkan informasi yang bermanfaat.
(16)
Pada penelitian ini, peneliti ingin membuktikan pengaruh rasio terhadap kinerja keuangan. Penelitian ini memfokuskan pengaruh solvabilitas dan rentabilitas terhadap kinerja keuangan. Solvabilitas merupakan rasio yang dapat menunjukkan kemampuan perusahaan membayar seluruh kewajibannya. Grup Mopoli Raya telah mengambil kredit atau menambah kewajiban pada pihak perbankan, dan peneliti ingin melihat apakah terdapat pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.
Sedangkan rentabilitas merupakan rasio yang dapat menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba melalui semua potensi, sumber daya yang ada seperti penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya. Pada Grup Mopoli Raya pendapatan yang di dapat berasal dari penjualan minyak sawit (CPO), inti, cangkang, maupun dari penjualan karet. Dan kemudian dapat dilihat sejauh mana perusahaan dapat mengembalikan dananya untuk pihak perbankan.
Ukuran perusahaan digunakan sebagai variable moderasi. Tujuan dari variable moderasi ini adalah untuk mengetahui peran ukuran perusahaan dalam memoderasi hubungan variable solvabilitas dan rentabilitas terhadap kinerja keuangan berdasarkan hutang yang diperoleh ataupun informasi yang tersedia pada Grup Mopoli Raya.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Meilinda (2011) dan Hasrul (2013) membuktikan bahwa solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Penelitian yang dilakukan oleh Meilinda dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, sedangkan penelitian Hasrul (2013) dilakukan
(17)
pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI. Pada penelitian ini, peneliti ingin membuktikan apakah solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan pada Grup Mopoli Raya.
Berhubungan dengan latar belakang inilah peneliti tertarik untuk meneliti
tentang “PENGARUH SOLVABILITAS DAN RENTABILITAS
TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN UKURAN PERUSAHAAN
SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA GRUP MOPOLI RAYA”. Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan pengaruh solvabilitas dan rentabilitas terhadap kinerja keuangan dengan ukuran perusahaan sebagai variable moderasi pada Grup Mopoli Raya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variable bebas, variabel terikat, dan variable moderasi. Variabel bebas (Independent Variable) dalam penilitian ini, yaitu solvabilitas dan rentabilitas. Variable terikat (Dependent Variable) yaitu kinerja keuangan. Variabel moderasi (Moderating Variable) yaitu ukuran perusahaan.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi permasalahan adalah seperti berikut ini.
1. Apakah Solvabilitas dan Rentabilitas Berpengaruh Terhadap Kinerja Keuangan?
2. Apakah Ukuran Perusahaan Memoderasi Hubungan Antara Solvabilitas dan Rentabilitas Dengan Kinerja Keuangan?
(18)
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. mengetahui pengaruh solvabilitas dan rentabilitas terhadap kinerja keuangan baik secara simultan maupun secara parsial,
2. mengetahui pengaruh ukuran perusahaan terhadap hubungan antara solvabilitas dan rentabilitas dengan kinerja keuangan.
1.4.Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, pokok permasalahan dan tujuan penelitian maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti, perusahaan, investor, dan akademis.
1. Bagi Peneliti : menambah referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian mengenai pengaruh solvabilitas dan rentabilitas terhadap kinerja keuangan dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderating.
2. Bagi Perusahaan : menambah motivasi agar perusahaan meingkatkan kinerja keuangannya di masa mendatang.
3. Bagi Investor : sebagai masukan bagi para investor untuk membeli dan menjual saham perusahaan.
4. Bagi Akademis : menambah wawasan dibidang keuangan, khususnya pengaruh solvabilitas dan rentabilitas terhadap kinerja keuangan dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderating.
(19)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori
2.1.1. Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Laporan keuangan menunjukkan kondisi terkini dari perusahaan. Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk laporan posisi keuangan) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Menurut Sofyan S. Harahap (2006:105), laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Karakteristik kualitas laporan keuangan sebagaimana yang dinyatakan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK: 2009) No.1 adalah:
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk dapat dipahami oleh pengguna. Untuk maksud ini, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.
2. Relevan
Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan apabila dapat
(20)
mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna, dengan membantu mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini dan masa depan.
3. Keandalan
Informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan penggunaannya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. 4. Dapat dibandingkan
Pengguna harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasikan kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan secara relatif.
Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu. Laporan keuangan juga dapat disusun secara mendadak sesuai kebutuhan perusahaan maupun secara berkala. Berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau penyusunan laporan keuangan, yaitu:
1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan pada saat ini;
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki perusahaan pada saat ini;
(21)
3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu periode tertentu;
4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu;
5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan;
6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode;
7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan; 8. Informasi keuangan lainnya.
Dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, akan dapat diketahui kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh. Laporan keuangan harus dimengerti dan dipahami. Caranya adalah dengan melakukan analisis keuangan melalui rasio keuangan yang lazim dilakukan.
Menurut pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK), laporan keuangan yang lengkap terdiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.
1. Laporan posisi keuangan
Laporan posisi keuangan merupakan salah satu laporan keuangan yang terpenting bagi perusahaan. Oleh karena itu, setiap perusahaan diharuskan untuk menyajikan laporan keuangan dalam bentuk laporan posisi keuangan. Laporan posisi keuangan biasanya disusun pada periode tertentu, misalnya satu tahun. Menurut James C. van Horne (Kasmir, 2008:30), laporan posisi keuangan adalah
(22)
ringkasan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu yang menunjukkan total aktiva dengan total kewajiban ditambah total ekuitas pemilik.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan posisi keuangan merupakan ringkasan laporan keuangan. Artinya, laporan keuangan disusun secara garis besarnya saja dan tidak mendetail. Kemudian, laporan posisi keuangan menunjukkan posisi keuangan berupa aktiva (harta), kewajiban (utang), dan modal perusahaan (ekuitas) pada saat tertentu. Komponen atau isi yang terkandung dalam suatu aktiva dibagi ke dalam tiga, yaitu:
1. Aktiva lancar; 2. Aktiva tetap; dan 3. Aktiva lainnya.
Kemudian, kewajiban dibagi dalam dua jenis, yaitu: 1. Kewajiban lancar (utang jangka pendek); dan 2. Utang jangka panjang.
Sementara itu, komponen modal terdiri dari: 1. Modal setor;
2. Laba yang ditahan dan lainnya. 2. Laporan laba rugi
Laporan laba rugi merupakan laporan yang menunjukkan jumlah pendapatan atau penghasilan yang diperoleh dan biaya-biaya yang dikeluarkan dan laba rugi dalam suatu periode (Kasmir, 2008:45). Menurut Sofyan S.Harahap, (2006:73), Laba rugi menggambarkan hasil yang diperoleh atau diterima oleh perusahan selama satu periode tertentu, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
(23)
mendapatkan hasil tersebut. Hasil dikurangi biaya-biaya merupakan laba atau rugi. Kalau hasil lebih besar dari biaya berarti laba,sebaliknya, kalau hasil lebih kecil dari biaya-biaya, berarti rugi.
Menurut James C. van Horne (Kasmir, 2008:45) laporan laba rugi adalah ringkasan pendapatan dan biaya perusahaan selama periode tertentu diakhiri dengan laba atau rugi pada periode tersebut. Laporan laba rugi merupakan penghasilan dan biaya perusahaan pada periode tertentu, biasanya untuk satu tahun atau tiap semester enam bulan atau tiga bulan.
3. Laporan perubahan ekuitas
Laporan perubahan ekuitas merupakan ringkasan perubahan dalam ekuitas pemilik yang terjadi selama periode waktu tertentu seperti satu bulan atau satu tahun.
4. Laporan arus kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan, baik yang berpengaruh langsung atau tidak langsung terhadap kas. Laporan arus kas harus disusun berdasarkan konsep kas selama periode laporan. Laporan kas terdiri arus kas masuk (cash in) dan arus kas keluar (cash out) selama periode tertentu. Kas masuk terdiri uang yang masuk ke perusahaan, seperti hasil penjualan atau penerimaan lainnya, sedangkan kas keluar merupakan sejumlah jumlah pengeluaran dan jenis-jenis pengeluarannya, seperti pembayaran biaya operasional perusahaan.
(24)
5. Laporan catatan atas laporan keuangan
Laporan catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang memberikan informasi apabila ada laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu. Artinya terkadang ada komponen atau nilai dalam laporan keuangan yang perlu diberi penjelasan terlebih dulu sehingga jelas. Hal ini perlu dilakukan agar pihak-pihak yang berkepentingan tidak salah dalam menafsirkannya.
2.1.2. Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang telah disusun berdasarkan data yang relevan, serta dilakukan dengan prosedur akuntansi dan penilaian yang benar, maka akan terlihat kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Agar laporan keuangan dapat dipahami dan dimengerti oleh berbagai pihak, maka diperlukan analisis laporan keuangan. Hal ini dilakukan agar diketahuinya posisi keuangan perusahaan. Dengan mengetahui posisi keuangan, setelah dilakukan analisis laporan keuangan secara mendalam, maka akan terlihat apakah perusahaan dapat mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya atau tidak.
Analisis laporan keuangan dapat dilakukan dengan cara menentukan dan mengukur antara pos-pos yang ada dalam satu laporan keuangan. Kemudian analisis laporan keuangan juga dapat dilakukan dengan menganalisis laporan keuangan yang dimiliki dalam satu periode. Di samping itu, analisis laporan keuangan dapat dilakukan pula antar beberapa periode.Ada beberapa tujuan dan manfaat bagi berbagai pihak dengan adanya laporan keuangan. Secara umum
(25)
dikatakan bahwa tujuan dan manfaat dari analisis laporan keuangan adalah: (Kasmir, 2010: 92)
1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.
2. Untuk mengetahui kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan.
3. Untuk mengetahui kekuatan yang dimiliki.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu diperlukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.
2.1.2.1. Metode Analisis Laporan Keuangan
Dalam praktiknya terdapat dua macam metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai, yaitu: (Kasmir, 2010: 95)
1. Analisis vertikal (statis)
Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya 1 periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan dari perioden ke periode.
(26)
2. Analisis horizontal (dinamis)
Analisis horizontal, merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu ke periode yang lain.
2.1.2.2. Teknik Analisis Laporan Keuangan
Jenis-jenis teknik analisis laporan keuangan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut: (Kasmir, 2010:96)
1. Analisis Perbandingan antara Laporan Keuangan
Analisis ini dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan lebih dari satu periode.
2. Analisis Tren
Analisis Tren merupakan analisis laporan keuangan yang biasanya dinyatakan dalam persentase tertentu. Analisis ini dilakukan dari periode ke periode sehingga akan terlihat apakah perusahaan mengalami perubahan yaitu naik, turun atau tetap, serta seberapa besar perubahan tersebut yang dihitung dalam persentase. 3. Analisis Persentase Per Komponen
Analisis ini merupakan analisis yang dilakukan untuk membandingkan antara komponen yang ada dalam suatu laporan keuangan, baik yang ada di laporan posisi keuangan maupun laporan laba rugi.
4. Analisis Sumber dan Penggunaan Dana
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui sumber-sumber dana perusahaan dan penggunaan dana dalam suatu periode.
(27)
5. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas
Analisis ini merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui sumber-sumber kas perusahaan dan penggunaan uang kas dalam suatu periode.
6. Analisis Rasio
Analisis Rasio merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan pos-pos yang ada dalam satu laporan keuangan atau pos-pos antara laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi
7. Analisis Laba Kotor
Analisis ini digunakan untuk mengetahui jumlah laba kotor dari periode ke suatu periode. Kemudian juga untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya laba kotor tersebut antara periode.
8. Analisis Titik Pulang Pokok/ Titik Impas (Break Even Point)
Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui pada kondisi berapa penjualan atau produk dilakukan dan perusahaan tidak mengalami kerugian. Kegunaan analisis ini adalah untuk menentukan jumlah keuntungan pada berbagai tingkat penjualan.
2.1.3. Rasio Keuangan
Laporan keuangan melaporkan aktivitas yang sudah dilakukan perusahaan dalam suatu periode tertentu. Aktivitas yang sudah dilakukan dituangkan dalam angka-angka, baik dalam bentuk mata uang rupiah maupun dalam mata uang asing. Angka-angka yang ada dalam laporan keuangan laporan keuangan atau antar laporan keuangan kemudian dibandingkan. Setelah itu dapat disimpulkan posisi keuangan suatu perusahaan untuk periode tertentu. Pada akhirnya kita dapat
(28)
menilai kinerja perusahaan dalam periode tersebut. Perbandingan ini dikenal dengan nama analisis rasio keuangan.
Menurut James C. van Horne dalam Kasmir (2010: 104) menyebutkan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan kelihatan kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan.Hasil rasio keuangan ini digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu pperiode apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan. Dari kinerja yang dihasilkan ini juga dapat dijadikan sebagai evaluasi hal-hal yang perlu dilakukan ke depan agar kinerja manajemen dapat ditingkatkan atau dipertahankan sesuai dengan target perusahaan.
2.1.3.1. Bentuk Rasio Keuangan
Menurut J. Fred Weston dalam Kasmir (2008:106), bentuk-bentuk rasio keuangan adalah sebagai berikut.
1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio) - Rasio Lancar (Current Ratio)
- Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio atau Acid Test Ratio) 2. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)
- Total utang dibandingkan dengan total aktiva atau rasio utang (Debt Ratio)
- Jumlah kali perolehan bunga (Times Interest Earned) - Lingkup Biaya Tetap (Fixed Charge Coverage)
(29)
- Lingkup Arus Kas (Cash Flow Coverage) 3. Rasio Aktivity (Activity Ratio)
- Perputaran Sediaan (Inventory Turn Over)
- Rata-rata jangka waktu penagihan/perputaran piutang (Average Collection Period)
- Perputaran aktiva tetap (Fixed Assets Turn Over) - Perputaran total aktiva (Total Assets Turn Over) 4. Rasio Profitabilitas/Rentabilitas
- Margin laba penjualan (Profit Margin Sales) - Daya laba dasar (Basic Earning Power)
- Hasil pengembalian total aktiva (Return on Total Assets) - Hasil pengembalian ekuitas (Return on Total Equity)
5. Rasio pertumbuhan (Growth Ratio) merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya. - Pertumbuhan penjualan
- Pertumbuhan laba bersih
- Pertumbuhan pendapatan per saham - Pertumbuhan dividen per saham
6. Rasio penilaian (Valuation ratio), yaitu rasio yang memberikan ukuran kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar usahanya di atas biaya investasi.
(30)
- Rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku.
2.1.4. Solvabilitas
Solvabilitas adalah rasio untuk menilai kemampuan perusahan untuk membayar seluruh kewajibanya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahan dibubarkan. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahan dibiayai oleh utang atau oleh pihak lain dengan kemampuan perusahan yang digambarkan oleh modal. Jadi, penggunaan jumlah utang perusahan tergantung pada keberhasilan pendapatan dan ketersedian aktiva yang bisa digunakan sebagai jaminan utang. Semakin tinggi solvabiltas, perusahan harus semaksimal mungkin meningkatkan labanya agar mampu membiayai dan membayar utang. Apabila tidak mampu menghasilkan laba, dengan demikian, perusahan tersebut akan bangkrut.
Menurut Kasmir (2008:113), rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang.Dalam praktiknya, apabila dari hasil perhitungan, perusahaan ternyata memiliki rasio solvabilitas yang tinggi, hal ini akan berdampak timbulnya risiko kerugian lebih besar, tetapi juga ada kesempatan mendapat laba juga besar. Sebaliknya apabila perusahaan memiliki rasio solvabilitas lebih rendah tentu mempunyai risiko kerugian lebih kecil pula, terutama pada saat perekonomian menurun. Dampak ini juga mengakibatkan rendahnya tingkat hasil pengembalian (return) pada saat perekonomian tinggi.
(31)
2.1.4.1. Debt to Equity Ratio
Debt to equity ratio merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan. Dengan kata lain, rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang.
� � = Total Utang Ekuitas �
2.1.5. Rentabilitas
Rentabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu (Kasmir,2008:114). Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi. Raharjaputra (2009:205) menyatakan bahwa profitabilitas/rentabilitas mengukurkemampuan para eksekutif perusahaan dalam menciptakan tingkat keuntunganbaik dalam bentuk laba perusahaan maupun nilai ekonomis atas penjualan, asetbersih perusahaan maupun modal sendiri.Rasio Rentabilitas dibagi dua yaitu sebagai berikut.
1. Rentabilitas ekonomi, yaitu dengan membandingkan laba usaha dengan seluruh modal (modal senndiri dan asing).
(32)
2. Rentabilitas usaha (sendiri), yaitu dengan membandingkan laba yang disediakan untuk pemilik dengan modal sendiri. Rentabilitas tinggi lebih penting dari keuntungan yang besar.
Penggunaan rasio rentabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada di laporan keuangan, terutama laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi. Tujuannya adalah agar terlihat perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau kenaikan, sekaligus mencari penyebab perubahan tersebut.
2.1.5.1 Profit Margin on Sales
Profit Margin on Sales atau Ratio Profit Margin atau margin laba atas penjualan merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur margin laba atas penjualan. Cara pengukuran rasio ini adalah dengan membandingkan laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih. Rasio ini juga dikenal dengan nama profit margin.
Profit margin = Penjualan Bersih − Harga Pokok PenjualanSales
2.1.6. Ukuran Perusahaan
Hasil dari banyak studi menyimpulkan bahwa ukuran perusahaan menjadi faktor penting dalam penentu struktur modal, dan banyak studi menemukan bahwa perusahaan yang besar lebih banyak menggunakan utang daripada perusahaan kecil (Chen dan Strange, 2006). Ini dikarenakan semakin besar
(33)
perusahaan, maka lebih memiliki arus kas yang lebih stabil, yang dapat mengurangi risiko dari penggunaan utang (Chen dan Strange, 2006). Selain itu perusahaan besar memiliki default risk yang lebih rendah dan memiliki probabilitas kebangkrutan yang lebih rendah daripada perusahaan kecil (Elsas danFlorysiak, 2008).
Pada dasarnya, ukuran perusahaan dapat dinyatakan pada total aset, log size, penjualan dan kapitalisasi pasar. Perusahaan besar memiliki risiko lebih rendah dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini karena perusahaan besar memiliki kontrol yang lebih baik dari kondisi pasar, sehingga mereka mampu menghadapi persaingan ekonomi. Selain itu, perusahaan-perusahaan besar memiliki lebih banyak sumber daya untuk meningkatkan nilai perusahaan karena memiliki akses yang lebih baik ke sumber-sumber informasi eksternal daripada perusahaan kecil (Yunila, 2010). Sementara itu, ukuran perusahaan juga menentukan tingkat kepercayaan investor. Semakin besar perusahaan akan menghasilkan pada lebih dikenal oleh masyarakat, yang berarti semakin mudah untuk mendapatkan informasi yang akan meningkatkan nilai pemegang saham. Bahkan perusahaan besar yang memiliki total aset dengan nilai besar aset menarik investor untuk berinvestasi di perusahaan.
Dalam hal ukuran perusahaan dilihat dari total aset yang dimiliki oleh perusahaan, dapat digunakan untuk operasi perusahaan. Perusahaan yang memiliki total aset perusahaan menunjukkan bahwa mereka telah mencapai tahap kedewasaan dalam tahap ini di mana perusahaan memiliki arus kas positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam waktu yang relatif lama, tetapi juga
(34)
mencerminkan bahwa perusahaan tersebut relatif lebih stabil dan lebih mampu untuk membuat keuntungan dibandingkan dengan total aset yang perusahaan kecil.Sehubungan dengan di atas paparan, semakin besar ukuran perusahaan, biasanya informasi yang tersedia untuk investor dalam membuat keputusan investasi sehubungan dengan saham perusahaan semakin banyak (Sircgar dan Utama, 2005). Ukuran perusahaan dalam penelitian ini adalah proxy untuk total aset logaritma (Nuringsih, 2005).
Ukuran perusahaan = Ln � � �
2.1.7. Kinerja Keuangan
Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan. Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menunjukkan efektifitas dan efisien suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuannya. Pengukuran kinerja keuangan dapat dilihat menggunakan analisis laporan
(35)
keuangan atau analisis rasio. Ross dkk. (2009:78) menyatakan bahwa rasio merupakan cara untuk membandingkan dan menyelidiki hubungan yang ada diantara berbagai bagian informasi keuangan. Rasio yang umum digunakan adalah rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas. Dalam rasio likuiditas, hal-hal utama yang diukur adalah kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajibannya dalam jangka pendek tanpa ada tekanan yang berlebihan (Ross dkk., 2009:79). Rasio ini memfokuskan pada aset lancar dan kewajiban lancar. Solvabilitas adalah kemampuan jangka panjang perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya (Ross dkk., 2009:83). Pengukuran solvabilitas ini dapat disebut juga leverage ratio. Profitabilitas adalah ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan asset dan mengelola operasinya secara efisien (Ross dkk., 2009:89). Rasio Profitabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mencetak laba. Untuk para pemegang saham (pemilik perusahaan), rasio ini menunjukkan tingkat penghasilan mereka dalam investasi.
2.1.7.1. Return on Equity
Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian pula sebaliknya.
(36)
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Penelitian ini mendapat ide dan pengetahuan dari penelitian terdahulu yang beragam dari peneliti sebelumnya. Review atas penelitian terdahulu dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1.Penelitian Terdahulu
No Peneliti Variabel Penelitian Hasil Penelitian
1 Febriantina Istiqomah, Dyah (2010)
Variabel Independen :
Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas,
Kepemilikan Publik
Variable Dependen :
Keterlambatan Publikasi Laporan Keuangan
Hasil analisis menunjukkan bahwa profitabilitas, solvabilitas,
likuiditas memiliki pengaruh terhadap keterlambatan publikasi laporan keuangan. Namun, hasil analisis juga menunjukkan bahwa kepemilikan publik tidak
berpengaruh terhadap keterlambatan publikasi laporan keuangan.
2 Wahyu
Lusiana, Farida (2010)
Variabel Independen :
Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas, Aktivitas
Variable Dependen :
Price Earning Ratio
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio likuiditas, rasioaktivitas, dan rasio profitabilitas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap price earning ratio. Sedangkan rasio solvabilitas mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap price earning ratio.
3 Afriyanti, Meilinda (2011)
Variabel Independen : Current Ratio, Total Asset Turnover, Debt to Equity Ratio, Sales, Size Variable Dependen : Return on Asset (ROA)
Current Ratio dan Debt Equity Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, Total Asset Turnover berpengaruh
positif dan signifikan terhadap ROA, Sales dan Size berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA.
4 Octa Vianus, Eldy (2011)
Variabel Independen :
Likuiditas, Solvabilitas, Profitabilitas
Variable Dependen :
Kinerja Keuangan
Analisis rasio likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas sudah baik terlihat dari dari laporan keuangan pada akhir periode.
5 Siregar, Hasrul (2013)
Variabel Independen :
Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas
Variabel Dependen :
Kinerja Keuangan
Likuiditas, Solvabilitas Dan Aktivitas secara simultan berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan.
(37)
2.3. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu hubungan atau kaitan yang mencerminkan hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya dari penelitian yang sedang diteliti. Variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini antara lain: solvabilitas, rentabilitas, ukuran perusahaan, dan kinerja keuangan.
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Pengaruh Solvabilitas dan Rentabilitas terhadap Kinerja Keuangan dengan Ukuran Perusahaan sebagai Variabel
Moderator
Berdasarkan gambar 2.1, maka dapat dijelaskan bahwa solvabilitas dan rentabilitas merupakan informasi yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan
Solvabilitas (X1) (Debt to Equity
Ratio)
Kinerja Keuangan (Y)
Ukuran Perusahaan (X3) Rentabilitas (X2)
(Profit Margin on Sales)
(38)
baik secara simultan maupun secara parsial. Solvabilitas dan rentabilitas merupakan informasi yang dapat mempengaruhi kinerja keuangan dalam perusahaan. Ukuran perusahaan sebagai variabel moderator dapat mempengaruhi hubungan antara solvabilitas dengan kinerja keuangan. Ukuran perusahaan sebagai variabel moderator juga dapat mempengaruhi hubungan rentabilitas dengan kinerja keuangan.
2.4. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2007:51). Dari kerangka konseptual, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut:
1. solvabilitas dan rentabilitas berpengaruh terhadap kinerja keuangan baik secara simultan maupun secara parsial,
2. ukuran perusahaan memoderasi hubungan antara solvabilitas dan rentabilitas dengan kinerja keuangan.
(39)
BAB III
METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian yang bersifat kausal. Kausal merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui atau membuktikan hubungan sebab dan akibat atau hubungan mempengaruhi dan dipengaruhi dari variabel-variabel yang diteliti. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2014.
3.2. Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua variabel independen, satu variabel dependen dan satu variabel moderator. Variabel independen yang digunakan adalah solvabilitas dan rentabilitas. Variabel dependen yang digunakan adalah kinerja keuangan dan variabel moderator yang digunakan adalah ukuran perusahaan.
3.3. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah definisi-definisi yang akandipergunakan dalam penelitian ini dengan tujuan untuk memberikan arah dan batasan dalam penyelesaian masalah.Pada bagian ini dijelaskan berbagai variabel penelitian yang ada di dalam penelitian ini. Selain itu, di bagian ini juga dijelaskan definisi operasional variabel yang akan digunakan di dalam penelitian
3.3.1. Variabel Bebas
Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang menyebabkan atau mempengaruhi faktor-faktor yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh
(40)
peneliti untuk menentukan hubungan antara fenomena yang diobservasi atau diamativariabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah solvabilitas dan rentabilitas.
a. Solvabilitas
Rasio Solvabilitas atau leverage ratio merupakan rasioo yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang (Kasmir, 2008: 151). Artinya, berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi). Rasio solvabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio. Debt to equity ratio dipilih dikarenakan untuk menilai tingginya pendanaan atau modal yang berasal dari modal sendiri atau hutang perusahaan.
� � = Total Utang Ekuitas �
b. Rentabilitas
Rentabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan atau laba dalam suatu periode tertentu (Kasmir,2008:114). Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan yang ditunjukkan dari laba yang dihasilkan dari penjualan atau dari pendapatan investasi. Raharjaputra (2009:205) menyatakan bahwa
(41)
profitabilitas/rentabilitas mengukurkemampuan para eksekutif perusahaan dalam menciptakan tingkat keuntungan baik dalam bentuk laba perusahaan maupun nilai ekonomis atas penjualan, aset bersih perusahaan maupun modal sendiri. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah profit margin on sales. Profit margin on sales dipilih dikarenakan untuk melihat margin keuntungan/laba yang dihasilkan dari peredaran usaha/penjualan.
Profit margin = Penjualan Bersih − Harga Pokok PenjualanSales
3.3.2. Variabel Terikat
Variabel terikat (dependent variable) adalah faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan adanya pengaruh variabel bebas, yaitu faktor yang muncul, tidak muncul, atau berubah sesuai dengan yang diperkenalkan oleh peneliti. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan.
Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menunjukkan efektifitas dan efisien suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuannya. Pengukuran kinerja keuangan dapat dilihat menggunakan analisis laporan keuangan atau analisis rasio. Ross dkk. (2009:78) menyatakan bahwa rasio merupakan cara untuk membandingkan dan menyelidiki hubungan yang ada diantara berbagai bagian informasi keuangan. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah return on equity. Return on equity dipilih dikarenakan untuk
(42)
melihat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari modal investasi sendiri atau pinjaman.
� � = � � �� �
3.3.3. Variabel Moderator
Variabel moderator adalah faktor-faktor atau aspek-aspek yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan apakah variabel tersebut mengubah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel moderating yang digunakan dalam penelitian adalah ukuran perusahaan.
Ukuran perusahaan dapat dinyatakan pada total aset, log size, penjualan dan kapitalisasi pasar. Perusahaan besar memiliki risiko lebih rendah dibandingkan perusahaan kecil. Hal ini karena perusahaan besar memiliki kontrol yang lebih baik dari kondisi pasar, sehingga mereka mampu menghadapi persaingan ekonomi. Selain itu, perusahaan-perusahaan besar memiliki lebih banyak sumber daya untuk meningkatkan nilai perusahaan karena memiliki akses yang lebih baik ke sumber-sumber informasi eksternal daripada perusahaan kecil (Yunila, 2010). Sementara itu, ukuran perusahaan juga menentukan tingkat kepercayaan investor. Semakin besar perusahaan akan menghasilkan pada lebih dikenal oleh masyarakat, yang berarti semakin mudah untuk mendapatkan informasi yang akan meningkatkan nilai pemegang saham. Bahkan perusahaan besar yang memiliki total aset dengan nilai besar aset menarik investor untuk
(43)
berinvestasi di perusahaan. Dalam hal ukuran perusahaan dilihat dari total aset yang dimiliki oleh perusahaan, dapat digunakan untuk operasi perusahaan.
Ukuran perusahaan = Ln � � �
3.4. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi merupakan sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu, yang berada dalam suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang tergabung dalam Grup Mopoli Raya, dimana perusahaan tersebut memiliki laporan keuangan pada periode 2005 hingga 2013. Jumlah populasi perusahaan yang tergabung dalam Grup Mopoli Raya sebanyak 6 perusahaan.
Metode penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan pendekatan non probability sampling, khususnya metode purposive sampling yaitu teknik sampling dengan metode pengambilan sampel secara tidak acak tetapi berdasarkan atas tujuan dan kriteria tertentu. Adapun kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini adalah :
1. anak perusahaan yang berada di kebun wilayah timur, 2. anak perusahaan yang telah berusia lebih dari 10 tahun,
3. anak perusahaan yang mempunyai lebih banyak tanaman menghasilkan pada tahun 2014,
(44)
Setelah dilakukan penentuan kriteria sampel terhadap populasi, akhirnya didapatkan jumlah sampel sebanyak 6 anak perusahaan dari jumlah populasi sebanyak 13 perusahaan. Dibawah ini tabel 3.1 merupakan jumlah populasi penelitian yaitu sebanyak 13 perusahaan.
Tabel 3.1. Populasi Penelitian
No Nama Perusahaan 1 2 3 4
1 Penarun X - - X
2 PT. Alor Timur X - - X
3 PT. Dharma Agung X X X X
4 PT. Gading Bakti - - X X
5 PT. Mazdah X X X -
6 PT. Mopoli Raya Aceh Barat - X - X
7 PT. Perapen X X X X
8 PT. Puga Raya X X X X
9 PT. Sulaiman Saleh X X X X
10 PT. Sumber Asih X X X X
11 PT. Surya Mata Ie X X X X
12 PT. Teunggulun Raya X - - X
13 PT. Watu Gede Utama - - - X
Keterangan : X = Memenuhi kriteria
(45)
Tabel 3.2 dibawah ini merupakan perusahaan yang memenuhi kriteria yang digunakan sebagai sampel penelitian.
Tabel 3.2. Sampel Penelitian
No Grup Mopoli Raya
1 PT Sulaiman Saleh
2 PT Perapen
3 PT Puga Raya
4 PT Dharma Agung
5 PT Surya Mata Ie
6 PT Sumber Asih
Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 6 perusahaan dan tahun penelitian sebanyak 9 tahun. Maka total data adalah 54 data.
3.5. Jenis Data Penelitian
Jenis data yang peneliti gunakan dalam penulisan skripsi ini adalah data sekunder dari perusahaan yang tergabung dalam Grup Mopoli Raya. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua yang memiliki informasi atau data yang sudah jadi
3.6. Sumber Data Penelitian
Sumber data yang diambil dalam penelitian ini berasal laporan keuangan Grup Mopoli Raya yang telah diaudit dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2013.
(46)
3.7. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data yang didominasi oleh angka. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi, yaitu laporan keuangan yang telah dipublikasikan dalam periode pengamatan kemudian dikumpulkan, dicatat dan dikaji. Penelitian juga dilakukan dengan menggunakan studi kepustakaan yaitu dengan cara membaca, mempelajari literatur dan publikasi yang berhubungan dengan penelitian. Peneliti melakukan pengumpulan nama-nama perusahaan yang tergabung dalam grup Mopoli Raya yang memiliki laporan keuangan tahunan.
3.8. Teknik Analisis Data
Dalam melakukan analisis data digunakan metode deskriptif kuantitatif, yaitu dengan mengumpulkan, mengolah dan menginterpretasikan hasil yang diperoleh. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis statistik, yaitu uji asumsi klasik, pengujian hipotesis, analisis regresi berganda dan analisis regresi dengan variabel moderator.
3.8.1.Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis dan uji analisis regresi linear berganda, maka hal yang pertama dilakukan adalah uji asumsi klasik, yang bertujuan untuk mendapatkan nilai estimasi yang diperoleh bersifat BLUE (Best, Linear, Unbiased, and Estimator), yang artinya nilai estimator yang terbaik, estimator yang linear, dan estimator yang tidak bias, maka data-data yang digunakan dalam analisis regresi terlebih dahulu akan diuji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.
(47)
a. Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji ini berguna untuk tahap awal dalam metode pemilihan analisis data. Jika data normal, maka digunakan statistik parametrik, dan jika data tidak normal maka digunakan statistik nonparametrik atau lakukan treatment agar data normal. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal. Untuk melihat normalitas dapat dilakukan dengan melihat histogram atau pola distribusi data normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau dengan melihat histogram dari nilai residualnya. Dasar pengambilan keputusannya adalah:
1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau garis histogramnya menunjukkan pola berdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas,
2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan data berdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Dalam penelitian ini Peneliti menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) untuk menguji normalitas data. Uji K-S dibuat dengan membuat hipotesis:
H0 : data residual berdistribusi normal,
(48)
b. Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2009: 91), uji ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Multikolinieritas adalah situasi adanya korelasi variabel-variabel independen antara yang satu dengan yang lainnya. Jika terjadi korelasi sempurna diantara sesama variabel bebas, maka konsekuensinya adalah:
1. koefisien-koefisien regresi menjadi tidak dapat ditaksir,
2. nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi tak terhingga.
Ada tidaknya multikolinieritas dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF), serta dengan menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah jika nilai tolerance<0,1 atau sama dengan nilai VIF>10, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah didalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel pengganggu dari satu pengamatan dengan pengamatan yang lain. Menurut Ghozali (2009:125) Model regresi yang baik adalah yang homoskesdatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot. Analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi berganda tidak terdapat heteroskedastisitas jika:
(49)
2. titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau dibawah,
3. penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali,
4. penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.
d. Uji Autokorelasi
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi linear terdapat korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan periode t-1. Jika terjadi autokorelasi, maka terdapat problem autokorelasi. Menurut Ghozali (2009:99), autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series. Pada data cross section, masalah autokorelasi relatif tidak terjadi. Uji yang digunakan dalam penelitian untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi adalah dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW). Kriteria untuk penilaian terjadinya autokorelasi yaitu:
1. nilai D-W lebih kecil dari -2 berarti ada korelasi positif,
2. nilai D-W di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi, 3. nilai D-W lebih besar dari +2 berarti ada autokorelasi negatif.
3.8.2.Pengujian Hipotesis
a. Uji Statistik F (Uji Simultan)
Pengujian Hipotesis Distribusi F pada model regresi berganda dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Rumusan hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:
(50)
terima H0 (tolak Ha) bila Fhitung ≤ Ftabel, atau dapat dilihat dari nilai
signifikansinya apabila > 0.05; artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara serentak dari variabel bebas terhadap variabel terikat,
tolak H0 (terima Ha) bila Fhitung> Ftabel, atau dapat dilihat dari nilai
signifikansinya apabila < 0.05; artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara serentak dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
b. Uji Statistik t (Uji Parsial)
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Tujuan dari uji t adalah untuk menguji koefisien regresi secara individual.
Rumusan Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut:
H0 diterima bila ttabel > thitung, atau dapat dilihat dari nilai signifikansinya
apabila > 0.05; artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat,
Ha diterima bila thitung> ttabel,atau dapat dilihat dari nilai signifikansinya
apabila < 0.05; artinya terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat.
c. Pengujian Koefisien Determinan (R2 )
Pengujian koefisien determinan dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai koefisien determinan. Koefisien determinan (R2) merupakan besaran non negatif dan besarnya koefisien determinasi adalah ( ≤ � ≤ . Jika koefisien determinan bernilai 0, maka tidak ada hubungan antara variabel bebas
(51)
dengan variabel terikat. Sebaliknya jika koefisien determinan bernilai 1, maka ada keterikatan sempurna antara variabel bebas dengan variabel terikat.
Uji Determinasi, untuk melihat besarnya kontribusi pengaruh variabel bebas dan variabel terikat dapat dihitung dengan rumus:
D = r2 x 100 %.
3.8.3. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan dengan maksud meramalkan bagaimana keadaan (naik-turunnya) variabel dependen bila dua atau lebih variabel independen dimanipulasi (Sugiyono, 2006: 210). Analisis ini menggunakan teknik analisis statistik SPSS dengan metode analisis regresi linear berganda.Dalam model ini dinyatakan laporan audit wajar tanpa pengecualian dan audit report lag berpengaruh terhadap harga saham. Pengujian terhadap model tersebut dengan mengidentifikasi nilai dan probabilitas b1 adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2 X2+ e Dimana:
Y = Kinerja Keuangan X1 = Solvabilitas
X2 = Rentabilitas
a = Konstanta
b = Koefisien regresi e = Standard Error
(52)
3.8.4. Analisis Regresi dengan Variabel Moderating
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk melakukan uji regresi dengan variabel moderator adalah Moderated Regression Analysis atau uji interaksi. Menurut Ghozali (2009:164), Moderated Regression Analysis (MRA) merupakan aplikasi khusus regresi berganda linear dimana dalam persamaan regresinya mengandung unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen) dengan rumus persamaan sebagai berikut :
Y = a1+ b1X1+ b3X3+ b5X1X3+ e1
Y = a2+ b2X2+ b4X3+ b6X2X3+ e2
Dimana :
Y = Kinerja Keuangan a = Konstansta
b = Koefisien regresi X1 = Solvabilitas
X2 = Rentabilitas
X3 = Ukuran Perusahaan
e = Standard error
Jika variabel X3merupakan variabel moderating, maka koefisien b5 dan b6 harus signifikan pada tingkat signifikansi yang ditentukan. Apabila variabel X3
semakin tinggi maka akanberpengaruh terhadap tingginya variabel Y.
3.9. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada anak perusahaan yang tergabung dalam Grup Mopoli Raya. Adapun waktu bagi peneliti melakukan penelitian ini yaitu mulai
(53)
dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan April 2015, dimana ada kesenjangan waktu oleh peneliti untuk mengolah data penelitian.
Tabel 3.3. Jadwal Penelitian Tahapan Penelitian Nov 2014 Des 2014 Jan 2015 Feb 2015 Mar 2015 Apr 2015 Mei 2015 Juni 2015 Juli 2015 Pengajuan Judul Penyelesaian Proposal Bimbingan Proposal Seminar Proposal Pengumpulan Data Bimbingan Skripsi Penyampaian Hasil Penelitian
(54)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Statistik Deskriptif
Pada bagian ini akan digambarkan data dari masing-masing variabel yang telah diolah berdasarkan nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standar deviasi dari masing-masing variabel. Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel independen yaitu Debt to Equity Ratio (X1), Profit Margin (X2), dan Return on Equity (Y), dengan variabel moderasi yakni Ukuran Perusahaan yang diukur dengan Lntotalasset. Hasil pengujian statistik deskriptif dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
DER 54 .02 4.63 1.3160 1.19713
PROFIT 54 .12 .64 .3422 .14001
ROE 54 .01 .62 .2852 .13964
SIZE 54 14.33 18.21 16.4578 .99672
Valid N (listwise) 54
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (Mei 2015)
Berdasarkan pengujian statistik deskriptif pada Tabel 4.1 dapat dijelaskan bahwa:
1. Nilai rata-rata DER adalah 1.3160 dengan standar deviasi 1.19713, nilai maksimum 4.63, dan nilai minimum sebesar 0.02.
2. Nilai rata-rata Profit Margin adalah 0.3422 dengan standar deviasi 0.14001, nilai maksimum 0.64 dan nilai minimm 0.12.
(55)
3. Nilai rata-rata ROE adalah 0.2852 dengan standar deviasi 0.13964, nilai maksimum 0.62 dan nilai minimum 0.01
4. Nilai rata-rata ukuran perusahaan adalah 16.4578 dengan standar deviasi 0.99672, nilai maksimum 18.21, dan nilai minimum 14.33.
4.1.2 Analisis Regresi tanpa Variabel Moderasi
Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang digunakan dalam sebuah penelitian. Hal ini dilakukan agar diperoleh model analisis yang tepat untuk digunakan dalam penelitian ini. Adapun uji asumsi klasik yang dilakukan meliputi; Uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi.
4.1.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan memiliki distribusi normal atau mendekati normal dengan melihat normal probability plot. Uji normalitas yang pertama dilakukan adalah berdasarkan grafik secara histogram yang terlihat pada gambar 4.1.
(56)
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (Mei 2015)
Gambar 4.1
Gambar Grafik Histogram (Data Asli)
Berdasarkan gambar 4.1 terlihat bahwa pola distribusi normal, akan tetapi jika kesimpulan normal atau tidaknya data hanya dilihat dari grafik histogram, maka hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode lain yang digunakan dalam analisis grafik adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang akan menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Uji normalitas dengan melihat normal probability plot dapat dilihat dalam gambar 4.2 berikut:
(57)
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (Mei 2015) Gambar 4.2
Normal Probability Plot (Data Asli)
Berdasarkan grafik profitabilitas pada gambar 4.2 di atas menunjukkan bahwa data telah terdistribusi secara normal karena distribusi data residualnya mengikuti arah garis diagonal (garis normal). Pengujian normalitas data secara analisis statistik dapat dilakukan dengan melakukan uji Kolmogorov-Smirnov. Data yang terdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai signifikansi di atas 0.05. Sedangkan, data yang tidak berdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai signifikansi dibawah 0.05 (Ghozali,2007:12).
(58)
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 54
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .09436253
Most Extreme Differences
Absolute .076
Positive .076
Negative -.065
Kolmogorov-Smirnov Z .557
Asymp. Sig. (2-tailed) .915
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (Mei 2015)
Berdasarkan hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov (Data Asli) diatas, terlihat bahwa data telah terdistribusi dengan normal yang mana terlihat bahwa nilai signifikansi diatas 0.05 yaitu sebesar 0.915 dan nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0.557.
4.1.2.2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear antara variabel independen dalam model regresi dimana prasyarat dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Pada uji multikolinearitas ini dapat dilihat melalui nilai inflation factor (VIF) dan Tolerance.
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel
Collinearity Statistics
Keputusan
Tolerance VIF
DER .998 1.002 Tidak terjadi Multikolinearitas
PROFIT .998 1.002 Tidak terjadi Multikolinearitas
(59)
Berdasarkan aturan Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance, apabila VIF melebihi angka 10 atau Tolerance kurang dari 0.10 maka dinyatakan terjadi gejala multikolinearitas, sebaliknya apabila VIF kurang dari 10 atau Tolerance lebih dari 0.10 maka dinyatakan tidak terjadi gejala multikolinearitas. Dalam penelitian ini data yang digunakan dalam uji multikolinearitas ini adalah data dari variabel independen. Berdasarkan tabel 4.3. diatas diketahui masing-masing nilai VIF berada dibawah 10, dan nilai Tolerance diatas 0.1, maka dapat dipastikan data dari variabel independen tidak terjadi multikolinearitas.
4.1.2.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas, dan jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain berbeda disebut heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat grafik scatterplot, dengan dasar analisis (Ghozali, 2005:139).
1. Jika pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
(60)
Hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik scatterplot ditunjukkan pada gambar 4.3 berikut:
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (Mei 2015) Gambar 4.3 Grafik Scatterplot
Pada grafik scatterplot diatas, terlihat titik-titik menyebar secara acak, serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat gejala heteroskedastisitas pada model regresi yang digunakan.
4.1.2.4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah sebuah model regresi terdapat korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 atau sebelumnya (Ghozali, 2005). Jika terjadi korelasi dinamakan ada masalah autokorelasi. Untuk mendeteksi ada atau
(61)
tidaknya autokorelasi, peneliti menggunakan Durbin-Watson (DW test). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Pengambilan keputusan pada asumsi ini memerlukan dua nilai bantu yang diperoleh dari tabel Durbin Watson, yaitu nilai dl dan du untuk K = jumlah variabel bebas dan n = jumlah sampel. Jika nilai DW berada diantara nilai du hingga (4 -du), berarti asumsi tidak terjadi autokorelasi terpenuhi. Adapun kriteria dalam penentuan autokorelasi adalah sebagai berikut :
1) Jika Dw < Dl atau Dw > 4-Dl maka terdapat autokorelasi.
2) Jika Dl < Dw < Du atau 4-Du < Dw < 4-Dl maka status autokorelasi tidak dapat dijelaskan (inconclusive).
3) Jika Du < Dw < 4-Du maka tidak terjadi autokorelasi (Non Autokorelasi).
Tabel 4.5 digunakan untuk melihat nilai Durbin Watson yang didapat dengan menggunakan bantuan SPSS Versi 20. Tabel DW menunjukkan bahwa dengan n = 54, K = 2, maka akan diperoleh nilai dl = 1.4851 dan du = 1.6383 dan 4-du = (4 – 1.6383 ) = 2.3617.
Hasil pengujian autokorelasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5
Uji Autokorelasi dengan Durbin-Watson
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .737a .543 .525 .09619 1.725
a. Predictors: (Constant), PROFIT, DER b. Dependent Variable: ROE
(62)
Berdasarkan hasil pengujian Durbin-Watson dengan menggunakan SPSS maka diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 1.6383 < 1.725 < 2.3617 yang berarti berdasarkan kriteria Durbin-Watson hasil tersebut tidak terjadi autokorelasi.
4.1.2.5 Model Regresi Berganda
Hasil regresi linear berganda pengaruh solvabilitas dan rentabilitas terhadap kinerja keuangan dengan ukuran perusahaan sebagai variabel moderating pada Grup Mopoli Raya yang ditunjukkan pada tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6 Hasil Analisis Regresi
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .103 .037 2.763 .008
DER -.037 .011 -.320 -3.378 .001
PROFIT .676 .094 .678 7.158 .000
a. Dependent Variable: ROE
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (Mei 2015)
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda yang digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel dependen. Persamaan regresi dapat dilihat dari tabel hasil uji coefficients. Pada tabel coefficients yang dibaca adalah nilai dalam kolom B pada baris pertama menunjukkan konstanta (a) dan baris selanjutnya menunjukkan konstanta variabel independen. Berdasarkan tabel 4.6 diatas maka model regresi yang digunakan adalah sebagai berikut:
ROE = 0.103 – 0.037DER + 0.676PROFIT + e
Dari persamaan regresi tersebut diatas maka dapat dianalisis sebagai berikut:
(63)
a. Konstanta sebesar 0.103 yang berarti apabila DER dan PROFIT adalah tidak ada maka Profitabilitas yang diukur dengan ROE adalah 0.103
b. Koefisien regresi Debt to Equity Ratio sebesar (0.037) menyatakan bahwa apabila variabel Debt to Equity Ratio ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka Profitabilitas yang diukur dengan ROE akan menurun sebesar 0.037 satuan.
c. Koefisien regresi Profit sebesar 0.676 menyatakan bahwa apabila variabel Proft ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka profitabilitas yang diukur dengan ROE akan meningkat sebesar 0.676 satuan.
4.1.2.6 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien determinasi (R2) ini digunakan untuk menggambarkan kemampuan model menjelaskan variasi yang terjadi dalam variabel dependen (Ghozali, 2005). Koefisien determinasi (R2) dinyatakan dalam persentase. Nilai yang mendeakati satu berarti variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Besarnya nilai koefisien determinasi (R2) dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:
Tabel 4.7
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .737a .543 .525 .09619 1.725
a. Predictors: (Constant), PROFIT, DER b. Dependent Variable: ROE
(64)
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan koefisien korelasi R dan koefisien determinasi (R Square). Nilai R menunjukkan tingkat hubungan antar variabel-variabel independen dengan variabel-variabel dependen. Dari hasil olah data diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0.737 atau sebesar 73.7% artinya hubungan antara variabel solvabilitas yang diukur menggunakan Debt to Equity Ratio dan Rentabilitas yang diukur menggunakan Profit Margin terhadap Profitabilitas yang diukur menggunakan Return On Equity adalah erat.
Berdasarkan tabel diatas ditunjukkan nilai R Square. Dari hasil perhitungan nilai R Square sebesar 0.543 atau sebesar 54.3% artinya 54.3% variabel Return on Equity dipengaruhi oleh Debt to Equity Ratio dan Profit Margin.
4.1.2.7 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t)
Uji t dilakukan untuk menguji pengaruh pada masing-masing variabel independen solvabilitas yang diukur menggunakan Debt to Equity Ratio dan Rentabilitas yang diukur menggunakan Profit Margin terhadap Profitabilitas yang diukur menggunakan Return On Equity. Untuk menguji pengaruh parsial tersebut dapat dilakukan dengan cara berdasarkan nilai signifikansi. Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 atau 5% maka hipotesis yang diajukan diterima atau dikatakan signifikan namun apabila nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 atau 5% maka hipotesis ditolak atau dikatakan tidak signifikan. Hasil uji t dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:
(65)
Tabel 4.8 Hasil Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .103 .037 2.763 .008
DER -.037 .011 -.320 -3.378 .001
PROFIT .676 .094 .678 7.158 .000
a. Dependent Variable: ROE
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS (Mei 2015)
Berdasarkan Tabel 4.8, maka hasil regresi berganda dapat menganalisis pengaruh dari variabel independen solvabilitas yang diukur menggunakan Debt to Equity Ratio dan Rentabilitas yang diukur menggunakan Profit Margin terhadap Profitabilitas yang diukur menggunakan Return On Equity.
Harga t hitung yang ada selanjutnya dibandingkan dengan harga t tabel. Untuk kesalahan 5 % uji dua pihak dan dk = n – 2 = 52, maka diperoleh t tabel = 1.674 Adapun kriteria penerimaan hipotesis adalah sebagai berikut :
Ho (Hipotesis Nol) : = 0 (tidak ada pengaruh) Ha (Hipotesis Alternatif) : ≠ 0 (ada pengaruh)
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa nilai t hitung variabel Debt to Equity Ratio adalah sebesar -3.378 < t tabel 1.674 dengan nilai signifikansi 0.001 < 0.05 yang berarti bahwa variabel Debt to Equity Ratio memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap Return On Equity.
Berdasarkan Tabel 4.7 dapat juga disimpulkan bahwa nilai t hitung variabel Profit Margin adalah sebesar 7.158 > t tabel 1.674 dengan nilai
(1)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 54
Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std. Deviation .09436253
Most Extreme Differences
Absolute .076
Positive .076
Negative -.065
Kolmogorov-Smirnov Z .557
Asymp. Sig. (2-tailed) .915
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
(2)
3
HASIL UJI ANALISIS REGRESI DENGAN VARIABEL
MODERASI
Model Summaryb Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .744a .554 .527 .09604 1.738
a. Predictors: (Constant), PROFITSIZE, Zscore(PROFIT), Zscore(DER) b. Dependent Variable: ROE
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression .572 3 .191 20.684 .000b
Residual .461 50 .009
Total 1.034 53
a. Dependent Variable: ROE
b. Predictors: (Constant), PROFITSIZE, Zscore(PROFIT), Zscore(DER)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) .307 .024 12.934 .000
Zscore(DER) -.038 .015 -.270 -2.574 .013
Zscore(PROFIT) .097 .013 .697 7.246 .000
(3)
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
(Constant)
Zscore(DER) .809 1.237 Zscore(PROFIT) .965 1.037 PROFITSIZE .783 1.278
a. Dependent Variable: ROE
Coefficient Correlationsa
Model PROFITSIZE Zscore(PROFIT) Zscore(DER)
1
Correlations
PROFITSIZE 1.000 -.184 -.436
Zscore(PROFIT) -.184 1.000 .042
Zscore(DER) -.436 .042 1.000
Covariances
PROFITSIZE .000 -4.438E-005 .000
Zscore(PROFIT) -4.438E-005 .000 8.288E-006
Zscore(DER) .000 8.288E-006 .000
a. Dependent Variable: ROE
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Eigenvalue Condition Index
Variance Proportions
(Constant) Zscore(DER) Zscore(PROFIT)
1
1 1.851 1.000 .07 .02 .01
2 1.039 1.335 .03 .34 .44
3 .958 1.390 .01 .40 .52
(4)
Collinearity Diagnosticsa
Model Dimension Variance Proportions PROFITSIZE
1
1 .08
2 .00
3 .00
4 .92
a. Dependent Variable: ROE
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value .0439 .4863 .2852 .10392 54
Std. Predicted Value -2.322 1.935 .000 1.000 54 Standard Error of Predicted
Value
.016 .050 .025 .008 54
Adjusted Predicted Value -.0189 .4776 .2848 .10707 54
Residual -.15880 .17220 .00000 .09328 54
Std. Residual -1.654 1.793 .000 .971 54
Stud. Residual -1.698 2.094 .002 1.019 54
Deleted Residual -.16751 .23497 .00042 .10303 54 Stud. Deleted Residual -1.732 2.171 .004 1.030 54
Mahal. Distance .448 13.178 2.944 2.834 54
Cook's Distance .000 .400 .028 .061 54
Centered Leverage Value .008 .249 .056 .053 54
(5)
(6)